OLEH:
UNIVERSITAS UDAYANA
JURUSAN MANAJEMEN
2018/2019
i
KATA PENGANTAR
“Om Swastiastu” Puji dan syukur kami panjatkan atas berkat dan rakmat dari Tuhan
Yang Maha Esa atas segala karunianya, sehingga makalah yang berjudul “Konsep Pengarahan
Kepemimpinan, Faktor-Faktor Komunikasi dan Negosiasi” ini dapat diselesaikan dengan
maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen yang diampu oleh Ibu Dra. Nyoman Abundanti, MM. Makalah ini berisi
tentang konsep pengarahan kepemimpinan, dan faktor-faktor komunikasi serta negosisasi.
Dalam penyusunannya melibatkan kelompok kami. Oleh sebab itu kami mengucapkan banyak
terima kasih atas segala kontribusinya dalam membantu penyusunan makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian.Besar harapan kami agar makalah ini dapat
menjadi sarana membantu pembaca dalam memahami konsep pengarahan kepemimpinan, dan
faktor-faktor komunikasi serta negosiasi.Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga
pembaca dapat mengambil manfaat dari karya ini.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 122 2
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
BAB 2 PEMBAHASAN 3
2.1 Konsep Pengarahan Kepemimpinan 3
1) Definisi 3
2.2 Dasar-Dasar Perilaku Organisasi 4
2.3 Memahami Perilaku Organisasi 4
2.4 Fokus dan Tujuan Dari Perilaku Organisasi 7
1) Motivasi dan Proses Motivasi 7
2) Tujuan Dari Perilaku Organisasi 7
2.5 Motivasi 8
1) Motivasi dan Proses Motivasi 8
2) Kerangka Kerja Konsepsual untuk Memahami Motivasi 9
BAB 3 PENUTUP 13
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang individu di dalam masyarakat haruslah mengalami proses sosialisasi agar dia
bisa bersikap dan hidup sesuai dengan norma dan atauran yang belaku dalam masyarakat.
Bila tak bersosialisasi maka masyarakat sulit untuk berlanjut ke generasi berikutnya. Proses
sosialisasi individu di dalam masyarakat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
dalam keberlangsungan hidup masyarakat, baik dengan teman sebaya, teman kerja atau
keluarga. Disini pula sebagai individu yang merupakan mahluk sosial manusia juga dituntut
untuk bisa bersosialisasi baik dalam keluarga, masyrakat maupun dalam berorganisasi. Dalam
berorganisasi pula seorang idividu juga dituntut untuk memiliki jiwa seorang kepemimpinan
guna dapat mengatur dan mengarahkan setiap anggotanya guna mencapai tujuan yang
diinginkan.
Kepemimpinan juga memiliki arti proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Hal ini sangat perlu
diperhatikan mengingat konsep-konsep kepemimpinan perlu dipupuk, dikarenakan tidak
hanya berlaku dalam berorganisasi saja konsep kepemimpinan ini, dalam kehidupan sehari-
hari juga berlaku konsep kepemimpinan.
Bila mana sikap kepemimpinan tidak dimiliki oleh seorang pemimpin maka akan
menimbulkan masalah-masalah yang akan menyebebkan terhambatnya suatu tujuan yang
akan dituju oleh suatu organisasi. Hambatan-hambatan tersebut bisa berupa perselisihan
antara anggota disuatu organisasi yang dikarenakan kurangnya keahlian pemimpin dalam
memimpin sehingga munculah diskomuniasi sehingga menjadi timbulnya suatu masalah yang
menghambat tujuan suatu organisasi.
1
1.2 Rumusan Masalah
1). Untuk memahami arti kepemimpinan, sifat-sifat serta gaya dalam kepemimpianan.
3). Untuk memahami motivasi apa yang diperlukan dalam konsep dasar kepemimpinan.
4). Untuk mengetahui cara berkomunikasi dan bernegosiasi yang baik dalam berorganisasi.
1). Agar pembaca dapat memahami arti kepemimpinan, sifat-sifat, serta gaya dalam
kepemimpinan.
