Anda di halaman 1dari 21

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO TNI AD

DEPARTEMEN SOSIAL DAN TEKNOLOGI

PRODUK PERORANGAN

PENGAMPU : DEPARTEMEN SOSIAL DAN TEKNOLOGI

BIDANG STUDI : SOSIAL DAN TEKNOLOGI

SUB BIDANG STUDI : KEPEMIMPINAN MILITER

MATA PELAJARAN : KEPEMIMPINAN MILITER TINGKAT


OPERASIONAL

Bandung, April 2022


2

JAWABAN TOR-MP. KEPEMIMPINAN MILITER TINGKAT OPERASIONAL


TEMA
DIPLOMASI MILITER DALAM MENGAMANKAN KEPENTINGAN NASIONAL

PASIS DIKREG LXII SESKOAD TA 2022

Persoalan 1
Apa yang Pasis ketahui tentang tugas dan peran pemimpin, fungsi kepemimpinan
operasional serta prinsip dasar kepemimpinan, bagaimana cara menilai kualitas
kepemimpinan dalam kehidupan militer, mengapa lingkungan dan budaya organisasi
dianggap berpengaruh terhadap kualitas kepemimpinan?

Jawaban 1:
Tugas utama seorang pemimpin Menurut James A.F Stonen, adalah :

a. Pemimpin bekerja dengan orang lain. Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk
bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan
lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).


Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung
jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. Proses


kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan
mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat
mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur
waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

d. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual. Seorang pemimpin harus
menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi
masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi
lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
3

e. Manajer adalah seorang mediator. Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan
organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat. Seorang pemimpin harus mampu mengajak
dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat
mewakili tim atau organisasinya.

g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit. Seorang pemimpin harus dapat


memecahkan masalah.

Sementara itu, Peran Pemimpin menurut Henry Mintzberg, adalah:

a. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin
yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.

b. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
c. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan,
sumber alokasi dan negosiator.

Sementara itu, Fungsi Kepemimpinan Operasional adalah sebagai berikut:

a. Mengutip ASQ, pengambilan keputusan adalah peran sentral dari semua manajer
dengan kepemimpinan operasional. Keputusan harus dibuat dalam:

1) Merancang sistem operasi.

2) Mengelola sistem operasi.

3) Meningkatkan sistem operasi.

b. Manajer operasional secara umum adalah seorang profesional dan pemimpin


yang:

1) Menjadi contoh kepemimpinan untuk organisasi.

2) Bekerja dengan dewan direksi untuk menentukan nilai dan misi dan
merencanakan tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

3) Membuat keputusan kebijakan, perencanaan, dan strategi yang penting.

4) Mengidentifikasi dan mengatasi masalah dan peluang bagi organisasinya.

5) Mengawasi maintenance.

6) Mengembangkan, menerapkan dan meninjau kebijakan dan prosedur


operasional.
4

7) Memimpin dan memperjuangkan inisiatif peningkatan proses.

8) Memfasilitasi dan memimpin upaya tim untuk membangun dan memantau


hubungan pemangku kepentingan (shareholders).

9) Mendukung inisiatif perencanaan dan penyebaran strategis.

10) Membantu mengembangkan sistem penilaian untuk menentukan


peningkatan organisasi.

11) Memotivasi dan mengevaluasi staf.

12) Mengelola proyek dan sumber daya manusia.

13) Menganalisa situasi keuangan.

14) Menentukan dan mengevaluasi risiko.

15) Mengawasi penganggaran, pelaporan, perencanaan, dan audit.

16) Membantu mempromosikan budaya perusahaan yang mendorong kinerja


tinggi dan semangat kerja tinggi.

17) Membangun aliansi dan kemitraan dengan organisasi lain.

18) Memastikan semua dokumen hukum dan peraturan diajukan dan memantau
kepatuhan organisasi terhadap hukum dan peraturan.

19) Mendukung komunikasi karyawan dengan tim manajemen. Fokus


kepemimpinan operasional adalah untuk memastikan setiap staf memahami apa
yang harus dilakukan dan diberi wewenang, pengetahuan, dan keterampilan untuk
melakukannya.

Adapun untuk Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan. Prinsip, sebagai paradigma terdiri


dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai
pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R.
Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi.
Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah petunjuk yang
tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem
pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan,
bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin
didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
5

a. Seorang yang belajar seumur hidup. Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi
juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan
mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber
belajar.

b. Berorientasi pada pelayanan. Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani,


sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama.
Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang
baik.

c. Membawa energi yang positif. Setiap orang mempunyai energi dan semangat.
Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung
kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan
baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan
kondisi tidak ditentukan.Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan
energi yang positif, seperti :

1) Percaya pada orang lain. Seorang pemimpin mempercayai orang lain


termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan
mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti
dengan kepedulian.

2) Keseimbangan dalam kehidupan. Seorang pemimpin harus dapat


menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

3) Melihat kehidupan sebagai tantangan. Kata ‘tantangan’ sering di


interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk
menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri
sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan,
keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

4) Sinergi. Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu
katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya.
Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak.
Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu
kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara
6

perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang


atasan, staf,teman sekerja.

