PENDAHULUAN
Perilaku Organisasi 1
oragnisasi, artinya setiap gerak atau kegiatan yang akan
dilaksanakan tetap mengacu pada pedoman yang telah
dibuat oleh seluruh atau sebagian anggota organisasi yang
mempunyai wewenang. Selain itu juga, dimensi konsep ini
merupakan motor penggerak dari dimensi pertama dan
amat erat hubungannya dengan dimensi ketiga yakni
dimensi manusia.
Perilaku Organisasi 2
• Prof.Joe.Kelly , perilaku organisasi adalah suatu bidang
studi yang mempelajari sifat-sifat organisasi, termasuk
bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan berkembang.
Perilaku Organisasi 3
tidak diawali pada psikologi manusia yaitu dengan
menggunakan multidisiplin, sedangkan psikologi industri
mempelajari perilaku manusia dengan diawali dari psikologi
manusia itu sendiri. Namun, keduanya sama-sama
mempelajari perilaku manusia.
Perilaku Organisasi 4
cara kerja merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,
artinya kalau tata cara kerjanya sudah eisien maka diharpkan
kegiatan pelaksanaan fungsi fungsi manajemen dalam organisasi
akan berjalan lancar. Jadi dalam hal ini sifat dan maksud
organisasi metode adalah pelayanan terhadap manajer dan
administrasi yang berusaha memajukan tata cara kerja yang
dipegunakan untuk pencapaian
eisiensi yang maksimal pada organisasi tersebut.
PENUTUP
Perilaku Organisasi 5
– sifat/ karakter apa saja yang dibutuhkan dalam berperilaku di
organisasi.
SUMBER REFERENSI :
http://indraprasetya17.wordpress.com/
http://eziekim.wordpress.com/
http://setiya21.wordpress.com/2009/12/17/perilaku-organisasi/
BAB II
Sejarah perkembangan dan pendekatan dalam perilaku
organisasi
PENDAHULUAN
Perilaku Organisasi 6
itu, perilaku organisasi sudah melalui banyak tahap dan
perkembangan sesuai dengan kejadian nyata yang di ambil dari
para individu yang berperilaku dalam organisasi. Para ahli
mengungkapkan bahwa perkembangan pengetahuan tentang
berperilaku organisasi akan meningkatkan keefektiitasan kinerja
seseorang dalam suatu organisasi yang ia geluti.
Perilaku Organisasi 7
1. Perilaku organisasi modern merupakan perilaku yang mendekati
masalah sebagai suatu sistem keseluruhan, memperhatikan
berbagai variabel dan memahami proses dinamis.
Perilaku Organisasi 8
akibatnya. Negara yg tersebut termasuk membangun
operasi, yang meningkatkan efektivitas konsekuensi
berhubungan dengan mereka, dan menghapuskan operasi,
yang mengurangi efektivitas mereka. Selain modulasi
efektivitas konsekuensi, operasi ini memotivasi juga dapat
memperoleh kendali diskriminatif atas organisme perilaku
[3]
sebuah. Sebagai contoh, suatu organisme yang dalam
keadaan kelaparan (menetapkan makanan sebagai penguat
efektif) lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku yang
sebelumnya telah mengakibatkan diberi makan, sedangkan
organisme dalam keadaan kenyang (menghapuskan
efektivitas makanan sebagai penguat a) kurang cenderung
terlibat dalam perilaku seperti itu.
d)
• Diskriminatif stimulus (S yang merupakan pengaturan atau
isyarat, atau dapat dikatakan menjadi kesempatan untuk
ditanggapi.
mengekang)
• Konsekuensi bisa terdiri dari memperkuat stimuli (S
ave)
atau menghukum stimuli (S yang mengikuti dan
memodiikasi respon operan. Memperkuat rangsangan
(r +)
sering diklasiikasikan sebagai positif S atau negatif
r-).
penguat (S jadwal penguatan lebih kompleks juga dapat
digunakan.
Perilaku Organisasi 9
Teori Belajar Sosial berusaha menjelaskan tingkahlaku manusia
dari segi interaksi timbal-balik yang berkesinambungan antara
faktor kognitif, tingkahlaku, dan faktor lingkungan. Dalam proses
determinisme timbal-balik itulah terletak kesempatan bagi
manusia untuk mempengaruhi nasibnya maupun batas-batas
kemampuannya untuk memimpin diri sendiri (self-direction).
Konsepsi tentang cara manusia berfungsi semacam ini tidak
menempatkan orang semata-mata sebagai objek tak berdaya yang
dikontrol oleh pengaruh-pengaruh lingkungan ataupun sebagai
pelaku-pelaku bebas yang dapat menjadi apa yang dipilihnya.
Manusia dan lingkungannya merupakan faktor-faktor yang saling
menentukan secara timbal balik (Bandura, 1977):
Pendekatan Sistem
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang
saling berkaitan. Organisasi sebagai suatu sistem akan di pandang
secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan (sub-
sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan
lingkungan. Pandangan yang menyeluruh semacam itu akan lebih
bermanfaat dibanding dengan pandangan terisolasi.
Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi muncul sebagai tanggapan atas
ketidakpuasan terhadap anggapan universalitas, dan kebutuhan
Perilaku Organisasi 10
untuk memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam
lingkungan dan praktek manajemen.
PENUTUP
SUMBER REFERENSI :
http://solehamini.blogspot.com/
http://pou-pout.blogspot.com/
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?
hl=id&langpair=en
%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Experimental_analysis_of_be
Perilaku Organisasi 11
havior&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhidDh9NZu2JSaP-
85f5mVfE9cu71Q
BAB III
Organisasi sebagai sistem sosial
PENDAHULUAN
Perilaku Organisasi 12
Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa pengertian organisasi
adalah suatu kelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama.
Tujuan merupakan hasil yang berupa barang, jasa, uang,
pengetahuan dan lain – lain. Sedangkan pengertian dari sosial
adalah manusia yang berkaitan dengan masyarakat dan para
anggotanya(dikutip dari W3dictionary). Dengan demikian system
sosial merupakan orang-orang dalam masyarakat dianggap
sebagai sistem yang disusun oleh karakteristik dari suatu pola
hubungan dimana sistem tersebut bekerja untuk mewujudkan
keinginannya. Beberapa hal yang menggambarkan organisasi
sebagai system sosial antara lain dengan adanya organisasi social
dan organisasi social.
