Disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Mutu Terpadu (TQM)
Filosofi ini dikemukakan pertama kali oleh deming yang menyatakan bahwa
setiap perbaikan metode dan proses kerja akan memberikan rangkaian hasil
sebagai berikut :
Perbaikan kualitas
Penurunan biaya
Peningkatan produktivitas
Penurunan harga
Peningkatan pangsa pasar
Kelangsungan hidup yang lebih lama dalam industri/bisnis
Lapangan kerja yang lebih luas
Peningkatan ROI
1. Perencanaan kualitas
2. Pengendalian kualitas
3. Perbaikan kualitas
Dalam pasar global yang kompetitif dan selalu berubah dengan cepat, setiap
perusahan menghadapi tantangan untuk menyesuaikan diri dengan situasi
yang ada. Dalam kaitannya dengan cara menangani perubahan, manajer
dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Driver yaitu manajer yang memimpin dengan pedoman dan arah baru
sebagai tanggapan terhadap perubahan.
2. Rider yaitu manajer yang hanya bereaksi bila terjadi perubahan.
3. Spoiler yaitu manajer yang secara aktif menolak perubahan.
GAYA KEPEMIMPINAN
Suatu pendekatan yang paling tepat dalam menjalin hubungan antar individu
dalam suatu perusahaan menurut (Covey, 1994) meliputi :
Kerja sama tim merupakan salah satu unsur fundamental dalam TQM,
Tim merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Faktor –
faktor yang mendasari perlunya dibentuk tim – tim tertentu dalam suatu
perusahaan adalah :
1. Saling ketergantungan
2. Perluasan Tugas
3. Penjajaran
4. Bahasa yang umum
5. Kepercayaan
6. Kepemimpinan
9. Penilaian/tindakan
10. Perayaan
Komunikasi dapat bersifat vertikal antara atasan dan bawahan, atau lateral
antar sesama unit atau kelompok yang berada pada level yang sama.
Jaringan komunikasi ada 2 jenis: formal karena adanya struktur organisasi
formal perusahaan yang menggambarkan rantai komando, dan informal
berupa informasi yang tidak pasti seperti isu atau desas-desus.
Sarana komunikasi mengenai kualitas dalam system TQM agar dapat efektif
meliputi:
MANAJEMEN KONFLIK
1. Pandangan Tradisional
Bahwa konflik merupakan sesuatu yang sangat buruk, tidak diinginkan
dan berbahaya bagi organisasi. Penganut pandangan ini berpendapat
bahwa timbulnya konflik menunjukan adanya sesuatu yang salah dalam
organisasi. Tugas manajemen dalam pandangan ini adalah
menghilangkan konflik.
2. Pandangan Perilaku
Konflik merupakan peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan
organisasi. Anggota-anggota suatu organisasi sangat beraneka ragam
dan masing-masing bersifat unik serta memiliki kepentingan sendiri-
sendiri yang kadang saling bertentangan. Para penganut pandangan ini
menyatakan bahwa konflik bisa bersifat fungsional maupun
dysfunctional . meskipun sebagian besar lebih bersifat merugikan.
3. Pandangan Interaksionis
Konflik dalam organisasi merupakan hal yang tidak terhindarkan dan
bahkan diperlukan. Pandangan ini berusaha meminimumkan aspek-
aspek yang merugikan dan memaksimumkan aspek yang
menguntungkan.
Sementara itu ada pula konflik yang bersifat desktruktif, biasanya hal ini
terjadi bila konflik yang terjadi hanya memakan pikiran, waktu, tenaga, dan
lain-lain, serta berlarut-larut tanpa terselesaikan. Konflik ini menghambat
koordinasi dan hubungan antar individu maupun antar kelompok dalam
organisasi.