5) Latihan mengembangkan diri sendiri. Seorang pemimpin harus dapat


memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak
hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari
beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2)
memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada
orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6)
merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan
materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa


kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak;
(2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut,
memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman
sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi.


Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan
emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara
keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual.
Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar,
membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat
dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi
penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang
memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada


bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk
melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan.
Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk
menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya
tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

Sementara itu, cara menilai kualitas kepemimpinan dalam kehidupan militer dapat
dilakukan dengan:
7

Dengan menggunakan 'pendekatan' besar-kecilnya kepercayaan para pengikut, termasuk


prajurit bawahannya, terhadap seorang komandan, secara sederhana kita dapat
menggunakan skala 5 tingkatan (level) untuk menggambarkan kualitas kepemimpinan
seseorang prajurit. Level-5 digunakan untuk menggambarkan kualitas kepemimpinan
yang terbaik dan kualitas kepemimpinan yang terendah dikategorikan dalam skala di
level-1, dengan penjelasan umum sebagai berikut :

1) Level-5. Seseorang komandan dinilai memiliki kualitas kepemimpinan yang


tertinggi, yaitu pada level-5 manakala seluruh kehendaknya, dan penampilannya
senantiasa diikuti oleh para prajuritnya tanpa mempertanyakan. Modal dasar
kepemimpinan pada level tertinggi ini adalah trust dan respect. Para prajurit mau
mengikutinya karena percaya kepadanya. Percaya, karena pemimpin seperti ini
memiliki integritas, kapabilitas dan karakter serta moral yang dapat dihandalkan
oleh banyak pengikutnya (tidak hanya prajurit bawahannya). Saran atau ajakan
yang paling sederhana pun yang berasal dari pemimpin yang berkualitas seperti ini
akan diikuti oleh pengikutnya karena ia telah menjadi tokoh kharismatik dan telah
menjadi sosok yang ideal.

2) Level-4. Kualitas kepemimpinan ini berada pada ranking kedua. Modal


dasar dari kepemimpinan ini adalah kemampuannya menunjukkan integritas dan
kapabilitasnya serta kemampuan menyampaikan ide, visi dan kehendaknya secara
rasional atau masuk akal. Ketika dia berkeinginan, pengikutnya melakukan hal-hal
yang diharapkan dan dikehendakinya, dia masih harus perlu memberikan
penjelasan yang logis, rasional dan masuk akal kepada para pengikutnya. Pada
level ini seorang pemimpin masih memerlukan upaya untuk membangun
kepercayaan kepada mereka yang diharapkan akan mau menjadi pengikutnya.

3) Level-3. Tingkatan kualitas kepemimpinan pada level-3 ini dapat


digambarkan sebagai berikut; ketika seseorang komandan berkeinginan untuk
menggerakkan prajuritnya untuk melakukan sesuatu yang dikehendakinya diluar
yang telah diprogramkan, atau diluar rutinitas, namun tidak seluruh prajuritnya
tergerak untuk melakukan kehendaknya itu dengan serius. Dia lalu berupaya
memberikan penjelasan kepada para prajuritnya. Tetapi Ketika dirasanya tidak
seluruh prajurit akan mentaati atau mengikuti kehendaknya, dia mencoba untuk
menawarkan hadiah bagi siapa saja yang mau mengikuti kehendaknya, dan
berhasil. Kualitas kepemimpinan seorang pemimpin yang berhasil mendapatkan
pengikut dengan bermodalkan hadiah atau imbalan (reward) seperti ini berada
8

pada level-3. Para pengikutnya hanya mau mengikutinya karena mengharapkan


adanya imbalan. Ketika imbalan yang diharapkannya sudah tidak ada lagi, atau
sudah tidak menarik lagi, maka hilang juga keinginan untuk menjalankan
permintaan dari pemimpinnya.

4) Level-2. Kualitas kepemimpinan pada level-2 ini dimiliki oleh pemimpin yang
mendapatkan pengikut setelah menyampaikan ancaman hukuman atau
punishment. Para pengikut hanya mau menuruti permintaannya karena takut dan
khawatir terhadap ancaman hukuman yang akan diterimanya.

5) Level-1. Para prajurit terpaksa mengikutinya karena suatu keharusan, atau


keterpaksaan (compulsion), disebabkan dia adalah komandannya. Orang yang
berwenang menjatuhkan hukuman. Orang lain melakukan kehendaknya karena
takut akan ancaman atau kekerasan yang dilakukannya.

