Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN KE-11

KEPEMIMPINAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai konsep-konsep bisnis, dengan
demikian diharapkan Anda harus mampu:
1.1 Memahami Pengertian Kepemimpinan
1.2 Memahami Tipe-tipe, Fungsi, dan Sifat Kepemimpinan
1.3 Memahami Batasan Kepemimpinan
1.4 Memahami Etika dan Moralitas Kepemimpinan
1.5 Memahami Teori dan Ciri-ciri Kepemimpinan

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
1.1 Memahami Pengertian Kepemimpinan
1.1. Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang
penting karena pemimpin itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan
organisasi dalam mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak
mudah. Karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda,
bawahan dipengaruhi sedemikian rupa sehingga bisa memberikan pengabdian dan
partisipasinya kepada organisasi secara efektif dan efisien. Dengan kata lain,
bahwa sukses tidaknya usaha pencapaian tujuan organisasi ditentukan oleh
kualitas kepemimpin.
Menurut Sutrisno (2016:218) “Kepemimpinan ialah sebagai proses
mengarahkan dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para
anggota kelompok”.
Menurut Fahmi (2016:122), “Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang
mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi,

1
dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang
direncanakan”.
Menurut Hersey dan Blanchart (Sunyoto, 2016:34), “ Kepemimpinan adalah
setiap upya seseorang yang mencoba untuk memengaruhi tingkah laku sesorang
atau kelompok, upaya untuk memengaruhi tingkah laku ini bertujuan mencapai
tujuan perorangan, tujuan teman, atau bersama-sama dengan tujua organisasi yang
mungkin sama atau berbeda”.
Sedangkan menurut Effendi (2014:183) “ Kepemimpinan adalah suatu
aktivitas memengaruhi dengan kamampuan untuk meyakinkan orang lain guna
mengarahkan dalam proses mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya”.
Dengan kata lain kepemimpinan didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan
penataan berupa kemampuan memengaruhi tingkah laku orang lain dalam situasi
tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan Pembelajaran 1.2:


1.2 Memahami Tipe-tipe, Fungsi, dan Sifat Kepemimpinan
1.2. Tipe-tipe, Fungsi, dan Sifat Kepemimpinan
a. Tipe-tipe Kepemimpinan
Menurut Siagian (Duha, 2016:108), mengatakan meskipun belum
terdapat kesepakatan bulat tentang tipologi Kepemimpinan yang secara
luas di kenal saat ini, berikut lima tipe kepemimpinan yang diakui
keberadaannya ialah:
1. Tipe yang Otokratik, Pemimpin yang otokratis adalah seorang yang
sangat egois.
2. Tipe yang Paternalistik, pemimpin atau panutan
3. Tipe yang Karismatik, Pemimpin yang beribawa dan memiliki daya
pikat tersendiri.

2
4. Tipe yang Laissez Feire, pemimpin yang berperan pasif dan
membiarkan kegiatan berjalan apa adanya.
5. Tipe yang Demokratik, pemimpin yang mendengarkan pendapat, saran
dan bahkan kritik orang lain, terutama pada bawahannya.
Ada yang harus di pahami oleh para pemimpin bahwa pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mengerti dengan benar dimana ia
meletakkan setiap tipe kepemimpinan tersebut sesuai dengan tempatnya.
Mengenai penjelasan setiap tipe pemimpin Buchari Alma (Fahmi,
2016:126) menjelaskan di bawah ini:
1. Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energy, daya tarik yang
luar biasa yang akan diikuti oleh para pengikutnya.
2. Tipe paternalistis bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak
atau sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang.
3. Tipe militeristis banyak menggunakan sistem perintah, sistem
komando dari atasan ke bawahan sifatnya keras sangat otoriter,
menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.
4. Tipe otokratis berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak
harus di patuhi.
5. Tipe laissez faire ini membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri
semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan.
6. Tipe populistis ini mampu menjadi pemimpin rakyat. Di berpegang
pada nilai-nilai masyarakat tradisional.
7. Pemimpin tipe administrative ialah pemimpin yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.
8. Tipe pemimpin demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan kepada pengikutnya.
b. Fungsi Kepemimpinan
Menurut Ghiselli & Brown (Sutrisno 2016:219), fungsi pemimpin
dalam organisasi kerap kali memiliki spesifikasi berbeda dengan bidang
kerja atau organisasi lain. Perbedaan ini di sebabkan oleh beberapa

