0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
40 tayangan11 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang komponen-komponen kompetensi menurut beberapa ahli seperti Boyatzis, Spencer, dan model-model kompetensi menurut Wibowo dan Michael Zwell.
2. Komponen kompetensi meliputi motive, traits, self image, social role, dan skills menurut Boyatzis, sedangkan menurut Spencer meliputi motives, traits, self concept, knowledge, dan skills.
3. Ada beberapa model kompet
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang komponen-komponen kompetensi menurut beberapa ahli seperti Boyatzis, Spencer, dan model-model kompetensi menurut Wibowo dan Michael Zwell.
2. Komponen kompetensi meliputi motive, traits, self image, social role, dan skills menurut Boyatzis, sedangkan menurut Spencer meliputi motives, traits, self concept, knowledge, dan skills.
3. Ada beberapa model kompet
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang komponen-komponen kompetensi menurut beberapa ahli seperti Boyatzis, Spencer, dan model-model kompetensi menurut Wibowo dan Michael Zwell.
2. Komponen kompetensi meliputi motive, traits, self image, social role, dan skills menurut Boyatzis, sedangkan menurut Spencer meliputi motives, traits, self concept, knowledge, dan skills.
3. Ada beberapa model kompet
Menurut Boyatzis (1982) dalam Sudarmanto (2015:51-53) komponen-komponen
kompetensi terdiri dari : 1. Motive (dorongan): “perhatian berulang terhadap pernyataan tujuan, atau kondisi, yang muncul dalam bayangan yang mendorong, memerintahkan atau menyeleksi perilaku individu” (McClelland, 1971, Boyatzis, 1982). Contoh dari motive ini adalah kebutuhan atau dorongan berprestasi, kebutuhan atau dorongan berkuasa. 2. Traits (ciri, sifat, karakter pembawaan), merupakan pemikiran-pemikiran dan aktivitas psikomotorik yang berhubungan dengan kategori umum dari kejadian-kejadian. Sebagai contoh, orang yang percaya bahwa dirinya berada dalam pengendalian masa depan dan nasibnya, maka dikatakan memiliki traits of efficacy. Ketika orang tersebut menghadapi masalah atau isu-isu dalam aspek hidup, mereka akan mengambil inisiatif untuk memecahkan masalah atau mengetahui isu-isu itu. Contoh dari sikap ini adalah sikap berani mengambil inisiatif mengambil resiko. 3. Self image (citra diri) meupakan persepsi orang terhadap dirinya dan evaluasi tehadap citranya tersebut. Definisi self image ini termasuk di dalamnya self concept (konsep diri) dan self esteem (harga diri). 4. Social rate (peran sosial) merupakan persepsi orang terhadap seperangkat norma sosial perilaku yang diterima dan dihargai oleh kelompok sosial atau organisasi yang memilikinya. 5. Skills (keterampilan) merupakan kemampuan yang menunjukkan sistem atau urutan perilaku yang secara fungsional berhubungan dengan pencapaian tujuan kinerja. Skill juga merupakan kapabilitas seseorang yang secara fungsional dapat efeltif atau tidak efektif dalam situasi pekerjaan. Hasil dari skill adalah sesuatu yang dapat dilihat dan diukur. Sebagai contoh kemampuan perencanaan. Seseorang yang memiliki skill ini dapat mengidentifikasi urutan atau tindakan tertentu yang diambil dalam mencapai sasaran tertentu. Sedangkan menurut Spencer (1993) dalam Sudarmanto (2015:53), komponen-komponen kompetensi mencakup beberapa hal berikut : 1. Motives adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau dikehendaki seseorang yang menyebabkan tindakan. Motif menggerakkan, mengarahkan, dan menyeleksi perilaku terhadap kegiatan atau tujuan tertentu dan menjauh dari yang lain. 2. Traits adalah karakteristik-karakteristik fisik dan respons-respons konsisten terhadap berbagai situasi atau informasi. 3. Self concept adalah sikap, nilai, dan citra diri seseorang. 4. Knowledge adalah pengetahuan atau informasi seseorang dalam bidang spesifik tertentu. 5. