Oleh :
Sulistiyaningsih
Nim 22020117410030
A. Latar Belakang
Leadership adalah apa yang di lakukan oleh pemimpin / proses memimpin sebuah
kelompok untuk mencapai tujuan (stephen P. Robbins dan mary coulter 2013 ).
Stoner dalam buku menejemen T handoko 2015 mendefinisikan leadership sebagai
suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan- kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Leadership dalam
menjalankan tugasnya akan di pengaruhi oleh banyak faktor misalnya kepribadian,
situasi pendukung dan followership atau pengikut. sehingga perlu pengertahuan dan
pemahaman tentang ilmu leadership dan followership.
Followership di definisikan suatu konsep yang sederhana, yakni kemampuan
untuk mengambil arah baik untuk mendapatkan di belakang garis program, menjadi
bagian dari tim dan untuk memenuhi apa yang di harapkan dari seorang leader. ( Jhon
Mc Callum 2013 ). Followership juga bisa di artikan sebagai bawahan yang memiliki
daya lebih kecil, otoritas / pengaruh dari atasan mereka, menjadi posisi yang belum di
anggap. Pada tatanan organisasi leadership lebih dianggap dari pada followrship
(Kalley 2010 ). Di zaman globalisasi ini konsep Leadership berkembang seiring
pesatnya tehnologi, followership menjadi punya peranan penting dalam keberhasilan
leadership baik followership yang secara langsung ataupun followership yang
mendukung leadership melalui media, meskipun leadership dan followership berbeda
tetapi memiliki peran timbal balik. Leadership yang efektif sama pentingnya dengan
followership yang efektif.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum untuk mengidentifikasi leadership dan followership
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi tentang Pengertian leader
b. Mengidentifikasi konsep teori leadership
c. Mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi prilaku leadership
d. Mengidentifikasi tentang pengertian followership
e. Mengidentifikasi jenis followership
f. Mengidentifikasi tingkatan followership
g. Mengidentifikasi follower yang baik dan efektif
h. Mengidentifikasi baik dan buruknya followership
i. Mengidentifikasi perbedaan leadership dan followership
j. Mengidentifikasi hubungan leadership dan followership
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kemampuan
dan
kualitas leadership
Kemampuan
situasi Dan
Kualitas
followership
Follet juga menyatakan bahwa leadership seharusnya berorientasi pada kelompok dan
bukan berorientasi pada kekuasaan. Berbagai penelitian juga menunjukan kompleksitas
leadership di mana ada lebih banyak variabel yang saling berhubungan terlibat. Variabel
variabel tersebut dapat di klasifikasikan sebagai faktor faktor makro dan faktor faktor
mikro seperti yang tampak pada gambar 14.4
Robert Tannenbaum dan warren H. Schmidt adalah diantara para teoritisi yang
menguraikan berbagai faktor yang mempengaruhi pilihan gaya leadership. Mereka
mengemukakan bahwa leadership harus mempertimbangkan 3 kumpulan kekuatan
sebelum melakukan gaya leadership yaitu :
1. Kekuatan dalam diri leadership yang mencakup :
Sistem nilai
Kepercayaan terhadap bawahan
Kecenderungan kepemimpinannya sendiri
Perasaan aman dan tidak aman
2. Kekuatan dalam diri para bawahan
Kebutuhan mereka akan kebebasan
Kebutuhan mereka akan peningkatan tanggung jawab
Apakah mereka tertarik dan mempunyai keahlian dalam penanganan masalah
Harapan mereka mengenai keterlibatan dalam pengambilan keputusan
3. Kekuatan – kekuatan dari situasi
Tipe organisasi
Aktivitas kelompok
Desakan waktu
Sifat masalah itu sendiri
Menurut konsep ini pendekatan yang paling efektif sebagai leadership menurut mereka
sedapat mungkin “ Fleksibel” yaitu memilih prilaku leader yang di butuhkan dalam
waktu dan tempat tertentu.
D. Pengertian followership
Followership adalah suatu konsep yang sederhana, yakni kemampuan untuk
mengambil arah baik untuk mendapatkan di belakang garis program, untuk menjadi
bagian dari tim dan untuk memenuhi apa yang di harapkan dari seorang leader. ( Jhon
Mc Callum 2013 ). Followership juga bisa di artikan sebagai bawahan yang memiliki
daya lebih kecil, otoritas dan pengaruh dari pada atasan mereka, menjadi posisi yang
belum di anggap. Pada tatanan organisasi leadership lebih dianggap dari pada
followrship (Kalley 2010 )
Beberapa Alasan seseorang menjadi followership adalah mendapatkan perlindungan,
manfaat baik dari segi financial, psikologisl ataupun fisik.
