DISUSUN OLEH :
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. Yang telah memberikan kemudahan kepada hamba nya untuk
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk membahas materi yang berjudul “
Penerapan Pendekatan Dan Masalah Andragogi Di PKBM ”. Tanpa rahmat dan pertolongan-
Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah pekerjaan sosial yang telah
membimbing saya dalam penyusunan makalah ini. Pada kesempatan ini juga saya ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua saya yang ikut mendukung saya dalam
pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Bahkan,
saya berharap makalah ini dapat dipraktikkan oleh para pembaca dalam kehidupan sehari-
hari. Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Untuk
itu saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan
makalah ini sehingga menjadi lebih sempurna , baik , dan bermanfaat .
Penulis
Kelompok 6
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2. 1 Karakteristik Pada Pendekatan Andragogi......................................................................6
2.2 Model Pendekatan Andragogi..........................................................................................7
2.3 Strategi Pendekatan Andragogi........................................................................................9
2.4 Teknik Pendekatan Andragogi........................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi masyarakat dewasa memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia suatu negara. PKBM, sebagai lembaga
pendidikan nonformal, menjadi salah satu wadah utama dalam menyelenggarakan pendidikan
bagi masyarakat dewasa yang belum memiliki kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan
formal mereka. Namun, dalam menghadapi tantangan pendidikan bagi masyarakat dewasa,
pendekatan yang digunakan haruslah berbeda dengan pendekatan yang digunakan dalam
pendidikan formal. Konsep Andragogi, yang merupakan ilmu pendidikan bagi orang dewasa,
menjadi relevan dalam konteks ini.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik pada pendekatan andragogi ?
4
4. Untuk mengetahui bagaimana Teknik-teknik pendekatan andragogi ?
BAB II
PEMBAHASAN
5
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran penerapan model. Joko susilo mengemukakan
bahwa gaya belajar merupakan suatu proses gerak laku, penghayatan, serta kecenderungan
seorang pelajar mempelajari atau memperoleh suatu ilmu dengan cara tersendiri. Dapat
disimpulkan gaya belajar adalah cara yang dilakukan atau dipilih oleh seorang murid dalam
menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, memproses, mengembangkan
ketrampilan baru dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, pendidik dalam hal ini tutor ataupun pamong belajar
harus menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar, suasana kondusif yang dimaksud di
sini seperti menampilkan sikap terpuji kepada warga belajar, mengajak warga belajar untuk
serius dalam proses pembelajaran, kemudian mendukung suatu aktivitas ataupun tujuan dari
pembelajaran secara bersama-sama. Selanjutnya, melaksanakan kegiatan belajar dengan
menggunakan metode seperti ada saatnya warga belajar dijadikan sebagai sumber belajar,
kemudian menggunakan metode ceramah, melakukan diskusi bersama, dan memberi
kesempatan kepada warga belajar untuk berdemonstrasi serta tanya jawab, hal ini dilakukan
6
agar kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan aman, nyaman, sehingga memicu
semangat warga belajar untuk belajar.
1. Model informasi
Peran fasilitator memberikan informasi dan keterampilan biasanya dengan kuliah dan
digunaan latihan. Memberi rangsangan kepada peserta didik agar tidak mempunyai
kesempatan atau hanya mempunyai kesempatan yang sangat terbatas untuk mengembangkan
sesuatu. Peranan peserta didik menyerap informasi seperti karet busa dari pemikiran
fasilitator dan dari bahan bacaan. Penekanan penguasaan bahan pelajaran dan menghafalnya.
7
Peranan fasilitator memberikan rangsangan, gambaran dan menghidupkan diskusi
mengenai suatu gagasan pokok masalah atau persoalan tertentu. Rangsangan bukan hanya
mengandung sebagai informasi peserta didik mengembangkan pengalaman hidup serta
mengumpulkan keterangan tambahan untuk dapat dipahami pokok masalah atau pokok
persoalannya dengan lebih baik. Peranan peserta didik menganalisis gagasan atau
masalahnya, melalui kepentingannya, mempertimbangkan sebab akibatnya yang mungkin,
memutuskan arah tindakan, menemukan keterampilan dalam pemecahan masalahnya.
