TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rangkuman Teori
2.1.1 Pemasaran
Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2016:27),“Marketing is about identifying
and meeting human and social needs. One of the shortrest good definitions of marketing is
meeting needs profitability”.(Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi
kebutuhan dengan cara menguntungkan).
Menurut Sunyoto (2015:19),“Marketing is a total system bussines designes to plan,
price, promote, and distribute want satisfying product to target market to achieve organizational
objective”.(Pemasaran adalah suatu total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat
memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan).
Menurut Kotler dan Armstrong (2016:29) menjelaskan pemasaran adalah proses dimana
perusahaan menciptakan nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat
guna untuk meningkatkan nilai dari pelanggan di kemudian hari.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
definisi dari pemasaran secara umum adalah suatu proses untuk memenuhi kebutuhan sosial
dengan menciptakan nilai sebagai tujuan dalam
membangun hubungan yang kuat dengan konsumen atau mitra.
2.1.5 Kepemimpinan
Menurut Miftah Thoha (2010: 9) kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi
perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun
kelompok. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu
organisai karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh
kepemimpinan dalam organisasi tersebut.
Menurut Martinis Yamin dan Maisah (2010: 74) kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota kelompoknya untuk
mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan bentuk strategi atau teori memimpin
yang tentunya dilakukan oleh orang yang biasa kita sebut sebagai pemimpin. Pemimpin adalah
seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan
sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk
berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus
yang tepat bagi situasi yang khusus.
Menurut Rivai (2004:2) kepemimpinan (leadership) adalah proses mempengaruhi atau
memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai
tujuan organisasi. Keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam
usaha Bersama untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang lebih lengkap dapat dikatakan
bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan yang mudah dari pada pekerjaan orang lain
yang terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.ditetapkan.
Menurut kartono (2008:81) fungsi kepemimpinan adalah memandu,
menuntun,membimbing, membangun motivasi motivasi, mengemudikan organisasi, menjalin
jaringan-jaringan komunikasi yang baik: memberikan surpervise/pengawasan yang efisien dan
membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu
dan perencanaan.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti (Rivai,2003 : 53)
1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan
(Direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (Support) atau
keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas
pokok kelompok/organisasi.
8. Gaya naratif
Pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun tidak
disesuiakan dengan apa yang ia kerjakan, atau dengan kata lain pemimpin yang banyak
bicara sedikit bekerja.
9. Gaya edukatif
Yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara memberikan
pendidikan dan keterlampiran kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki
wawasan dan pengalamanyang lebih baik dari hari ke hari, sehingga seorang pemimpin
yang bergaya edukatif tidak akan pernah menghalangi bawahan ingin megembangkan
pendidikan dan keterlampiran.
Menurut Suwithi dalam Anwar (2002:84) kualitas pelayanan adalah mutu dari
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan
eksternal berdasarkan standar prosedur pelayanan.
Menurut Kotler (2000:25), kualitas pelayanan merupakan totalitas dari bentuk
karakteristik barang dan jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan, baik yang nampak jelas maupun yang tersembunyi. Bagi
perusahaan yang bergerak di sektor jasa, pemberian pelayanan yang berkualitas pada
pelanggan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan apabila perusahaan ingin
mencapai keberhasilan.
Menurut Fitzsimmons bersaudara dalam Sulastiyono (2011:35-36) menjelaskan
bahwa kualitas pelayanan adalah sesuatu yang kompleks, dan tamu akan menilai kualitas
pelayanan melalui lima prinsip dimensi pelayanan sebagai ukuranya, yaitu sebagai
berikut
1) Ketanggapan (Responsiveness):
Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat
(responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang
jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas
pelayanan.
