Anda di halaman 1dari 14

NAMA : ENJELA ESTEFANI MANURUNG

NIM : 190201002
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN KRISTEN
DOSEN PENGAMPU : Dr. Ibelala Gea, S.Th, M.Si
RINGKASAN MATERI PERTEMUAN 1-6

TUGAS 1, PERTEMUAN 2 (Meringkas Bab 1 dan Membuat 5 Pertanyaan)

BAB 1

1. HAKIKAT KEPEMIMPINAN

Arti Pemimpin

Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan atau aktivitas,


mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui proses komunikasi
yang diarahkan sedemikian rupa mencapai tujuan tertentu.

Arti Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin, mempunyai awalan pe dan


akhiran an yang menunjukkan sifat yang dimiliki oleh pemimpin itu. Kata pimpin
mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun, dan
juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Kepemimpinan (leadership) adalah
proses pengaruh-mempengaruhi antara pribadi atau antara orang dalam suatu
situasi tertentu, melalui aktivitas komunikasi yang terarah untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Dalam kepemimpinan selalu terdapat unsur pemimpin, yakni
yang mempengaruhi tingkah laku pengikutnya atau para pengikutnya dalam suatu
situasi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah:

1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut


pemimpin (leader);
2. Adanya orang lain yang dipimpin;
3. Adanya kegiatan menggerakkan orang lain
yang dilakukan dengan mempengaruhi dan mengarahkan
perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya;
4. Adanya tujuan yang hcndak dicapai, baik yang dirumuskan secara
sistematis maupun bersifat seketika;
5. Berlangsung dan berproses di dalam kelompok/organisasi, baik besar
dengan banyak orang maupun kecil dengan sedikit orang yang
dipimpin.

Untuk lebih mendalami arti dan ruang lingkup butir-butir kepemimpinan


tersebut, masing-masing akan diuraikan sebagai berikut.
 Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham,
 Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi dan inspirasi,
 Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh.
 Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku,
 Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan kelompok,
 Kepemimpinan merupakan hubungan kekuatan dan kekuasaan,
 Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan.
 Kepemimpinan merupakan hasil dari interaksi,
 Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan.
 Kepemimpinan adalah sebagai inisiasi struktur.

2. DINAMIKA KEPEMIMPINAN
Bakat kepemimpinan sebagaimana bakat yang lain dimiliki oleh setiap orang, namun
berbeda kualitas dan kuantitasnya antara yang satu dengan yang lainnya. Itu berarti
kepemimpinan akan berlangsung efektif dan efisien di tangan orang yang kualitas
bakatnya besar dan kualitasnya tinggi. Di samping itu, ada pula yang berpendapat bahwa
kepemimpinan merupakan ilmu. Oleh sebab itu, dapat diungkapkan, dianalisis, diuraikan
dan dilaksanakan secara ilmiah. Itu berarti kepemimpinan dapat dipelajari oleh semua
orang yang memerlukannya, sebagaimana mempelajari disiplin ilmu yang lain. Jadi,
kepemimpinan sebagai ilmu menitikberatkan pada proses belajar dan latihan.
Kepemimpinan akan berlangsung efektif dan efisien menurut pendapat ini bilamana
berada di tangan orang yang terampil atau terlatih dan ahli dalam memimpin.
Kepemimpinan itu dapat diperoleh melalui proses belajar dan melatih diri secara intensif.

C. Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan yang efektif hanya akan tcrwujud apabila dijalankan sesuai dengan
fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhuhungan langsung dengan situasi sosial dalam
kehidupan kelompok masing—masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin
berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha menjadi bagian di
dalam situasi sosial kelompoknya. ltu berarti, fungsi kepemimpin merupakan gejala sosial
karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu didalam situasi sosial suatu
kelompok. Yakob Tomatala menjelaskan bahwa kepemimpinan melibatkan pemimpin
dalam fungsi manajemen yang berikut:

a. Fungsi kegiatan perencanaan, meliputi:


(1) penaksiran hari esok;
(2) menetapkan tujuan target yang akan dicapai;
(3) membangun strategi kerja yang relevan;
(4) membuat program pencapaian target;

(5) menetapkan prosedur atau tahapan yang akan dilalui kepada target;
(6) menetapkan jadwal kerja kepada target;
(7) menetapkan dan mengadakan anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai
target.
b. Fungsi kegiatan organisasi, meliputi:
(1) membuat struktur organisasi;
(2) melaksanakan delegasi;
(3) menetapkan dan membina hubungan timbal-balik antara pemimpin dan
pekerja.
c. Fungsi kegiatan memimpin, meliputi:
(1) membuat keputusan;
(2) membina komunikasi terpadu harmonis;
(3) memberi motivasi bagi dan dalam tugas;
(4) memilih orang yang tepat untuk tugas yang tepat pula;
(5) mengembangkan setiap orang dalam dan untuk tugas yang dilaksanakan.
d. Fungsi kegiatan pengawasan, meliputi:
(1) menetapkan standar bagi tugas dan petugas;
(2) mengukur pekerjaan yang sedang dan telah dilaksanakan;
(3) mengevaluasi pekerjaan yang sedang dan telah dilaksanakan (Yakob
Tomatala 1957).
Atribut Kepemimpinan
Dari berbagai macam penelitian yang telah dilakukan, secara garis besar
atribut-atribut personal pemimpin dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa
atribut, yaitu
1. Kapasitas,
2. Prestasi,
3. Tanggung Jawab,
4. Partisipasi,
5. Status.
Secara rinci berikut akan diuraikan masing-masing atribut tersebut:
1. Kapasitas
Inteligensi

Secara umum pemimpin harus memiliki kecerdasan atau inteligensi yang lebih
tinggi dibanding bawahan atau orang-orang yang dipimpinnya. Intelegensi yang
dimaksud adalah seperti; bijaksana, dewasa, cermat, rajin, dan teliti.

Kewaspadaan atau Kecermatan

Seorang pemimpin haruslah mampu mengevaluasi keadaan, memiliki wawasan


sosial, dan mampu memiliki pemahaman yang simpatik. Dengan mampu
mengevaluasi keadaan maka pemimpin akan dapat membuat keputusan yang
tepat sesuai dengan kondisi lingkungan.
Kefasihan Verbal

Kefasihan verbal yang dimaksud di sini adalah tone suara, kefasihan berbicara,
dan ketahanan berbicara.

Kemampuan Menilai dan Membuat Keputusan

Seorang pemimpin harus mampu melakukan penilaian dengan tepat untuk


kemudian membuat keputusan yang tepat pula. Salah satu tugas seorang
pemimpin adalah membuat keputusan.

Originalitas

Kemampuan ini berhubungan dengan tingkat kecerdasan dan wawasan; artinya


makin cerdas dan luas wawasannya makin banyak pula kemampuannya
menghasilkan gagasan-gagasan orisinal.

2. Prestasi
Pengetahuan ini tidak berarti bahwa seorang pemimpin harus mengerjakannya
sendiri, tetapi yang lebih penting adalah dia mengetahui bagaimana cara
mengerjakannya dan mampu memberikan arahan yang konstruktif.

3. Tanggung Jawab
Unsur tanggung jawab seorang pemimpin meliputi mandiri, penuh inisiatif,
tekun, agresif, dan percaya diri.
Mandiri
Seorang pemimpin digambarkan sebagai seseorang yang lebih mandiri
dibanding yang dipimpin sehingga dapat dijadikan tempat bergantung orang-
orang yang dipimpinnya.
Penuh Inisiatif
Inisiatif tidak dapat dilepaskan dari kepemimpinan, artinya seorang pemimpin
haruslah orang yang penuh inisiatif atau memiliki banyak inisiatif dan mampu
mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya untuk merealisasikan inisiatif-
inisiatifnya.
Rajin
Bagaimanapun juga seorang pemimpin dituntut rajin dalam arti fisik, artinya
secara terus-menerus seorang pemimpin harus mampu melakukan pertemuan
tatap muka dengan orang-orang yang dipimpinnya.