Karakteristik dari followership antara lain :
1. keberanian untuk mendukung leadership
2. Keberanian untuk memikul tanggung jawab untuk tujuan yang sama
3. Keberanian secara konstruktif menantang prilaku leadership
4. Keberanian untuk berpartisipasi dan bertransformasi setiap di butuhkan
5. Keberanian mengambil sikap moral yang di benarkan untuk mencegah pelanggaran
etika
Gaya followership :
1. Gaya sumber daya : Followership menunjukkan dukungan yang rendah dan
tantangan yang rendah
2. Gaya individualis : dukungan yang rendah dan tantangan yang tinggi, Follower akan
berbicara tetapi biasanya mengambil posisi menentang mayoritas.
3. Gaya pelaksana : dukungan tinggi dan tantangan yang rendah
4. Gaya mitra : dukungan tinggi dan tantangan yang tinggi dengan asumsi tanggung
jawab penuh atas tindakan mereka dan bertindak sesuai
E. Jenis Followership
Menurut James Burns 2016 dalam buku leadership ada 2 jenis followership:
Followership Aktif
- Dukungan yang di berikan murni tanpa membeda bedakan
- Antusias, cerdas dan mandiri
- Berpartisipasi dan membentuk arah kerja untuk mendapatkan hasil yang baik
- Self managing yaitu Followership dapat berfikir kritis dan mengontrol tindakan
- Berkomitment yaitu Berkomitmen terhadap misi tim
- Kompeten yaitu memiliki cukup ketrampilan untuk bertindak sendiri dan
menyelesaikan pekerjaan dengan baik
- Berani yaitu Mempunyai keyakinan bahkan ketika pendapatnya tidak sesuai dengan
leader nya
Followership pasif
- Memberikan dukungan kepada leadership dengan membeda bedakan
- Membabi buta mengikuti perintah leader
- Kurang perhitungan, bisa menguntungkan ataupun merugikan leadership
Menurut Prof Robbert kalley 2016 Ada 5 jenis pengikut :
1. The herd Follower:
: Follower yang pasif dan memerlukan motivasi eksternal, kurang berkomitmen dan
memerlukan pengawasan eksternal
2. The flattering follower
: Komitmen untuk pemimpin dan misi, cenderung keras kepala mempertahankan
pemimpin dari oposisi orang lain
3. The self serving follower
: Berada di belakang ide leader, punya ide kontroversial dan unik tetapi tetap tidak
mau tampak menonjol
4. The renegade follower
: Bernada negatif, frontal, sering menanyakan keputusan dan tindakan dari pemimpin.
Sering melihat diri sendiri sebagai leader yang sesungguhnya, kritis terhadap
keputusan l;eader ataupun sesama followership
5. The ethical follower
: Pemikir positif, aktif dan independen, tidak akan menerima keputusan begitu saja
dari seorang leader, tidak mudah percaya dan akan bevaluasi terus. Tipe ini dapat di
percaya bahkan ketika leader tidak hadir bisa menggantikan peran leader.
F. Tingkatan Followership
Barbara Kellerman 2017 mengkategorikan 5 jenis followership :
1. Followership sebagai isolat
Followership ini hampir menyadari apa yang terjadi di sekitar mereka, mereka tidak
peduli tentang leader mereka, tetapi tahu tentang leadernya. Tipe ini ketika berada di
perusahaan besar prilakunya kurang antusias ( nol antusiasme ), sering menghilang
saat melakukan pekerjaan. Contoh pada perusahaan seorang yang bekerja di bagian
produksi melakukan rutinitas pekerjaannya ketika perusahaan mengalami hambatan
dalam distribusi produck maka tipe ini tidak peduli tentang sisa produksi yang belum
terjual yang terpenting adalah mereka di gaji dan di bisa memenuhi kebutuhan
keluarganya.
Contoh lain ketika pemilihan umum di amerika tahun 2004 kurang lebih 15 juta
orang berada pada tipe followership ini , mereka memilih untuk tidak datang ke TPS
dengan alasan tidak tertarik dalam pemilihan atau tidak ingin terlibat dalam politik.
Followership jenis ini tanpa di sadari akan menghambat perbaikan dan memperlambat
perubahan. Untuk mengurangi efek Followership sebagai isolat maka Leader perlu
perlu evaluasi diri misalnya dengan pertanyaan :
- Apakah perusahaan / tempat kerja memiliki tipe isolat yang banyak ? berapa
banyak ? di mana saja mereka ? mengapa mereka begitu terpisah dengan
leadershipnya ?
