Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEKUASAAN DAN PENGARUH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Mempengaruhi merupakan inti dari kekuasaan,agar seseorang dapat menjadi
pemimpina yang efektif orang itu harus mampu mempengaruhi orang lain, agar mau
menjalankan permintaan,serta menjalankan kebijakannya.
Kekuasaan adalah kapasitas untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain dalam
arah yang diinginkan. Kekuasaan digunakan untuk menjelaskan kapasitas absolut
seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku atau sikap seseorang atau lebih yang
ditunjuk sebagai target pada satu waktu tertentu.
Otoritas melibatkan hak, prerogatif, kewajiban, dan tugas yang berkaitan dengan
posisi khusus dalam organisasi atau sistem sosial. Otoritas pemimpin biasanya
meliputi hak untuk membuat keputusan khusus untuk organisasi
Untuk memahami apa yang membuat manajer menjadi efektif membutuhkan analisis
kompleks terhadap jaringan hubungan dan proses mempengaruhi yang ditemukan
dalam semua organisi,seperti kasus yang ada di rumah sakit Restveiw dibawah ini.
2.2 TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang kekuasaan dan
mempengaruhi dan sekali gus memenuhi tugas dalam mata kuliah kepemimpinan
startegik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.KONSEPSI KEKUASAAN DAN OTORITAS
Kekuasaan
Kekuasaan adalah kapasitas untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain dalam
arah yang diinginkan. Kekuasaan digunakan untuk menjelaskan kapasitas absolut
seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku atau sikap seseorang atau lebih yang
ditunjuk sebagai target pada satu waktu tertentu.
Otoritas
Otoritas melibatkan hak, prerogatif, kewajiban, dan tugas yang berkaitan dengan
posisi khusus dalam organisasi atau sistem sosial. Otoritas pemimpin biasanya
meliputi hak untuk membuat keputusan khusus untuk organisasi.
2.2.Hasil dari Upaya Pengaruh
· Komitmen, yaitu menjelaskan hasil di mana seorang target secara internal
menyetujui keputusan atau permintaan pemimpin dan memberikan dukungan penuh
untuk melaksanakan apa yang menjadi permintaan atau mengimplementasikan
keputusan secara efektif.
· Kepatuhan, yaitu menjelaskan hasil di mana target bersedia melakukan apa yang
pemimpin inginkan tetapi lebih didasarkan pada rasa apatis daripada rasa antusiasme
dan hanya memberikan sedikit dukungan. Untuk tugas yang sulit dan kompleks,
kepatuhan akan menjadi hasil yang tidak terlalu berhasil dibandingkan dengan
komitmen. Akan tetapi, untuk tugas-tugas rutin dan sederhana, mungkin kepatuhan
memang dibutuhkan para pemimpin untuk mencapai tujuan dari suatu tugas.
· Perlawanan, yaitu menjelaskan hasil di mana seorang target nenentang proposal atau
permintaan, bukan hanya tidak tertaraik saja, dan secara aktif berusaha untuk
menghindari untuk tidak menjalankannya. Seorang target akan nemberikan respons
dalam cara berikut: (1) membuat alasan mengapa permintaan tidak dapat dilaksanakan,
(2) berusaha melakukan pendekatan kepada pemimpin untuk membatalkan atau
mengubah permintaannya, (3) meminta orang yang memiliki otoritas lebih tinggi
untuk mengesampingkan permintaan pemimpin, (4) menunda tindakan dengan
harapan pemimpin akan melupakan permintaan itu, (5) berpura-pura menuruti tetapi
berusaha melakukan sabotase tugas itu, atau (6) menolak melaksanakan permintaan.
2.3.Proses Mempengaruhi
3 jenis proses mempengaruhi, yaitu kepatuhan instrumental, internalisasi dan
identifikasi personal.
· Kepatuhan Instrumental. Seorang target melaksanakan tindakan yang diminta untuk
tujuan mendapatkan imbalan yang pasti atau menghindari hukuman. Level dukungan
yang diberikan mungkin sangat kecil yang diperlukan untuk mendapatkan
penghargaan atau untuk menghindari hukuman.
· Internalisasi. Seorang target memiliki komitmen untuk mendukung dan menerapkan
proposal yang diajukan oleh pemimpin terlihat seperti diharapkan secara intrinsik dan
sesuai dalam hubungannya dengan nilai, keyakinan dan citra pribadi dari target.
