Anda di halaman 1dari 11

Kompetensi

Menurut Boyatzis (1982) dalam Sudarmanto (2015:51-53) komponen-komponen


kompetensi terdiri dari :
1. Motive (dorongan): “perhatian berulang terhadap pernyataan tujuan, atau kondisi, yang
muncul dalam bayangan yang mendorong, memerintahkan atau menyeleksi perilaku
individu” (McClelland, 1971, Boyatzis, 1982). Contoh dari motive ini adalah kebutuhan atau
dorongan berprestasi, kebutuhan atau dorongan berkuasa.
2. Traits (ciri, sifat, karakter pembawaan), merupakan pemikiran-pemikiran dan aktivitas
psikomotorik yang berhubungan dengan kategori umum dari kejadian-kejadian. Sebagai
contoh, orang yang percaya bahwa dirinya berada dalam pengendalian masa depan dan
nasibnya, maka dikatakan memiliki traits of efficacy. Ketika orang tersebut menghadapi
masalah atau isu-isu dalam aspek hidup, mereka akan mengambil inisiatif untuk
memecahkan masalah atau mengetahui isu-isu itu. Contoh dari sikap ini adalah sikap
berani mengambil inisiatif mengambil resiko.
3. Self image (citra diri) meupakan persepsi orang terhadap dirinya dan evaluasi tehadap
citranya tersebut. Definisi self image ini termasuk di dalamnya self concept (konsep diri)
dan self esteem (harga diri).
4. Social rate (peran sosial) merupakan persepsi orang terhadap seperangkat norma sosial
perilaku yang diterima dan dihargai oleh kelompok sosial atau organisasi yang memilikinya.
5. Skills (keterampilan) merupakan kemampuan yang menunjukkan sistem atau urutan
perilaku yang secara fungsional berhubungan dengan pencapaian tujuan kinerja. Skill juga
merupakan kapabilitas seseorang yang secara fungsional dapat efeltif atau tidak efektif
dalam situasi pekerjaan. Hasil dari skill adalah sesuatu yang dapat dilihat dan diukur.
Sebagai contoh kemampuan perencanaan. Seseorang yang memiliki skill ini dapat
mengidentifikasi urutan atau tindakan tertentu yang diambil dalam mencapai sasaran
tertentu.
Sedangkan menurut Spencer (1993) dalam Sudarmanto (2015:53), komponen-komponen
kompetensi mencakup beberapa hal berikut :
1. Motives adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau dikehendaki seseorang yang
menyebabkan tindakan. Motif menggerakkan, mengarahkan, dan menyeleksi perilaku
terhadap kegiatan atau tujuan tertentu dan menjauh dari yang lain.
2. Traits adalah karakteristik-karakteristik fisik dan respons-respons konsisten terhadap
berbagai situasi atau informasi.
3. Self concept adalah sikap, nilai, dan citra diri seseorang.
4. Knowledge adalah pengetahuan atau informasi seseorang dalam bidang spesifik tertentu.
5. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas fisik tertentu atau tugas mental
tertentu.
Dari komponen-komponen tersebut, keterampilan dan pengetahuan sifatnya dapat
dilihat (visible) dan mudah dikembangkan dalam program pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia, sedangkan citra diri, watak, motif sifatnya tidak tampak (hidden) dan
lebih sulit untuk dikembamgkan melalui program pelatihan dan pengembangan SDM.
2.1.3.3 Model, Tipe dan Tingkatan Kompetensi
Model Kompetensi Menurut Wibowo (2010:327-335) menjelaskan perilaku-perilaku yang
terpenting yang diperlukan untuk kinerja unggul dalam posisi, peran atau fungsi yang spesifik,
yang bisa terdiri dari beberapa atau berbagai kompetensi. Kompetensi yang dimaksud misalnya
bidang akademik, pekerjaan dan sosial seperti kompetensi dalam bidang komunikasi,
pemecahan masalah, berpikir kritis dan kreatif, komputer, belajar mandiri, kedisiplinan,
perkembangan diri dan sosial, teamwork dan team leader, multicultural, dan sebagainya.
Terdapat beberapa model kompetensi menurut kepentingannya yaitu :
1. Model kompetensi untuk leadership dan coordinator.