Pertanyaan di atas bisa di selesaikan dengan cara :
mencari informasi tentang tipe isolat lewat menejer senior yang dekat dengan
isolat dan dekat dengan leader. Manager senior bisa bertindak sebagai
informan bagi leader untuk mendekati isolat agar mendapat informasi baik
secara formal atau informal tentang karyawan yang tampak lesu, acuh tak acuh
pada pekerjaannya
Mengambil tindakan . ini tergantung dari alasan followership menjadi isolat
dan penyelesaiannya bisa berbeda beda misalnya jika masalahnya adalah
kepuasan kerja maka tindakannya adalah rencana pelatihan dan
pengembangan, jika masalahnya adalah stres kerja maka jadwal baru / re
scedule untuk istirahat perlu di pertimbangkan. Pada kasus apapun leadership
perlu untuk mengevaluasi apakah tipe isolat ini bisa dikembangkan atau tidak,
jika tidak yang harus di lakukan adalah berpisah dengan followership jenis
isolat ini.
2. Followership sebagai pengamat tapi tidak berpartisipasi.
Karakteristik prilaku pada tipe ini adalah :
- Bebas untuk mendukung atau melepaskan diri dari leader.
- Bisa menjadi pendukung jika mereka juga berkepentingan tetapi tidak termotivasi
untuk aktif, dalam arti bisa menjadi pendukung dan bisa juga menarik dukungan
dengan persentase yang sama sama kuat.
- Menyadari apa yang terjadi di sekitarnya tetapi memilih tidak meluangkan waktu,
kesulitan, dan tidak mau bersesiko ketika terlibat
- Tidak peduli dengan misi organisasi
Contoh : Ketika terjadi kejahatan di lingkungan kerja dan di ketahui maka tipe ini
sebenarnya tidak setuju dengan tindakan kejahatan tetapi ketika di minta menjadi
saksi terhadap peristiwa kejahatan atau membantu mereka memilih menolak
melakukan.
Hal yang harus di lakukan ketika leadership mempunyai Followership jenis ini adalah
dengan mencari penyebab keterasingan follower jenis ini dan menawarkan imbalan
baik secara intrinsik ataupun ekstrinsik yang tepat misalnya dengan insentif yang
dapat meningkatkan tingkat partisipasi positif sehingga produktifitas meningkat
3. Followership sebagai peserta
- Bisa mendukung atau menentang leader, jika menjadi pendukung tipe ini sangat di
dambakan.
- Peduli untuk berinvestasi dalam bentuk uang, waktu untuk memberi dampak pada
leadership
- Ambisi, inovasi, kreasi membantu orang lain, misalnya ketika tipe peserta ini
mendukung leader mereka bisa menjadi bahan bakar yang mendukung mesin. Di
tempat kerja peserta dapat membuat mitra junior lebih efektif
- Belum tentu menjadi pendorong tetap leadership, karena tipe ini bisa berubah
Jika seorang leadership mempunyai followership jenis ini maka yang harus di lakukan
adalah mengamati tipe ini secara keseluruhan dan memperhatikan sangat dekat
apakah peserta bisa menjadi pengikut sejati atau tidak.
4. Followership sebagai aktivis
- Sangat ingin terlibat, energik
- Berinvestasi pada pada orang dan proses sehingga mereka bekerja keras baik atas
nama leader mereka
- Bekerja secara loyal, kompeten, dedikasi, mengorbankan waktu dan energi untuk
berkomitmen
- Bekerja keras baik atas nama pemimpin / leader
- Ide bisa di ujicoba dan di terapkan untuk pengambilan kebijakan baru
5. Followership diehard
- Followership yang sangat setia kepada leader / pengikut fanatik
- Di mungkinkan dapat menggulingkan kekuasaan jika di salah gunakan
- Mengabdikan diri meskipun membahayakan kesehatan dan kesejahteraan follower
- Termotivasi untuk bertindak agar di nilai oleh orang lain sebagai tindakan yang
ekstrim.
- Biasanya orang lain menyebut tipe ini adalah pahlawan.
Contoh : bapak harmoko adalah tipe ini, sebagai menteri penerangan beliau begitu
setia kepada pak suharto ( presiden saat itu ) tetapi ketika ada demonstrasi besar
besaran ( reformasi ) maka beliau juga yang pertama kali meminta presiden suharto
untuk turun tahta sebagai presiden.
G. Followersip yang baik dan efektif
Follower yang baik adalah Follower yang tidak membabi buta akan mengikuti apa
yang orang lain katakan.Follower yang baik memiliki beberapa kriteria antara lain :
1. Penilaian
Followership harus memiliki arah dan kwajiban yang mendasari melakukan sesuatu
secara etis dan tepat, mengetahui apakah setuju sehingga melanjutkan dukungan atau
tidak setuju pada arahan yang salah.