· Identifikasi Personal. Seorang target meniru perilaku pemimpin atau mengambil
sikap yang sama agar disukai oleh pemimpin
2.4.TIPE DAN SUMBER KEKUASAAN
Tipe-Tipe Kekuasaan
· Keluasaan Posisi
• Kekuasaan yang memiliki legitimasi
• Kekuasaan yang memberi penghargaan
• Kekuasaan memaksa
• Kekuasaan akan informasi
• Kekuasaan secara ekologis
· Kekuasaan Personal
• Kekuasaan berdasarkan keahlian
Kekuasaan memberi penghargaan (Reward Power): Para target patuh terhadap
perintah untuk memperoleh penghargaan yang dikendalikan oleh agen.
Kekuasaan Memaksa (Coercive Power): Para target patuh terhadap perintah untuk
menghindari hukuman yang dikendalikan oleh agen.
Kekuasaan yang Memiliki Legitimasi (Legitimate Power): Para target patuh karena
mereka percaya bahwa agen memiliki hak untuk memerintah dan seorang target
berkewajiban untuk mematuhinya.
Kekuasaan Berdasarkan Keahlian (Expert Power): Para target patuh karena mereka
percaya bahwa agen memiliki pengetahuan khusus mengenai cara menyelesaikan
suatu pekerjaan.
Kekuasaan Berdasarkan Referensi (Referent Power): Para target patuh karena mereka
mengagumi atau mengenai agen dan ingin mendapatkan persetujuan agen.
Kekuasaan Akan Informasi (Information Power): melibatkan akses terhadap informasi
vital dan kendali atas distribusi informasi kepada orang lain.
Kekuasaan secara Ekologis (Ecological power) : Kontrol terhadap lingkungan fisik,
teknologi, dan organisasi kerja memberikan kesempatan tidak langsung untuk
mempengaruhi orang lain.
2.5.BAGAIMANA KEKUASAAN DAPAT DIPEROLEH ATAU HILANG
Dua teori yang menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh atau hilang adalah:
· Teori Pertukaran Sosial
Menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh dan hilang saat terjadinya proses saling
mempengaruhi seiring waktu antara pemimpin dan bawahan dalam kelompok kecil
dan menekankan pada kekuasaan dan wewenang berdasarkan keahlian, dan bentuk
lain dari kekuasaan tidak terlalu dibahas.
· Teori Kontingensi Strategis
Menjelaskan bagaimana diperoleh dan hilangnva kekuasaan berbagai subunit dalam
organisasi (misalnya,departemen fungsional atau divisi produksi) dan implikasi dari
distribusi kekuasan tersebut untuk efektivitas organisasi dalam lingkungan yang
berubah. Teorinya mendalilkan bahwa kekuasaan dari sebuah subunit tergantung pada
tiga faktor : (1) keahlian dalam menanggulangi masalah yang penting, (2) sentralitas
dari subunit dalam alur pekerjaan, dan (3) tingkat di mana keahlian dari subunit
tersebut adalah unik, tidak dapat digantikan dengan yang lainnya.
Meskipun dua teori tersebut berfokus pada proses kekuasan pada berbagai level
analisis yang berbeda, level-level tersebut memiliki berbagai kesamaan keunggulan
dan sebagai besar memiliki kecocokan. Kedua teori menekankan pentingnya keahlian
untuk memperoleh wewenang.
2.6.KONSEKUENSI KEKUASAAN POSISI DAN KEKUASAAN PERSONAL
Yaitu implikasi dari penggunaan berbagai tipe kekuasaan. Sebagian besar studi
kekuasaan menemukan bahwa kekuasaan berdasarkan keahlian dan referensi
mempunyai korelasi positif dengan kepuasan dan kinerja bawahan. Untuk kekuasaan
yang memiliki legitimasi, memberi penghargaan dan kekuasaan memaksa hasilnya
tidak konsisten, dan korelasinya dengan kriteria biasanya negatif atau tidak signifikan
dibandingkan hasil positif. Secara keseluruhan, hasil studi itu menyatakan bahwa
pemimpin yang efektif lebih mengandalkan diri pada kekuasaan berdasarkan keahlian
dan referensi untuk mempengaruhi bawahannya. Kekuasaan berdasarkan keahlian,
kekuasaan berdasarkan referensi, dan kekuasaan yang memiliki legitimasi memiliki
korelasi positif dengan komitmen secara sifat dari bawahan, sedangkan kekuasaan
memberi penghargaan dan kekuasaan memaksa memiliki korelasi dengan kepatuhan
perilaku.
Dari studi yang dilakukan, alasan utama untuk patuh adalah pemimpin dengan
kekuasaan yang memiliki legitimasi, dan kekuasaan memberi penghargaan juga