Model kompetensi untuk kepemimpinan dan koordinator pada dasarnya sama dan
meliputi: komitmen pada pembelajaran berkelanjutan, orientasi pada pelayanan
masyarakat, berfikir konseptual, pengambilan keputusan, mengembangkan orang lain,
standar profesionalisme tinggi, dampak dan pengaruh, inovasi, kepemimpinan, kepedulian
organisasi, orientasi pada kinerja, strategi bisnis, kerjasama tim, dan keberagaman.
2. Model Kompetensi experts dan support.
Meliputi komitmen atas pembelajaran berkelanjutan, orientasi pada pelayanan
masyarakat, peduli atas ketepatan dan hal-hal detail, berfikir kreatif dan inovatif,
fleksibilitas, standar profesionalisme tinggi, perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi,
pemecahan masalah, orientasi poada kinerja, orientasi pada pelayanan, kerjasama tim dan
keberagaman.
Sementara itu, Michael Zwell (2000:218) membedakan kompetensi menurut posisi dan
menurut posisi dan menurut tingkat dan fungsi kerja sedangkan tingkat dan fungsi kerja
dibedakan lagi antara superior dan bukan superior serta antara mitra dan superior.
Kompetensi menurut posisinya dapat berupa kepemimpinan kependidikan, manajemen
sekolah, kepedulian, dan pelibatan masyarakat, kepemimpinan visioner dan manajemen
perubahan, penentuan prioritas, perencanaan dan pengorganisasian, komunikasi,
mempengaruhi dan memotivasi, sensitivitas antar pribadi dan orientasi pada hasil.
Kompetensi menurut tingkat dan fungsi kerja yang membedakan antara superior dan
bukan superior meliputi kompetensi yang berkenaan dengan mempengaruhi, mengembangkan
orang lain, kerjasama, mengelola kinerja, orientasi pada hasil, perbaikan berkelanjutan,
berkembangnya inisiatif, membangun fokus dan kepedulian pada kualitas.
Sementara itu, kompetensi menurut tingkat dan fungsi kerja yang membedakan antara
mitra dan superior, meliputi kompetensi yang berkenaan dengan orientasi pada
kewirausahaan, berpikir konseptual, inovasi, berpikir analitis, kualitas keputusan, orientasi pada
pelayanan dan komunikasi.
Ada beberapa tipe kompetensi menurut Wibowo (2010:328-330) antara lain:
1. Planning Competency, dikaitkan dengan tindakan tertentu seperti menetapkan tujuan,
menilai risiko, dan mengembangkan urutan tindakan untuk mencapai tujuan.
2. Influence Competency, dikaitkan dengan tindakan seperti mempunyai dampak pada orang
lain, memaksa melakukan tindakan tertentu atau membuat keputusan tertentu, dan
member inspirasi untuk bekerja menuju tujuan organisasional. Kedua tipe kompetensi ini
melibatkan aspek yang berbeda dan perilaku manusia. Kompetensi secara tradisional
dikaitkan dengan kinerja yang sukses.
3. Communication Competency, dalam bentuk kemampuan berbicara, mendengarkan orang
lain, komunikasi tertulis dan nonverbal.
4. Interpersonal Competency, meliputi empati, membangun consensus, networking, persuasi,
negosiasi, diplomasi, manajemen konflik, menghargai orang lain, dan menjadi team player.
5. Thinking Competency, berkenaan dengan berpikir strategis, berpikir analitis, berkomitmen
terhadap tindakan, memerlukan kemampuan kognitif, mengidentifikasi mata rantai dan
membangkitkan gagasan kreatif.
6. Organizational Competency, meliputi kemampuan merencanakan pekerjaan,
mengorganisasi sumberdaya, mendapatkan pekerjaan dilakukan, mengukur kemajuan, dan
mengambil risiko yang diperhitungkan.
7. Human Resources Management Competency, merupakan kemampuan dalam bidang team
building, mendorong partisipasi, mengembangkan bakat, mengusahakan umpan balik
kinerja, dan menghargai keberagaman.
8. Leadership Competency, merupakan kompetensi meliputi kecakapan memosisikan diri,
pengembangan organisasional, mengelola transisi, orientasi strategis, membangun visi,
merencakan masa depan, menguasai perubahan, dan memelopori kesehatan tempat kerja.