3
macam hal, antara lain : macam organisasi, situasi sosial dalam
organisaasi, jumlah anggota kelompok .
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengelola
atau mengatur organisasi secara efektif dan mampu melaksanakan
kepemimpinan secara efektif pula. Untuk itu pemimpin harus betul-betul
dapat menjalankan fungsinya sebagai seorang pemimpin.
Menurut Terry (Sutrisno, 2016:219) fungsi pemimpin dalam
organisasi dapat di kelompokkan menjadi empat, yaitu: (1) perencanaan;
(2) pengorganisasian; (3) penggerakan; dan (4) pengendalian.
Dalam menjalankan fungsinya pemimpin mempunyai tugas-tugas
tertentu, yaitu mengusahakan agar kelompok dapat mencapai tujuan
dengan baik, dalam kerja sama yang produktif, dan dalam keadaan yang
bagaimana pun yang dihadapi kelompok.
Menurut Gerungan (Sutrisno, 2016:219) tugas utama pemimpin
adalah: (1) memberi struktur yang jelas terhadap situasi-situasi rumit
yang dihadapi kelompok; (2) mengawasi dan menyalurkan tingkah laku
kelompok; dan (3) merasakan dan menerangkan kebutuhan kelompok
pada dunia luar, baik mengenai sikap-sikap, harapan, tujuan, dan
kekhawatiran kelompok.
Pemimpin dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat
penting, tidak hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan
akan tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak diluar organisasi yang
kesemuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi
mencapai tujuan.
c. Sifat Kepemimpinan
Menurut George R Terry dalam buku Manajemen sumber daya manusia
mengatakan ada beberapa sifat penting dalam kepemimpinan, sifat-sifat
tersebut adalah :

4
1. Energi
Untuk tercapainya kepemimpinan yang baik memang diperlukan
energi yang baik pula, jasmani maupun rohani. Seorang pemimpin
harus sanggup bekerja dalam jangka panjang dan dalam waktu yang
tidak tertentu. Sewaktu-waktu dibutuhkan tenaganya, ia harus sanggup
melaksanakannya mengingat kedudukannya dan fungsinya. Karena itu
kesehatan fisik dan mental benar-benar diperlukan bagi seorang
pemimpin.
2. Memiliki stabilitas emosi
Seorang pemimpin yang efektif harus melepaskan dari
purbasangka, kecurigaan terhadap bawahan-bawahannya. Sebaliknya
ia harus tegas, konsekuen dan konsisten dalam tindakan-tindakannya,
percaya diri sendiri dan memiliki jiwa sosial terhadap bawahannya.
3. Motivasi pribadi
Keinginannya untuk memimpin harus datang dari dorongan batin
pribadinya sendiri, dan bukan paksaan dari luar dirinya. Kekuatan dari
luar hanya bersifat stimulus saja terhadap keinginan-keinginan untuk
menjadi pemimpin. Hal tersebut tercermin dalam keteguhan
pendiriannya, kemauan yang keras dalam bekerja dan penerapan sifat-
sifat pribadi yang baik dalam pekerjaannya.
4. Kemahiran mengadakan komunikasi
Seorang pemimpin harus memiliki kemahiran dalam
menyampaikan gagasan baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini
sangat penting bagi pemimpin untuk mendorong maju bawahan,
memberikan atau menerima informasi bagi kemajuan organisasi dan
kepentingan bersama.
5. Kecakapan mengajar
Sering kita dengar bahwa seorang pemimpin yang baik pada
dasarnya adalah seorang guru yang baik. Mengajar adalah jalan yang

5
terbaik untuk memajukan orang-orang atas pentingnya tugas-tugas
yang dibebankan atau sebagainya.
6. Kecakapan sosial
Seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang bawahannya.
Ia harus mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan bawahan,
sehingga mereka benar-benar memiliki kesetiaan bekerja di bawah
kepemimpinannya.
7. Kemampuan teknis
Meskipun dikatakan bahwa Semakin tinggi tingkat
kepemimpinan seseorang, makin kurang diperlukan kemampuan teknis
ini, karena lebih mengutamakan kepemimpinanial skillnya, namun
sebenarnya kemampuan teknis ini diperlukan juga. Karena dengan
dimilikinya kemampuan teknis ini seorang pemimpin akan lebih udah
dikoreksi bila terjadi suatu kesalahan pelaksanaan tugas.
Tujuan Pembelajaran 1.3:
1.3 Memahami Batasan Kepemimpinan
1.3. Batasan Kepemimpinan
Dalam sebuah organisasi selalu harus terdapat pendelegasian wewenang.
Hal ini terutama disebabkan karena beberapa pembatasan dari si kepemimpinan
sendiri dalam melaksanakan aktivitas. Pembatasan tersebut melingkupi :
• Span of time. Terbatasnya waktu seseorang kepemimpinan untuk
mengerjakan dan mengawasi sebuah aktivitas.
• Span of atention. Terbatasnya perhatian seorang kepemimpinan terhadap
sebuah aktivitas. Otak seorang kepemimpinan tidak akan tetap
kapasitasnya dalam memikirkan beberapa aktivitas dalam waktu tertentu.
• Span of personality and energy. Terbatasnya kepribadian dan tenaga
seorang kepemimpinan untuk memimpin sejumlah bawahan dengan
ofektif dan juga untuk mempengaruhi bawahan secara pribadi maupun
kolektif.