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas fisik tertentu atau tugas mental tertentu. Dari komponen-komponen tersebut, keterampilan dan pengetahuan sifatnya dapat dilihat (visible) dan mudah dikembangkan dalam program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, sedangkan citra diri, watak, motif sifatnya tidak tampak (hidden) dan lebih sulit untuk dikembamgkan melalui program pelatihan dan pengembangan SDM. 2.1.3.3 Model, Tipe dan Tingkatan Kompetensi Model Kompetensi Menurut Wibowo (2010:327-335) menjelaskan perilaku-perilaku yang terpenting yang diperlukan untuk kinerja unggul dalam posisi, peran atau fungsi yang spesifik, yang bisa terdiri dari beberapa atau berbagai kompetensi. Kompetensi yang dimaksud misalnya bidang akademik, pekerjaan dan sosial seperti kompetensi dalam bidang komunikasi, pemecahan masalah, berpikir kritis dan kreatif, komputer, belajar mandiri, kedisiplinan, perkembangan diri dan sosial, teamwork dan team leader, multicultural, dan sebagainya. Terdapat beberapa model kompetensi menurut kepentingannya yaitu : 1. Model kompetensi untuk leadership dan coordinator. Model kompetensi untuk kepemimpinan dan koordinator pada dasarnya sama dan meliputi: komitmen pada pembelajaran berkelanjutan, orientasi pada pelayanan masyarakat, berfikir konseptual, pengambilan keputusan, mengembangkan orang lain, standar profesionalisme tinggi, dampak dan pengaruh, inovasi, kepemimpinan, kepedulian organisasi, orientasi pada kinerja, strategi bisnis, kerjasama tim, dan keberagaman. 2. Model Kompetensi experts dan support. Meliputi komitmen atas pembelajaran berkelanjutan, orientasi pada pelayanan masyarakat, peduli atas ketepatan dan hal-hal detail, berfikir kreatif dan inovatif, fleksibilitas, standar profesionalisme tinggi, perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi, pemecahan masalah, orientasi poada kinerja, orientasi pada pelayanan, kerjasama tim dan keberagaman. Sementara itu, Michael Zwell (2000:218) membedakan kompetensi menurut posisi dan menurut posisi dan menurut tingkat dan fungsi kerja sedangkan tingkat dan fungsi kerja dibedakan lagi antara superior dan bukan superior serta antara mitra dan superior. Kompetensi menurut posisinya dapat berupa kepemimpinan kependidikan, manajemen sekolah, kepedulian, dan pelibatan masyarakat, kepemimpinan visioner dan manajemen perubahan, penentuan prioritas, perencanaan dan pengorganisasian, komunikasi, mempengaruhi dan memotivasi, sensitivitas antar pribadi dan orientasi pada hasil. Kompetensi menurut tingkat dan fungsi kerja yang membedakan antara superior dan bukan superior meliputi kompetensi yang berkenaan dengan mempengaruhi, mengembangkan orang lain, kerjasama, mengelola kinerja, orientasi pada hasil, perbaikan berkelanjutan, berkembangnya inisiatif, membangun fokus dan kepedulian pada kualitas. Sementara itu, kompetensi menurut tingkat dan fungsi kerja yang membedakan antara mitra dan superior, meliputi kompetensi yang berkenaan dengan orientasi pada kewirausahaan, berpikir konseptual, inovasi, berpikir analitis, kualitas keputusan, orientasi pada pelayanan dan komunikasi. Ada beberapa tipe kompetensi menurut Wibowo (2010:328-330) antara lain: 1. Planning Competency, dikaitkan dengan tindakan tertentu seperti menetapkan tujuan, menilai risiko, dan mengembangkan urutan tindakan untuk mencapai tujuan. 2. Influence Competency, dikaitkan dengan tindakan seperti mempunyai dampak pada orang lain, memaksa melakukan tindakan tertentu atau membuat keputusan tertentu, dan member inspirasi untuk bekerja menuju tujuan organisasional. Kedua tipe kompetensi ini melibatkan aspek yang berbeda dan perilaku manusia. Kompetensi secara tradisional dikaitkan dengan kinerja yang sukses. 3. Communication Competency, dalam bentuk kemampuan berbicara, mendengarkan orang lain, komunikasi tertulis dan nonverbal. 4. Interpersonal Competency, meliputi empati, membangun consensus, networking, persuasi, negosiasi, diplomasi, manajemen konflik, menghargai orang lain, dan menjadi team player. 5. Thinking Competency, berkenaan dengan berpikir strategis, berpikir analitis, berkomitmen terhadap tindakan, memerlukan kemampuan kognitif, mengidentifikasi mata rantai dan membangkitkan gagasan kreatif. 6. Organizational Competency, meliputi kemampuan merencanakan pekerjaan, mengorganisasi sumberdaya, mendapatkan pekerjaan dilakukan, mengukur kemajuan, dan mengambil risiko yang diperhitungkan. 7. Human Resources Management Competency, merupakan kemampuan dalam bidang team building, mendorong partisipasi, mengembangkan bakat, mengusahakan umpan balik kinerja, dan menghargai keberagaman. 