Perilaku Organisasi 13
Berdasarkan contoh di atas, kita tahu bahwa hampir semua
pekerjaan dilakukan dalam lingkup sosial. Begitupula dengan
organisasi, organisasi akan berjalan dengan baik jika diatur dengan
sistem yang baik sehingga cakupan sosial didalamnya dapat
bekerja sesuai pakem yang telah diatur dalam suatu sistem.
Cakupan sosial yang dimaksud adalah pekerjaan, komunikasi serta
koordinasi yang dilakukan dalam organisasi tersebut untuk
mencapai tujuan bersama.
- Manusia
- Tugas/ kerja
- Budaya organisasi
GETZELS-GUBA MODEL
Jacob W. Getzels
Egon G. Guba
System
Behavior
Perilaku Organisasi 15
Disposition
Perilaku Organisasi 16
PENUTUP
Perilaku Organisasi 17
SUMBER REFERENSI :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/organisasi-sebagai-
sistem-sosial/
KEPEMIMPINAN%20PENDIDIKAN.pdf
BAB IV
Perilaku individu dalam organisasi
PENDAHULUAN
Perilaku Organisasi 18
A. PERILAKU INDIVIDU
B. PERBEDAAN INDIVIDUAL
Perilaku Organisasi 19
Setiap individu pun memiliki kemampuan yang berbeda,
kemampuan secara langsung mempengaruhi tingkat kinerja dan
kepuasan karyawan melalui kesesuaian kemampuan – pekerjaan.
Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat manusia, perilaku
individu akan berbeda di karenakan oleh kemampuan yang
dimilikinya juga berbeda. Pembelajaran merupakan bukti dari
perubahan perilaku individu. Pembelajaran terjadi setiap saat dan
relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Perilaku Organisasi 20
ena itu penting bagi manajer untuk mengenalkan aturan-aturan
perusahaan kepada karyawan baru. Misalnya dengan memberikan
masa orientasi.
• karakteristik biograis
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Status kawin
4. masa kerja
• Kemampuan
1. kemampuan isik
2. kemampuan intelektual
• Kepribadian
• Proses belajar
• Persepsi
• Sikap
• Kepuasan kerja
• Produktiitas kerja
• Kepuasan kerja
Perilaku Organisasi 21
• Tingkat absensi
• Tingkat turnover
1. Penekanan.
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti
berpikir dan menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan
dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.
Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada
peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan
dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan
dan memperkuat respon perilaku.
Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas
di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan
dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi
dengannya untuk memuaskan keinginan.
Perilaku Organisasi 22
perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut pendekatan
psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions)
yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.
3. Proses.
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi
(pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental, yang saling
menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat
ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan
perilaku yang dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut.
Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri
individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat
dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan
kecenderungan perilaku masa mendatang. Dalam pendekatan
psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian
diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.
Perilaku Organisasi 23
5. Tingkat dari Kesadaran.
Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam
tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan mental yang sadar
seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan
sangat penting.
Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara
sadar dan tidak. Biasanya aktiitas mental dipertimbangkan
menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan
kasus kekuasaan apapun. Aktiitas mental seperti berpikir dan
berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka,
tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat
menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.
Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktiitas
mental adalah tidak sadar. Aktiitas tidak sadar dari Id dan
Superego secara luas menentukan perilaku.
6. Data.
Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian
dan pengharapan pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan
kuestioner.
Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan
respon materi atau isik yang dapat diamati, lewat observasi
langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.
Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari
keinginan, harapan, dan bukti penekanan dan bloking dari
keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik
proyektif, dan hipnotis.
Perilaku Organisasi 24
Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih,
mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan
eksternal. Dengan kata lain persepsi adalah cara kita mengubah
energi – energi isik lingkungan kita menjadi pengalaman yang
bermakna. Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena jika
persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi
dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih pesan
dan mengabaikan pesan yang lain.
Perilaku Organisasi 25
PENUTUP
Perilaku Organisasi 26
dibutuhkan. Setiap individu mempunyai masalah yang berbeda –
beda dalam pekerjaannya dan karakter sifat yang berbeda – beda.
Ada yang menanggapi masalah tersebut dengan akal sehatnya dan
ada pula yang dengan sifat emosionalnya. Jadi seorang pemimpin
harus bisa berkomunikasi dengan baik terhadap bawahannya,
perbedaan karakter setiap individu dalam menghadapi masalah
harus melalui pendekatan – pendektan yang berbeda pula. Di
butuhkan kemampuan dan kecerdikan seorang pemimpin, agar
bawahannya tersebut dapat bekerja dengan baik kembali.
SUMBER REFERENSI :
http://agungpia.multiply.com/journal/item/23/Dasar-
dasar_Perilaku_Individu
http://blogs.unpad.ac.id/nadiasabrina/
http://rikiseptiawan.blogspot.com/
http://irasetiawati.wordpress.com/2009/04/30/kepribadian-individu-
dan-perilakunya-dalam-organisasi/
Perilaku Organisasi 27
BAB V
Multiple Intellegent, Social Intellegent, ESQ
PENDAHULUAN
A. MULTIPLE INTELLIGENCE
Perilaku Organisasi 28
mangatakan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam
kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda.
Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener adalah suatu
kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat
ditumbuhkembangkan.
1. Kecerdasan Linguistik
Perilaku Organisasi 29
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk
melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat
(cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang
berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan
kesadaran akan warana, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga
hubungan di antara elemen-elemen tersebut. Kecerdasan ini juga
melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut
pandang.
4. Kecerdasan Musik
5. Kecerdasan Interpersonal
Perilaku Organisasi 30
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk
mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang
lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain
dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam
berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam
diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan,
sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok.
6. Kecerdasan Intrapersonal
7. Kecerdasan Kinestetik
8. Kecerdasan Naturalis
Perilaku Organisasi 31
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali,
membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap
apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Intinya adalah
kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan
bagian lain dari alam semesta.
9. Kecerdasan Ekstensial
B. SOCIAL INTELLIGENCE
Perilaku Organisasi 33
Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ) : Adalah cara kita
menggunakan makna, nilai, tujuan, dan motivasi spiritual dalam
proses berpikir kita (IQ) dan proses merasa kita (EQ) dalam
membuat keputusan serta dalam berpikir atau melakukan sesuatu.