Adapun alasan lingkungan dan budaya organisasi dianggap berpengaruh terhadap


kualitas kepemimpinan adalah sebagai berikut:

Kondisi lingkungan dan budaya organisasi memang berpengaruh pada aplikasi


kepemimpinan. Tetapi tidak boleh mempengaruhi kualitas kepemimpinan. Justru seorang
pemimpin harus mampu mempengaruhi lingkungan dan budaya organisasi, sehingga
dapat kondusif bagi upayanya untuk mempengaruhi para pengikutnya untuk 'bergerak'
sesuai dengan tujuan dan 'kehendaknya' dalam menyelesaikan tugas-tugas satuan. Oleh
sebab itu, sekali lagi disampaikan bahwa seorang pemimpin tidak akan membenarkan
yang biasa, tetapi membiasakan yang benar. Untuk itu dia harus senantiasa berkreasi dan
berinovasi dalam memimpin para pengikutnya. Dari sini bisa dilihat bahwa kualitas
kepemimpinan yang berkualitas seorang prajurit dapat menyehatkan lingkungan dan
budaya organisasi.
9

Persoalan 2
Setelah mempelajari tipe-tipe dan gaya kepemimpinan, apa yang dapat Pasis sarankan
untuk kepemimpinan operasional TNI AD, mengapa tipe dan gaya kepemimpinan
tersebut yang Pasis pilih, bagaimana kemungkinan implementasinya?

Jawaban 2:
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain dalam suatu
organisasi untuk melaksanakan tugasnya dengan baik agar tercapainya tujuan organisasi.
Dalam kaitannya dengan kepemimpinan operasional TNI AD maka Pasis berpendapat
bahwa tipe kepemimpinan yang cocok adalah Tipe Kepemimpinan Otokratis
(Outhoritative, Dominator). Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1)
mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2)
pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai
situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak
pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan
dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas
pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara
absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin
ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
Sementara itu, terkait dengan gaya kepemimpinan. Kepemimpinan (leadership)
merupakan proses dalam memengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain untuk
berkontribusi terhadap kesuksesan dan efektivitas suatu organisasi atau perusahaan
dalam mencapai tujuan-tujuannya. Dikaitkan dengan gaya kepemimpinan yang cocok
untuk kepemimpinan operasional TNI AD maka Pasis berpendapat bahwa yang paling
tepat adalah Gaya kepemimpinan visioner adalah gaya kepemimpinan dimana
pemimpin menginspirasi dan memotivasi para anggota timnya, berpegang teguh pada visi
yang ditetapkan, dan mendorong para anggotanya untuk menjalankan tugas-tugasnya
sejalan dengan tujuan besar yang ingin dicapai bersama. Seorang pemimpin yang
visioner menginspirasi sesamanya dan percaya terhadap visi yang ingin dicapainya dan
memiliki empati terhadap anggota tim. Seorang pemimpin yang visioner
mengomunikasikan secara jelas mengenai bagaimana untuk mencapai visi tersebut dan
mengapa semua usaha dalam tim diperlukan dalam mencapai visi tersebut. Gaya
kepemimpinan ini diperlukan ketika organisasi membutuhkan suatu visi yang baru atau
perubahan drastis yang memberikan pengaruh besar terhadap organisasi.
10

Adapun alasannya adalah dengan menerapkan tipe dan gaya kepemimpinan diatas maka
sudah dapat memenuhi kaidah 5 sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:
a. Seorang pemimpin yang efektif harus terus berinovasi dalam membangun
suatu nilai dan penerapan dalam bisnis, tidak terus berpaku pada cara-cara yang
konvensional.
b. Seorang pemimpin yang efektif harus menginspirasi dan memotivasi semua
orang dalam perusahaan untuk mencapai visi yang ingin dituju bersama.
c. Seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan yang baik bagi para
pekerjanya. Hal ini memotivasi para karyawan untuk ingin terus meningkatkan
kemampuan dan kinerja dalam diri mereka.
d. Seorang pemimpin yang efektif harus memiliki tingkat kecerdasan emosional
yang tinggi dan mampu memahami perasaan dalam diri tiap pekerjanya. Pemimpin
yang efektif harus menghargai perasaan para anggotanya dan membangun
hubungan yang baik dengan mereka.
e. Seorang pemimpin yang efektif memungkinkan para anggotanya untuk
bertindak dengan memberikan akses terhadap informasi dan memberdayakan para
pekerjanya untuk bekerja dengan seluruh kemampuan yang mereka miliki.
Selain itu, dengan gaya kepemimpinan yang visioner maka hal ini sesuai dengan
Ciri Kepemimpinan Modern dimana Suatu organisasi pada abad ini membutuhkan model
kepemimpinan yang visioner yang dapat membawa angin perubahan cepat guna
mewadahi berbagai energi, semangat, dan cita-cita masyarakat. Kemajuan organisasi
pada abad ini cenderung berada mereka yang memiliki kapasitas dalam menghadapi
tantangan. Kepemimpinan modern memang berbeda dengan kepemimpinan model lama
atau tradisional seperti otoriter atau diktator yang cenderung melegalkan kewenangan
mutlak dalam sistem pemerintahan dan kepemimpinannya.
Kepemimpinan pada era modern ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Memiliki kemampuan dalam menetapkan arah dan tujuan. Pemimpin
dengan kepemimpinan modern dituntut memahami dan memiliki kemampuan
dalam menetapkan tujuan suatu organisasi dengan baik serta cara yang ditempuh
guna mewujudkan tujuan tersebut. Banyak pertimbangan yang harus dipilih dan
ditetapkan agar tujuan bisa dicapai, di sini pemimpin juga harus bisa menggerakan
bawahannya untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Mempunyai kemampuan mempengaruhi orang dalam kelompok
organisasi. Kemampuan mempengaruhi orang lain tidak hanya didasarkan pada
instruksi dan wibawa semata, namun juga melibatkan kemampuan dan integritas
11