Menurut Tjiptono (2012 : 175) berkenaan dengan kesediaan dan
kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon
permintaan mereka dengan segera.Setiap pegawai dalam memberikan bentuk-
bentuk pelayanan, mengutamakan aspek pelayanan yang sangat mempengaruhi
perilaku orang yang mendapat pelayanan, sehingga diperlukan kemampuan daya
tanggap dari pegawai untuk melayani masyarakat sesuai dengan tingkat
penyerapan, pengertian, ketidaksesuaian atas berbagai hal bentuk pelayanan yang
tidak diketahuinya. Hal ini memerlukan adanya penjelasan yang bijaksana,
mendetail, membina, mengarahkan dan membujuk agar menyikapi segala bentuk-
bentuk prosedur dan mekanisme kerja yang berlaku dalam suatu organisasi,
sehingga bentuk pelayanan mendapat respon positif (Parasuraman, 2001:52)
Suatu organisasi sangat menyadari pentingnya kualitas layanan daya
tanggap atas pelayanan yang diberikan. Setiap orang yang mendapat pelayanan
sangat membutuhkan penjelasan atas pelayanan yang diberikan agar pelayanan
tersebut jelas dan dimengerti. Untuk mewujudkan dan merealisasikan hal tersebut,
maka kualitas layanan daya tanggap mempunyai peranan penting atas pemenuhan
berbagai penjelasan dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Apabila
pelayanan daya tanggap diberikan dengan baik atas penjelasan yang
bijaksana,penjelasan yang mendetail, penjelasan yang membina, penjelasan
yangmengarahkan dan yang bersifat membujuk, apabila hal tersebut secara jelas
dimengerti oleh individu yang mendapat pelayanan, maka secara langsung
pelayanan daya tanggap dianggap berhasil, dan ini menjadi suatu bentuk
keberhasilan prestasi kerja.
5) Keandalan (Realibility):
Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan
pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua
pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.
Kemampuan perusahaan untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat
sejak pertama kali, contohnya sebuah perusahaan barangkali memilih konsultan
semata-mata berdasarkan reputasi. Apabila konsultan tersebut mampu memberikan
apa yang diinginkan klien, klien tersebut bakal puas dan membayar fee konsultasi.
Namun, bila konsultan mewujudkan apa yang diharapkan klien, fee konsultasi tidak
akan dibayar penuh
(Tjiptono, 2012 : 174).Setiap pelayanan memerlukan bentuk pelayanan yang
handal, artinya dalam memberikan pelayanan, setiap pegawai diharapkan memiliki
kemampuan dalam pengetahuan, keahlian, kemandirian, penguasaan dan
profesionalisme kerja yang tinggi, sehingga aktivitas kerja yang dikerjakan
menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan, tanpa ada keluhan dan kesan yang
berlebihan atas pelayanan yang diterima oleh masyarakat (Parasuraman, 2001: 48).
Tuntutan kehandalan pegawai dalam memberikan pelayanan yang
cepat,tepat,mudah dan lancar menjadi syarat penilaian bagi orang yang dilayani
dalam memperlihatkan aktualisasi kerja pegawai dalam memahami lingkup dan
uraian kerja yang menjadi perhatian dan fokus dari setiap pegawai dalam memberikan
pelayanannya.Inti pelayanan kehandalan adalah setiap pegawai memiliki kemampuan
yanghandal, mengetahui mengenai seluk belum prosedur kerja, mekanisme
kerja,memperbaiki berbagai kekurangan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan
prosedur kerja dan mampu menunjukkan, mengarahkan dan memberikan arahan yang
benar kepada setiap bentuk pelayanan yang belum dimengerti oleh masyarakat,
sehingga memberi dampak positif atas pelayanan tersebut yaitu pegawai memahami,
menguasai, handal, mandiri dan profesional atas uraian kerja yang ditekuninya
(Parasuraman, 2001: 101).
