Anda di halaman 1dari 9

Skill Approach (Pendekatan Keahlian)

Pendekatan keahlian punya fokus yang sama dengan pendekatan sifat yaitu individu
pemimpin. Bedanya, jika pendekatan sifat menekankan pada karakter personal pemimpin
yang bersifat pemberian dari Tuhan, maka pendekatan keahlian menekankan pada keahlian
dan kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siapapun yang ingin menjadi
pemimpin organisasi.

Jika pendekatan sifat mempertanyakan siapa saja yang mampu untuk menjadi
pemimpin, maka pendekatan keahlian mempertanyakan apa yang harus diketahui untuk
menjadi seorang pemimpin. Definisi pendekatan keahlian adalah kemampuan seseorang
untuk menggunakan pengetahuan dan koompetensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai
seperangkat tujuan. Keahlian, menurut pendekatan pendekatan keahlian dapat dipelajari,
dilatih, dan dikembangkan.

Menurut Katz, pendekatan ketrampilan dibagi menjadi dua bagian. Yaitu ketrampilan
administratif dasar dan model keahlian baru.

1. Keahlian administratif dasar.


Kepemimpinan banyak didasari oleh tiga keahlian administrasi dasar yaitu :
teknis, manusia, dan konseptual. Keahlian-keahlian ini berbeda sesuai sifat dan
kualitas seorang pemimpin.
 Keahlian teknis, keahlian ini merupakan pengetahuan tentang dan kompetensi dan
kecakapan dalam suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan. Keahlian ini meliputi
kompetensi-kompetensi di area sosialisasi tertentu, kemampuan menggunakan alat
dan teknik yang tepat.
Contoh, di perusahaan software komputer, keahlian teknis dapat meliputi
pengetahuan bahasa program dan bagaimana memprogramnya.
 Keahlian manusia, merupakan pengetahuan mengenai dan kemampuan bekerja
dengan orang lain. Keahlian ini beda dengan keahlian teknis dimana keahlian
manusia berorientasi pada manusia, sementara keahlian teknis berorientasi pada
benda.
 Keahlian konseptual, merupakan kemampuan untuk bekerja dengan gagasan-
gagasan dan konsep-konsep. Jika keahlian teknis bicara tentang kerja dengan
benda, keahlian manusia bicara tentang kerja dengan manusia, maka keahlian
konseptual bicara tentang kerja dengan ide atau gagasan.

2. Model Keahlian Baru

Model keahlian baru dikenal juga dengan nama model keahlian kapabilitas.
Model ini menguji hubungan antara pengetahuan dan keahlian seorang pemipin
dengan kinerja yang ditunjukkan oleh pemimpin tersebut dalam memimpin suatu
organisasi. Ciri-ciri utama yang diidentifikasi antara lain adalah :

 Dorongan berprestasi, tingginya tingkat usaha, tingginya tingkat ambisi, energi,


dan inisiatif.
 Moivasi kepemimpinan, keinginan yang kuat untuk memimpin orang lian untuk
mencapai tujuan bersama.
 Kejujuran dan integritas, dapat dipercaya, dapat diandalkan dan terbuka.
 Percaya diri, keyakinan pada diri seseorang, ide, dan kemampuan.
 Kemampuan kognitif, mampu melakukan penilaian yang baik, kemampuan
analitis yang kuat.
 Pengetahuan bisnis, pengetahuan industri dan hal-hal teknis lainnya.
 Kematangan emosional, menyesuaikan diri dengan baik, tidak menderita
gangguan psikologis yang parah.

Model ini memiliki 5 komponen antara lain adalah atribut individual, kompetensi,
kepemimpinan berorientasi hasil, pengalaman karier dan pengaruh lingkungan.

A. Kompetensi, yang harus dimiliki seorang pemipin antara lain ketrampilan


pemecahan masalah, ketrampilan penilian sosial, dan pengetahuan. Tiga
kompetensi ini adalah faktor kunci agar kinerja menjadi efektif.
 Ketrampilan memecahkan masalah merupakan kemampuan pemimpin untuk
menyelesaikan suatu masalah didalam organisasi. Ketrampilan ini termasuk
dapat mendefinisikan masalah, mengumpulkan informasi, merumuskan
bagaimana cara untuk memecahkan masalah, dan menghasilkan solusi untuk
memecahkan masalah.
Kemampuan memecahkan masalah menuntut agar para pemimpin memahami
kapasitas kepemimpinannya ketika menerapkan solusi terhadap masalah yang
ada didalam organisasi. Dalam mempertimbangkan solusi untuk masalah
organisasi, pemimpin yang terampil perlu memperhatikan kerangka waktu
untuk membangun dan mengimplementasikan solusi, dan mempertimbangkan
tujuan jangka pendek dan jangka panjang, tujuan karir dan tujuan organisasi,
serta masalah eksternal yang semuanya dapat mempengaruhi solusi.

