LANDASAN TEORI
2.1. Kepemimpinan
langkah awal utuk mempelajari dan memahami segala sesuatu yang berkaitan
macam perspektif.
menerus oleh para ilmuan yang menekuni dan menggandrungi dengan tanpa
kepemimpinan.
7
8
“Kepemimpinan adalah suatu ilmu dan seni untuk mempengaruhi orang lain
atau sekelompok individu untuk saling bekerja sama, tidak saling menjatuhkan
mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dan tidak saling menjatuhkan
Menurut Rivai dan Mulyadi dalam Kumala & Agustina (2018 : 27)
pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang
pemimpin”.
pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya.
tempramen, watak, dan kepribadian tersendiri yang unik dan khas, hingga
tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain”.
tersendiri yang membedakan dengan orang lain. Pemimpin yang efektif dapat
(2014 : 219) dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu : (1) perencanaan; (2)
agar kelompoknya dapat mencapai tujuan dengan baik, dalam kerja sama yang
memiliki peranan yang sangat penting, tidak hanya secara internal bagi
manusia lain, bukan hanya dengan bawahannya, akan tetapi juga berbagai
Dikatakan demikian karena dewasa ini dan dimasa yang akan datang sukar
efisien dan efektif tanpa dukungan informasi yang mutakhir, lengkap, dan
dapat dipercaya karena diolah dengan baik. Peran tersebut mengambil tiga
kepada orang lain dalam organisasi. Dalam kaitan ini perlu ditekankan
yang diterimanya.
orang lain atau pihak lain dalam organisasi. Peran ini menuntut
diselenggarakan.
yang dipimpinnya.
organisasi;
Dari berbagai literatur dalan dan luar negeri yang diperoleh ada
daripada keputusan yang tepat. Gaya ini juga dapat mengarah pada
Kinerja dalam bahasa Inggris disebut dengan job performance atau actual
kemampuan dalam bentuk karya nyata atau merupakan hasil kerja yang dicapai
pegawai dalam mengemban tugas dan pekerjaan yang berasal dari perusahaan.
adalah hal-hal yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pegawai dalam
mengemban pekerjaannya”. Rivai dan Sagala (2009) menyatakan bahwa “Kinerja
adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
yang diproduksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan pada pekerjaan
tertentu selama periode waktu tertentu. Hasil kerja tersebut merupakan hasil
Kinerja pegawai sangatlah perlu sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa
kepadanya”. Untuk itu, diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur, serta
adalah konsep multidimensional yang mencakup tiga aspek, yaitu sikap (attitude),
yang telah dihasilkan atau diemban pegawai. Hasil tersebut tercatat dengan baik
sehingga tingkat ketercapaian kinerja yang seharusnya dan hal-hal yang terjadi
Tabel 2.1
pekerjaannya.
dan keterampilan fisik ataupun mental; latar belakang, seperti keluarga, tingkat
1. Kemampuan Individual
pula.
Usaha yang dicurahkan bagi pegawai adalah ketika kerja, kehadiran, dan
pekerjaan, ia tidak akan bekerja dengan baik jika hanya sedikit upaya. Hal
dilakukan.
3. Lingkungan Organisasional
dan manajemen.
faktor.
kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang membantu, aturan dan
(motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis (Mangkunegara, 2006),
skill). Artinya, pegawai dengan IQ tinggi dan pendidikan yang memadai untuk
kerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang
siap secara psikosifisik (sikap mental, fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, harus
siap secara mental ataupun fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang
konsep sederhana, tetapi penting. Konsep tersebut didasarkan pad aide bahwa
sebuah tim akan meningkat dengan cepat dan terus menerus dengan cara meninjau
keberhasilan dan kegagalannya”. Tyson dan Jackson (2010) menyebutkan empat
merintangi keberhasilan;
terdiri atas meningkatkan kinerja pada tingkat organisasi dan pada tingkat
akibat atau hasil dari kepemimpinan yang kurang berkualitas, manajemen yang
kurang profesional, atau system kerja yang tidak baik”. Untuk mencapai
peningkatan kinerja yang berkualitas dan mengatasi masalah yang ditemui dalam
beberapa strategi:
mengulangi proses dengan tujuan yang baru atau perluasan tujuan yang
terdahulu.