Agresif
Seorang pemimpin harus secara terus-menerus mampu melihat perubahan dan
perkembangan yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi, kemudian
melakukan tindakan-tindakan yang sesuai.

Percaya Diri

Seorang pemimpin harus memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi
dibanding yang dipimpin karena tanpa kepercayaan diri yang tinggi tak
mungkin dia mampu mengarahkan dan membuat keputusan yang tepat.
4. Partisipasi
Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kelompok atribut partisipasi adalah
mampu bersosialisasi; mampu bekerja sama; mampu beradaptasi; dan memiliki
sense of humour.

5. Status
Status yang dimaksud di sini adalah status sosial ekonomi. Meskipun tidak
selalu, ternyata pemimpin-pemimpin kebanyakan atau cenderung berasal dari
kalangan status sosial ekonomi yang lebih tinggi dibanding yang dipimpin.

D. Tipe Kepemimpinan
Plato, salah satu filosof Yunani terkenal, dalam The Republic mengajukan
pendapat tentang adanya 3 (tiga) tipe kelompok pemimpin politik, yaitu the
philosopher statesman, the military commander, dan the bussinessman.
1. The Philosopher Statesman. Pemimpin tipe ini dibutuhkan untuk
menjalankan pemerintahan secara cerdas dan bijaksana.
2. The military commander. Pemimpin ini dibutuhkan untuk mempertahan- kan
negara dan melakukan penyerangan, jika diperlukan.
3. The bussinessman. Pemimpin tipe ini dibutuhkan untuk menyediakan dan
memenuhi kebutuhan dasar rakyat atau warga negara.
TIPE PEMIMPIN BERDASAR KONDISI SOSIO-PSIKOLOGIS

1. Pemimpin Kelompok (Leader of Crowds)


Menurut LeBon pemimpin kelompok adalah seseorang yang mampu secara
persuasif meyakinkan, mendorong sampai dengan memaksa, dan menggerakkan
sekumpulan orang sehingga orang-orang tersebut sepenuhnya bersedia
mengikuti kemauannya atau bersedia melakukan tindakan atau kegiatan tertentu
yang diinginkannya.

2. Pemimpin Siswa/Mahasiswa (Student Leaders)

Secara garis besar, ada 5 (lima) jenis pemimpin siswa/mahasiswa sebagai


berikut.