diri seperti jujur, dipercaya, konsisten, apresiatif terhadap orang lain, komunikasi
jelas dan menggugah. Inilah wujud kepemimpinan modern.
c. Memiliki kemampuan menyusun dan membuat strategi. Dalam
kepemimpinan modern pula, seorang pemimpin dikenal sebagai ahli dalam
membangun dan menyusun sebuah strategi. Kemampuan menyusun strategi
didukung oleh kapasitas dalam menguasai medan, membuat dan menyusun skala
prioritas, dan mampu membaca atau meprediksi perkembangan masa depan.
d. Mempunyai kemampuan menjadi mediator dan motivator. Pemimpin
dalam konsep kepemimpinan modern harus berjiwa objektif, jujur, dan adil.
Pemimpin juga harus mampu mendorong rekan, bawahan, dan jaringan kerja
samanya guna mencapai tujuan bersama melalui kerja maksimal dalam suatu
organisasi.
Kepemimpinan modern membangun dan menjalankan roda organisasinya melalui
sistem bottom up (pola bawah ke atas) artinya tiap pengikut dan bawahannya mempunyai
peluang sama yang diberikan pemimpin dalam mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri. Di sini pemimpin juga mempunyai sikap tegas dan aktif serta memberikan tugas
dan tanggun jawab berdasarkan kemampuan bawahannya. Setiap kesulitan, kebuntuan,
serta hambatan diselesaikan bersama melalui diskusi, dialog, dan musyawarah bersama
guna mencari solusi dan cara terbaik. Jadi dalam kepemimpinan modern terdapat adanya
keterlibatan dan partisipasi bersama, kerja sama, kebebasan, dan tanggung jawab
bersama. Pemimpin yang dicita-citakan adalah pemimpin yang berada di garda terdepan
rakyat dan bawahan. Pemimpin yang mampu membuka jalan menuju perubahan.
Adapun kemungkinan implementasinya adalah seorang pimpinan dalam TNI
AD memimpin satuan yang dipimpinnya dengan budaya kehidupan militer dimana
mengikuti aturan dibawah satu komando dan hirarki yang berlaku sesuai dengan
kepangkatan. Namun demikian, dalam pelaksanaanya, pimpinan tersebut juga harus
menyesuaikan terhadap situasi dan kondisi di lapangan sesuai dengan pertimbangan-
pertimbangan yang ada. Pemimpin bersifat adaptif, peka dan fleksibel artinya dalam
memberikan suati perintah dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi nyata pada
saat itu, namun dengan tetap mengikuti aturan baku yang sudah ada. Segala kebijkan
yang dilaksanakan berdasarkan pertimbangan pimpinan yang lebih atas atau berdasarkan
koordinasi dan pelaporan dan petunjuk pimpinan saat itu.
12

Persoalan 3
Apa perbedaan dan persamaan antara karakteristik pemimpin operasional dengan
kepemimpinan modern, mengapa seorang pemimpin dalam kepemimpinan modern
dituntut memahami dan memiliki kemampuan dalam menetapkan tujuan organisasi
dengan baik serta cara yang ditempuh guna mewujudkan tujuan tersebut, bagaimana
cara yang ditempuh oleh seorang pemimpin sebagai mediator dan motivator yang
handal?

Jawaban 3:
A. Persamaan antara karakteristik pemimpin operasional dengan kepemimpinan
modern adalah sebagai berikut:
1. Baik itu pemimpin operasional maupun modern sama-sama berusaha
mempengaruhi orang untuk mengikuti kehendaknya serta berusaha untuk
memecahkan suatu permasalahan.
2. Mereka memiliki sistem untuk setiap masalah. Pemimpin operasional dan
modern menyukai proses dan mereka hebat dalam membuat kebijakan, pedoman,
dan instruksi serta strategi untuk memastikan bahwa segala sesuatunya terjadi
dengan cara yang benar, pertama kali. Mereka adalah arsitek yang merancang dan
membangun pendukung organisasi.
B. Perbedaan antara karakteristik pemimpin operasional dengan kepemimpinan
modern:
1. Kepemimpinan Operasional memiliki 6 karakteristik:
a. Mereka memberikan stabilitas bagi organisasi. Mereka memiliki
bakat dan kemampuan untuk menciptakan infrastruktur yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan orang lain dalam suatu organisasi. Orang-orang ini
menciptakan sistem untuk mengubah kebutuhan menjadi solusi. Dan, para
pemimpin ini juga merupakan sejarawan organisasi secara real-time-
menghitung apa yang berhasil dan yang tidak.
b. Mereka merancang sistem untuk membuat segala sesuatunya
berjalan dengan lancar. Mereka memiliki sistem untuk setiap masalah.
Pemimpin operasional menyukai proses -- dan mereka hebat dalam
membuat kebijakan, pedoman, dan instruksi untuk memastikan bahwa
segala sesuatunya terjadi dengan cara yang benar, pertama kali. Mereka
adalah arsitek yang merancang dan membangun pendukung organisasi.
13