9. Client Service Competency, merupakan kompetensi berupa mengidentifikasi dan
menganalisis pelanggan, orientasi pelayanan dan pengiriman, bekerja dengan pelanggan,
tindak lanjut dengan pelanggan, membangun partnership, dan berkomitmen terhadap
kualitas.
10. Business Competency, merupakan kompetensi yang meliputi manajemen finansial,
keterampilan pengambilan keputusan bisnis, bekarja dalam sistem, menggunakan
kertajaman bisnis, dan membangkitkan pendapatan.
11. Self Management Competency, kompetensi berkaitan dengan menjadi motivasi diri,
bertindak dengan percaya diri, mengelola pembelajaran sendiri, mendemonstrasikan
fleksibilitas, dan berinisiatif.
12. Technical/Operational Competency, kompetensi berkaitan dengan mengerjakan tugas
kantor, bekerja dengan teknologi computer, menggunakan peralatan lain,
mendemonstrasikan keahlian teknis dan professional, dan membiasakan bekerja dengan
data dan angka.
Kategori Kompetensi menurut Michael Zwell (2000:250 dalam Wibowo (2010:330-331),
yang terdiri dari :
1. Task Achievement, merupakan kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik meliputi
orientasi pada hasil, mengelola kinerja, mempengaruhi, inisiatif, efisiensi produksi,
fleksibilitas, inovasi, peduli pada kualitas, perbaikan berkelanjutan, dan keahlian teknis.
2. Relationship, merupakan kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi dan bekerja
baik dengan orang lain dan memuaskan kebutuhannya meliputi kerjasama, orientasi pada
pelayanan, kepedulian antarpribadi, kecerdasan organisasional, membangun hubungan,
penyelesaian konflik, perhatian pada komunikasi dan sensivitas lintas budaya.
3. Personal Atribute, merupakan kompetensi intrinsik individu dan menghubungkan
bagaimana orang berpikir, merasa belajar, dan berkembang meliputi integritas dan
kejujuran, pengembangan diri, ketegasan, kualitas keputusan, manajemen stress, berpikir
analitis, dan berfikir konseptual.
4. Managerial, merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan pengelolaan,
pengawasan, dan mengembangkan orang meliputi memotivasi, memberdayakan, dan
mengembangkan orang lain.
5. Leadership, merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi, dan
orang lain untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi meliputi kepemimpinan
visioner, berpikir strategis, orientasi kewirausahaan, manajemen perubahan, membangun
komitmen organisasional, membangun fokus dan maksud, dasar-dasar, dan nilai-nilai.
Sementara itu Spencer dan Spencer (1993:19) dalam Wibowo (2010:331-332) menyusun
sebagai cluster atau kelompok kompetensi dalam enam cluster sebagai berikut :
1. Achievement dan action, merupakan cluster yang terdiri dari orientasi terhadap prestasi,
perhatian terhadap order, kualitas dan akurasi, inisiatif dan pencarian informasi.
2. Helping human service, merupakan cluster yang terdiri dari pemahaman secara
interpersonal dan orientasi terhadap pelayanan pelanggan.
3. Impact and influence, merupakan cluster yang terdiri dari dampak, dan pengaruh,
kewaspadaan organisasi, dan membangun hubungan baik.
4. Managerial, merupakan cluster yang terdiri dari pengembangan orang lain, pengarahan,
ketegasan dan penggunaan kekuasaan berdasarkan posisi, teamwork dan kerjasama,
teamleadership.
5. Cognitif, merupakan cluster yang terdiri dari pemikiran analitis, pemikiran konseptual,
keahlian teknis/professional/menajerial.
6. Personal Effectivennes, merupakam cluster yang terdiri dari pengendalian diri, percaya diri,
fleksibilitas, komitmen terhadap organisasi.
Tingkat Kompetensi dikemukakan oleh Spencer dan Spencer (1993:11) seperti gunung es
dimana ada yang tampak di permukaan, tetapi ada pula yang tidak terlihat di permukaan
sebagaimana gambar 2.2 berikut :