PENUTUP
Perilaku Organisasi 34
Kecerdasan itu sendiri dapat dikembangkan atau dilatih sesuai
dengan kemampuan dirinya sendiri. Kecerdasan harus didukung
dengan fasilitas/tempat yang tepat dan menunjang untuk
mengembangkan kemampuan seseorang tersebut. Menurut
Howard Gardner, multiple Intelligence ada 9, yaitu: Linguistik,
Logik Matematik, Visual dan Spasial, Musik, Interpersonal,
Intrapersonal, Kinestetik, Naturalis, Ekstensial(Spiitual).
SUMBER REFERENSI :
Perilaku Organisasi 35
http://eecho.wordpress.com/2008/07/15/understanding-people-
part2-potensi-hidup-manusia/
http://www.bookoopedia.com/
http://esqway165tarakan.blogspot.com/
http://www.wikimu.com/News/Home.aspx
BAB VI
Dinamika kelompok
Perilaku Organisasi 36
PENDAHULUAN
Perilaku Organisasi 37
c. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang
ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak
sentiment orang dipahami oleh orang lain, maka semakin
banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan
interaksi-interaksi.
Perilaku Organisasi 38
2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara
individu satu dengan yang lain (Akibat yang ditimbulkan
tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat).
1. Kelompok
Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi
dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok kerja bentukan yang
dideinisikan oleh struktur oraganisasi dengan penugasan
kerja yang sudah ditentukan. Perilaku-perilaku yang harus
ditunjukan di dalam kelompok ini ditentukan dan diarahkan
ke sasaran organisasi.
3. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah kelompok yang tidak terstruktur
formal dan tidak ditentukan oleh oraganisasi, dan terjadi
karena respons terhadap kebutuhan akan hubungan sosial.
Kelebihannya adalah kelompok ini bisa memenuhi kebutuhan
social anggotanya yang dapat mempengaruhi perilaku dan
kinerja anggotanya itu.
Perilaku Organisasi 39
4. Kelompok Komando
Kelompok komando adalah kelompok yang terdiri dari
individu-individu yang melapor langsung kepada manajer
tertentu, atau dengan kata lain kelompok komando adalah
manajer dan semua bawahannya.
5. Kelompok Tugas
Kelompok tugas adalah orang-orang yang secara bersama-
sama menyelesaikan tugas.
6. Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan adalah orang-orang yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan khusus dan yang menjadi
perhatian masing-masing orang.
7. Kelompok Persahabatan
Kelompok persahabatan adalah persekutuan social yang
sering dikembangkan dari situasi kerja, ditetapkan bersama-
sama karena memiliki satu atau lebih karakteristik yang
sama.
2. Faktor Status
Bergabung ke dalam kelompok yang dipandang penting,
memberikan pengakuan dan status bagi para anggotanya.
3. Faktor harga diri
Memiliki harga diri karena menjadi bagian kelompok dan
kejelasan status mereka bagi kelompok lain.
4. Faktor Ailiasi
Kelompok bisa memenuhi kebutuhan social anggotanya.
5. Faktor Kekuasaan
Kekuasaan dan kekuatan bisa diraih dengan berada di dalam
kelompok yang sulit diperoleh jika sendirian.
6. Faktor Pencapaian Sasaran
Perilaku Organisasi 40
Untuk mencapai sasaran dan menyelesaikan tugas dibutuhkan
lebih dari satu atau dua orang. Ada kebutuhan mengumpulkan
bakat, pengetahuan, atau kekuasaan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
• Mutual acceptance
Perilaku Organisasi 41
Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh
bagaimana komunikasi yang terjadi dalam kelompok. Dengan
demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga
[8]
tahap, antara lain :
F. DINAMIKA KELOMPOK
Perilaku Organisasi 42
satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan
individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama.
• Jenjang sosial
Perilaku Organisasi 43
PENUTUP
Perilaku Organisasi 44
SUMBER REFERENSI :
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Dinamika_kelompok&action=edit
http://jarkasihishaq.blogspot.com/2009/05/ORGANISASI%20DAN
%20KEPEMIMPINAN
http://archielprananta.blogspot.com/2010/01/jenis-jenis-kelompok-
sosial.html
Perilaku Organisasi 45
BAB VII
Iklim organisasi
PENDAHULUAN
Perilaku Organisasi 46
beberapa keadaan atau kondisi dalam satu rangkaian yang
secara langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak sadar,
dapat mempengaruhi karyawan.
Perilaku Organisasi 47
menanyakan kepada mereka untuk menyatakan apakah itu baik
atau buruk.
Perilaku Organisasi 48
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Kabupaten
Jembrana, dalam 4 tahun terakhir telah mensubsidi Rp. 14,7 M
(hampir 3,7 M per tahun) untuk menggratiskan semua sekolah
negeri. Kabupaten-kabupaten lain akan segera menyusul, di
antaranya Balikpapan. Namun hingga saat ini belum diperoleh
informasi kebijakan untuk sekolah swasta. Masih banyak sekolah
swasta yang mengalami kesulitan biaya dan terancam tutup,
padahal sekolah swasta masih dibutuhkan.
Perilaku Organisasi 49
dengan tujuan tertentu, bekerja secara rasional dan berusaha
mencapai tujuan tertentu yakni prinsip dasar dari masyarakat
barat sekarang ini. Meski pendekatan tujuan ini kelihatan
sederhana, tetapi mengandung juga beberapa persoalan.
Perilaku Organisasi 50
semua keputusan yang diambil, ketika karyawan mendapat
suatu pekerjaan, karyawan yang bersangkutan mengetahui
bahwa itu adalah pekerjaannya (Toulson & Smith, 1994:457).
Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk
melaksanakan fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan pengarahan yang diterima (Flippo, 1996:103)
atau tingkatan sejauh mana anggota organisasi bertanggung
jawab terhadap pekerjaan yang dibebankan (Cherrington,
1996:560).
2. Identitas
Identitas (identity) adalah perasaaan memiliki (sense of
belonging) terhadap perusahaan dan diterima dalam kelompok
(Toulson & Smith, 1994:457).
3. Kehangatan
Kehangatan (warmth) adalah perasaan terhadap suasana kerja
yang bersahabat dan lebih ditekankan pada kondisi keramahan
atau persahabatan dalam kelompok yang informal, serta
hubungan yang baik antar rekan kerja, penekanan pada
pengaruh persahabatan dan kelompok sosial yang informal
(Toulson & Smith, 1994:457).
4. Dukungan
Dukungan (support) adalah hal-hal yang terkait dengan
dukungan dan hubungan antar sesama rekan kerja yaitu
perasaan saling menolong antara manajer dan karyawan, lebih
ditekankan pada dukungan yang saling membutuhkan antara
atasan dan bawahan (Toulson & Smith, 1994:457).