menjadi alasan penting untuk patuh, meskipun tipe-tipe ini tidak berhubungan dengan
komitmen. Kekuasaan yang memiliki legitimasi merupakan alasan yang paling umum
untuk memenuhi permintaan atasan, meskipun hal ini tidak mempunyai korelasi
dengan komitmen tugas. Untuk sebagian besar permintaan atau perintah yang rutin,
penggunaan kekuasaan yang memiliki legitimasi dengan bentuk permintaan atau
perintah yang sederhana akan menghasilkan kepatuhan target.
2.7.SEBERAPA BESAR KEKUASAAN YANG HARUS DIMILIKI SEORANG
PEMIMPIN
Pemimpin membutuhkan kekuasaan agar dapat efektif, tetapi tidak berarti bahwa
memiliki kekuasaan yang besar selalu lebih baik. Jelaslah bahwa besarnya kekuasaan
yang diperlukan tergantung pada apa yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaan dan keterampilan pemimpin dalam menggunakan kekuasaan yang tersedia.
Pertanyaan mengenai pencampuran kekuasaan secara optimal oleh pemimpin menjadi
semakin kompleks karena adanya ketergantungan antara sumber-sumber kekuasaan.
Perbedaan antara posisi dan kekuasaan personal terkadang tampak, tetapi jangan
terlalu dibesar-besarkan. Kekuasaan posisi itu penting, tidak hanya sebagai sumber
untuk mempengaruhi tetapi juga karena kekuasaan posisi dapat digunakan untuk
meningkatkan pengaruh kekuasaan personal pemimpin. Kendali atas informasi
melengkapi kekuasaan berdasarkan keahlian dengan keterampilan teknis dengan
memberikan keuntungan pada pemimpin ketika menyelesaikan masalah penting dan
dengan membuat pemimpin mampu untuk menutupi kesalahan dan
membesar-besarkan keberhasilannya. Kekuasaan memberi penghargaan
mempermudah terbentuknya hubungan pertukaran yang lebih mendalam dengan
bawahan, dan bila digunakan dengan sangat baik akan meningkatkan kekuasaan
pemimpin berdasarkan referensi. Wewenang membuat keputusan dan pengaruh ke
atas untuk mendapatkan persetujuan akan membuat pemimpin mampu
memperlihatkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah, dan hal ini juga
mempermudah menguatnya hubungan pertukaran dengan bawahan. Kekuasaan
memaksa diperlukan untuk mengingatkan legitimasi dan kekuasaan berdasarkan
keahlian ketika pemimpin membutuhkan pengaruh untuk menegakkan aturan dan
prosedur yang tidak disukai tetapi penting untuk melaksanakan pekerjaan dan
terhindar dari kecelakaan. Kekuasaan memaksa juga dibutuhkan oleh pemimpin untuk
mengendalikan atau membuang para pemberontak dan para kriminal yang mungkin
mengacaukan operasional, mencuri sumber daya, merugikan anggota lainnya dan
mengakibatkan pemimpin terlihat lemah dan tidak kompeten.
Akan tetapi, posisi kekuasaan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit mungkin akan
merusak. Pemimpin yang memiliki kekuasaan posisi yang terlalu besar mungkin akan
tergoda untuk bergantung padanya daripada membangun kekuasaan personal dan
menggunakan pendekatan lainnya (seperti kosultasi, bujukan) untuk mempengaruhi
orang lain agar mau menuruti kemauannya atau mendukung perubahan. Sepanjang
sejarah telah banyak pemimpin politik yang memiliki kekuasaan posisi yang kuat
menggunakan posisinya untuk mendominasi dan mengeksploitasi bawahan.
Pemimpin yang memiliki kekuasaan yang besar dalam hal memberi penghargaan
menganggap bawahan sebagai objek yang dapat dimanipulasi, memandang bawahan
dengan rendah, menghubungkan dukungan bawahan dengan kekuasaan pemimpin,
menjaga jarak sosial dengan bawahan dan lebih sering menggunakan penghargaan
untuk mempengaruhi bawahan. Kekuasaan personal tidak terlalu rentan
disalahgunakan, karena dapat hilang dengan cepat saat seorang pemimpin bertindak
berlawanan dengan kepentingan pengikutnya.
Studi mengenai jumlah pengaruh yang digunakan orang pada level yang berbeda
dalam hierarki wewenang organisasi memperlihatkan bahwa sebagian besar
organisasi yang efektif mempunyai tingkat pengaruh timbal balik yang tinggi.
Pemimpin dalam organisasi yang efektif membangun hubungan yang kuat dimana
mereka memiliki pengaruh yang kuat atas bawahan tetapi mereka juga menerima
