Anda di halaman 1dari 4

ESSAY AGENDA 2

Program Pelatihan : Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Tahun 2023


Nama Peserta : Lutfi Ari Bimoko
Angkatan : 10
Nomor Daftar Hadir :5
Mata Pelatihan : 1. Diagnosa Organisasi
2. Membangun Tim Efektif di Era New Normal
3. Kepemimpinan Dalam Pelaksanakan Pekerjaan
4. Berfikir Kreatif dalam Pelayanan

“KEPEMIMPINAN DALAM PELAKSANAKAN PEKERJAAN”


DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BEKASI

A. PENDAHULUAN
Kepemimpinan diperlukan dalam sebuah kelompok yang mempunyai tujuan yang
sama, untuk mempengaruhi aktivitas kelompok tersebut dalam mencapai tujuan bersama
yang ingin dicapai kelompok tersebut. Dalam mencapai tujuan organisasi, diperlukan
hubungan yang saling mempengaruhi antara pemimpin dengan bawahan yang keduanya
menginginkan perubahan nyata sebagai perwujudan upaya untuk mencapai tujuan yang
sama.
Secara umum kepemimpinan adalah suatu kewenangan yang disertai kemampuan
seseorang dalam memberikan pelayanan untuk menggerakkan orang-orang yang berada
di bawah koordinasinya dalam usaha mencapai tujuan. Pemimpin adalah seseorang yang
mempunyai kemampuan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan organisasi agar kegiatan
tersebut dapat terselenggara dengan efisien dan efektif serta bermanfaat. Untuk itu
diperlukan pengaturan mengenai tugas, cara kerja dan hubungan antara pekerjaan yang
satu dengan pekerjaan yang lain agar terjadi ketertiban dalam kegiatan organisasi.
Menurut Martin M. Brodwell, dalam bukunya Supervisor dan Masalahnya, pada
dasarnya setiap pemimpin (Manajer) apakah dia seorang pemimpin tingkat atas (to
management), pemimpin tingkat menegah (middle management), atau pemimpin tingkat
bawah (lower management), wajib melaksanakan empat fungsi yaitu, merencanakan,
mengorganisasi, memimpin dan mengawasi. Ke-empat fungsi diatas dapat diuraikan
yaitu:
a. Perencanaan: suatu hal terpenting dari seluruh kegiatan. Perencanaan
merupakan sarana bagi pemimpin untuk menentukan ke arah mana gerak
organisasinya akan dibawa, sulit diharapkan hasil yang baik jika perencanaan
kurang baik, sekalipun pelaksanaannya dilakukan secara ketat.
b. Pengorganisasian: adalah istilah yang mempunyai arti yang luas karena
mempunyai dua hal yaitu: struktur organisasi sebagai wadah melaksanakan
kegiatan dan penempatan tenaga kerja dalam organisasi.

c. Memimpin adalah kemampuan seseorang untuk mengilhami bawahan agar


dapat bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian,
pemimpin akan sukses jika: pemimpin mempunyai kemampuan untuk
memahami dan menghargai pendapat orang lain; pemimpin harus peka
terhadap masalah orang lain; pemimpin harus tanggap terhadap apa yang
dikatakan bawahan dan harus mempunyai kemampuan analisis yang tinggi;
pemimpin harus mengetahui kelebihan atau kelemahan dan kesalahannya
serta harus bersedia menerima tanggung jawabnya.

