Anda di halaman 1dari 7

TR5.

REKAYASA IDE
(INDIVIDUAL)
KEPEMIMPINAN
PENDIDIKAN
NAMA:M.DADANG SYAHPUTRA
NIM:5222422001
MK:KEPEMIMPINAN
PRODI:PENDIDIKAN OTOMOTIF DASAR

A. DEFENISI KEPEMIMPINAN
B. KONSEP DASAR

1. Fungsi Pemimpin Pendidikan


Kepemimpinan pendidikan mempunyai fungsi:
1), kepemimpinan pendidikan sebagai manajer,
2), sebagai pemimpin, dan
3), sebagai pendidik31. Secara detail Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyusun
tujuh fungsi kepemimpinan
2. Tipe Kepemimpinan Pendidikan (Tipe Otoriter, Tipe Laissez Faire, Tipe
Demokratis, Tipe Pseudo Demokratis)

1.TIPE OTORITER
Yaitu pemimpin bertindak sebagai dictator terhadap anggota kelompoknya.

2.TIPE LAISSEZ FAIRE


Yaitu pemimpin tidak memberikan kepemimpinananya dan membiarkan bawahan
berbuat sekehendaknya.
3. TIPE DEMOKRATIS
Yaitu pemimpin tidak bertindak sebagai dictator.melaikan sebagai pemimpin di
tengah anggota kelompoknya.
4.TIPE PSEUDO DEMOKRATIS
Yaitu pemimpin hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya
bersikap otokratis.

3. Syarat syarat Pemimpin Pendidikan


1.personality
Personality atau kepribadian diartikan sebagai berikut totalitas karakteristik –
karakteristik individu. Pengertian ini dipakai untuk menunjukkan pengaruh totalitas
kepribadian itu tehadap oranglain.
2. Purposes
Sebagai pemimpin kelompoknya, ia harus dapat memikirkan, nerumuskan tujuan
organisasi, sekolah secara teliti serta menginformasikannya kepada para anggota agar
mereka
dapat menyadari tujuan tersebut
3.Knowledge
Suatu kelompok akan menaruh kepercayaan kepada sang pemimpin, apabila mereka
menyadari bahwa otoritas kepemimpinannya dilengkapi dengan pengetahuan yang luas
dan
mampu memberikan keputusan keputusannya yang mantap.
4. Profesional skill
Seorang kepala sekolah harus memiliki keterampilan keterampilan profesional yang
efektif dlam fungsi fungsi administrasi pendidikan.
Selain itu, keberhasilan kepemimpinan juga sangat tergantung pada faktor faktor lain
yaitu :
a karakteristik kelompok
b.tujuan tujuan kelompok
c.pengetahuan yang dimiliki kelompok
d.moral kelompok

4. Keterampilan yang harus dimilik Pemimpin (Keterampilan dalam


memimpin, keterampilan dalam hubungan insani, keterampilan dalam proses
kelompok, ketrampilan dalam administrasi personil, keterampilan dalam
menilai)

1.Leadership skills
keterampilan kepemimpinan, dapat didefinisikan sebagai “a process through which one
uses power to direct and coordinate the activities of his followers individually or in a group to
establish a goal.”(Yukl dan Van Fleet dalam Chatterjee dan Das, 2016). Pendapat tersebut dapat
diartikan bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses yang digunakan seseorang untuk
mengkoordinasikanaktivitas yang dilakukan pengikutnya secara individual atau kelompok untuk
mencapai tujuan
2.Communication skills
keterampilan komunikasi menjadi faktor penting dalam berwirausaha seperti yang
diungkapkan Adejimola (dalam Chatterjee dan Das, 2016)yang mengatakan “the important of
inculcating communication skills and stated that entrepreneurs who establish effective
communication within and outside their enterprises become more successful”.Pendapat tersebut
dapat diartikan keterampilan komunikasi sangat penting untuk membangun komunikasi yang
efektif agar usaha yang dilakukan mencapai kesuksesan.
3.Human relation skills
keterampilan hubungan kemanusiaan adalah faktor penting ketiga dimana kesuksesan
seorang pelaku usaha bergantung pada keterampilan dalam mengelola hubungan baik dengan
sesama manusia untuk membentuk rasa percaya. Hubungan baik dengan sesama tersebut
terutama pada pihak lain seperti pelanggan, konsumen, distibutor, penyuplai dan pihak lain yang
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung.
4.Technical skills
keterampilan teknis menjadi salah satu modal utama dalam mengelola perusahaan,
dimana menurut pendapat Chandler dan Jansen (dalam Chatterjee dan Das, 2016) mengatakan
“an entrepreneur needs to possess technical skills and relevant knowledge in their specific field
and also the ability to use appropriate tools and techniques”.Yang dapat diartikan seorang
entrepreneur membutuhkan penguasaan keterampilan teknis dan pengetahuan yang relevan
dengan bidang yang spesifik dan juga kemampuan untuk menggunakan peralatan dan teknik
yang tepat.