pengaruh dari bawahannya. Bukannya berusaha untuk melembagakan kekuasaannya
dan mendikte bagaimana suatu pekerjaan harus dikerjakan, seorang eksekutif yang
efektif mendelegasikan wewenang kepada bawahan dalam organisasi untuk
menemukan dan menerapkan cara baru dan lebih baik untuk melakukan sesuatu.
Pemimpin dapat merespons kebutuhan pengikutnya adalah dengan memberikan
mekanisme formal dalam meningkatkan pengaruh timbal balik dan menghindari
tindakan sewenang-wenang dari pemimpin. Aturan dan kebijakan memainkan peran
untuk mengatur penggunaan kekuasaan posisi, khususnya kekuasaan memberi
penghargaan dan kekuasaan memaksa. Prosedur penggantian (recall) dapat digunakan
untuk menggantikan pemimpin yang tidak kompeten sesuai dengan aturan. Akhirnya,
pemimpin itu sendiri dapat mempermudah pengaruh timbal balik dengan mendorong
bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan penting dan dengan
mengembangkan para bawahan serta melakukan inovasi pemberian penghargaan.
2.8.TIPE PERILAKU MEMPENGARUHI
Bentuk perilaku mempengaruhi yang paling umum dalam organisasi adalah
"permintaan yang sederhana" yang didasarkan pada kekuasaan yang memiliki
legitimasi. Kepatuhan target hanya terhadap permintaan yang sederhana dan jelas
legitimasinya serta relevan untuk pekerjaan. Akan tetapi, jika tindakan yang diminta
tersebut tidak menyenangkan, menyulitkan, tidak relevan, atau sulit untuk dikerjakan,
reaksi target akan berupa perlawanan. Komitmen target akan menjadi hasil yang tidak
diinginkan untuk permintaan yang sederhana, kecuali dalam kondisi yang
menguntungkan. Untuk berbagai tipe upaya mempengaruhi perlu menggunakan
bentuk lain perilaku mempengaruhi yang disebut "taktik mempengaruhi proaktif."
Berbagai studi telah mengidentifikasikan beberapa tipe berbeda dari taktik
mempengaruhi proaktif. Berdasarkan studi terakhimnya, Yukl dan kawan-kawan telah
mengidentifikasikan 11 taktik mempengaruhi proaktif yang relevan untuk
mempengaruhi bawahan, rekan sejawat dan atasan pada organisasi besar.
Persuasi Rasional : Pemimpin mengunakan argumen yang logis dan bukti yang
faktual dalam menunjukkan proposal atau permintaan itu memungkinkan dan relevan
untuk mencapai tujuan tugas.
Memberi Penilaian: Pemimpin menjelaskan bagaimana melaksanakan permintaan
atau mendukung usulannya yang akan memberikan keuntungan kepada target secara
pribadi atau membantu meningkatkan karier target.
Memberi Inspirasi: Pemimpin memberikan pertimbangan nilai dan idealisme atau
berusaha menimbulkan emosi dari target untuk mendapatkan komitmen terhadap
permintaan atau proposal.
Konsultasi: Pemimpin mendorong target untuk menyarankan perbaikan dalam
proposal, atau membantu merencanakan aktivitas atau perubahan dimana dukungan
dan bantuan dari target itu dibutuhkan.
Pertukaran: Pemimpin menawarkan insentif, menyarankan pertukaran yang baik atau
menunjukkan kesediaannya untuk saling timbal balik nantinya jika target mau
melakukan apa yang diminta oleh pemimpin.
Kolaborasi: Pemimpin menawarkan untuk memberikan sumber yang relevan dan
bantuan jika target mau melaksanakan permintaan atau menerima perubahan yang
diusulkan.
Daya Tarik Personal: Pemimpin meminta kepada target untuk melaksanakan
permintaan atau mendukung proposal berdasarkan persahabatan atau meminta
kebaikan personal sebelum mengatakan apa pun.
Mengambil Hati : Pemimpin memberikan pujian dan bujukan sebelum atau selama
memberikan pengaruh atau keyakinan terhadap kemampuan target untuk
melaksanakan permintaan yang sulit.
Taktik Legitimasi: Pemimpin berusaha untuk membangun legitimasi dari permintaan
atau memverifikasi wewenang dengan mengacu kepada aturan, kebijakan formal atau
dokumen resmi.
Tekanan: Pemimpin memberikan tuntutan, ancaman, sering melakukan pemerikasaan,
atau terus-menerus mengingatkan pengaruhnya terhadap target.
Taktik Koalisi: Pemimpin mencari bantuan orang lain untuk mendesak target untuk
melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan dari orang lain sebagai alasan agar
target menyetujuinya.