8. Leadership Competency, merupakan kompetensi meliputi kecakapan memosisikan diri, pengembangan organisasional, mengelola transisi, orientasi strategis, membangun visi, merencakan masa depan, menguasai perubahan, dan memelopori kesehatan tempat kerja. 9. Client Service Competency, merupakan kompetensi berupa mengidentifikasi dan menganalisis pelanggan, orientasi pelayanan dan pengiriman, bekerja dengan pelanggan, tindak lanjut dengan pelanggan, membangun partnership, dan berkomitmen terhadap kualitas. 10. Business Competency, merupakan kompetensi yang meliputi manajemen finansial, keterampilan pengambilan keputusan bisnis, bekarja dalam sistem, menggunakan kertajaman bisnis, dan membangkitkan pendapatan. 11. Self Management Competency, kompetensi berkaitan dengan menjadi motivasi diri, bertindak dengan percaya diri, mengelola pembelajaran sendiri, mendemonstrasikan fleksibilitas, dan berinisiatif. 12. Technical/Operational Competency, kompetensi berkaitan dengan mengerjakan tugas kantor, bekerja dengan teknologi computer, menggunakan peralatan lain, mendemonstrasikan keahlian teknis dan professional, dan membiasakan bekerja dengan data dan angka. Kategori Kompetensi menurut Michael Zwell (2000:250 dalam Wibowo (2010:330-331), yang terdiri dari : 1. Task Achievement, merupakan kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik meliputi orientasi pada hasil, mengelola kinerja, mempengaruhi, inisiatif, efisiensi produksi, fleksibilitas, inovasi, peduli pada kualitas, perbaikan berkelanjutan, dan keahlian teknis. 2. Relationship, merupakan kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi dan bekerja baik dengan orang lain dan memuaskan kebutuhannya meliputi kerjasama, orientasi pada pelayanan, kepedulian antarpribadi, kecerdasan organisasional, membangun hubungan, penyelesaian konflik, perhatian pada komunikasi dan sensivitas lintas budaya. 3. Personal Atribute, merupakan kompetensi intrinsik individu dan menghubungkan bagaimana orang berpikir, merasa belajar, dan berkembang meliputi integritas dan kejujuran, pengembangan diri, ketegasan, kualitas keputusan, manajemen stress, berpikir analitis, dan berfikir konseptual. 4. Managerial, merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan pengelolaan, pengawasan, dan mengembangkan orang meliputi memotivasi, memberdayakan, dan mengembangkan orang lain. 5. Leadership, merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi, dan orang lain untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi meliputi kepemimpinan visioner, berpikir strategis, orientasi kewirausahaan, manajemen perubahan, membangun komitmen organisasional, membangun fokus dan maksud, dasar-dasar, dan nilai-nilai. Sementara itu Spencer dan Spencer (1993:19) dalam Wibowo (2010:331-332) menyusun sebagai cluster atau kelompok kompetensi dalam enam cluster sebagai berikut : 1. Achievement dan action, merupakan cluster yang terdiri dari orientasi terhadap prestasi, perhatian terhadap order, kualitas dan akurasi, inisiatif dan pencarian informasi. 2. Helping human service, merupakan cluster yang terdiri dari pemahaman secara interpersonal dan orientasi terhadap pelayanan pelanggan. 3. Impact and influence, merupakan cluster yang terdiri dari dampak, dan pengaruh, kewaspadaan organisasi, dan membangun hubungan baik. 4. Managerial, merupakan cluster yang terdiri dari pengembangan orang lain, pengarahan, ketegasan dan penggunaan kekuasaan berdasarkan posisi, teamwork dan kerjasama, teamleadership. 5. Cognitif, merupakan cluster yang terdiri dari pemikiran analitis, pemikiran konseptual, keahlian teknis/professional/menajerial. 6. Personal Effectivennes, merupakam cluster yang terdiri dari pengendalian diri, percaya diri, fleksibilitas, komitmen terhadap organisasi. Tingkat Kompetensi dikemukakan oleh Spencer dan Spencer (1993:11) seperti gunung es dimana ada yang tampak di permukaan, tetapi ada pula yang tidak terlihat di permukaan sebagaimana gambar 2.2 berikut :
SKILL KNOWLEDGE Behaviour Tools
SOCIAL Role : Image Attitude
SELF IMAGE TRAITS Personal MOTIVE Characteristic
Gambar 2.2 Tingkat Kompetensi Sumber : Spencer dan Spencer (1993:110) dalam Wibowo (2010:333).