c. Mereka berfungsi sebagai pusat di mana aktivitas


dikoordinasikan. Orang-orang beralih ke pemimpin operasional karena
mereka benar-benar tahu apa, mengapa, dan bagaimana hal-hal terjadi di
organisasi mereka. Mereka adalah pengumpul informasi dan sering memiliki
bakat untuk mengetahui bagaimana menyelesaikan sesuatu.
d. Mereka berbagi kabar buruk.Umumnya, para pemimpin ini tidak
dibayar untuk meningkatkan tingkat kinerja dalam suatu organisasi. Namun,
mereka sering kali menjadi orang pertama yang menyadari masalah karena
mereka sangat selaras dengan organisasi. Pemimpin operasional seringkali
menjadi orang pertama yang mengibarkan bendera. Dilakukan dengan cara
yang benar, ini sangat berharga bagi organisasi.
e. Mereka menciptakan solusi baru untuk masalah lama. Pemimpin
operasional adalah pemecah masalah alami terbaik karena kemampuan
mereka untuk melihat bagaimana berbagai elemen berkontribusi pada
keberhasilan atau kegagalan sesuatu. Jika Anda memiliki masalah, Anda
ingin salah satu dari orang-orang ini ada karena mereka biasanya yang
pertama menemukan tautan yang lemah dan meresepkan obat yang tepat.
f. Mereka melengkapi tiga tipe kepemimpinan lainnya. Orang ini
biasanya bukan orang yang "terbuka", tetapi menunjukkan kekuatan sebagai
pemimpin dalam mendukung orang lain.

2. Kepemimpinan Modern memiliki 4 karakteristik:


a. Memiliki kemampuan dalam menetapkan arah dan tujuan.
Pemimpin dengan kepemimpinan modern dituntut memahami dan memiliki
kemampuan dalam menetapkan tujuan suatu organisasi dengan baik serta
cara yang ditempuh guna mewujudkan tujuan tersebut. Banyak
pertimbangan yang harus dipilih dan ditetapkan agar tujuan bisa dicapai, di
sini pemimpin juga harus bisa menggerakan bawahannya untuk mencapai
tujuan tersebut.
b. Mempunyai kemampuan mempengaruhi orang dalam kelompok
organisasi. Kemampuan mempengaruhi orang lain tidak hanya didasarkan
pada instruksi dan wibawa semata, namun juga melibatkan kemampuan dan
integritas diri seperti jujur, dipercaya, konsisten, apresiatif terhadap orang
lain, komunikasi jelas dan menggugah. Inilah wujud kepemimpinan modern.
14

c. Memiliki kemampuan menyusun dan membuat strategi. Dalam


kepemimpinan modern pula, seorang pemimpin dikenal sebagai ahli dalam
membangun dan menyusun sebuah strategi. Kemampuan menyusun
strategi didukung oleh kapasitas dalam menguasai medan, membuat dan
menyusun skala prioritas, dan mampu membaca atau meprediksi
perkembangan masa depan.
d. Mempunyai kemampuan menjadi mediator dan motivator.
Pemimpin dalam konsep kepemimpinan modern harus berjiwa objektif, jujur,
dan adil. Pemimpin juga harus mampu mendorong rekan, bawahan, dan
jaringan kerja samanya guna mencapai tujuan bersama melalui kerja
maksimal dalam suatu organisasi.
C. Adapun alasan seorang pemimpin dalam kepemimpinan modern dituntut
memahami dan memiliki kemampuan dalam menetapkan tujuan organisasi dengan
baik serta cara yang ditempuh guna mewujudkan tujuan tersebut adalah karena:
1. Organisasi pada abad ini membutuhkan model kepemimpinan yang visioner
yang dapat membawa angin perubahan cepat guna mewadahi berbagai energi,
cita-cita dan semangat anggota. Dalam kepemimpinan modern pula, keterampilan,
keahlian,dan pengetahuan belum bisa menjadi jaminan bahwa seseorang mampu
menjadi pemimpin sehingga Kemajuan organisasi pada abad ini cenderung berada
mereka yang memiliki kapasitas dalam menghadapi tantangan serta memiliki
komunikasi yang baik untuk mencapai tujuan bersama.
2. Pemimpin dengan kepemimpinan modern dituntut memahami dan memiliki
kemampuan dalam menetapkan tujuan suatu organisasi dengan baik serta cara
yang ditempuh guna mewujudkan tujuan tersebut. Banyak pertimbangan yang
harus dipilih dan ditetapkan agar tujuan bisa dicapai, di sini pemimpin juga harus
bisa menggerakan bawahannya untuk mencapai tujuan tersebut.
D. Adapun cara yang ditempuh oleh seorang pemimpin sebagai mediator dan
motivator yang handal adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin tersebut harus berjiwa objektif, jujur, dan adil. Pemimpin juga
harus mampu mendorong rekan, bawahan, dan jaringan kerja samanya guna
mencapai tujuan bersama melalui kerja maksimal dalam suatu organisasi.
2. pemimpin juga mempunyai sikap tegas dan aktif serta memberikan tugas
dan tanggun jawab berdasarkan kemampuan bawahannya.
3. Pemimpin harus dapat mendorong dan menyelesaikan setiap masalah
secara Bersama-sama. Setiap kesulitan, kebuntuan, serta hambatan diselesaikan
15

bersama melalui diskusi, dialog, dan musyawarah bersama guna mencari solusi
dan cara terbaik. Jadi dalam kepemimpinan modern terdapat adanya keterlibatan
dan partisipasi bersama, kerja sama, kebebasan, dan tanggung jawab bersama.