5. Konlik
Konlik (conlict) merupakan situasi terjadi pertentangan atau
perbedaan pendapat antara bawahan dengan pimpinan dan
Perilaku Organisasi 51
bawahan dengan bawahan. Ditekankan pada kondisi dimana
manajer dan para pekerja mau mendengarkan pendapat yang
berbeda. Kedua belah pihak bersedia menempatan masalah
secara terbuka dan mencari solusinya daripada menghindarinya
(Toulson & Smith,1994:457).
PENUTUP
Perilaku Organisasi 52
Hubungan antar anggota organisasi harus berjaln dengan baik,
agar keefektiitasan kinerja bisa tercapai.
SUMBER REFERENSI :
http://vinspirations.blogspot.com/
http://gurutisna.wordpress.com/2009/03/05/iklim-organisasi/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/iklim-organisasi-deinisi-
pendekatan.html
BAB VIII
Motivasi dalam organisasi
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN MOTIVASI
Perilaku Organisasi 53
Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan
atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk
berbuat.
Perilaku Organisasi 54
Proses timbulnya motivasi seseorang :
• Evaluasi prestasi
• Kepuasan
Proses motivasi :
• Tujuan
• Mengetahui kepentingan
• Komunikasi efektif
• Integrasi tujuan
• Fasilitas
• Teamwork
Perilaku Organisasi 55
(2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti isik
semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3)
kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan
harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam
berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self
actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang
untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya
sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Perilaku Organisasi 56
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional
antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih,
kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan
orang lain.
Perilaku Organisasi 57
6. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi
yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari
dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti
menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi
satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para
pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori
yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu.
Perilaku Organisasi 58
kepuasan. Ketika pegawai merasa nyaman di tempat kerja dan
merasa puas, secara individu mereka akan bekerja secara teratur.
Untuk itu, kebijakan pemberian imbalan harus membuat pekerjaan
menjadi tempat yang menyenangkan.
2. Kompetensi Karyawan.
Perilaku Organisasi 59
Semakin tinggi derajat kompetensi karyawan semakin tinggi pula
motivasi kinerja yang dimilikinya.
3. Lingkungan Kerja.
4. Sistem Nilai.
Konlik yang terjadi antara manajer dan karyawan bisa jadi karena
dipengaruhi perbedaan nilai tentang ukuran kinerja pekerjaan;
apakah dilihat dari proses ataukah hasil; ataukah gabungan
keduanya. Sistem nilai sangat memengaruhi motivasi kinerja
karyawan.
5. Preferensi.
Perilaku Organisasi 60
Yang dimaksud adalah derajad kesukaan atau preferensi terhadap
pekerjaan tertentu. Karyawan yang tergolong teori Y (suka bekerja,
disiplin, dan bertangung jawab), jenis pekerjaan apapun cenderung
siap untuk dilaksanakan.
6. Penghargaan.
PENUTUP
Perilaku Organisasi 61
memotivasi diri mereka masing – masing sesuai karakter mereka
sendiri. Seseorang bisa juga memotivasi orang lain. Misalnya
dalam sebuah organisasi, pimpinan memotivasi bawahannya untuk
mengembangkan kinerjanya. Hal ini bisa dipengaruhi dengan
adanya daya tarik untuk lebih maju. Misalnya dengan memberikan
imbalan atau dengan menaikkan gaji bawahannya. Apabila
hasilnnya dapat memuaskan maka pimpinan akan memotivasi
lebih baik lagi. Ada juga bawahan yang susah untuk
mengembangkan kinerjanya, maka disini pimpinan harus
melakukan pendekatan agar bahawan dia bisa melakukan
pekerjaanya lebih baik lagi. Dibutuhkan pimpinan yang bisa
menjadi suatu teladan bagi orang – orang disekitarnya.
SUMBER REFERENSI :
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
http://www.anneahira.com/motivasi/pengertian-motivasi.htm
http://adsensecamp.com/?ref_id=11028
http://www.anneahira.com/motivasi/motivasi-kinerja.htm
BAB IX
Ganjaran dalam organisasi dan kepuasan kerja
PENDAHULUAN
Perilaku Organisasi 62
organisasi/perusahaan yang ia masuki. Kepuasan kerja sangat
penting dipelajari dalam berperilaku organisasi karena hal ini akan
mengetahui pentingnya tingkat kinerja seseorang dan komitmen
seseorang pada suatu pekerjaan yang ia lakukan.
A. PENGERTIAN GANJARAN
• Kinerja
Kinerja merupakan ukuran dari suatu hasil. Untuk menghargai
individu dalam suatu organisasi, maka diperlukan kriteria-
kriteria persetujuan untuk menentukan kinerjanya tersebut.
Perilaku Organisasi 63
• Usaha
Ganjaran terhadap suatu usaha yang dilakukan individu dalam
suatu organisasi tertentu merupakan contoh klasik cara
pemberian penghargaan atau reward.
• Kerumitan pekerjaan
Pekerjaan yang lebih rumit dan memerlukan konsentrasi lebih
untuk menyelesaikannya biasanya mendapatkan ganjaran lebih
tinggi daripada pekerjaan yang mudah dilakukan. Hal ini
dimaksud agar setiap individu merasa tertarik dan tertantang
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tingkatan
kesulitan yang lebih dengan harapan mendapat ganjaran yang
lebih tinggi pula dari organisasinya.
C. TUJUAN GANJARAN
Perilaku Organisasi 64
c. Menjamin keadilan
d.Menghargai perilaku yang diinginkan
e.Mengendalikan biaya-biaya
f. Memenuhi peraturan-peraturan legal
Perilaku Organisasi 65
lebih dan setara dengan apa yang telah dikerjakan
untuk perusahaan. Sehingga, karyawan dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perilaku Organisasi 66
F. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN
KERJA
Perilaku Organisasi 67
memungkinkan untuk memberikan tanggapan terhadap kebutuhan
kerja dari suatu lingkungan kerja. Dari lain pihak, lingkungan kerja
menyediakan pendorong atau penghargaan tertentu seperti gaji,
status, hubungan pribadi, dan lain-lain dalam hubungannya
dengan kebutuhan individu. Jika individu memenuhi persyaratan
kerja, maka karyawan akan dianggap sebagai pekerja-pekerja yang
memuaskan dan diperkenankan untuk tetap bekerja di dalam
badan usaha. Di lain pihak, jika kebutuhan kerja memenuhi
kebutuhan individu atau memenuhi kebutuhan kerja, pekerja
dianggap sebagai pekerja-pekerja yang puas. Individu berharap
untuk dievaluasi oleh penyelia sebagai pekerja yang memuaskan
ketika kemampuan dan keahlian individu memenuhi persyaratan
kerja. Apabila pendorong-pendorong dari pekerjaan memenuhi
kebutuhan kerja dari individu, mereka diharapkan untuk jadi
pekerja yang puas. Seorang karyawan yang puas dan memuaskan
diharapkan untuk melaksanakan pekerjaannya. Jika kemampuan
dan persyaratan kerja tidak seimbang, maka pengunduran diri,
tingkat pergantian, pemecatan dan penurunan jabatan dapat
terjadi. Model Theory of Work Adjustment mengukur 20 dimensi
yang menjelaskan 20 kebutuhan elemen atau kondisi penguat
spesiik yang penting dalam menciptakan kepuasan kerja.