2. Etos kerja
Followership yang baik adalah pekerja yang baik. Followership rajin, termotivasi,
berkomitmen, memperhatikan detail dan membuat usaha. Leader mempunyai
tanggung jawab yang memungkinkan followership memiliki kualitas dan tanggung
jawab followership untuk menjadi pekerja yang baik
3. Kompetensi
Follower tidak bisa mengikuti dengan baik kecuali kompeten dengan tugas yang di
arahkan oleh leadrship. Ini adalah kwajiban dari leadership untuk memastikan bahwa
followership kompeten akan tugas yang di berikan, jika kemudian tugas tidak sesuai
arahan maka leadership harus menyalahkan diri sendiri dan tidak boleh menyalahkan
followership.
4. Kejujuran
Follower berterus terang tentang tujuannya kepada leader dan apa yang ingin di capai
oleh seorang leader, Leader yang baik akan menerima masukan dan umpan balik
konstruktif dari follower
5. Keberanian
Follower harus mempunyai keberanian untuk jujur, keberanian yang nyata untuk
menghadapi pemimpin tentang apaun termasuk tentang keprihatinannya kepada
leadership. Dari waktu ke waktu di perlukan keberanian yang nyata untuk menjadi
followership yang baik.
6. Kebijaksanaan
Followership bijaksana yang di maksud adalah yang bisa memegang rahasia, tahu
kapan harus berbicara dan kapan harus diam, sikap blak- blakan bukan merupakan
contoh followersip yang baik, sebab kompetitor ataupun lawan dari leadership akan
mencari informasi tentang sesuatu kepada follower dari leadernya
7. Loyalitas
Followership yang baik menghormati kewajiban mereka untuk setia kepada
perusahaan / leadership mereka. Loyalitas kepada perusahan dan tujuannya sangat
penting ketika ada masalah, interpersonal atau sebaliknya dengan leader tertentu.
Followership yang tidak loyal adalah sumber sumber kesulitan. Mereka akan
menciptakan masalah antar anggota tim, kompromi mencapai tujuan dan membuang
buang waktu. Esensi followership adalah loyalitas dan komitmen yang kuat kepada
organisasi / leadership
8. Menejemen ego
Folloewership yang baik memiliki ego mereka sendiri di bawah kontrol. Mereka
adalah pemain dari tim yang sesungguhnya dari konsep. Follower ini memiliki
kemampuan interpersonal yang baik, sukses sebagai follower yang baik berkaitan
dengan kinerja dan pencaian tujuan bukan pengakuan pribadi / promosi diri.
Menurut Hendri 2017 Pengikut yang baik adalah pengikut yang bisa menghasilkan
ide dan nilai, kritis, punya pendirian, sanggup dengan tegas mengatakan “Tidak “ jika
memang di perlukan dan tidak semata bekerja seperti robot dan melalukan apapun
perintah pimpinan. Follower yang selalu bilang “ yes “ adalah Followeship yang buruk.
Karena dengan mempunyai follower dengan karakter seperti itu leader tidak akan
mengetahui kondisi sesungguhnya jika ada terjadi masalah, karena yang di butuhkan
adalah pengikut yang menghasilkan ide dan memberikan masukan. Jalur pengaruh
pengaruh antara pemimpin dan pengikut tidak hanya satu arah, pemimpin mempengaruhi
pengikut namun pengikut juga bisa mempengaruhi leadership. Followership yang di beri
ekspektasi besar oleh leadership akan cenderung menghasilkan performa yang baik
sehingga perubahan yang baik. Oleh karena itu perubahan dalam suatu organisasi tidak
hanya di tentukan oleh leadership tetapi juga oleh followership
Followership yang efektif tidak mudah karena di butuhkan keberanian, followership
harus tahu apa yang di perjuangkan dan bersedia mengekspresikan ide dan pendapat
mereka sendiri kepada leader.meskipun terkadang mempertaruhkan pekerjaan, di
rendahkan, merasa tidak memadai. Followersip yang efektif memiliki keberanian untuk
menerima tanggung jawab, menantang otoritas, berpartisipasi terhadap perubahan,
melayani kebutuhan organisasi dan meninggalkan organisasi jika memang di perlukan.
Menurut Suda lawrence 2013 Follower yang efektif meliputi :
1. Sukarela untuk menangani tugas tugas atau membantu mencapai tujuan
2. Rela menerima tugas yang sulit
3. Menunjukan loyalitas pada leader, tim, proyek dan organisasi
4. Mempertahankan sikap positif meskipun pada kondisi sulit
5. Menawarkan saran untuk perbaikan
6. Bekerja secara efektif sebagai anggota tim
7. Menjadi sumber daya bagi leadership
8. Membantu leader menjadi leader yang baik
9. Membangun hubungan profesional, terpercaya dengan leader
10. Memiliki harapan yang realistis dari pemimpin