 The explorer president, yaitu pemimpin siswa/mahasiswa yang senang


memperkenalkan sesuatu yang baru dan menyusun program-program
kegiatan yang menantang.
 The take charge president, yaitu pemimpin siswa/mahasiswa yang senang
mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah- masalah besar
yang dihadapi.
 The organization president, yaitu pemimpin siswa/mahasiswa yang senang
mengelola organisasi sesuai aturan dan selalu berusaha menegakkan aturan
yang berlaku.
 The moderators, yaitu pemimpin siswa/mahasiswa yang egaliter, selalu
mendiskusikan terlebih dahulu dengan seluruh anggota mengenai semua
masalah yang dihadapi dan pemecahan masalah yang akan diambil.
 The standard bearers, yaitu pemimpin siswa/mahasiswa yang memimpin
organisasinya sesuai apa adanya ketika dia menduduki posisi pemimpin
pada organisasi tersebut tanpa ada upaya untuk mengubah atau
mengembangkannya.
3. Pemimpin Publik (Public Leaders)
Menurut Pluto, dilihat dari pemunculannya, pemimpin publik ada 3 (tiga) jenis
seperti di bawah ini:
 Timocratic, yaitu pemimpin publik yang berkuasa atau naik menjadi
pemimpin karena dia adalah figur yang dihormati atau berasal dari keluarga
terhormat dan menjadi kebanggaan publik.
 Plutocratic, yaitu pemimpin publik yang berkuasa karena populer atau
sangat disenangi publik.
 Tyrannical, yaitu pemimpin publik yang menjadi pemimpin karena koersi
atau paksaan yang bisa dilakukan melalui kudeta, penjajahan, dan
sebagainya.
4. Pemimpin Perempuan (Women Leaders)
Hammer mencatat adanya 4 (empat) stereotip negatif tersebut sebagai berikut:
 The earth mother; pemimpin perempuan selalu memperlakukan anak
buahnya laiknya anak-anaknya yang perlu dirawat dan disuapi sehingga
seolah-olah tidak memiliki kepercayaan kepada anak buahnya.
 The manipulator; pemimpin perempuan senang memanipulasi orang lain
dengan menggunakan keperempuanannya atau kecantikannya.
 The workaholic; pemimpin perempuan tidak mampu mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawab, semuanya cenderung dikerjakan sendiri
walaupun sebagai risikonya dia harus bekerja sampai larut malam, bahkan
berhari-hari tidak pulang ke rumah.
 The egalitarian; pemimpin perempuan tidak suka menunjukkan
kekuasaannya, tetapi lebih suka menganggap anak buahnya sebagai
teman atau kolega.
TIPE PEMIMPIN BERDASARKAN KEPRIBADIAN
Berdasarkan konsep psikoanalisa dari tokoh psikoanalisa Jung, Myers – Briggs
membagi 4 (empat) pasangan Tipe kepribadian sebagai berikut.
 Extrovert – Introvert
Orang yang memiliki kecenderungan tipe kepribadian extrovert lebih terbuka,
senang berteman, dan menyukai aktivitas fisik yang bervariasi. Orang yang
memiliki kecenderungan kepribadian introvert sebaliknya, lebih cenderung
tertutup, suka bekerja sendiri atau hanya dengan sedikit orang, dan lebih
menyukai aktivitas nonfisik yang bersifat ide atau konsep.
 Sensing – Intuitive
Orang yang memiliki kecenderungan tipe kepribadian sensing lebih berorientasi
pada fakta, sesuatu yang pasti, dan detil. Sementara orang yang memiliki
kecenderungan tipe kepribadian intuitive lebih suka hal- hal yang bersifat ide,
konsep, dan sesuatu yang bersifat mungkin.
 Thinking – Feeling
Orang yang memiliki kecenderungan tipe kepribadian thinking lebih suka
sesuatu yang rasional, logis, dan senang menganalisis. Sementara orang yang
cenderung bertipe feeling lebih menilai tinggi perasaan dan harmoni.
 Judging – Perceiving
Orang yang memiliki kecenderungan tipe kepribadian judging lebih suka
mengambil keputusan secara cepat untuk segera berpindah pada masalah
lainnya. Orang yang bertipe kepribadian perceiving lebih suka menunda
pengambilan keputusan untuk memperoleh solusi yang lebih tepat.
TIPE PEMIMPIN BERDASARKAN GAYA

Menurut Reddin ada 8 (delapan) tipe pemimpin sebagai berikut:

 Deserter (Pembelot)
Pemimpin ini memiliki karakter orientasi terhadap hubungannya rendah,
orientasi terhadap tugas rendah, dan efektivitasnya juga rendah.

 Autocrat (otokrat)
Pemimpin ini memiliki karakter orientasi terhadap hubungannya rendah,
orientasi terhadap tugas tinggi, dan efektivitasnya rendah.

 Missionary (Penganjur)
Pemimpin ini memiliki karakter orientasi terhadap hubungannya tinggi,
orientasi terhadap tugas rendah, dan efektivitasnya rendah.

 Compromiser (Pengkompromi)
Pemimpin ini memiliki karakter orientasi terhadap hubungannya tinggi,
orientasi terhadap tugas tinggi, dan efektivitas rendah.