Perilaku Organisasi 68
kepada kepuasan, rumusan ini menyatakan bahwa kinerja
menyebabkan kepuasan melalui variabel perantara yaitu reward.
Gambar 9.1.
Perilaku Organisasi 69
tersebut wajar dengan kerjanya maka kepuasan akan tetap
terjaga. Model pengukuran kepuasan seperti ini dapat
menggunakan kalimat ”berapa banyak sekarang ??” dan
”seharusnya berapa ??”.
PENUTUP
Perilaku Organisasi 70
Oleh karena itu, organisasi harus mampu menciptakan keyakinan
bahwa tujuan organisasi adalah tujua para karyawannya juga,
sehingga terjadi hubungan yang selaras dan akan menciptakan
komitmen karyawan terhadap organisasi/tempat ia bekerja.
SUMBER REFERENSI :
http://72.14.235.132/search?
q=cache:QmgcCCVwswEJ:www.hotlinkiles.com/iles/2007609_rslxa
/6.EvaluasidanImbalan.ppt+tujuan+ganjaran+organisasi&hl
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-
industri/motivasi-kerja-dan-kepuasan-kerja
http://arnette-harjanto.blogspot.com/2007_11_01_archive.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Kepuasan_Kerja
http://teorionline.wordpress.com/
http://nazahdsexy.blogspot.com/
http://teorionline.wordpress.com
BAB X
Manajemen komitmen
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN KOMITMEN
Perilaku Organisasi 71
Banyak para ahli mengemukakan arti dari komitmen terhadap
organisasi. Armstrong (1991) menyatakan bahwa pengertian
komitmen mempunyai ada 3 (tiga) area perasaan atau perilaku
terkait dengan perusahaan tempat seseorang bekerja:
Perilaku Organisasi 72
organisasi. Pada sisi lain ternyata komitmen organisasi juga dapat
dijelaskan pada tataran kontinuasi.
1. Identiikasi
2. Keterlibatan
3. Loyalitas
Perilaku Organisasi 74
mengharapkan apapun (Wignyo-soebroto, 1987). Kesediaan
pegawai untuk mempertahankan diri bekerja dalam organisasi
adalah hal yang penting dalam menunjang komitmen pegawai
terhadap organisasi dimana mereka bekerja. Hal ini dapat
diupayakan bila pegawai merasakan adanya keamanan dan
kepuasan di dalam organisasi tempat ia bergabung untuk bekerja.
Perilaku Organisasi 75
PENUTUP
SUMBER REFERENSI :
http://arahbalik.blogspot.com/
http://www.pulsaholic.com/blog.php?user=olik&blogentry_id=444
http://ulyniamy.wordpress.com/2010/07/07/komitmen-organisasi/
Perilaku Organisasi 76
BAB XI
Konlik dalam organisasi
PENDAHULUAN
Perilaku Organisasi 77
Robbins (1996) dalam "Organization Behavior" menjelaskan
bahwa konlik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat
adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang)
yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh
positif maupun pengaruh negatif.
Sedang menurut Luthans (1981) konlik adalah kondisi yang
ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentengan.
Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia.
Istilah konlik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah
yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.
Konlik menjadi tidak sehat jika dihindari atau ditangani
dengan dasar menang atau kalah (hanya satu pihak yang
menang). Akibatnya terjadi permusuhan. Kecenderungan
membela pihak tertentu timbul, maka akibatnya produktivitas
sedikit demi sedikit berkurang akhirnya lenyap sama sekali.
Situasi ini biasanya sulit atau bahkan tidak mungkin diperbaiki.
Konlik menjadi sehat ketika pihak-pihak yang terlibat
menjajaki ide-ide baru, menguji posisi dan keyakinan mereka
serta konstruktif, orang-orang yang di rangsang untuk lebih
kreatif, sehingga menuju ke arah pilihan tindakan yang lebih
luas dan hasil yang lebih baik.
Macam-Macam Konlik
1) konlik individu dengan individu
Konlik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan
dengan individu pimpinan dari berbagai tingkatan. Individu
pimpinan dengan individu karyawan maupun antara
inbdividu karyawan dengan individu karyawan lainnya.
2) konlik individu dengan kelompok
Konlik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan
dengan kelompok ataupun antara individu karyawan dengan
kempok pimpinan.
Perilaku Organisasi 78
3) konlik kelompok dengan kelompok
Ini bisa terjadi antara kelompok pimpinan dengan kelompok
karyawan, kelompok pimpinan dengan kelompok pimpinan
yang lain dalam berbagai tingkatan maupun antara
kelompok karyawan dengan kelompok karyawan yang lain.
B. Bentuk- Bentuk Konlik Organisasi
Konlik yang terjadi dalam masyarakat atau dalam sebuah
organisasi dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk atau
cara :
• Konlik antar bawahan di bagian yang sama dalam
sebuah organisasi.
• Konlik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang
sama dalam sebuah organisasi.
• Konlik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam
sebuah organisasi.
• Konlik antara pimpinan dan bawahan di bagian yang
berbeda dalam sebuah organisasi.
• Konlik antar pimpinan bagian yang berbeda dalam
sebuah organisasi.
Perilaku Organisasi 79
• Penyediaan sumberdaya yang dibutuhkan dalam proses
produksi dan distribusi secara lengkap dan
bersinambung,
• Membangun struktur organisasi yang leksibel dalam
mengembangkan komunikasi dan koordinasi yang efektif
serta dinamika kelompok,
• Membangun suasana kekeluargaan dan kebersamaan
secara psikologis.
