Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Selvia Tina Tarigan (220410064)
2. Putri Dorasi Hutagaol (220410052)
FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan dengan judul
“Ciri Dan Ketrampilan Manajerial”. Kami berterima kasih kepada teman-teman yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan tugas ini , terlebih khusus nya kepada dosen yang telah membantu
dalam perkuliahan Mata kuliah Kepemimpinan
Semoga dengan tugas ini, dapat bermanfaat bagi kami khususnya pembaca pada umumnya.
Namun, kami menyadari dalam pembuatan tugas masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan tugas ini. Terima kasih.
Kelompok 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dimanapun seorang pemimpin berperan, apakah ia sebagai pemimpin di sektor public
(lembaga pemerintahan atau swasta) maupun pemimpin di sektor bisnis (perusahaan negara atau
swasta), ataukah ia sebagai pemimpin organisasi nirlaba dan organisasi laba, maka mereka tetap
membutuhkan kepemimpinan yang diperlukan untuk membawa keberhasilan organisasinya ke
depan. Dengan menyebut secara eksplisit kedua kata, yakni kata “kepemimpinan” dan kata
“manajemen”, dimaksudkan agar keduanya dibedakan. Kepemimpinan merupakan kegiatan
menginspirasi, memotivasi, menetapkan visi dan arah, berpikir strategik, dan memberi jalan keluar
terbaik bagi tim kerja dan organisasinya.
Sedangkan manajemen menangani semua mata rantai operasi bisnis sehari-hari. Yang
jelas, untuk sukses seseorang harus melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya sesuai posisi
yang dimilikinya jika ia ingin berhasil. Kebutuhan akan kepemimpinan dan keterampilan
manajerial semakin mendesak khususnya dalam masa menghadapi ketidakpastian ekonomi,
kondisi politik yang terus berubah, dan kebutuhan konstan untuk berbuat lebih banyak. Dewasa
ini konsultan kepemimpinan tumbuh lebih banyak, dibarengi dengan melimpahnya buku tentang
bisnis, dengan pembahasan tak berujung tentang manfaat dari kepemimpinan dan manajemen.
Untuk itu sebaiknya mari kita fokus pada apa yang kita anggap paling penting, yaitu bagaimana
membangun kemampuan secara terpadu, baik dalamkepemimpinan dan keterampilan manajemen,
serta seni mengkombinasikan dan memainkan keduanya dimana hal ini masuk dalam hakikat dari
ciri dan keterampilan manajerial.
Terdapat cukup banyak bukti bahwa ciri ditentukan bersama oleh belajar dan suatu
kapasitas yang diwariskan untuk memperoleh kepuasan bagi jenis rangsangan atau pengalaman
tertentu (Bouchard, Lykken, McGue, Segal & Tellegen, 1990). Beberapa macam ciri mungkin
dipengaruhi oleh belajar (nilai, kebutuhan sosial) daripada yang lainnya (temperamen, kebutuhan
psikologis).
Istilah keterampilan mengacu kepada kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam cara
yang efektif. Keterampilan ditentukan bersama dengan belajar dan keturunan. Keterampilan dapat
didefinisikan secara abstraksi dan umum. (kecerdasan, keterampilan hubungan antar pribadi)
hingga secara sempit dan spesifik (pertimbangan verbal, kemampuan persuasif)
Kita asumsikan bahwa manajer adalah seorang yang mengarahkan aktivitas dari orang lain
dan mengambil tanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan (objective) melalui usaha
tersebut maka manajer yang sukses biasanya adalah mereka mempunyai 3 (tiga) faktor
keterampilan yang didefenisikan secara luas yaitu :
Tabel 2.1 Taksonomi Tiga Faktor Dari Keterampilan
2. Keterampilan antar- Pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses hubungan antar
pribadi pribadi.Kemampuan untuk memahami perasaan, sikap, dan motif
orang lain dari apa yang mereka katakan dan lakukan. Contoh :
empati dan sensitivitas sosial.
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif.
Contoh : Kefasihan bicara dan persuasif.
Kemampuan untuk membuat hubungan yang efektif dan
kooperatif.