 Bureaucrat (birokrat)
Pemimpin ini orientasinya terhadap hubungan rendah, orientasi terhadap tugas
rendah, dan efektivitasnya tinggi.

 Benevolent Autocrat (Otokrat yang Bijak)


Pemimpin ini memiliki ciri orientasi terhadap hubungan rendah, orientasi
terhadap tugas tinggi, dan efektivitas tinggi.

 Developer (Pengembang)
Pemimpin ini memiliki ciri orientasi hubungan tinggi, orientasi tugas rendah,
dan efektivitas tinggi.

 Executive (Eksekutif)
Pemimpin ini memiliki ciri orientasi terhadap hubungan tinggi, orientasi
terhadap tugas tinggi, dan efektivitas tinggi.
Membuat 5 Pertanyaan yang berkaitan dengan materi
1. Seberapa pentingnya kepemimpinan dalam kehidupan Kristen ?
2. Seperti apakah seharusnya pemimpin Kristen itu ?
3. Apa harga yang harus dibayar untuk menjadi pemimpin Kristen ?
4. Bagaimana seorang pemimpin kristen dapat meningkatkan kompetensi ?
5. Pemimpin dan Kepemimpinan Kristen, apakah ada perbedaan antara keduanya ?
jika ada tolong jelaskan !

TUGAS 2, PERTEMUAN 3 (Mencari Satu Tokoh Pemimpin Kristen Dan


Uraikanlah Fungsi Dan Atribut Kepemimpinan Yang Ada Dalam Diri Tokoh
Tersebut)
BASUKI TJAHAJA PURNAMA

Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal sebagai Ahok, lahir di Manggar, Belitung

Timur, Bangka Belitung pada 29 Juni 1966.

Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 19 November 2014 – 9 Mei 2017.

Sebelumnya ia pernah menjadi Bupati Belitung Timur dan anggota DPR RI.

Ahok dikenal sebagai politisi yang bersih, jujur, berani dan merakyat.

Karena itu dia mempunyai banyak musuh yang ingin menjatuhkannya.

Dikenal ceplas ceplos dalam berbicara, Ahok pun jatuh lewat pidatonya di Kepulauan

Seribu, Jakarta.

Ia dituduh menista agama dan dipenjara dua tahun.

Kendati demikian, pengikut dan penggemar Ahok masih sangat banyak dan terus

mendukungnya.

Juga hasil karyanya didaerah yang dipimpinnya masih terasa hingga kini.

 Fungsih kepemimpinan
o membuat keputusan;
o membina komunikasi terpadu harmonis;
o memberi motivasi bagi dan dalam tugas;
o memilih orang yang tepat untuk tugas yang tepat pula;
o mengembangkan setiap orang dalam dan untuk tugas yang dilaksanakan.
 Atribut Kepemimpinan
o Prestasi
1. Berkat usaha Ahok dalam membangun ketahanan kota, Jakarta menjadi salah satu
finalis dari kota-kota dunia yang diajak bergabung dalam jaringan 100 Resilient
Cities atau 100 RC. Kota-kota itu nantinya akan bergabung dengan komunitas
global.

2. Prestasi Ahok lainnya juga mendapat sorotan dari media ternama AS, New York
Times. Dalam koran terbesar di AS itu, cerita tentang Ahok ditulis pada halaman
A10 dengan judul "Run by Jakarta Governor Up ends Indonesia’s Party Politics".
3. Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masuk dalam
daftar Global reThinkers 2017. Nama-nama yang masuk dalam daftar Global
reThinkers 2017 tersebut adalah para pemimpin terkemuka dan intelektual dunia
hasil pilihan majalah Foreign Policy dari Amerika Serikat.