Perilaku Organisasi 80
kerja yang ada atau konlik antar organisasi. Timbulnya konlik
ini dikarenakan adanya perbedaan tujuan antara satu pihak
dengan pihak lain yang terlibat dalam konlik tersebut.
Oleh karena itu diperlukan kerjasama dan koordinasi antar
struktur dalam organisasi atau antar organisasi sehingga dapat
meminimalkan terjadinya perbedaan.
Ross (1993) mengemukakan ada dua sumber konlik yang
terjadi dalam sebuah organisasi atau kelompok, adalah adanya
unsur persaingan dan unsur kekuatan. Menurut teori struktur,
konlik dipicu oleh sosial adanya persaingan antara pihak-pihak
yang berkepentingan.Tindakan terhadap pihak lain dalam
pemikiran teori struktur social akan menciptakan tantangan
nyata untuk meningkatkan solidaritas dan respon kolektif dalam
menghadapi lawan. Selanjutnya pihak-pihak tersebut
melakukan konsolodasi secara sadar sehingga membentuk
suatu kekuatan dalam menghadapi konlik tersebut.
Misalnya pekerja pada perusahaan menginginkan kebutuhan
hidup mereka dapat dipenuhi oleh perusahaan sedang pemilik
perusahaan mempunyai kepentingan lain untuk
mengembangkan perusahaan perlu memperkuat posisi
persaingan. Persaingan dapat diperkuat bila perusahaan
mampu menguasai pasar. Penguasaan pasar bisa ditempuh
antara lain dengan menekan harga dibawah harga perusahaan
lain. Penekaanan harga hanya dimungkinkan bila menekan
biaya produksi, penekanan biaya produksi bisa ditempuh
diantaranya dengan menekan biaya tenaga kerja, sedangkan
karyawan berkeinginan memperoleh gaji yang mencukupi.
Perbedaan semacam ini sering kali diantara menjadi pemicu
terjadinya konlik-konlik yang terjadi dalam kehidupan
perusahaan, bila tidak ditangani secara serius akan
menimbulkan dampak yang sangat berarti bagi usaha
Perilaku Organisasi 81
pencapaian tujuan perusahaan , salah satunya adalah
rendahnya kinerja karyawan secara keseluruhan akan
mempengaruhi produktiitas perusahaan Anoroga (1992: 101)
Akan tetapi tidak hanya itu saja yang ditimbulkan oleh
konlik yang tidak ditangani secara tepat dan bijaksana, dapat
pula berakibat langsung pada diri karyawan, karena mereka
dalam keadaan suasana serba salah sehingga mengalami
tekanan jiwa (stress).
PENUTUP
SUMBER REFERENSI :
Perilaku Organisasi 82
http://penakayu.blogdrive.com/
http://72.14.235.132/search?
q=cache:NWW_8ut3HucJ:luluk.staf.gunadarma.ac.id/
http://72.14.235.132/search?
q=cache:jwD23WexAZoJ:resources.unpad.ac.id/
http://erwinarianto.multiply.com/journal/item/
http://cokroaminoto.wordpress.com/
http://ilmiahmanajemen.blogspot.com/
BAB XII
Manajemen Stress
PENDAHULUAN
Stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak sulit dan
membuat ketidakseimbangan dalam hidup. Dalam perilaku
organisasi, dibutuhkan suatu manajemen stress untuk menghadapi
tuntutan yang berlebihan. Tujuan manajemen stress untuk
meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik lagi dari pada
sebelumnya. Manajemen stress akan menganalisa pengaruh stress
pada kinerja dan kemampuan berpikir seseorang.
A. KONSEP STRESS
Perilaku Organisasi 83
positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat,
perkawinan, jatuh cinta.
Menilik dari pengertian stress sendiri, maka berbagai pengertian
manajemen stress pun diungkap sebagai berikut:
• “Stress (n), Psychological and physical strain or tension
generated by physical, emotional, social, economic, or
occupational circumstances, events, or experiences that are
diicult to manage or endure.” (Colman, Andrew M. (1 st ed.).
(2001). Oxford Dictionary Of Psychology. hal. 711)
• Manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan
diri ketika situasi, orang-orang, dan kejadian-kejadian yang
ada memeberi tuntutan yang berlebihan.
B. MEKANISME STRESS
C. KATEGORI STRESS
Perilaku Organisasi 85
sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak menyenangkan à
istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”isik à jantung
berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah
tinggi dan susah tidur
b. Kemarahan dan agresi
Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi
umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat
menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-
luap, dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan
yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan,
tindak sadis dan usaha membunuh orang
c. Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan
semangat. Terkadang disertai rasa sedih.
Perilaku Organisasi 86
c. Perhatikan diri anda, proses interpersonal dan interaktif,
serta lingkungan anda.
d. Kembangkan sikap eisien.
e. Relaksasi
f. Visualisasi (angan-angan terarah)
Teknik singkat untuk menghilangkan stres, misalnya
melakukan pernafasan dalam, mandi santai dalam bak,
tertawa, pijat, membaca, kecanduan positif (melakukan
yang disukai secara teratur), istirahat teratur dan ngobrol.
Perilaku Organisasi 87
manusia setiap harinya berkecimpung di tempat kerjanya lebih
dari sepertiga kali waktunya.
Stres kerja sering menimbulkan masalah bagi tenaga kerja,
baik pada kelompok eksekutif (white collar workers) maupun
kelompok pekerja biasa (blue collar workers). Stres kerja dapat
mengganggu kesehatan tenaga kerja, baik isik maupun
emosional. Hal itu juga didukung oleh Sullivan dan Bhagat
(1992) dalam studi mereka mengenai stres kerja (yang diukur
dengan role ambiguity, role conlict, dan role overload) dan
kinerja, pada umumnya ditemukan bahwa stres kerja
berhubungan secara negatif dengan kinerja.
Stres mempunyai posisi yang penting dalam kaitannya
dengan produktivitas sumberdaya manusia, dana dan materi.
Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam diri
individu, stres juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari
organisasi dan lingkungan. Tenaga kerja merupakan salah satu
aset perusahaan yang paling utama, oleh karena itu perlu
dibina secara baik. Stres pada karyawan sebagai salah satu
akibat dari bekerja perlu dikondisikan pada posisi yang tepat
agar kinerja mereka juga pada posisi yang diharapkan.