oleh unit-unit kerja yang terdapat di dalamnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk
Tabel 2.2
keinginan pegawai.
kinerja”.
lain sehingga aktivitas mereka diselesaikan secara efisien dan efektif (Robbins
ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer, dan karyawan.
pekerjaan yang harus dilakuakn (Bacal, 2012 : 4). Walaupun denan kandungan
yang sama, tampak bahwa perumusan terakhir dari Bacal tersebut merupakan
pengayaan terhadap perumusan sebelumnya tentang pengertian manajemen
kinerja.
Armstrong (2004 : 29) “Lebih melihat manajemen kinerja sebagai sarana untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim, dan individu dengan cara
memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar, dan
Armstrong (2009 : 10) juga mengutip pendapat Briscoe dan Calus (2008)
penghargaan”.
2.3. Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan
1. Gaya Kepemimpinan
Tabel II.2
tujuan organisasi
Menerima masukan dan
Gaya Kepemimpinan
5. rekomendasi anggota tim 9– 10
Demokratis
lainnya
2. Kinerja
Tabel II.3
Kesediaan untuk
perusahaan yang
2. Motivasi (motivation) 6– 8
dikondisikan oleh
individual
dalam bekerja.
para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama. Untuk
dapat dikatakan instrument penelitian yang baik, paling tidak memenuhi lima
(Syofian : 2013)”.
Dalam Wiratna (2015 : 160) “Uji validitas dan reabilitas digunakan untuk
menguji data yang menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner untuk melihat
pertanyaan dalam kuesioner yang diisi oleh responden tersebut layak atau belum
1. Uji Validitas
2. Uji Reabilitas
secara positif berkorelasi satu sama lain”. Tentang uji reliabilitas ini dapat
pertanyaan.
c. Jika nilai α > 0,60 maka relibel. Dengan rumus sebagai berikut;
∑ ²
r= ( ) ²
²= total varian
Konsep dasar operasional serta perhitungan dalam tugas akhir ini terdapat
penelitia. Sampel atau juga sering disebut contoh adalah wakil dari
menaksir ciri-ciri populasi. Oleh karena itu, jika kita menggunakan sampel
sebagai sumber data, maka yang akan kita peroleh adalah ciri-ciri sampel
2. Skala Likert
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena
postif dan pertanyaan negative. Pertanyaan positif diberi skor 5,4,3,2, dan
Tabel II.4
2. Setuju (S) 4
3. Netral (N) 3
2. Setuju (S) 2
3. Netral (N) 3
yang didapat dari pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua
arah hubungan dua variable acak. Jika koefisien positif, maka kedeua
maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi
jika nilai variable X tinggi, maka nilai variabel Y akan sangat rendah.
∑ (∑)(∑)
r= [ ∑ ² ][ ∑ ²(∑)²]
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah
responden X =
Variabel bebas
Y = Variabel terikat
yang dapat diterangkan atau diakibatkan oleh hubungan linier dengan nilai
lain.
dari koefisien korelasi yang berkaitan dengan variabel bebas (X) dan
korelasi antara variabel yang digunakan sebagai predictor (X) dan variabel
bahwa korelasi tidak sama dengan kausalitas. Secara bebas dikatakan dua
variabel lainnya. Lebih lanjut dalam konteks korelasi antara dua variabel
variabel X mempengaruhi Y.
Menurut Wibisono (2015 : 587) “Besarnya koefisien determinasi
r² = 1 − ∑( − )²
− )²
(
5. Persamaan Regresi
dalam rangka membuat estimasi atau prediksi dari nilai rata-rata variabel
salah satu model statistic untuk menganalisis bentuk hubungan antara dua
linier ada dua macam, yaitu yang sederhana dan yang ganda, yang
yang ganda melibatkan lebih dari satu variabel independen. Regresi adalah