Tingkatan kompetensi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkatan yaitu :
1. Behavioral Tools. a. Knowledge, merupakan informasi yang digunakan orang dalam bidang tertentu, misalnya membedakan antara akuntan senior dan junior. b. Skill, merupakan kemampuan orang untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya mewawancara dengan efektif, dan menerima pelamar yang baik. Skill menunjukkan produk. 2. Image Attribute. a. Social Role, merupakan pola perilaku orang yang diperkuat oleh kelompok sosial atau organisasi, misalnya menjadi pemimpin atau pengikut, menjadi agen perubahan atau menolak perubahan. b. Self Image, merupakan pandangan orang terhadap dirinya sendiri, identitas, kepribadian, dan harga dirinya, misalnya melihat dirinya sebagai pengembang atau manajer yang beradadi atas “fast track”. 3. Personal Characteristic. a. Traits, merupakan aspek tipikal berperilaku, misalnya menjadi pendengar yang baik. b. Motive, merupakan apa yang mendorong perilaku seseorang dalam bidang tertentu (prestasi, afiliasi, kekuasaan), misalnya ingin memengaruhi perilaku orang lain untuk kebaikan organisasi.
Kompetensi dapat dipilah-pilah menurut stratanya. Strata Kompetensi dapat dibagi
menjadi : 1. Core Competencies, merupakan kompetensi inti yang dihubungkan dengan strategi organisasi sehingga harus dimiliki oleh semua karyawan dalam organisasi, merupakan pemahaman terhadap visi, misi dan nilai-nilai perusahaan. Kompoetensi inti merupakan prasyarat mutlak yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan unggul. 2. Managerial Competencies, merupakan kompetensi yang mencerminkan aktivitas manajerial dan kinerja yang diperlukan dalam peran tertentu. 3. Functional Competencies, merupakan kompetensi yang menjelaskan tentang kemampuan peran tertentu yang diperlukan dan baisanya dihubungkan dengan keterampilan professional atau teknis. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Kompetensi PNS berdasarkan jenjang jabatannya terdiri dari 3 (tiga) jenis kompetensi yaitu : 1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis Jabatan. 2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi. 3. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
2.1.3.4 Dimensi Kompetensi
Menurut Zwell (2000) dalam Sudarmanto (2015:54-57), terdapat 7 (tujuh) determinan yang mempengaruhi atau membentuk kompetensi, yaitu : 1. Kepercayaan dan nilai, bahwa kompetensi berakar pada budaya organisasi. Budaya organisasi terbentuk dari aspek nilai dan kepercayaan seseorang. 2. Keahlian/keterampilan, bahwa pengembangan keahlian khusus yang berhubungan dengan kompetensi dapat berdampak pada budaya perusahaan dan kompetensi individu. 3. Pengalaman, bahwa akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang menyatu dalam diri orang akan menjadikan seseorang memiliki kompetensi yang tidak disadari dalam dirinya, atau akan terbentuk dalam sikap dan perilaku seseorang. 4. Karakteristik personal, bahwa karakteristik kepribadian seseorang turut berpengaruh terhadap kompetensi seseorang. 5. Motivasi, bahwa motivasi seseorang terhadap suatu pekerjaan atau aktivitas akan berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. 6. Isu-isu emosional, bahwa hambatan dan blok-blok emosional seringkali dapat membatasi penguasaan kompetensi. 7. Kapasitas intelektual, bahwa perbedaan kemampuan berpikir koseptual dan berpikir analitis antara satu sama lain akan membedakan kompetensi seseorang dalam pengambilan keputusan, kompetensi perencanaan, dan lain-lain. Kompetensi sebagai dasar dalam manajemen sumber daya manusia memiliki berbagai gugus dan dimensi. Gugus merupakan pengelompokan dari dimensi-dimensi yang sejenis atau serumpun (cluster), dimensi merupakan aspek-aspek yang lebih spesifik. Richard E. Boyatzis (1995) dalam William (2002) dalam Sudarmanto (2015:67-68), membagi kompetensi dalam gugus dan dimensi sebagai berikut : 1. Kemampuan manajemen tujuan dan tindakan, memiliki dimensi : efisiensi, perencanaan, inisiatif, perhatian terhadap hal yang detail, kontrol diri, fleksibilitas. 