 Keterampilan Penilaian Sosial.


Keterampilan penilaian sosial adalah kemampuan untuk memahami orang dan
sistem sosial. Hal ini memungkinkan para pemimpin untuk bekerja dengan
orang lain dalam memecahkan suatu masalah dan sebagai dukungan untuk
mengimplementasikan perubahan dalam suatu organisasi.
Keterampilan penilaian sosial juga melibatkan reaksi terhadap orang lain
dengan fleksibilitas. Fleksibilitas perilaku adalah kapasitas untuk mengubah
dan mengadaptasi perilaku seseorang dalam menimbang perspektif orang lain
dalam organisasi.
Keterampilan penilaian sosial adalah tentang bagaimana seseorang dapat
menjadi sensitif terhadap bagaimana mencocokkan ide kita dengan orang lain.
Bisakah Anda memahami perspektif orang lain, macam macam kebutuhan,
dan motivasi? Apakah Anda cukup fleksibel, dan dapatkah Anda
menyesuaikan ide-ide Anda dengan yang lainnya? Bisakah Anda bekerja
dengan orang lain bahkan ketika ada perlawanan dan konflik? Keterampilan
penilaian sosial adalah keterampilan orang yang dibutuhkan untuk
memajukan perubahan dalam suatu organisasi.

 Pengetahuan
Pengetahuan terkait erat dengan aplikasi dan implementasi
keterampilan pemecahan masalah dalam sebuah organisasi. Secara langsung
memengaruhi kapasitas pemimpin untuk mendefinisikan permasalahan
organisasi yang kompleks dan bagaimana cara ia memecahkannya.

Skill approach sendiri terdiri dari tiga kompetensi, yakni : keterampilan


pemecahan masalah, keterampilan penilaian sosial, dan pengetahuan. Secara
kolektif, ketiga komponen tersebut terkait positif dengan kinerja kepemimpinan
yang efektif
B. Atribut Individu

Terdapat empat atribut individu yang berdampak pada keterampilan dan


pengetahuan kepemimpinan, diantaranya :

 Kemampuan kognitif umum yang dapat dianggap sebagai kecerdasan


seseorang yang terkait dengan biologi manusia, digambarkan sebagai
kecerdasan yang berubah - ubah, suatu tipe kecerdasan yang biasanya tumbuh
dan berkembang hingga dewasa, dan kemudian menurun seiring dengan
bertambahnya usia.
 Kemampuan kognitif terkristalisasi merupakan kecerdasan yang didapatkan,
yang berisi gagasan dan kemampuan mental yang dipelajari orang melalui
pengalaman.
 Motivasi, hal ini mengacu pada kesediaan pemimpin untuk mengambil
tanggung jawab dalam mencoba memajukan kebaikan manusia secara
keseluruhan dan nilai organisasi. Secara keseluruhan, ketiga aspek motivasi ini
(kesediaan, dominasi, dan kebaikan sosial) mempersiapkan orang untuk
menjadi pemimpin
 Kepribadian. Keterbukaan, toleransi terhadap ambiguitas, dan rasa ingin tahu
dapat memengaruhi motivasi seorang pemimpin untuk mencoba
menyelesaikan beberapa masalah organisasi.

Keempat atribut ini memainkan peran penting dalam skill approach.


Pemecahan masalah yang kompleks merupakan proses yang sangat sulit dan
menjadi lebih sulit ketika orang menjabat dalam organisasi. Atribut-atribut ini
mendukung orang ketika mereka menerapkan kompetensi kepemimpinan mereka.

C. Hasil dari Kepemimpinan

Penyelesaian masalah dan kinerja yang efektif adalah hasil dari


kepemimpinan. Hasil-hasil ini sangat kuat dipengaruhi oleh kompetensi
pemimpin (yaitu, keterampilan memecahkan masalah, sosial keterampilan
penilaian, dan pengetahuan). Ketika para pemimpin menunjukkan kompetensi ini,
mereka meningkatkan peluang pemecahan masalah dan kinerja keseluruhan.
 Pemecahan Masalah yang Efektif

Keterampilan memecahkan masalah, sebagai kompetensi, mengarah pada


pemecahan masalah yang efektif sebagai hasil dari kepemimpinan. Kriteria
untuk pemecahan masalah yang baik ditentukan oleh orisinalitas dan kualitas
solusi yang diberikan untuk masalah. Pemecahan masalah yang baik
melibatkan penciptaan solusi yang logis, efektif, dan unik, dan yang
melampaui informasi yang diberikan (Zaccaro et al., 2000).