2). Agar para pembaca dapat mengetahui konsep dasar pengarahan kepemimpinan dalam
berorganisasi
3). Agar para pembaca damapat memahami motivasi yang diperlukan dalam konsep dasar
kepemimpinan.
4). Agar pembaca bisa mengetahui cara berkomunikasi dan bernegosiasi yang baik dalam
berorganisasi
5). Agar para pembaca dapat mengimplementasikan setiap ajaran yang dibahas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
(1) Menurut kamus lengkap bahasa indonesia “pengarahan yaitu memberi petunjuk dan
menjelaskan tugas secara rinci agar dapat terselesaikan dengan baik.”
(2) Istilah commanding dan leading, berarti pemimpin berada “dia atas” dan tidak ikut
serta mengamati pelaksanaan, karena terlalu jauh dari bawahan.
Di dalam aspek pengarahan ini akan timbul hubungan manusiawi dalam kepemimpinan
yang mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara
lebih berdaya guna untuk mencapai tujuan. Oleh karenanya, disini manajer atau pimpinan
3
dituntut untuk dapat berkomunikasi, memberikan pentunjuk/nasihat, berfikir kreatif,
berinisiatif , meningkatkan kualitas serta memberikan stimulasi kepada karyawan. Dengan
demikian kegiatan pengarahan ini banyak menyangkut masalah pemberian motivasi keepada
para anggota organisasi, kepemiminan serta pengembangan komunikasi.
Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri
adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik
dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan,
cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda
satu sama lain.
4
Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku kelompok adalah;
pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan
tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan
masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
(1). Penekanan
(3). Proses
5
c. Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id
kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.
a. Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi
dalam kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami,
dipertimbangkan sangat penting.
b. Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya
aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak
dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir
dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan
berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku
terbuka.
c. Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak
sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.
a. Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan
pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.
b. Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau
fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana
teknologi.
6
c. Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan
bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi
bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.
7
(5).Kepuasan kerja ( job satisfaction ) : Merujuk pada sifat yang lazim ditunjukan
karyawan terhadap pekerjaannya. Karyawan yang puas cenderung lebih sering hadir
di kantor, memiliki kinerjayang lebih tinggi, dan loyal terhadap organisasi.
(6).Perilaku buruk di tempat kerja (workplace misbehavior) : Merupakan perilaku
karyawan yang disengaja yang memiliki potensi bahaya bagi organisasiatau individu
dalam organisasi. Perilaku buruk di tempat kerja muncul di dalam organisasi melalui
empat cara yaitu penyimpangan, agresi, perilaku antisosial , dan kekerasan.
2.5 Motivasi
2.5.1 Motivasi dan proses motivasi.
Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau
menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga
ia dapat mencapai tujuannya. Adapun tiga model – model motivasi dengan urutan atas dasar
kemunculannya, yaitu model tradisional, model hubungan manusiawi, dan model sumber
daya manusia. Pandangan manajer yang berbeda – beda tentang masing – masing model
adalah penentu penting keberhasilan mereka dalam mengelola karyawan.
Model tradisional dari motivasi berhubungan dengan Frederick Taylor dan aliran
manajemen ilmiah. Model ini mengisyratkan bahwa manajer menentukkan bagaimana
pekerjaan – pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya system pengupahan insentif untuk
memotivasi para pekerja banyak berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan.
Pandangan tradisional menganggap bahwa para pekerja pada dasarnya malas, dan hanya
dapat termotivasi dengan penghargaan berwujud uang. Dalam banyak situasi pendekatan ini
cukup efektif. Sejalan dengan meningkatnya efisiensi, karyawan yang dibutuhkan untuk tugas
tertentu dapat dikurangi. Lebih lanjut, manajer mengurangi upah insentif. Pemutusan
hubungan kerja menjadi hal yang biasa dan pekerja mencari keamanan/jaminan kerja
daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
8
kebutuhan – kebutuhan social mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
Sebagai hasilnya, para karyawan diberi berbagai kebebasan untuk membuat keputusan sendiri
dalam pekerjaannya. Perhatian yang lebih besar diarahkan pada kelompok – kelompok kerja
organisasi informal. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian
manajer dan operasi organisasi.