TUGAS 3 PERTEMUAN 5

BAB II
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIS KEPEMIMPINAN
Langkah Pertama: Berdoa
Hal berdoa penulis tempatkan pada urutan pertama dalam langkah-langkah praktis
kepemimpinan Kristen yang efektif. Itu berarti hal berdoa merupakan prioritas utama
dalam kepemimpinan Kristen yang ingin berhasil dalam pelayanannya. Walaupun
manusia merasa mampu dalam banyak hal, tetapi jangan lupa berdoa. Jangan
menggantikan hikmat Allah dengan hikmat manusia. Oleh sebab itu, sebagai pemimpin
Kristen, doa merupakan hal penting dan harus diutamakan dari semua kegiatan lainnya.

Langkah Kedua: Bekerja Keras


Sesuai dengan pepatah Latin yang berbunyi, “Ora et Labora” yang artinya berdoa dan
bekerja, maka bekerja keras merupakan langkah praktis yang kedua dari kepemimpinan
rohani yang efektif. John White dalam bukunya yang berjudul Pemimpin yang Handal
berkata “Doa mungkin mernindahkan gunung. Tetapi doa dan kerja keras merupakan
perpaduan yang sungguh menakjubkan. Keduanya bergandengan membuat proyek-
proyek besar berjalan lancar ... tidak ada sesuatu pun yang terlaksana bagi Allah tanpa
bekerja.

Langkah Ketiga: Memotivasi


Arti Memotivasi.
Memotivasi (motivating) dapat didefinisikan,“Keseluruhan proses pemberian motif
bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan
ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis".
Tujuan Memotivasi
Adapun tujuan motivasi yang diberikan oleh pemimpin pada umumnya adalah untuk: (1)
Meningkatkan asosiasi dan integrasi kelompok dan menjamin keterpaduan; (2)
Menjamin efektivitas dan efisiensi kerja semua anggota kelompok; (3) Meningkakan
partisipasi aktif dan tanggungjawab sosial semua anggota; (4) Meningkatkan
produktivitas semua sektor dan anggota kelompok; (5) Menjamin terlaksananya realisasi
diri dan pengembangan diri pada setiap anggota.
Cara Memotivasi

Memotivasi dapat dilakukan dengan lima cara sebagai berikut:


 Melalui sentuhan tubuh,Roh atau jiwa manusia dapat dipuaskan dengan jalan
sentuhan tubuh. Sentuhan tubuh dapat dilakukan dengan tersenyum,
berjabat tangan, menepuk bahu, dan sebagainya yang dilakukan dengan
penuh kesopanan serta pengharapan kepada bawahan sebagai subjek.
 Melalui sentuhan rohani dengan memberikan nasihat, ajaran, hikmat, dan
lainnya.
 Melalui proses individu-psikologis berupa pujian(praising) atau teguran
(reprimed) sesuai dengan kondisi langsung dari setiap bawahan.
 Motivasi sukses disimbolkan dengan memberi penghargaan sebagai tanda
prestasi. Motivasi sukses apabila dilakukan dengan bijaksana akan memberi
dorongan yang kuat untuk bekerja dcngan lebih giat atau bersemangat.
Motivasi diri adalah upaya membangun semangat diri dengan sugesti diri secara
positif yang bertujuan menjaga kestabilan sikap serta tekad untuk terus maju dan
berprestasi (Yakob Tomatala, 1996: 205).Memotivasi yang efektif belajar pada cara
Yesus yang tidak menjaga jarak dan tidak membeda-bedakan para murid-Nya.
Langkah Keempat: Mendelegasikan Tugas

Pengertian Pendelegasian
Yakob Tomatala dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan yang Dinamis
membcrikan pengertian pendeiegasian tugas sebagai berikut. Pertama, pendelegasian
ialah proses terorganisasi dalam kerangka hidup organisasi untuk melibatkan sebanyak
mungkin orang secara langsung dan pribadi dalam pembuatan keputusan, pengarahan,
dan pengerjaan kerja berkaitan dengan kapasitas tugas. Kedua, pendelegasian ialah
tindakan kepercayaan tugas yang pasti dan jelas, kewenangan, hak, tanggungjawab,
kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap
posisi tugas.