6
• Span of knowledge. Terbatasnya seorang kepemimpinan untuk memimpin
pengetahuan bawahannya maupun pengetahuannya tentang sebuah
aktivitas.
• Span of management. Terbatasnya kemampuan seseorang untuk
memimpin sejumlah bawahan. Beberapa penulis mengemukakan
sebenarnya jumlah bawahan yang dapat dipimpin aleh seorang
kepemimpinan.
Agar pendelegasian wewenang dapat berjalan dengan lancar maka seorang
kepemimpinan harus mempunyai sikap sebagai berikut :
• Personal receiptiveness. Kepemimpinan harus bersedia memberikan
kesempatan kepada bawahannya untuk mengemukakan gagasan dan
pendapat-pendapatnya.
• Willingbess to let go. Kepemimpinan harus bersedia dan sepenuh hati
melepaskan ewenang kepada bawahannya.
• Wilingness to let other make mistake. Adalah kurang bijaksana apabila
seorang rnanajer yang telah mendelegasikan wewenangnya terus menerus
mengawasi bawahan yang telah menerima wewenang karena khawatir
bawahan membuat kesalahan. Jika hal tersebut dilakukan oleh
kepemimpinan maka pendelegasian wewenang tidak murni lagi.
• Wilingness to trust subordinate. Delegasi yang efektif cenderung bahwa
si kepemimpinan telah mempercayai bawahannya dan menganggap
bawahannya telah matang dan mampu melaksanakan aktivitas yang
dipercayakan kepadanya.
• Wilingness to establish and exercise broad control. Kepemimpinan harus
bersedia melatih dan mengawasi bawahannya secara luas. Dengan
demikian pemberian pendidikan dalam bentuk latihan dan sistem
pengawasan dapat dipergunakan sebagai alat untuk melaksanakan
pendelegasian wewenang yang efektif.

7
Tujuan Pembelajaran 1.4:
1.4 Memahami Etika dan Moralitas Kepemimpinan
1.4. Etika dan Moralitas Kepemimpinan
Etika kepemimpinan adalah standar moral yang memberikan batasan yang
jelas antara "baik" dan "buruk", dan memandu para pemimpin dalam
pengambilan keputusan. Etika juga akan menuntut pemimpin untuk berpikir dan
bertindak sesuai dengan kebiasaan yang tepat dalam hubungan sosial. Pemimpin
yang beretika memiliki dampak positif pada orang-orang yang dipimpinnya.
Dengan mendorong perilaku dan tindakan berdasarkan nilai moral yang sama,
para pemimpin akan menjadi panutan dalam membangun lingkungan kerja yang
etis dan membangun reputasi organisasi yang kuat.
Etika kepemimpinan dimulai dari 2 hal dalam diri seorang pemimpin, yaitu
karakter atau kepribadian dan tindakan atau sikap. Berikut ini adalah ciri-ciri
etika kepemimpinan:
• Bermartabat dan terhormat. Pemimpin yang etis menghormati
karyawannya, mendengarkan mereka, menghargai pendapat mereka,
mengakui kontribusi semua orang, dan memperlakukan bawahan sebagai
mitra penting dalam proses pengambilan keputusan untuk mencapai
tujuan bersama.
• Melayani orang lain. Pemimpin yang etis tidak menggunakan bawahan
mereka sebagai 'tunggangan' untuk mewujudkan ambisi pribadi mereka.
Pemimpin menempatkan kepentingan setiap anggota di atas
kepentingannya sendiri dan berusaha menyelaraskannya dengan tujuan
organisasi.
• Adil. Adil berarti bagian dari etika kepemimpinan yang penting.
Pemimpin yang beretika adalah mereka yang dapat bertindak adil dan
menerapkan kesetaraan dan kesempatan yang sama kepada semua
anggota. Perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif akan mendorong
kepuasan pengikut dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi
semua orang untuk menyebar.