d. Mengawasi fungsi ini adalah suatu yang cukup menentukan, karena dengan
mengawasi akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang
direncanakan.
Pada dasarnya pemimpin mengawasi tiga hal, yaitu uang, bahan, dan tenaga kerja.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengawasi adalah menentukan standar, dan
pengambilan tindakan kebijakan jika diperlukan. Selanjutnya implementasi
kepemimpinan harus memiliki skill Servant Leadership, Konsep Servant Leadership
muncul dari pemahaman bahwa seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang bisa
melayani orang-orang yang dipimpinnya. Oleh sehab itu nilai-nilai servant leadership
harus ada dalam diri seorang pemimpin pada level eselon IV, Subkoordinator ataupun
sebutan lain.
Pemimpin yang mengutamakan pelayanan dimulai dengan perasaan alami seseorang
yang ingin melayani dan untuk mendahulukan pelayanan. Selanjutnya secara sadar,
pilihan ini membawa aspirasi dan dorongan dalam memimpin orang lain. Selanjutnya
menurut Trompenaars dan Voerman, gaya manajemen dalam hal memimpin dan
melayani berada dalam satu harmoni, dan terdapat interaksi dengan lingkungan. Seorang
Servant Leader adalah seseorang yang memiliki keinginan kuat untuk melayani dan
memimpin, yang terpenting adalah mampu menggabungkan keduanya untuk saling
memperkuat secara positif.
Karakteristik Servant Leadership :
a. Mendengarkan, yaitu pemimpin dapat mendengarkan dengan penuh perhatian
kepada orang lain, mengidentifikasi dan membantu memperjelas keinginan ke
lompok, juga mendengarkan suara hati dirinya sendiri.
b. Empathy, yaitu pemimpin yang mampu melayani adalah pemimpin yang
berusaha memahami rekan kerja dan mampu berempati dengan orang lain.
c. Menyembuhkan, yaitu pemimpin mampu menciptakan penyembuhan
emosional dan hubungan dirinya, atau hubungan dengan orang lain, karena
hubungan merupakan kekuatan untuk transformasi dan integrasi.
d. Kesadaran, yaitu pemimpin bisa memahami isu-isu yang melibatkan etika,
kekuasaan, dan nilai-nilai serta melihat situasi dari posisi yang seimbang yang
lebih terintegrasi.
e. Membangun Komunitas, yaitu mampu mengidentifikasi cara untuk
mengumpulkan dan membangun komunitas.
f. Komitmen, yaitu yakin dan mau bertanggung jawab untuk peningkatan
kapasitas anggota dan mencapai tujuan organisasi.
g. Keterbukaan (stewardship), yaitu selalu mengutamakan keterbukaan dan
persuasi untuk membangun kepercayaan dari orang lain.
h. Kejelian (foresight), yaitu pemimpin harus jeli dan teliti mengambil
pengalaman pela jaran dari masa lalu, realitas saat ini, dan kemungkinan
konsekuensi dari keputusan untuk masa depan.
i. Konseptual, yaitu pemimpin dituntut untuk dapat melihat sebuah permasalahan
dari perspektif konseptualisasi yang lebih luas, serta cara berpikir jangka
panjang yan visioner dalam basis yang lebih luas.
j. Persuasi, yaitu pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan orang lain
daripada memaksa kepatuhan.
B. PENERAPAN
1. Pembangunan Integritas
Pembangunan integritas pada dasarnya telah dimulai dan terbentuk dengan baik,
selama ini pembangunan integritas menjadi tanggung jawab bersama, yaitu pegawai
bersangkutan serta lingkungan kerja terutama atasan. Pengendalian integritas didukung
oleh Unit Kepatuhan Internal yang memberi perhatian lebih terhadap implementasi
integritas dalam setiap pelaksanaan tugas oleh seluruh pegawai, melalui sosialisasi
terkait nilai integritas serta pelaporan periodik berkaitan dengan pengendalian
gratifikasi. Arahan untuk senantiasa menjaga integritas juga telah menjadi pesan utama
dan pesan kunci yang diberikan pimpinan tinggi dalam setiap arahan kepada pegawai.
Dengan adanya contoh pimpinan, pengawasan dan pengendalian terhadap integritas
tersebut, diharapkan seluruh pegawai dapat terus berpikir, berpikir, berkata, berperilaku
dan bertindak dengan baik dan benar, serta memegang teguh kode etik dan prinsip-
prinsip moral.
2. Pengelolaan budaya Pelayanan (pemanfaatan IT)
Budaya organisasi terbentuk dari budaya masing masing pegawai yang diharapkan
tetap memiliki integritas, agile, peduli, responsif, dan adaptif dalam menghadapi seluruh
tantangan dan keterbatasan terutama akibat pandemi Covid-19 yang belum berakhir,
serta terus berinovasi dengan tetap melaksanakan nilai-nilai Kementerian Hukum dan
HAM serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
3. Memberdayakan dan Memotivasi Tim
Dalam pelaksanaannya, memerlukan dukungan dari seluruh pegawai. Sebelum
memberdayakan tim untuk dapat secara bersama mencapai tujuan, terlebih dahulu
dilakukan pembagian dan penentuan tugas tim. Selanjutnya, guna mencapai tujuan perlu
dilakukan tahapan antara lain memberi pemahaman awal latar belakang perlunya
pencapaian tujuan bersama, serta meyakinkan dan meminta partisipasi dan dukungan
seluruh anggota tim, menjelaskan lengkap tujuan yang akan dicapai yaitu untuk
kemajuan kantor, serta langkah yang akan dilakukan, beserta tanggung jawab masing-
masing anggota. Hal yang terpenting adalah melaksanakan tahapan menuju tujuan
dengan melibatkan seluruh anggota tim sesuai dengan kewenangannya, serta
mendiskusikan dengan anggota tim apabila terdapat kendala untuk mencari jalan keluar.

Anda mungkin juga menyukai