2.9.KEKUASAAN DAN PERILAKU MEMPENGARUHI


Kekuasaan Pemimpin

Kekuasaan dan perilaku mempengaruhi memiliki bentuk yang berbeda. Akan tetapi,
hubungan antara bentuk kekuasaan yang spesifik, perilaku mempengaruhi yang
spesifik dan hasil mempengaruhi ternyata belum benar-benar dipahami. Terdapat lima
tipe efek yang memungkinkan dan kelimanya tidak mempunyai hubungan timbal
balik (lihat Gambar).

13
Perilaku Pemimpin yang Mempengaruhi
Hasil dari Pengaruh:
Komitmen
Kepatuhan
Perlawanan

Gambar : Efek dari Kekuasaan dan Perilaku Mempengauri dari pemimpin pada Hasil
mempengaruhi
Kekuasaan pemimpin dapat secara langsung mempengaruhi pilihan pemimpin dalam
memilih taktik mempengaruhi (digambarkan dengan panah 1). Beberapa taktik
membutuhkan tipe kekuasaan yang khusus agar efektif, dan pemimpin kekuasaan
yang relevan akan lebih mungkin menggunakan taktik ini.
Efek penengah kekuasaan ini (digambarkan dengan panah 2) kebanyakan terjadi pada
tipe kekuasaan yang secara langsung relevan dengan taktik yang digunakan dalam
usaha mempengaruhi.
Juga dimungkinkan bahwa kekuasaan pemimpin dapat memperkuat keberhasilan dari
taktik mempengaruhi di mana kekuasaan tidak relevan secara langsung (juga
digambarkan dengan panah 2). Agen yang memiliki kekuasaan yang kuat berdasarkan
referensi mungkin akan lebih berhasil menggunakan persuasi rasional untuk
mendapatkan dukungan atas proposalnya. Pemimpin yang memiliki kekuasaan
memaksa yang kuat mungkin akan lebih berhasil dalam memperoleh kepatuhan dari
permintaan yang sederhana, meskipun tidak menggunakan taktik tekanan atau
pertukaran. Kekuasaan berdasarkan keahlian akan meningkatkan kredibilitas sebuah
permintaan yang tidak berhubungan dengan keahlian agen. Sebagai contoh, seorang
ilmuwan terkenal mempengaruhi orang untuk berpartisipasi dalam sebuah usaha yang
berisiko dari segi keuangan.
Kemungkinan lain (digambarkan dengan panah 3) adalah kekuasaan pemimpin dapat
mempengaruhi target, tidak masalah apakah pemimpin itu melakukan upaya
mempengaruhi yang jelas. Sebagai contoh, orang akan lebih bekerja sama dengan
agen yang memiliki kekuasaan yang besar dalam memberi penghargaan dengan
harapan akan mendapatkan penghargaan di masa depan.

BAB II

PENUTUP

4.1.SIMPULAN
1. Kekuasaan adalah kapasitas untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain
dalam arah yang diinginkan. Kekuasaan digunakan untuk menjelaskan kapasitas
absolut seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku atau sikap seseorang atau
lebih yang ditunjuk sebagai target pada satu waktu tertentu.
2. Otoritas melibatkan hak, prerogatif, kewajiban, dan tugas yang berkaitan dengan
posisi khusus dalam organisasi atau sistem sosial. Otoritas pemimpin biasanya
meliputi hak untuk membuat keputusan khusus untuk organisasi.
3 Jenis proses mempengaruhi, yaitu kepatuhan instrumental, internalisasi dan
identifikasi personal.4. Direktur Utam
a memiliki tipe kekuasan memberi penghargaan (Reward Power) dan kekuasaan yang
memiliki legitimasi (Legitimate Power).

KEPUSTAKAAN
Gary Yulk,kepemimpinan dalam organisasi,PT indeks,Jakarta,2007
www.manajemen kepemimpinan.com
www.kepemimpinan startegik.com

Anda mungkin juga menyukai