 Kinerja

Hasil kinerja mencerminkan seberapa baik seorang pemimpin dalam


melakukan pekerjaannya. Pemimpin yang efektif menerima hasil tahunan
yang baik atas ulasan kinerja, mendapatkan kenaikan pangkat, diakui oleh
atasan dan pengikut sebagai pemimpin yang kompeten. Pada akhirnya, kinerja
adalah derajat dimana seorang pemimpin telah berhasil melakukan tugas yang
diberikan

Secara keseluruhan, kemampuan pemecahan masalah dan kinerja yang


efektif adalah dua cara untuk menilai efektivitas kepemimpinan menggunakan
skill approach. Selanjutnya baik pemecahan masalah dan kinerja yang baik
berjalan beriringan.

D. Pengalaman Karier

Pengalaman karir berdampak pada karakteristik dan kompetensi pemimpin.


Skill approach menunjukkan bahwa pengalaman yang diperoleh selama para
pemimpin berkarir memengaruhi pengetahuan dan keterampilan mereka untuk
memecahkan masalah yang kompleks.

Pengalaman karir dapat membantu para pemimpin untuk meningkatkan


keterampilan dan pengetahuan mereka dari waktu ke waktu. Pemimpin dapat
mempelajari dan mengembangkan tingkat kapasitas konseptual yang lebih tinggi
jika jenis masalah yang mereka hadapi semakin kompleks, dan dalam jangka
panjang mereka dapat naik ke hierarki organisasi (Mumford, Zaccaro, Connelly,
et al., 2000).
Jadi, keterampilan dan pengetahuan para pemimpin dibentuk oleh pengalaman
karier mereka, karena mereka mengatasi masalah yang semakin kompleks dalam
organisasi. Gagasan ini mengembangkan keterampilan dalam kepemimpinan
yang sangat berbeda dari perspektif kepemimpinan lainnya.

E. Pengaruh lingkungan

Pengrauh lingkungan merupakan bagian dari model kepemimpinan dengan


pendekkatan ketrampilan. Karakter yang diluar komptensi,karakter, dan
pengalaman dari pemimpin. Pengaruh lingkungan terdapat faktor eksternal
maupun faktor internal. Faktor internal dari pengaruh lingkungan seperti
tekonlogi, kehalian bawaan, fasilitas, dan komunikasi. Fasilitas seperti gedung
tentu akan mempengarhui kinerja, dan teknologi yang digunakan pasti juga
mempengaruhi efektif dan efisien kinerja. Komunikasi antara pemimpin dan
pengikut juga dapat mempengaruhi kinerja dalam mencapai tujuan.

Pengaruh eksternal berupa kondisi ekonomi,sosial dan politik, bencana alam.


Sebagai contoh dalah gempa bumi di Jepang tentu mempengaruhi keadaan
organisasi di Jepang dan juga menjadi tantangan bagi pemimpin untuk mengatasi
kondisi ini. Karena faktor eksternal biasanya tidak dapat diprediksi dan diluar
kendali para pemimpin.

Model kepemimpinan ketrampilan tidak mengendalikan pengaruh lingkungan


secara spesifik. Walaupun dalam model ini pengaruh lingkungan menjadi faktor
yang mempengaruhi kinerja pemimpin. Akan tetpai pengaruh lingkungan
biasanya tidak dibawah kendali dari pemimpin yang mana pengaruh lingkungan
sendiri yang bersifat tidak dapat diprediksi.

Garis Besar

Singkatnya, model kepemimpinan ketrampilan menjelasakan bahwa kepemimpinan di


pengaruhi oleh lima komponen. Komponen intinya adalah pemecahan masalah, ketrampilan
dalam penilaian sosial, dan pengetahuan. Ketiga komponen diatas merupakan penentu dalam
penyelesaian masalah yang efektif, meskipun komponen lain seperti individu, pengalaman
karier, dan lingkungan semuanya berdampak akan kompetensi dari pemimpin.
Bagaimana pendekatan keterampilan bekerja?