Persoalan 4
Dari segi sifat pola umum kepemimpinan dikenal adanya empat pola kepemimpinan yaitu
kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, kepemimpinan liberal dan
kepemimpinan peternalistis. Jelaskan apa yang Pasis ketahui tentang ke empat pola
kepemimpinan tersebut, mengapa pola otoriter dan demokratis diperlukan dalam pola
kepemimpinan militer tingkat operasional dan bagaimana penerapan pola kepemimpinan
otoriter dan demokratis dijalankan dalam tugas militer?

Jawaban 4:
A. Sifat pola umum kepemimpinan. Seseorang pemimpin melaksanakan
kepemimpinannya dapat dibedakan dalam pola-pola, sebagai berikut :
1. Kepemimpinan Otoriter. Dalam hal ini pemimpin tidak bersifat
membimbing, tetapi lebih bersifat memerintah dan mengendalikan bawahan agar
mereka dengan disiplin yang keras dan rasa loyalitas yang tinggi, dapat mencapai
misi atau tujuan yang dikehendaki oleh pemimpin itu. Kekuasaan penting bagi
pemimpin yang demikian itu, karena tanpa kekuasaan ia akan kehilangan sarana
untuk mencapai tujuan. Pola kepemimpinan otoriter baik atau buruk, masih harus
disesuaikan dengan kondisi dan situasi lingkungan yang ada. Dalam keadaan
darurat atau sangat darurat terutama pada saat-saat bawahan tidak mempunyai
lagi inisiatif dan semangat juang, pola kepemimpinan otoriter sering kali diperlukan.
Sebaliknya dalam kondisi bawahan cukup mempunyai inisiatif dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan tugasnya, kepemimpinan yang demikian kiranya tidak perlu.
Adapun ciri-ciri perilaku/gaya kepemimpinan otoriter serta reaksi
bawahannya dapat digambarkan, sebagai berikut :
a. Wewenang mutlak terpusat di pimpinan.
b. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pimpinan
c. Komunikasi berlangsung satu arah.
d. Langkah kegiatan teknis ditentukan oleh pimpinan pada saat tertentu,
sehingga biasanya langkah-langkah berikutnya tidak ada kepastian.
e. Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif.
16

f. Pimpinan cenderung untuk mencela atau memuji secara personal


dan tetap menjauhkan diri dari kegiatan kelompok.
2. Kepemimpinan Demokratis. Dalam hal ini pemimpin bersifat membimbing
bawahan. Ia menjelaskan kebijaksanaan umum kepada bawahan dengan
pedoman-pedoman yang tidak mengikat. Bawahan diharapkan dapat memilih cara-
cara yang dikehendaki dalam mencapai tujuan dan dengan demikian secara
spontan timbul rasa kesadaran akan tanggung jawab bawahan terhadap
pencapaian tujuan bersama. Bawahan diharapkan bergerak sendiri, namun apabila
ada penyimpangan barulah pemimpin memberikan pengarahannya.
Adapun ciri-ciri perilaku/gaya kepemimpinan demokratis serta reaksi
bawahannya dapat digambarkan, sebagai berikut :
a. Wewenang pimpinan tidak mutlak.
b. Semua kebijaksanaan dibahas dan ditentukan bersama oleh
kelompok dengan dorongan dan bantuan pimpinan.
c. Komunikasi berlangsung timbal balik.
d. Prospektif kegiatan diperoleh selama masa pembahasan, langkah-
langkah umum kebijaksanaan kelompok digariskan lebih dulu dan jika
diperlukan dapat meminta nasehat teknis.
e. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan
bawahan.
f. Pimpinan selalu objektif dan berpikir serba fakta dalam memberikan
pujian atau kritikan, serta berusaha memberi semangat kepada kelompok
tanpa banyak mencampuri urusan pekerjaan.
3. Kepemimpinan Liberal. Pola kepemimpinan liberal memberikan kebebasan
mutlak kepada para bawahannya untuk bertindak dalam mencapai tujuan bersama.
Pemimpin hanya akan memberikan nasehat apabila diminta oleh bawahan. Inisiatif
diserahkan sepenuhnya kepada bawahan, garis-garis umumnya saja yang ia
jelaskan pada tingkat awal tugas. Apabila kepemimpinan otoriter menitik beratkan
inisiatif dan kemampuan pada diri pemimpin dan kepemimpinan demokratis menitik
beratkan inisiatif dan kemampuan pada kelompok dan keseluruhannya, maka pada
kepemimpinan liberal inisiatif dan kemampuan ada pada masing-masing individu.
Kebebasan individu menjadi pangkal tolak yang utama.
Adapun ciri-ciri perilaku/gaya kepemimpinan liberal serta reaksi bawahannya
dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan.
17

b. Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan.