5.Inborn aptitude skills


dapat dikatakan keterampilan dalam bakat bawaan seseorang tidak dapat dilatih.
Pendapat tersebut didukung oleh Kantor (dalam Chatterjee dan Das, 2016) dengan mengatakan
“entrepreneurial notion is inborn and some talent and skills cannot be generated, even if training
is provided to them.” Pendapat tersebut dapat diartikan secara harfiah bahwa bakat yang dimiliki
seseorang didapatkan sejak lahir dan tidak dapat diperoleh melalui pelatihan.
5. Pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan Pendidikan

A. Ranah keterampilan pemimpin : Human relation skill, Technical Skill, Conceptual skill
-HUMAN RELATIO SKILL: Memotivasi dan memimpin dan berkomunikasi dengan
pekerja dan karyawan adalah tugas penting dilakukan oleh manajer proyek di industri konstruksi.
Misalnya, komunikasi adalah sangat penting bagi manajer proyek dalam proyek hijau untuk
memberikan yang berkelanjutan praktik yang diharapkan dari tim proyek (Delnavaz, 2012). Pada
tahap awal, manajer proyek perlu berhasil berkomunikasi dengan pemangku kepentingan tentang
pencapaiannya tujuan keberlanjutan (Serhan, 2016). Keterampilan motivasi adalah kemampuan
yang memungkinkan seseorang untuk mencapai tujuan mereka.
-TECHNICAL SKILL: Agar berhasil mengelola proyek konstruksi, manajer proyek
harus memiliki: keterampilan teknis. Manajer proyek konstruksi harus menggabungkan
pengetahuan teknis dan keahlian dengan keterampilan yang dapat menjamin koordinasi dan
komunikasi yang efektif dari banyak pemangku kepentingan yang berbeda (Dainty et al., 2005).
-CONCEPTUAL SKILL : Keterampilan konseptual terkait dengan keseluruhan
perencanaan proyek. Perencanaan dan penetapan tujuan keterampilan melibatkan kemampuan
untuk merencanakan suatu proses dan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selama
perencanaan dan proses penjadwalan, manajer proyek harus mempertimbangkan dampak kriteria
hijau pada jadwal keseluruhan untuk pekerjaan konstruksi (Glavinich, 2008).

B.pendekatan sifat
strategi dan pendekatan pemimpin yang efektif adalah mampu melembagakan perubahan
dengan menciptakan kondisi di mana organisasi mereka akan secara berkesinambungan dan
terbiasa merespons dan mengantisipasi perubahan esternal dalam teknologi,kompetisi,dan
kebutuhan konsumen.

C. pendekatan keperilakuan
Pendekatan Keperilakuan, adalah pendekatan yang berusaha untuk mendefinisikan
perilaku karyawan yang harus efektif dalam pekerjaan (Noe, et. Al, 2000). Menurut Noe (2000),
teknik yang tergantung pada pendekatan keperilakuan antara lain: Critical Incident (Insiden
kritis)

D.Studi Kepemimpinan Ohio State University


Studi ini menyoroti tentang perilaku pemimpin dan manajer terutama untuk mengetahui
bagaimana kepemimpinan dan manajerial yang efektif dan yang tidak efektif. Penelitian
dilakukan dengan metode kuesioner, eksperimen laboratorium dan menelaah peristiwa-peristiwa
tertentu. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada para bawahan untuk menjelaskan perilaku para
atasan mereka. Pemimpin dan manajer yang menjadi objekpenelitian terdiri dari kalangan sipil
dan militer. Hasilnya, para bawahan memandang perilaku atasannya dalam dua dimensi perilaku,
yakni consideration dan initiating structure.
E. Teori Kepemimpinan Managerial Grid
Model perilaku manajerial (Managerial Grid) pertama muncul awal tahun 1960 dan telah
diperbaiki disempurnakan (Blake & McCanse, 1991; Blake & Mounton, 1964, 1978, 1985).
Managerial grid didesain untuk menjelaskan bagaimana pemimpin mampu membantu organisasi
atau team mencapai tujuan, melalui dua faktor yaitu perhatian pada produksi atau tugas; dan
perhatian pada orang atau hubungan antar anggota dalam team (Northouse, 2013)

F. Pendekatan Kontingensi/ Situasi (Model Kepemimpinan Kontingensi dan


Model Kepemimpinan 3 Dimensi)
a. Model Kepemimpinan Kontingensi Model kepemimpinan kontingensi adalah perilaku
kepemimpinan efektif tidak berpola pada salah satu gaya tertentu, melainkan dimulai dengan
mempelajari situasi tertentu pada saat tertentu. Yang dimaksud dengan situa si tertentu adalah
adanya tiga variabel yang dijadika dasar sebagai perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada
tugas atau hubungan, tetapi tidak berarti bahwa bahwa seorang yang perilaku kepemimpinannnya
berorientasi pada tugas tidak pernah berorientasi pada hubungan Model ini dikembangkan oleh
Fiedler, model kontingensi dari efektivitas kepemimpinan memiliki dalil bahwa prestasi
kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan situasi yang
mendukung.Kepemimpinan dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari oleh kekuatan dan
pengaruh.
b. Gaya kepemimpinan meliputi tiga dimensi, yaitu: Gaya yang efektif
(dimensi pertama), pemimpin memiliki gaya sebagai eksekutif, pencinta pengembangan,
otokratis yang baik, dan birokrat; Gaya tengah/penyeimbang (dimensi kedua), pemimpin
memiliki gaya terpadu, berhubungan, pengabdian, dan terpisah