PENUTUP
Perilaku Organisasi 88
tersebut terdapat rasa tuntutan dan kekhawatiran yang membuat
pikiran menjadi kacau, hal ini harus segera diselesaikan agar
kinerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya terlaksana
dengan baik. Keterkaitan hubungan sosial antara pegawai dan
atasan harus memperhatikan kebutuhan satu sama lainnya, agar
kinerja organisasi tersebut berjalan dengan baik. Hubungan sosial
sangat berpengaruh dalam menyelesaikan masalah stress.
Seseorang pimpinan dapat membantu bawahan nya agar ia tidak
jenuh dengan pekerjaannya. Hal ini dilakukan dengan cara
pendekatan dan memberikan penghargaan agar kinerja para
pegawai bisa berjalan baik dan tujuan dari organisasi tersebut bisa
tercapai dengan baik.
Sumber Referensi :
http://lensakomunika.blogspot.com/
http://fuadbahsin.wordpress.com/2008/12/25/konsep-stres-pada-
mahasiswa-vs-karya-tulis/
http://www.borneo.web.id/tag/stress
http://andaners.wordpress.com/2009/04/21/konsep-cemas-stress-
dan-adaptasi/
BAB XIII
Kualitas kehidupan kerja dan kinerja
PENDAHULUAN
Perilaku Organisasi 89
kehidupan kerja bisa terwujud apabila para pelaku organisasi
mampu memahami karakteristik tiap individu – individunya dan
dapat meningkatkan proses pekerjaannya untuk lebih baik. Dengan
adanya moral, maka tiap individu mempunyai kualitas kinerja yang
baik. Karyawan yang bermoral tinggi pasti akan berpengaruh
terhadap organisasinya, dan akan mempunyai perilaku yang baik.
Perilaku Organisasi 90
kuantitas. Misalnya, seorang tenaga telemarketing, diminta
untuk melakukan panggilan lebih banyak lagi.
Perilaku Organisasi 92
Istilah moral digunakan untuk menerangkan perilaku
organisasi. Drafke & Kossen (1998) mendeinisikan: moral kerja
mengacu pada sikap-sikap karyawan baik terhadap organisasi-
organisasi yang mempekerjakan mereka, maupun terhadap faktor-
faktor pekerjaan yang khas, seperti supervisi, sesama karyawan,
dan rangsangan-rangsangan keuangan. Ini dapat dianggap berasal
baik dari individu maupun kelompok yang merupakan bagian
dimana karyawan berada. William B. & Keith Davis (1993)
menghubungakan moral kerja dengan quality of work life efort.
Menurutnya, moral kerja bermanfaat dan dapat digunakan untuk
berbagai kepentingan yang erat kaitannya dengan usaha membina
relasi antar karyawan, komunikasi informal dan formal,
pembentukan disiplin serta konseling.
4. Tingkatan organisasi
Perilaku Organisasi 93
9. Dinamika lingkungan
10. Kepribadian
Perilaku Organisasi 94
PENUTUP
Sumber Referensi :
http://www.portalhr.com/tips/2id19.html
http://www.jurnal-kopertis4.tripod.com/8-02.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/hubungan-moral-kerja-
dan-produktivitas.html
Perilaku Organisasi 95
http://agungpia.multiply.com/journal/item/65/Moral_Kerja
http://nonagreenhouse.blogspot.com/
BAB XIV
Pengembangan organisasi dan organisasi yang sehat
PENDAHULUAN
Perilaku Organisasi 96
Perubahan- perubahan yang terjadi pada dasarnya dapat
dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu:
• perkembangan teknologi,
• perkembangan produk,
• ledakan ilmu pengetahuan dan jasa,
• perubahan sosial yang mempengaruhi perilaku, gaya hidup,
nilai- nilai dan harapan tiap orang.
Perilaku Organisasi 97
menyesuaikan dengan teknologi, pasar dan tantangan yang
baru serta perputaran yang cepat dari perubahan itu sendiri.
b. Richard Beckhard
Pengembangan organisasi adalah suatu usaha berencana,
meliputi organisasi keseluruhan, diurus dari atas meningkatkat
efektivitas organisasi melalui pendekatan berencana dengan
proses organisasi, dengan memakai pengetahuan ilmu perilaku.
Perilaku Organisasi 98
D. PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN
LATIHAN
Walaupun masih menjadi suatu kemunculan profesi,
sebagian besar profesional PO memiliki pelatihan khusus
didalam PO, terbentang dari kursus- kursus jangka pendek dan
workshop- workshop, serta pendidikan master dan doktor. Tidak
ada jalur karir tunggal, namun demikian konsultan internal
sering digunakan sebagai batu loncatan untuk menjadi
konsultan eksternal.
Pelatihan ini sebaiknya secara ekplisit dapat mengadopsi
harapan-harapan dari seluruh pegawai menyangkut :
• Kewajiban- kewajiban mengkomunikasikan masalah-
masalah tertentu yang dijumpai.
• Membuat Daftar jenis- jenis masalah, termasuk
kecurangan yang terjadi atau yang dicurigai untuk
dikomunikasikan secara jelas dan spesiik; dan
• Informasi bagaimana mengkomunikasikan masalah2
tersebut. Dan juga sebaiknya ada kepastian dari
Manajemen Senior mengenai harapan-harapan pegawai
dan tanggung jawab2 komunikasi tersebut. Pelatihan
semacam itu sebaiknya meliputi suatu elemen “Sadar
akan adanya Kecurangan (“fraud awareness”) yang positif
tapi tidak ditekankan pada bahwa kecurangan dapat
menjadi mahal bagi entitas dan para pegawainya.
Perilaku Organisasi 99
praktisi ini merupakan bagian dari objek/orang-orang yang
terlibat dalam penelitian operasi. Pengembangan organisasi
senantiasa menunjukkan perhatiannya terhadap pelaksanaan
yang berkaitan dengan etika para praktisi, dan pada akhir-akhir
ini sebuah kode yang berkaitan dengan etika untuk praktek
pengembangan organisasi telah dikembangkan oleh berbagai
macam asosiasi profesional di dalam pengembangan
organisasi. Issu-issu yang berkaitan dengan etika di dalam
pengembangan organisasi cenderung untuk muncul di sekitar
issu-issu berikut ini, seperti : pemilihan intervensi,
menggunakan informasi, menahan servis, ketergantungan
klien, pemilihan partisipasi, dan memanipulasi klien.
Kreativitas individu
Pada kreativitas individu membutuhkan kekuatan mental
sebagai unsur yang sangat menentukan dalam membangkitkan
semangat. Dengan semangat dapat tumbuh dan berkembang
akan ditentukan oleh kebiasaan dalam mengaktualisasikan
berpikir ke arah yang positif.