Penekanan terhadap penggunaan pemikiran pemikiran peserta didik untuk menelaah dan
memecahkan masalah
3. Model proyektif
Peranan fasilitator memberikan suatu cerita terbuka atau cerita bergambar mengenai
kejadian yang terjadi dalam cerita, berasal dari rancangan kegiatan pembelajaran.
Rangsangan berbagai informasi tentang masalah teknisnya, maupun pengarah-pengarah yang
bersifat nasional dan ekonomis. Informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik selanjutnya
dapat diperoleh melalui diskusi, wawancara atau konsultasi dengan para ahli. Peranan peserta
didik mendiskusikan dan dapat menggungkapkan tata nilai dan sebagainya. Penekanan pada
pemahaman masalah secara terpadu dengan perhatian khusus pada pengaruh-pengaruh
tersembunyi pada masalahnya (pengaruh semi kultural dan psikologi).
Peranan fasilitator memberikan bahan mentah yang dapat dipergunakan oleh peserta
didik untuk menceritakan kejadian atau keadaan yang mengandung masalah. Bahan- bahan
mentah ini mencakup antara lain gambar-gambar tanpa urutan tertentu dan gambar-gambar
yang dapat bergerak. Rangsangan gambar tidak mengandung informasi tertentu. Peserta didik
memanipulasi untuk menggungkapkan arti apa saja yang mereka kehendaki. Peserta didik
mendapatkan pemahaman lebih banyak melalui diskusi, konsultasi, wawancara serta
memperbandingkan bermacam-macam penafsiran terhadap rangsangan yang sama. Peranan
peserta didik mempergunakan mental pengalaman hidupnya sendiri untuk menciptakan suatu
cerita yang dapat didiskusikan peserta didik lainnya. Penekanan pada kepercayaan terhadap
diri sendiri, daya cipta dan kemampuan berkomunikasi serta pada pemecahan masalah
berdasarkan bahan pelajaran yang diambil dari kehidupan para peserta didik.
8
2.3 Strategi Pendekatan Andragogi
Fasilitator mempersiapkan perangkat atau prosedur untuk mendorong dan melibatkan
secara aktif seluruh warga belajar, yang kemudian dikenal dengan pendekatan partisipatif,
dalam proses belajar yang melibatkan elemen-elemen:
5. Melakukan dan menggunakan pengalaman belajar ini dengan metoda dan teknik yang
memadai
6. Mengevaluasi hasil belajar dan mendiagnosis kembali kebutuhan- kebutuhan belajar. Ini
adalah model proses.
Secara lebih detail Strategi Pembelajaran secara umum yang dapat diterapkan di
Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi) dapat dilakukan dengan berbagai macam. Gagne dan
Briggs (dalam Sujarwo, 2013) mengemukakan sembilan urutan kegiatan instruksional, yaitu:
8. Menilai penampilan,
9. Menyimpulkan.
9
Pendekatan andragogi melibatkan strategi pembelajaran yang berfokus pada
kebutuhan, pengalaman, dan kesiapan peserta dewasa. Beberapa strategi yang efektif dalam
pendekatan ini meliputi:
10
(continuing education) yang mempelajari pengetahuan dan keterampilan lanjutan sesuai
dengan perkembangan kebutuhan belajar pada diri orang dewasa. Pendidikan berkelanjutan
ini ditujukan pada kegiatan pendidikan, untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat dijadikan fasilitas dalam peningkatan diri dan
produktivitas kerja. Teknik pendekatan andragogi merujuk pada metode atau cara-cara yang
digunakan dalam proses pembelajaran orang dewasa yang sesuai dengan prinsip-prinsip
andragogi. Teknik ini dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif dan relevan
bagi peserta didik dewasa.
11
ekonomi dan sosial. Dilakukan dalam bentuk bimbingan persuasive secara perorangan dan
kelompok.
7. Pendidikan seumur hidup (lifelong education) Kenyataannya, dan atas kesadaran kita, asas
dan harapan baru bahwasanya proses dan kebutuhan pendidikan berlangsung sepanjang hidup
manusia. Manusia perlu mencari pengetahuan, pengalaman dan pemikiran baru di sepanjang
hayat hidupnya. Dalam hal ini, pendidikan tidak mengenal usia dan kata terlambat untuk
belajar.
12
memperhatikan bahwa dia memiliki pengalaman kerja yang luas tetapi kurang memiliki
pengetahuan khusus dalam manajemen proyek.