c. Pimpinan berkomunikasi bila diperlukan bawahan.
d. Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan.
e. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang perorang.
4. Kepemimpinan Paternalistis. Pola kepemimpinan ini banyak terdapat di
negara-negara Asia, termasuk pula di Indonesia. Dalam kepemimpinan ini
pemimpin dianggap juga sebagai seorang ayah yang harus melindungi bawahan
seperti keluarga sendiri. Pemimpin sebagai pola seorang ayah harus dapat menjadi
panutan, yaitu seorang yang dapat dianut. Karena itu ia harus dapat memberikan
teladan kepada bawahannya. Masih banyak pola-pola kepemimpinan lainnya, yang
tidak perlu dijelaskan lebih lanjut. Perlu diingat, bahwa setiap pola kepemimpinan
yang ada mempunyai segi-segi positif dan segi-segi negatifnya, yang harus diteliti
lebih lanjut dan disesuaikan dengan keadaan, lingkungan dan kebutuhan setempat.
B. Adapun alasan mengapa pola otoriter dan demokratis diperlukan dalam pola
kepemimpinan militer tingkat operasional bagaimana penerapan pola
kepemimpinan otoriter dan demokratis dijalankan dalam tugas militer adalah
karena:
1. Pola otoriter dalam tugas militer diperlukan untuk menegakkan disiplin militer
yang kuat. Tanpa tegaknya disiplin militer yang kuat organisasi militer hanya akan
merupakan kelompok bersenjata yang justru akan membahayakan kondisi hukum
itu sendiri. Sedangkan Pola demokratis diperlukan untuk menempatkan figur
pemimpin yang mampu membawakan suatu kepemimpinan yang dapat
mengakomodir aspirasi anggota bawahannya melalui mekanisme permusyawaratan
untuk mencapai mufakat.
2. Dalam pola otoriter sangat cocok untuk diterapkan karena dalam kehidupan
prajurit semua hal telah diatur oleh aturan dan diwujudkan oleh pimpinan.
3. Selain itu, dalam pola demokratis pemimpin bersifat membimbing bawahan.
Ia menjelaskan kebijaksanaan umum kepada bawahan dengan pedoman-pedoman
yang tidak mengikat. Bawahan diharapkan dapat memilih cara-cara yang
dikehendaki dalam mencapai tujuan dan dengan demikian secara spontan timbul
rasa kesadaran akan tanggung jawab bawahan terhadap pencapaian tujuan
bersama. Bawahan diharapkan bergerak sendiri, namun apabila ada
penyimpangan barulah pemimpin memberikan pengarahannya.
4. Dengan menerapkan kedua pola tersebut maka akan tercipta suatu
keseimbangan dalam suatu organisasi dimana pimpinan selain bertindak tegas
18

namun juga berusaha mendengar dan menampung berbagai aspirasi serta keluhan
dan keinginan dari prajurit guna mencapai tujuan bersama dengan optimal.
C. Adapun penerapan pola kepemimpinan otoriter dan demokratis dijalankan
dalam tugas militer adalah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan Otoriter:
a) Wewenang mutlak terpusat di pimpinan.
b) Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pimpinan
c) Komunikasi berlangsung satu arah.
d) Langkah kegiatan teknis ditentukan oleh pimpinan pada saat tertentu,
sehingga biasanya langkah-langkah berikutnya tidak ada kepastian.
e) Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif.
f) Pimpinan cenderung untuk mencela atau memuji secara personal
dan tetap menjauhkan diri dari kegiatan kelompok.
2. Kepemimpinan Modern:
a) Wewenang pimpinan tidak mutlak.
b) Semua kebijaksanaan dibahas dan ditentukan bersama oleh
kelompok dengan dorongan dan bantuan pimpinan.
c) Komunikasi berlangsung timbal balik.
d) Prospektif kegiatan diperoleh selama masa pembahasan, langkah-
langkah umum kebijaksanaan kelompok digariskan lebih dulu dan jika
diperlukan dapat meminta nasehat teknis.
e) Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan
bawahan.
f) Pimpinan selalu objektif dan berpikir serba fakta dalam memberikan
pujian atau kritikan, serta berusaha memberi semangat kepada kelompok
tanpa banyak mencampuri urusan pekerjaan.
19

Persoalan 5
Dalam kepemimpinan militer dikenal adanya budaya komando, manajemen dan
administrasi. Apa yang Pasis ketahui tentang budaya komando, manajemen dan
administrasi tersebut, mengapa diperlukan dalam pelaksanaan tugas militer, bagaimana
implemantasi dari ke tiga budaya tersebut?