Kemudian para teoritis seperti McGregor dan Maslow dan para peneliti seperti Argyris
dan Likert, melontarkan kritik kepada model hubungan manusiawi, dan mengemukakan
pendekatan yang lebih “sophisticated” untuk memanfaatkan karyawan. Model ini
menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak factor – factor tidak hanya uang
atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan berprestasi dan memperoleh
pekerjaan yang berarti. Mereka beralasan bahwa kebanyakan orang telah dimotivasi untuk
melakukan pekerjaan secara baik dan bahwa mereka tidak secara otomatis melihat pekerjaan
sebagai sesuatu yang tidak dapat menyenangkan. Mereka mengemukakan bahwa karyawan
lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari sesuatu prestasi kerja yang baik. Jadi, karyawan
dapat diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan – keputusan dan
pelaksanaan tugas – tugas.
Motivasi adalah juga subyek yang membingungkan karena motif tidak dapat diamati
atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.
Adapun kerangka kerja konsepsual melalui beberapa teori – teori motivasi untuk memahami
seperti apa motivasi itu dilakukan. Teori – teori motivasi, yaitu :
Teori ini mengemukakan bagaimana memotivasi para karyawan. Teori – teori ini
didasarkan atas pengalaman coba – coba. Factor – factor yang dipakai untuk motivasi telah
banyak dibahas dibagian – bagian sebelumnya, sehingga teori – teori ini tidak diliput dalam
teori – teori yang lainnya.
9
Teori ini kadang – kadang disebut teori kebutuhan dimana teori kebutuhan adalah
berkenaan dengan pertanyaan – pertanyaan apa penyebab – penyebab perilaku atau
memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi. Teori – teori yang sangat terkenal
diantaranya hirarki kebutuhan dari psikolog Abraham H. Maslow, Teori ARG Alderfer, Teori
Kebutuhan McClelland, Teori Motivator Hygiene Herzberg, Teori Harapan Vroom.
Menurut Maslow, manusia akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat
sesuai waktu, keadaan dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti hirarki. Prosesnya
dapat digambarkan sebagai berikut.
Teoritis : status, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi dan prestasi, apresiasi, kehormatan
diri, penghargaan
c. Kebutuhan social
Terapan : kelompok – kelompok kerja formal dan informal, kegiatan – kegiatan yang
disponsori perusahaan, acara peringatan
10
Terapan : pengembangan karyawan, kondisi kerja yang aman, serikat kerja, tabungan, uang
pesangon, jaminan pension, asuransi, system penanganan keluhan
e. Kebutuhan fisiologis
Terapan : ruang istirahat, udara bersih, air untuk minum, liburan, cuti, jaminan social,
periode istirahat on the job
Teori yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer ini kemudian dikenal dengan Teori ERG
Alderfer yaitu singkatan dari Existance, Relatedness dan Growth.
11
Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang mengemukan Teori
Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian terhadap 203 akuntan dan
teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan dua
faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja. Teori Motivator-
Hygiene Herzberg juga dikenal dengan Teori Dua Faktor.
Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi, tanggung jawab
yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut juga dengan Faktor Motivator.
Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan bekerja dan
lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor ini sering disebut
dengan Faktor Hygiene.
Seorang professor Kanada yang bernama Victor Vroom pada tahun 1964 dalam
bukunya yang berjudul “Work and Motivation” mengemukan sebuah Teori Motivasi yang
beranggapan bahwa orang-orang termotivasi untuk melakukan sesuatu karena menginginkan
suatu hasil yang diharapkan. Teori tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Teori Harapan
atau Expectancy Theory.
Teori ini berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau
menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi. Teori – teori yang termasuk teori proses
adalah Teori pengharapan, pembentukan prilaku, teori Porter – Lawler, teori keadilan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran dari penulis kepada para pembaca yaitu dengan mengharapkan sifat kritis dari
para pembaca dan juga saran dan masukan dari para pembaca mengenai karya tulisan yang
telah dibuat oleh tim penulis yang dimana pasti masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam
penulisan, sekiranya diterima untuk kritik dan sarannya mengingat manusia tidak pernah
luput dari kesalahan dan yang namanya kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha
Esa.
13
God Is never sleep, Thanks God for everythings
DAFTAR PUSTAKA
14