SKILL KNOWLEDGE Behaviour Tools

SOCIAL Role : Image Attitude


SELF IMAGE
TRAITS Personal
MOTIVE Characteristic

Gambar 2.2
Tingkat Kompetensi
Sumber : Spencer dan Spencer (1993:110) dalam Wibowo (2010:333).

Tingkatan kompetensi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkatan yaitu :


1. Behavioral Tools.
a. Knowledge, merupakan informasi yang digunakan orang dalam bidang tertentu,
misalnya membedakan antara akuntan senior dan junior.
b. Skill, merupakan kemampuan orang untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya
mewawancara dengan efektif, dan menerima pelamar yang baik. Skill menunjukkan
produk.
2. Image Attribute.
a. Social Role, merupakan pola perilaku orang yang diperkuat oleh kelompok sosial atau
organisasi, misalnya menjadi pemimpin atau pengikut, menjadi agen perubahan atau
menolak perubahan.
b. Self Image, merupakan pandangan orang terhadap dirinya sendiri, identitas,
kepribadian, dan harga dirinya, misalnya melihat dirinya sebagai pengembang atau
manajer yang beradadi atas “fast track”.
3. Personal Characteristic.
a. Traits, merupakan aspek tipikal berperilaku, misalnya menjadi pendengar yang baik.
b. Motive, merupakan apa yang mendorong perilaku seseorang dalam bidang tertentu
(prestasi, afiliasi, kekuasaan), misalnya ingin memengaruhi perilaku orang lain untuk
kebaikan organisasi.

Kompetensi dapat dipilah-pilah menurut stratanya. Strata Kompetensi dapat dibagi


menjadi :
1. Core Competencies, merupakan kompetensi inti yang dihubungkan dengan strategi
organisasi sehingga harus dimiliki oleh semua karyawan dalam organisasi, merupakan
pemahaman terhadap visi, misi dan nilai-nilai perusahaan. Kompoetensi inti merupakan
prasyarat mutlak yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan unggul.
2. Managerial Competencies, merupakan kompetensi yang mencerminkan aktivitas
manajerial dan kinerja yang diperlukan dalam peran tertentu.
3. Functional Competencies, merupakan kompetensi yang menjelaskan tentang kemampuan
peran tertentu yang diperlukan dan baisanya dihubungkan dengan keterampilan
professional atau teknis.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
Kompetensi PNS berdasarkan jenjang jabatannya terdiri dari 3 (tiga) jenis kompetensi yaitu :
1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis Jabatan.
2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi.
3. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang
Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.