8
• Percaya diri. Kejujuran adalah standar moral tertinggi di seluruh dunia.
Sebagian besar masalah dalam hubungan interpersonal berasal dari
ketidakjujuran. namun, pemimpin etis memiliki integritas tinggi, dapat
dipercaya, dan menginspirasi pengikut untuk melakukan hal yang sama.
• Membuat komunitas. Pemimpin yang beretika berpikir untuk memperkuat
tim dan organisasi, dan berusaha untuk membina kebersamaan
berdasarkan nilai-nilai bersama untuk semua anggota. Pada prinsipnya,
tidak ada individu yang lebih penting daripada tim.
• Menggunakan nilai sebagai dasar pengambilan keputusan. Pemimpin
yang beretika membuat keputusan dengan mempertimbangkan moral dan
nilai-nilai organisasi, tidak berorientasi pada keuntungan sesaat. Meski
sebuah pilihan terlihat menjanjikan, namun jika melanggar kode etik
organisasi, tidak akan pernah menjadi keputusan.
• Menjadi contoh. Pemimpin etis tidak ketinggalan, berbicara untuk
memerintah pengikut mereka. Mereka selalu berada di garis depan dalam
memodelkan sikap etis dan berbasis nilai. seorang pemimpin tidak dapat
mengharapkan pengikutnya untuk dapat dipercaya jika dia tidak memulai
sikap transparan terhadap dirinya sendiri. Kepemimpinan yang beretika
tidak hanya menghasilkan tim yang berkarakter kuat, tetapi juga
membangun praktik bisnis yang beretika. Selain itu, reputasi organisasi
juga semakin tinggi. Kepemimpinan bisnis seperti inilah yang dikagumi
dan dibujuk oleh karyawan terbaik mereka untuk bergabung.

Tujuan Pembelajaran 1.5:


1.5 Memahami Teori dan Ciri-ciri Kepemimpinan
1.5. Teori dan Ciri-ciri Kepemimpinan
a. Teori-teori Kepemimpinan
Menurut Vietzal Rivai dalam buku Kepemimpinan Dan Prilaku
Organisasi mengatakan ada beberapa teori yang mendukung dari diri
seorang pemimpin, teori tersebut antara lain adalah;

9
• Teori Sifat
Teori sifat merupakan teori yang menjelaskan Sifat-sifat yang
melekat dalam diri seorang pemimpin yang akan mewarnai tingkah
laku, perbuatan, tindakan dan keputusan-keputusan yang diambilnya.
Sifat merupakan tumpuan dan modal dasar untuk memberikan energi
dalam kepemimpinannya. Pemimpin dapat mencapai efektifitas
dengan mengembangkan sifat- sifat yang dimiliki.
• Teori Prilaku
Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi
pemikiran bahwa bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan
keefektifan kepemimpinan seseorang. Dan mereka menemukan sifat-
sifat, mereka meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan dari
pengikut-pengikutnya.
• Teori kepemimpinan situasional
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan
bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan
situasi sebelum menggunakan gaya kepemimpinan tertentu.
Pendekatan ini mensyaratkan pemimpin untuk memiliki
keterampilandiagnostik dalam perilaku manusia.
b. Ciri-ciri Seorang Pemimpin
Seorang peneliti Edwin Ghiselli dalam penelitian ilmiahnya telah
menunjukkan sifat-sifat tertentu yang tampaknya penting untuk
kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory
ability).
2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan.
3. Kecerdasan.
4. Ketegasan (decisiveness).
5. Kepercayaan diri.
6. Inisiatif.

10
Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan empat ciri atau sifat utama
yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan
organisasi:
1. Kecerdasan.
2. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial.
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi, dan
4. Sikap-sikap hubungan manusiawi.

C. Latihan dan Soal


Dari hasil bacaan materi diatas, coba saudara jawab soal-soal berikut ini:
1. Coba saudara jelaskan, apa yang saudara ketahui tentang Kepemimpinan?
2. Coba saudara jelaskan apa sajakah tipe kepemimpinan?
3. Coba saudara jelaskan mengenai batasan kepemimpinan?
4. Coba saudara jelaskan apa saja teori dan ciri seorang pemimpin?

D. Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu S.P. (2016) Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara
Veithzal Rivai, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari
Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cet. 1
https://bkpsdmd.babelprov.go.id/content/kepemimpinan-dalam-organisasi
https://hukum.uma.ac.id/2021/12/01/etika-kepemimpinan-seorang-leader/

11

Anda mungkin juga menyukai