G. Teori Kepemimpinan Situasional


Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa semua
kepemimpinan tergantung kepada keadaan atau situasi. Situasi adalah gelang-gelang yang
keberhasilan atau kegagalan, tetapi adalah keliru untuk terlalu, menyalahkan situsi.Penekanan
teori kepemimpinan situasional adalah pada pengikut-pengikut dan tingkat kematangan mereka.
Para pemimpin harus menilai secara benar atau intuitif mengetahui tingkat kematangan pengikut-
pengikutnya dan kemudian menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tingkatan
tersebut.
Menurut Hersey dan Blanchard yang dikutip dari Hellriegel dan Slocum, 1992 (Aditama,
2010) menyampaikan model kepemimpinan situsional, yang berdasar pada perilaku pemimpin
(dapat bersifat directive atau supportive ) dan kematangan dari bawahan. Perilaku directive
terjadi pada pemimpin yang cenderung melakukan komunikasi satu arah, sementara perilaku
supportive tertuju pada pemimpin yang senang menggunakan komunikasi dua arah.
Kematangan/maturitas bawahan diartikan sebagai kemampuan bawahan untukmenetapkan tujuan
yang tinggi dan mungkin dicapai, serta kemauan mereka untuk menerima tanggung jawab untuk
mencapai tujuan itu.
C.MODEL KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
1.KEPEMIMPINAN VISIONER
Kepemimpinan Visioner yaitu kemampuan atau kompetensi berkolaborasi dengan
pemangku kepentingan strategis untuk menangani isu nasional strategis dan memimpin
peningkatan kinerja instansinya melalui penetapan visi atau arah kebijakan yang tepat.
2.KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
Pengertian Kepemimpinan Transformasional Menurut Robbins dalam Setiawan and
Muhith (2013) kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori kepemimpinan yang
modern dimana suatu gagasan awalnya dikembangkan oleh James McGroger Burns, beliau
mengatakan bahwa kepemimpinan transformasional yang jelas adalah dimana sebuah proses
pimpinan dan para bawahannya selalu berusaha untuk mencapai tingkat moralitas serta motivasi
yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Menurut Wutun, kepemimpinan transformasional memiliki konsep dari Bass. Dimana
bass ini merupakan salah satu konsep kepemimpinan yang dapat menjelaskan lebih rinci atau
secara tepat dalam menggambarkan pola perilaku kepemimpinan atasan yang nyata ada dan
mampu memuat pola-pola perilaku dari teori kepemimpinan lain. Wutun juga menyatakan bahwa
pemimpin selalu berusaha untuk memperluas dan meningkatkan kebutuhan yang melebihi minat
pribadi serta bertujuan untuk mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan.
3.KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
 Kepemimpinan transaksional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan,
hal ini mengindikasikan bahwa dengan semakin tepat penerapan gaya kepemimpinan
transaksional maka dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong kinerja karyawan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pimpinan. Sedangkan dari hasil uji koefisien
determinasi parsial kepemimpinan transaksional mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja
karyawan dibanding variabel kepemimpinan transformasional.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER : Ismail Ismail
Jurnal Manajemen dan Budaya (2022),10.51700/manajemen.v2i1.260
SUMBER : JEMMA | Journal of Economic, Management and
Accounting (2019),10.35914/jemma.v2i2.247
SUMBER : https://books.google.co.id/books?
id=smUrEAAAQBAJ&lpg=PA53&ots=I_MeyFva1p&dq=pendekatan%20dalam
%20mempelajari%20kepemimpinan%20pendidikan&lr&pg=PR8#v=onepage&q&f=false
SUMBER : Adams, H. (2016), A different approach to project management: The use of soft
skills, Master Thesis,
Harrisburg University. available at: http://digitalcommons.harrisburgu.edu/pmgt_dandt/2
(accessed
10 August 2020).
SUMBER : Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan
Kewirausahaan  (2020),10.24843/matrik:jmbk.2020.v14.i02.p04
SUMBER : Nur’Aida Sofiah Sinaga Delpi Aprilinda Alim Putra Budiman
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia (2021),10.36418/cerdika.v1i7.123
SUMBER : Azimatun Widyacahyani
Jajuk Herawati
E. Didik Subiyanto
Jurnal Sains Manajemen Dan Bisnis Indonesia  (2020)

Anda mungkin juga menyukai