2.1.3.4 Dimensi Kompetensi


Menurut Zwell (2000) dalam Sudarmanto (2015:54-57), terdapat 7 (tujuh) determinan
yang mempengaruhi atau membentuk kompetensi, yaitu :
1. Kepercayaan dan nilai, bahwa kompetensi berakar pada budaya organisasi. Budaya
organisasi terbentuk dari aspek nilai dan kepercayaan seseorang.
2. Keahlian/keterampilan, bahwa pengembangan keahlian khusus yang berhubungan dengan
kompetensi dapat berdampak pada budaya perusahaan dan kompetensi individu.
3. Pengalaman, bahwa akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang menyatu dalam diri
orang akan menjadikan seseorang memiliki kompetensi yang tidak disadari dalam dirinya,
atau akan terbentuk dalam sikap dan perilaku seseorang.
4. Karakteristik personal, bahwa karakteristik kepribadian seseorang turut berpengaruh
terhadap kompetensi seseorang.
5. Motivasi, bahwa motivasi seseorang terhadap suatu pekerjaan atau aktivitas akan
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
6. Isu-isu emosional, bahwa hambatan dan blok-blok emosional seringkali dapat membatasi
penguasaan kompetensi.
7. Kapasitas intelektual, bahwa perbedaan kemampuan berpikir koseptual dan berpikir
analitis antara satu sama lain akan membedakan kompetensi seseorang dalam
pengambilan keputusan, kompetensi perencanaan, dan lain-lain.
Kompetensi sebagai dasar dalam manajemen sumber daya manusia memiliki berbagai
gugus dan dimensi. Gugus merupakan pengelompokan dari dimensi-dimensi yang sejenis atau
serumpun (cluster), dimensi merupakan aspek-aspek yang lebih spesifik.
Richard E. Boyatzis (1995) dalam William (2002) dalam Sudarmanto (2015:67-68),
membagi kompetensi dalam gugus dan dimensi sebagai berikut :
1. Kemampuan manajemen tujuan dan tindakan, memiliki dimensi : efisiensi, perencanaan,
inisiatif, perhatian terhadap hal yang detail, kontrol diri, fleksibilitas.
2. Kemampuan manajemen orang, memiliki dimensi : empati, persuasif, jaringan kerja,
negosiasi, percaya diri, manajemen kelompok/tim, pengembangan orang lain, komunikasi
lisan.
3. Kemampuan logika analitis, memiliki dimensi : menggunakan konsep, pengakuan pola-pola,
pengembangan teori, penggunaan teknologi, analisis kuantitatif, objektivitas sosial,
komunikasi tertulis.
Spencer (1993) dalam Sudarmanto (2015:70-71) membagi gugus dan dimensi kompetensi
tampak pada tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2
Gugus dan Dimensi Kompetensi
No. Gugus Kompetensi Kelompok Dimensi Kompetensi
1. Berorientasi Prestasi dan TindakanSemangat untuk berprestasi dan untuk
mencapai target kerja
Perhatian terhadap kualitas dan
ketelitian kerja
Proaktif dan inisiatif
Mencari informasi
2. Membantu dan melayani orang lain Empati
Berorientasi pelanggan
3. Kemampuan mempengaruhi dan Luasnya dampak dan pengaruh
menciptakan dampak Kesadaran berorganisasi
Membangun hubungan kerja
Mengembangkan orang lain
4. Kemampuan Manajerial Kemampuan mengarahkan/
memberikan perintah
Kerjasama kelompok
Memimpin kelompok
5. Kemampuan kognisi Berpikir analitis
Berpikir konseptual
Keahlian
teknikal/professional/manajerial
6. Kemampuan efektivitas pribadi Pengendalian diri
Percaya diri
Fleksibilitas
Komitmen organisasi
Sumber : Lyle Spencer dan Signe Spencer (1993) dalam Sudarmanto (2015:70-71).
Dalam kerangka implementasi pengembangan aparatur berbasis kompetensi, Badan
Kepegawaian Negara (2003) dalam Sudarmanto (2015:72-74) membagi kompetensi dalam dua
jenis yaitu kompetensi dasar dan kompetensi bidang sebagaimana dalam tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3
Gugus dan Dimensi Kompetensi
No. Cluster (Gugus) Kompetensi
1. Kompetensi Dasar Integritas
Kepemimpinan
Perencanaan dan Pengorganisasian
Kerja sama
Fleksibitilitas
2. Kompetensi Bidang Berorientasi pada pelayanan
Berorientasi pada kualitas
Berpikir analisis
Berfikir konseptual
Empati
Inisiatif
Keahlian teknikal/professional/manajerial
Kesadaran berorganisasi
Komitmen pada organisasi
Komunikasi
Kreatif dan inovatif
Mengarahkan dan memberi perintah
Manajemen konflik
Membangun hubungan kerja
Membimbing
Memimpin kelompok
Memimpin rapat
Mencari informasi
Mengambil resiko
Mengembangkan orang lain
Pendelegasian wewenang
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan strategis
Pengaturan kerja
Pengendalian diri
Perbaikan terus-menerus
Percaya diri
Perhatian terhadap keteraturan
Proaktif
Semangat untuk berprestasi
Tanggap akan pengaruh budaya
Sumber : BKN (2003) dalam Sudarmanto (2015:72-74).
Variabel Dimensi Indikator
Kompetensi (X1) Berorientasi Prestasi 1. Semangat untuk berprestasi dan
dan Tindakan untuk mencapai target kerja
2. Perhatian terhadap kualitas dan
ketelitian kerja
3. Proaktif dan Inisiatif
4. Mencari Informasi
Membantu dan 1. Empati
melayani orang lain 2. Berorientasi pelanggan
Kemampuan 1. Luasnya dampak dan pengaruh
mempengaruhi dan 2. Kesadaran berorganisasi
menciptakan dampak 3. Membangun hubungan kerja
Kemampuan 1. Mengembangkan orang lain
manajerial 2. Kemampuan mengarahkan/
memberikan perintah
3. Kerjasama kelompok
4. Memimpin kelompok
Kemampuan kognisi 1. Berpikir analistis
2. Berpikir konseptual
3. Keahlian teknikal/ professional/
manajerial
Kemampuan 1. Pengendalian diri
efektivitas pribadi 2. Percaya diri
3. Fleksibilitas
4. Komitmen organisasi

Anda mungkin juga menyukai