2. Kemampuan manajemen orang, memiliki dimensi : empati, persuasif, jaringan kerja, negosiasi, percaya diri, manajemen kelompok/tim, pengembangan orang lain, komunikasi lisan. 3. Kemampuan logika analitis, memiliki dimensi : menggunakan konsep, pengakuan pola-pola, pengembangan teori, penggunaan teknologi, analisis kuantitatif, objektivitas sosial, komunikasi tertulis. Spencer (1993) dalam Sudarmanto (2015:70-71) membagi gugus dan dimensi kompetensi tampak pada tabel 2.2 berikut : Tabel 2.2 Gugus dan Dimensi Kompetensi No. Gugus Kompetensi Kelompok Dimensi Kompetensi 1. Berorientasi Prestasi dan TindakanSemangat untuk berprestasi dan untuk mencapai target kerja Perhatian terhadap kualitas dan ketelitian kerja Proaktif dan inisiatif Mencari informasi 2. Membantu dan melayani orang lain Empati Berorientasi pelanggan 3. Kemampuan mempengaruhi dan Luasnya dampak dan pengaruh menciptakan dampak Kesadaran berorganisasi Membangun hubungan kerja Mengembangkan orang lain 4. Kemampuan Manajerial Kemampuan mengarahkan/ memberikan perintah Kerjasama kelompok Memimpin kelompok 5. Kemampuan kognisi Berpikir analitis Berpikir konseptual Keahlian teknikal/professional/manajerial 6. Kemampuan efektivitas pribadi Pengendalian diri Percaya diri Fleksibilitas Komitmen organisasi Sumber : Lyle Spencer dan Signe Spencer (1993) dalam Sudarmanto (2015:70-71). Dalam kerangka implementasi pengembangan aparatur berbasis kompetensi, Badan Kepegawaian Negara (2003) dalam Sudarmanto (2015:72-74) membagi kompetensi dalam dua jenis yaitu kompetensi dasar dan kompetensi bidang sebagaimana dalam tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Gugus dan Dimensi Kompetensi No. Cluster (Gugus) Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Integritas Kepemimpinan Perencanaan dan Pengorganisasian Kerja sama Fleksibitilitas 2. Kompetensi Bidang Berorientasi pada pelayanan Berorientasi pada kualitas Berpikir analisis Berfikir konseptual Empati Inisiatif Keahlian teknikal/professional/manajerial Kesadaran berorganisasi Komitmen pada organisasi Komunikasi Kreatif dan inovatif Mengarahkan dan memberi perintah Manajemen konflik Membangun hubungan kerja Membimbing Memimpin kelompok Memimpin rapat Mencari informasi Mengambil resiko Mengembangkan orang lain Pendelegasian wewenang Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan strategis Pengaturan kerja Pengendalian diri Perbaikan terus-menerus Percaya diri Perhatian terhadap keteraturan Proaktif Semangat untuk berprestasi Tanggap akan pengaruh budaya Sumber : BKN (2003) dalam Sudarmanto (2015:72-74). Variabel Dimensi Indikator Kompetensi (X1) Berorientasi Prestasi 1. Semangat untuk berprestasi dan dan Tindakan untuk mencapai target kerja 2. Perhatian terhadap kualitas dan ketelitian kerja 3. Proaktif dan Inisiatif 4. Mencari Informasi Membantu dan 1. Empati melayani orang lain 2. Berorientasi pelanggan Kemampuan 1. Luasnya dampak dan pengaruh mempengaruhi dan 2. Kesadaran berorganisasi menciptakan dampak 3. Membangun hubungan kerja Kemampuan 1. Mengembangkan orang lain manajerial 2. Kemampuan mengarahkan/ memberikan perintah 3. Kerjasama kelompok 4. Memimpin kelompok Kemampuan kognisi 1. Berpikir analistis 2. Berpikir konseptual 3. Keahlian teknikal/ professional/ manajerial Kemampuan 1. Pengendalian diri efektivitas pribadi 2. Percaya diri 3. Fleksibilitas 4. Komitmen organisasi