Penyelesaian:
Dia mencari sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya, memilih kombinasi
dari buku-buku teks, kursus online interaktif, dan kelas workshop langsung yang dipimpin
oleh praktisi industri.Selama proses belajar, dia berpartisipasi aktif dalam diskusi online,
bertukar pengalaman dengan rekan-rekan sesama profesional, dan menerapkan konsep yang
dipelajarinya langsung dalam proyek-proyek kecil di tempat kerjanya. Dia juga mencari
mentor yang dapat memberikan panduan dan umpan balik yang berharga. Seiring waktu, dia
memperluas pengetahuannya, meningkatkan keterampilannya dalam manajemen proyek, dan
akhirnya berhasil meraih sertifikasi yang diakui secara internasional dalam bidang tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Orang dewasa tidak ingin diajar tapi ingin belajar, dan orang dewasa tidak ingin
digurui tapi ingin berguru, oleh karena itu proses belajar orang dewasa lebih cenderung
13
bersifat mandiri. Adapun beberapa prinsip belajar orang dewasa yaitu: 1. Nilai manfaat Orang
dewasa akan belajar dengan baik, jika semua hal yang ia pelajari memiliki nilai manfaat
untuk dirinya. 2. Sesuai dengan pengalamanOrang dewasa akan belajar dengan baik, jika
semua hal yang dipelajari itu sesuai atau sejalan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya. 3. Masalah sehari-hariOrang dewasa akan belajar dengan baik, jika materi yang
dipelajari itu berpusat di sekitar permasalahan sehari-hari dan ia memiliki kesempatan untuk
memperaktekan, menyelesaikan masalah dengan banyak cara. 4. Praktis Orang dewasa akan
belajar dengan baik, jika semua hal yang dipelajari bersifat praktis dan mudah diaplikasikan.
Ini berarti sesuatu yang sulit enggan untuk dipelajari. 5. Sesuai kebutuhan Orang dewasa
akan belajar dengan baik, jika semua hal yang ia pelajari sesuai dengan kebutuhannya.
Setiap orang memiliki kebutuhan dan jika kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan
cara belajar, maka ia akan sangat bersemangat dalam belajar. Menarik Orang dewasa akan
belajar dengan baik, jika semua hal yang dipelajarinya itu menarik baginya. Jika materi
belajar itu mudah dan merupakan sesuatu yang baru, maka orang dewasa akan dengan senang
hati mengikuti proses belajar. Berpartisipasi secara aktif orang dewasa akan belajar dengan
baik, jika semua hal ikut ambil bagian secara penuh. Suatu proses belajar yang kurang
melibatkan peserta didik akan kurang menarik dan membuat jenuh pesertanya.
3.2 Saran
Sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan sangat jauh dari
kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah
ini dengan menggunakan sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran tentang pembahasan makalah tersebut. Setelah
membaca makalah tersebut diharapkan pembaca mampu memahami pendekatan, Model,
Teknik, dan Strategi Andragogi, dan dapat menerapkannya di dalam kehidupan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Destiani, T., Arbarini, M., Shofwan, I., & Sekolah, P. L. (2023). Pendekatan Andragogi dalam
Pembelajaran seTARA Daring pada Program Pendidikan Kesetaraan. Jurnal Cendekiawan
Ilmiah PLS, 8. https://doi.org/10.37058/jpls.v8i1
Hasibuan, J., Saragih, C. A., Pakpahan, J., Gultom, M., & Sagala, M. S. (2022). Analisis
Penerapan Pembelajaran Andragogi di PKBM Hanuba Medan. Diklus: Jurnal Pendidikan
Luar Sekolah, 6(2), 138–149. https://doi.org/10.21831/diklus.v6i2.49967
15
Ndraha, E. D., Simamora, S., Anastasya, A., Wahyuni, H., Saragih, P. A., Anjani, P., & Siregar, W.
H. (2022). Analisis Penerapan Pendekatan dan Masalah Andragogi di PKBM Cahaya Binjai.
Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6(2), 174–191.
https://doi.org/10.21831/diklus.v6i2.49473
Jubaidah Hasibuan, dkk. 2023. ANDRAGOGI dalam perspektif pendidikan masyarakat. Eureka
Media Aksara, No 225/JTE/2021
16