Inovasi organisasi
Pada inovasi organisasi yang sukses haruslah didukung dan
digerakkan oleh kepemimpinan puncak, yang memiliki tujuan
tertentu dan dihasilkan dari analisa, sistem dan kerja keras tim
kerja kelompok sebagai satu proses dua langkah artinya
pertama inovasi itu sendiri, kedua suatu usaha yang berisiko
tinggi untuk mengubah penemuan menjadi suatu produk atau
proses yang berpotensi komersil.
Oleh karena itu, pelaksanaannya harus mengikuti prinsip
keharusan bahwa:
1) harus memiliki tujuan dalam memaksimumkan peluang;
2) inovator yang terlibat memiliki kemampuan;
3) kerja yang jelas, sederhana, dan terfokuskan agar semua
alokasi sumber dana digerakkan menjadi efesien dan efektif;
4) inovasi kelompok menjadi inovasi organisasi;
Pengambilan keputusan
Pada proses pengambilan keputusan kita memanfaatkan
proses berpikir kedalam dua lingkungan yang disebut
lingkungan alam sadar (kesadaran/ otak atas kanan;
kecerdasan/ otak atas kiri) dan alam bawah sadar atau otak
bawah sadar yang berpusat di hati.
Dengan otak bawah sadar yang kita sebut dengan akal
menjadi hasil kerja hati dengan penghayatan yang juga kita
sebut dengan intuisi sehingga dalam proses berpikir dimana
dengan akal itu akan menunjukkan dimana letak bahaya,
bagaimana ia dapat dihindarkan, selanjutnya menunjukkan
jalan dan cara-cara mencapai tujuan.
PENUTUP
SUMBER REFERENSI :
http://www.bpkp.go.id/ivestigasi/kultur
http://hasbulloh.multiply.com/journal/item/13/
http://indosdm.com/
http://basuki1.ganeca.net/index.php/
http://ariefmuhammad.blogspot.com/2007/09/
http://incredible7.wordpress.com/2008/06/06/
http://organisasiatr.wordpress.com/
http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/06/pengertian-
pengembangan-organisasi.html
http://zizer.wordpress.com/2009/11/26/pengembangan-organisasi/
BAB XV
Budaya organisasi
SUMBER REFERENSI :
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/teori-budaya-
organisasi.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/27/budaya-
organisasi-di-sekolah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://cokroaminoto.wordpress.com/2008/06/10/budaya-organisasi-
dalam-peningkatan-kinerja-3/
http://indraprasetya17.wordpress.com/
http://eziekim.wordpress.com/
http://setiya21.wordpress.com/2009/12/17/perilaku-organisasi/
http://solehamini.blogspot.com/
http://pou-pout.blogspot.com/
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?
hl=id&langpair=en
%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Experimental_analysis_of_be
havior&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhidDh9NZu2JSaP-
85f5mVfE9cu71Q
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/organisasi-sebagai-
sistem-sosial/
KEPEMIMPINAN%20PENDIDIKAN.pdf
http://agungpia.multiply.com/journal/item/23/Dasar-
dasar_Perilaku_Individu
http://blogs.unpad.ac.id/nadiasabrina/
http://rikiseptiawan.blogspot.com/
http://eecho.wordpress.com/2008/07/15/understanding-people-
part2-potensi-hidup-manusia/
http://www.bookoopedia.com/
http://esqway165tarakan.blogspot.com/
http://www.wikimu.com/News/Home.aspx
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Dinamika_kelompok&action=edit
http://jarkasihishaq.blogspot.com/2009/05/ORGANISASI%20DAN
%20KEPEMIMPINAN
http://archielprananta.blogspot.com/2010/01/jenis-jenis-kelompok-
sosial.html
http://vinspirations.blogspot.com/
http://gurutisna.wordpress.com/2009/03/05/iklim-organisasi/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/iklim-organisasi-deinisi-
pendekatan.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
http://www.anneahira.com/motivasi/pengertian-motivasi.htm
http://adsensecamp.com/?ref_id=11028
http://www.anneahira.com/motivasi/motivasi-kinerja.htm
http://72.14.235.132/search?
q=cache:QmgcCCVwswEJ:www.hotlinkiles.com/iles/2007609_rslxa
/6.EvaluasidanImbalan.ppt+tujuan+ganjaran+organisasi&hl
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-
industri/motivasi-kerja-dan-kepuasan-kerja
http://arnette-harjanto.blogspot.com/2007_11_01_archive.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Kepuasan_Kerja
Perilaku Organisasi 113
http://teorionline.wordpress.com/
http://nazahdsexy.blogspot.com/
http://teorionline.wordpress.com
http://arahbalik.blogspot.com/
http://www.pulsaholic.com/blog.php?user=olik&blogentry_id=444
http://ulyniamy.wordpress.com/2010/07/07/komitmen-organisasi/
http://penakayu.blogdrive.com/
http://72.14.235.132/search?
q=cache:NWW_8ut3HucJ:luluk.staf.gunadarma.ac.id/
http://72.14.235.132/search?
q=cache:jwD23WexAZoJ:resources.unpad.ac.id/
http://erwinarianto.multiply.com/journal/item/
http://cokroaminoto.wordpress.com/
http://ilmiahmanajemen.blogspot.com/
http://lensakomunika.blogspot.com/
http://fuadbahsin.wordpress.com/2008/12/25/konsep-stres-pada-
mahasiswa-vs-karya-tulis/
http://www.borneo.web.id/tag/stress
http://andaners.wordpress.com/2009/04/21/konsep-cemas-stress-
dan-adaptasi/
http://www.portalhr.com/tips/2id19.html
http://www.jurnal-kopertis4.tripod.com/8-02.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/hubungan-moral-kerja-
dan-produktivitas.html
http://agungpia.multiply.com/journal/item/65/Moral_Kerja
http://nonagreenhouse.blogspot.com/
http://hasbulloh.multiply.com/journal/item/13/
http://indosdm.com/
http://basuki1.ganeca.net/index.php/
http://ariefmuhammad.blogspot.com/2007/09/
http://incredible7.wordpress.com/2008/06/06/
http://organisasiatr.wordpress.com/
http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/06/pengertian-
pengembangan-organisasi.html
http://zizer.wordpress.com/2009/11/26/pengembangan-organisasi/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/teori-budaya-
organisasi.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/27/budaya-
organisasi-di-sekolah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://cokroaminoto.wordpress.com/2008/06/10/budaya-organisasi-
dalam-peningkatan-kinerja-3/