Contoh..: kebijaksanaan,diplomasi, keterampilan mendengarkan,
pengetahuan tentang perilaku sosial yang dapat diterima
Dalam penelitian awal ini banyak peneliti kepemimpinan membandingkan pemimpin dengan
yang bukan pemimpin atau menguji atribut dari para pemimpin yang bermunculan dalam
kelompok yang baru terbentuk.
A. Penelitian Stogdill Tahun 1904-1948
Pada penelitian ini meninjau 124 studi tentang ciri yang dilakukan pemimpin dan menemukan
bahwa pola hasil konsisten dengan konsepsi mengenai seorang pemimpin sebagai orang yang
memperoleh status melalui demonstrasi, kemampuan untuk memudahkan upaya kelompok dalam
mencapai sasarannya. (ciri yang relevan meliputi kecerdasan, kewaspadaan terhadap kebutuhan
orang lain, memahami tugasnya, inisiatif dan kegigihan dalam menghadapi masalah, keyakinan
dan kendali).Tinjauan itu gagal mendukung dasar pikiran mengenai pendekatan ciri bahwa
seseorang harus memiliki sekumpulan ciri yang khusus untuk menjadi pemimpin yang berhasil.
Stogdill menyimpulkan : “seseorang tidak menjadi pemimpin karena kebijaksanaan dari
kepemilikan kombinasi beberapa ciri dan pola karakteristik pribadi dari pemimpin harus memiliki
hubungan yang relevan dengan karakteristik, aktivitas dan sasaran dari para pengikutnya.
Tabel 2.2 Ciri Dan Keterampilan Yang Membedakan Anatara Pemimpin Dan Bukan Pemimpin
Ciri Keterampilan
• Dapat beradaptasi dengan situasi ▪ Pandai (cerdas)
• Waspada terhadap lingkungan sosial ▪ Terampil secara konseptual
• Ambisius, berorientasi keberhasilan ▪ Kreatif
• Asertif ▪ Diplomatis dan Bijaksana
• Kooperatif ▪ Fasih berbicara
• Tegas ▪ Memiliki pengetahuan tentang
pekerjaan
• Dapat diandalkan ▪ Teratur (mempunyai kemampuan
• Dominan (motivasi terhadap kekuasaan) Administratif)
• Berenergi (tingkat aktivitasnya tinggi) ▪ Persuasif
• Gigih (mempunyai kekuatan dan kegigihan ▪ Terampil secara sosial
dalam mengejar sasaran)
• Keyakinan diri (mempunyai keyakinan diri dan
rasa identitas pribadi)
• Toleran terhadap tekanan (kesiapan untuk
menyerap tekanan antarpribadi dankesediaan
untuk bertoleransi terhadap frustasi dan
penundaan)
• Bersedia untuk mengambil tanggung jawab
(mempunyai dorongan yang kuat akantanggung
jawab dan penyelesaian tugas)
Berdasarkan pada stogdill (1974) Kemungkinan bahwa pemimpin akan efektif, tetapi ciri
dan keterampilan itu bukan penjamin keefektifan. Pemimpin dengan ciri tertentu bisa efektif pda
satu situasi tetapi tidak efektif pada situasi yang lain. Selain itu, dua pemimpin dengan pola ciri
yang berbeda bisa sukses di situasi yang sama.
Model motivasi ini ditemukan diberbagai lini organisasi, baik staf maupun manajer.
Beberapa karyawan memiliki karakter yang merupakan perpaduan dari model motivasi tersebut.
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam
suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk
ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada
teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.
McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan
untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.
n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk
berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-
ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi.
Penelitian Miner mencakup banyak kajian tentang motivasi dan promosi manajerial (Miner, 1978,
1985). Dalam organisasi birokratis yang besar, kurelasi yang signifikan telah ditemukan antara nilai umum
manajer tertentu atas motivasi dan promosi manajerial ke tingkat manajemen yang lebih tinggi Subskala
motivasi tertentu yang berkorelasi secara paling konsisten dengan promosi mencakup keinginan untuk
menjalankan kekuasaan (sama dengan kebutuhan akan kekuasaan), keinginan untuk bersaing dengan rekan
sejawat (sama dengan kebutuhan akan keberhasilan), dan kap positif terhadap orang yang memiliki
wewenang Keinginan untuk berada di atas grup, untuk melakukan fungsi administrasi yang rutin, dan tegas
secara aktif tidaklah terlalu berguna untuk memprediksikan kemajuan.