Jawaban 5:
1. Adapun yang Pasis ketahui tentang Budaya Komando, Manajeman dan
Administasi adalah sebagai berikut:

a. Komando.
1) Terlibat dalam pelaksanaan tugas-tugas militer di lapangan dan
sering dilakukan secara otoriter.
2) Seringkali dilakukan dalam keadaan lingkungan yang menegangkan
bahkan krisis.
3) Dilakukan dalam sistem hirarki.
4) Sering bekerja dalam tekanan (stress) yang berat dan dalam waktu
terbatas.
5) Seringkali harus mengambil resiko "yang diperhitungkan".
b. Manajemen.
1) Terlibat dalam proses produksi serta peningkatan surplus dan
keuntungan.
2) Seringkali dilakukan dalam keadaan lingkungan yang menegangkan,
tidak pasti dan bahkan krisis.
3) Bekerja dalam tekanan (stress) yang berat dan dalam waktu terbatas
(serverce time pressures).
4) Seringkali harus mengambil resiko "yang diperhitungkan".
5) Didorong oleh motivasi "keberhasilan".
6) Lebih mementingkan pencapaian hasil "efektif" dari pada pemecahan
yang "sehat", tetapi dengan seoptimal mungkin memanfaatkan keahlian.
c. Administrasi.
1) Secara relatif lebih mempersoalkan hal-hal yang sudah struktural.
2) Dilakukan dalam sistem yang rasional dan hirarki.
3) Selalu mencoba menghindari kesalahan dan resiko yang tidak perlu
dengan memanfaatkan dan memakai keahlian.
20

4) Secara berhati-hati menitik beratkan pada prosedur, keputusan yang


mantap/sehat, dan proses penyelesaiannya, dari pada hasil yang
dikehendaki.
5) Lebih mengutamakan kompromi dalam menentukan cara-cara
bertindak yang realistis dalam rangka memecahkan masalahnya.
6) Sangat dipengaruhi oleh proses-proses maupun pertimbangan-
pertimbangan politik.
2. Ketiga hal tersebut diperlukan karena pada dasarnya Kepemimpinan Militer
adalah kepemimpinan yang secara operasional banyak diterapkan di jajaran organik TNI,
yang meliputi kepemimpinan lapangan yang diterapkan dalam tugas-tugas operasi
maupun taktik di lapangan, kepemimpinan manajerial dan kepemimpinan administratif.
Kepemimpinan militer pada hakikatnya merupakan penjabaran maupun penyederhanaan
dari 11 Asas Kepemimpinan TNI. Kepemimpinan ini berlaku di lingkungan tugas militer
sehingga tidak akan lepas dari komando, manajeman dan administrasi sebagai suatu
organisasi.
3. Adapun implemantasi dari ke tiga budaya tersebut adalah sebagai berikut:
a. Komando. Pemimpin tidak bersifat membimbing, melainkan lebih bersikap
memerintah dan mengendalikan bawahan secara otoriter, agar mereka dengan
disiplin yang keras dan rasa loyalitas yang tinggi dapat mencapai misi atau tujuan
yang dikehendaki oleh pimpinan itu.
b. Manajemen. Pemimpin akan banyak memanfaatkan keahliannya/
kemahiran teknis, oleh karena itu diperlukan kelonggaran penerapan
kepemimpinan otoriter maupun kepemimpinan demokrastis. Dalam keadaan
darurat atau sangat darurat, terutama pada saat-saat bawahan tidak lagi
mempunyai inisiatif dan semangat juang, pola kepemimpinan otoriter seringkali
diperlukan. Sebaliknya dalam kondisi dimana bawahan cukup mempunyai inisiatif
dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya, kepemimpinan otoriter kiranya
tidak diperlukan, sebab inisiatif "Keahlian" oleh para ahli maupun spesialis yang
pada umumnya memiliki ciri-ciri ilmiah teknis seyogyanya tidak di "matikan".
c. Administrasi. Pemimpin akan banyak memanfaatkan keahlian/-kemahiran
teknis. Penelitian ilmiah maupun pengumpulan dan pengolahan data akan banyak
dilakukan. Setiap keputusan akan dilakukan dengan lebih berhati-hati. Untuk itu
semua diperlukan tenaga ahli yang cukup banyak jumlahnya. Lagi pula pemimpin
akan selalu berpegang pada undang-undang dan peraturan-peraturan yang ketat
dalam mengadministrasikan sumber daya manusia, alat peralatan, uang, metoda
21

dan prasarana. Pemimpin bersifat membimbing bawahan. Ia menjelaskan


kebijaksanaan umum kepada bawahan dengan pedoman pelaksanaan yang tidak
mengikat. Bawahan diharapkan dapat memilih cara-cara yang dikehendaki dalam
mencapai tujuan dan dengan demikian secara spontan timbul rasa kesadaran dan
tanggung jawab bawahan terhadap pencapaian tujuan bersama. Bawahan
diharapkan bergerak sendiri, namun apabila ada penyimpangan barulah
memberikan pengarahannya. Dengan demikian kepemimpinan demokratis lebih
banyak diterapkan. Namun bila saja terjadi pada saat-saat tertentu, bawahan tidak
lagi mempunyai inisiatif dan semangat juang, misalnya karena pengaruh
lingkungan yang membuatnya resah, kepemimpinan otoriter dapat saja dalam
waktu-waktu terbatas diterapkan dan bila hal ini terpaksa dilakukan, tidak boleh
mengorbankan "keahlian" ilmiah teknis. Bagaimana juga untuk kepemimpinan
administrasi pendekatan persuasif lebih diutamakan agar inisiatif "Keahlian" tetap
dapat dipelihara.

Anda mungkin juga menyukai