Deskripsi utama dari pendekatan keterampilan adalah menggambarkan kepemimpinan


berdasarkan keterampilan dibandingan memberi langkah-langkah suskes dalam memimpin.
Pendekatan ini menyediakan struktur untuk memahami sifat pemimpin yang efektif.
Pendekatan keterampilan membagi dalam susuan hirarki antar konseptor, manajer, dan
teknisi. Dalam level teknisi maka ditekankan pada ketrampilan dalam teknis dilapangan dan
memahami pengikut. Sedangkan dalam level manjemen dibutuhakan kemampuan teknis
dilapangan, memahami pengikut, dan kemampuan dalam berkonsep. Sedangkan pada level
konseptor dibutuhakan keterampilan dalam berkonsep dan mengerti pengikut.

Pendekatan ketrampilan mampu memetakan bagaimana mencapai pemimpin dapat


mencapai efektif dalam berorganisasi. Pemimpin membutuhkan keterampilan dalam
memecahkan masalah, penilaian sosial, dan pengetahuan.

Kekuatan

Dalam hal-hal tertentu, pendekatan keterampilan berkontibusi dalam memahami


kepemimpinan. Pendekatan ini berpusat pada pemimpin yang menekanakan pentingan
mengembangkan keterampilan tertentu dalam memimpin. Pendekatan ini membuat konsep
dan membuat struktur dalam berprosesnya seorang pemimpin berdasarkan keterampilan.

Pendekatan ini dianggap menarik karena dapat menggambarkan kepemimpinan dalam


segi keterampilan. Tidak seperti pendekatan kepribadian, pendekatan ini menjelasakan
kompetensi pemimpin yang dapat dipelajari atau dikembangkan oleh semua orang.
Kepemimpinan ibarat seperangkat keterampilan, yang merupakan proses dari pemipin yang
dapat dipelajari agar terciptanya pemimpin yang efektif.

Pendekatan ini memberikan pandangan luas tentang kepemimpinan, mengabungkan


dari beberapa komponen termasuk dalam menyelsaikan masalah, penilaian sosial,
pengetahuan, individu, pengalaman karier, dan pengaruh lingkungan. Pendekatan ini dapat
menjelasakn kompleknya dalam kepemimpinan yang tidak ditemukan dalam pendekatan lain.
Pendekatan keterampilan dapat menyediakan struktur yang konsisten dengan kurikulum dan
program pembelajaran kepemimpinan.

Kritik
Seperti pendekatan kepemimpinan yang lain, pendekatan keterampilan memiliki
kelemahan. Seperti luasnya pendekatan ketrampilan terkadang diluar batas-batas
kepemipinan. Maksudnya terlalu banyakanya variable yang dipertimbangkan terkadang dapat
keluar dari kepemimpinan itu sendiri. Kelemahan lain dari pendekatan ini adalah lemah
dalam meprediksi nilai variabel. Tidak ada penjelasan bagaiman variasi dari penilain sosial
dan penilain dalam kemapuan memecahkan masalah. Komponen dalam pendekatan ini
memang saling terkait tapi tidak ada penjelasan secara kongkrit nilai-nilai tiap komponen
dalam mempengaruhi kinerja pemimpin.

Penerapan

Meskipun dianggap menarik oleh akademisi, pendekatan ketrampilan masih belum


banyak digunakan dalam praktek sesungguhnya. Seperti belum adanya pelatihan pemimpin
dengan pendekatan ini. Terlepas dari kurangnya penerapan pendekatan ini pada prakteknya,
pendekatan ini menawarkan nilai informasi pemimpin yang efektif. Pendekatan ini
menyediakan cara untuk menggambarkan keterampilan pemimpin dan dapat
menglasifikaskan secara hirarki pemimpin dalam organisasi. Pendekatan ini juga dapat
meidentifikasi kelemahan dan kelebihan pemimpin dalam aspek teknis dan konseptual.
Dengan mepraktekan pendekatan ini maka didapatkan wawasan lebih lanjut tentang
komptensi yang harus dimiliki oleh pemimpin .

Dalam aspek yang lebih luas, pendekatan ini dapat digunakan dalam jangka panjang
sebagai desain program pengemabagan keterampilan dalam memimpin. Sehingga pemimpin
dapat mengembangan dalam aspek menyesaikan masalah, penilain sosial, dan pengetahuan.
Skill Approach

Disusun Oleh

Kelompok 12

 Kemal Tri Nugroho (D0116046)


 Muhammad Prasetyo As sidiq (D011606)
 Rizqy Anita Tamma (D0116086)

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2019

Anda mungkin juga menyukai