Kaitan dimensi pelayanan reliability (kehandalan) merupakan suatu yang sangat
penting dalam dinamika kerja suatu organisasi. Kehandalan merupakan bentuk ciri
khas atau karakteristik dari pegawai yang memiliki prestasi kerja
tinggi.Kehandalandalam pemberian pelayanan dapat terlihat dari kehandalan
memberikan pelayanan sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki, kehandalan
dalam terampil menguasai bidang kerja yang diterapkan, kehandalan dalam
penguasaan bidang kerja sesuai pengalaman kerja yang ditunjukkan dan kehandalan
menggunakanteknologi kerja. Sunyoto (2004: 16) kehandalan dari suatu individu
organisasi dalam memberikan pelayanan sangat diperlukan untuk menghadapi gerak
dinamika kerja yang terus bergulir menuntut kualitas layanan yang tinggi sesuai
kehandalan individu pegawai.
Menurut Kotler dalam buku Sunyoto (2013, p.35), kepuasan konsumen adalah
tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan (kinerja atau hasil) yang dirasakan
dibandingkan dengan harapannya. Konsumen dapat mengalami salah satu dari tiga
tingkat kepuasan umum yaitu kalau kinerja di bawah harapan, konsumen akan merasa
kecewa tetapi jika kinerja sesuai dengan harapan pelanggan akan merasa puas dan apa
bila kinerja bisa melebihi harapan maka pelanggan akan merasakan sangat puas senang
atau gembira.
Menurut teori Supranto dalam jurnal Susanti (2012), kepuasan konsumen
merupakan label yang digunakan oleh konsumen untuk meringkas suatu himpunan aksi
atau tindakan yang terlihat, terkait dengan produk atau jasa. Sedangkan menurut jurnal
Bachtiar (2011), kepuasan konsumen merupakan perasaan positif konsumen yang 16
berhubungan dengan produk / jasa selama menggunakan atau setelah menggunakan jasa
atau produk.
Menurut Richardson (2000) Kepuasan pelanggan dapat diukur melalui indikator :
a. Mutu Produk atau Jasa Yaitu mengenai mutu produk atau jasa yang lebih bermutu
dilihat dari fisiknya.
b. Mutu Pelayanan Berbagai jenis pelayanan akan selalu dikritik oleh pelanggan,
tetapi bila pelayanan memenuhi harapan pelanggan maka secara tidak langsung
prlayanan dikatakan bermutu.
c. Harga Harga adalah hal yang paling sensitif untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Pelanggan akan cenderung memilih produk atau jasa yang
memberikan penawaran harga lebih rendah dari yang lain.
d. Waktu Pelayanan Maksudnya bahwa baik pendistribuan maupun penyerahan
produk atau jasa dari perusahaan bisa tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati.
e. Keamanan Pelanggan akan merasa puas bila produk atau jasa yang digunakan ada
jaminan keamanannya yang tidak membahayakan pelanggan
Metode dan
Variabel dan Sub
Penelitian Teknik Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Variabel
Analisis
(Sambungan Tabel)
Metode
Variabel dan
Penelitian dan Teknik Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Sub Variabel
Analisis
(Bersambung)
(Sambungan Tabel)
Metode
Variabel dan dan
Penelitian Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Sub Variabel Teknik
Analisis
thitung sebesar
3,430 dengan
tingkat
signifikansi
0,001 (< 0.05).
(Bersambung)
(Sambungan Tabel)
Metode
Variabel dan Sub dan
Penelitian Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Variabel Teknik
Analisis
(Sambungan Tabel )
Metode dan
Variabel dan
Penelitian Teknik Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Sub Variabel
Analisis
(Bersambung)
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Kotler
dan Keller (2016:27). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, hipotesis pada
penelitian ini adalah:
“Terdapat pengaruh dari kepemimpinan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan
konsumen di McDonald buah batu bandung “
2.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi dengan beberapa masalah yang akan dibahas. Hal ini digunakan
agar pembahasan dalam penelitian tidak terlalu luas dan dapat terarah. Adapun batasan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Variabel yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian ini adalah pengaruh kepemimpinan
dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen.
2.Mitra usaha yang menjadi objek pembahasan adalah beberapa mitra usaha Mc’Donalds Buah
Batu .
3.Periode pelaksanaan penelitian ini mulai dari bulan september sampai dengan januari tahun
2018