Tujuan Pendelegasian

Seorang pcmimpin dalam mendelegasikan tugas kepada orang lain mempunyai tujuan
sebagai berikut:
 Untuk mendapatkan orang-orang lain yang cakap untuk melakukan
tugas- tugas, baik waktu darurat maupun waktu-waktu yang akan datang.
 Dengan pendelegasian, banyak orang dilibatkan dalam tugas
kepemimpinan sehingga mencegah kegagalan yang mungkin timbul.
 Dengan pendelegasian, maka pekerjaan dapat dilaksanakan lebih banyak
dan lebih baik.
Manfaat Pendelegasian

Dengan mendelegasikan tugas kepada orang lain akan diperoleh manfaat sebagai
berikut:
 Pemimpin dapat melakukan tugas yang pokok-pokok saja.
 Tiap tugas dapat diselesaikan pada jenjang yang tepat.
 Putusan dapat dibuat dengan lebih tepat.
 Dapat dihilangkan sikap selalu menunggu perintah sehingga pekerjaan
dapat berjalan lebih lancar.

 Inisiatif dapat ditingkatkan.

 Rasa tanggung jawab dapat diperbesar.

 Tugas—tugas melayani masyarakat akan tetap berjalan walaupun pejabat


yang bersangkutan sedang berhalangan.

 Sebagai latihan bagi para pejabat apabila kelak menduduki jabatan yang
lebih tinggi
Langkah Kelima:Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, penulis memilih tipe kemimpinan
demokratis sebagai langkah praktis yang kelima. Hal ini cukup beralasan sebab
pengetahuan tentang kepemimpinan telah mcmbuktikan bahwa tipe kepemimpinan yang
demokratislah yang paling tcpat untuk organisasi modern”.

TUGAS 4 . PERTEMUAN KE 6

BAB III

KONSEP KEPEMIMPINAN KRISTEN

Dasar Kepemimpinan Kristen


1) Dipilih dan ditetapkan Allah, Apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk?
Seorang bisa dilahirkan dengan bakat kepemimpinan, namun akan efektif bila
dia dibentuk dengan adanya kesempatan, latihan dan pengalaman. Dalam
kepemimpinan rohani, selain bakat dan pembentukan, ada faktor panggilan
dan penetapan Allah untuk memimpin. Contoh: Musa, Josua, Samuel,Daud,dll
2) Adanya kerinduan/beban untuk memimpin, Seorang pemimpin rohani adalah
orang yang menyadari adanya beban tugas dan tanggung jawab terhadap
terhadap umat Tuhan, sehingga mereka bersedia berkorban, bahkan menderita
demi menjalankan kehendak Allah dalam pelayanan. Contoh: Nehemia,
Martin Paulus,Martin Luther, Jhon Wesley, Nommesen,dll
3) Mengutamakan fungsi, bukan jabatan, Seorang pemimpin rohani harus
berfungsi: menjalankan tugas pelayanannya dengan rajin dan setia, bukan
mengutamakan pangkat atau jabatan. Fokus dan prioritas utamanya adalah
mengutamakan kerja dan bukan imbalan (Luk. 17:10).
Pola Kepemimpinan Kristen
Pola kepemimpinan Kristen yang Alkitabiah adalah pelayanan yang penuh
kerendahan hati, seperti yang ditunjukkan Yesus ketika Ia membasuh kaki para
murid-Nya. Yesus memberi teladan tentang pelayanan sejati, kerendahan hati dan
kebesaran sejati (Yoh. 13:12-15, Luk. 22:24-26). Paling tidak ini mencakup tiga
konsekuensi, yakni: Melayani dengan kasih dan bukan memerintah dengan
otoriter, Pelayanan yang tidak didasari peninggian tapi perendahan diri (Fil. 2:5-
11). Yesus adalah teladan kepemimpinan yang melayani, karena Dia datang
untuk melayani dan memberi diri bagi pelayanan (Mrk. 10:42-45). Karena itu
tidak boleh terpengaruh atau terobsesi oleh pola kepemimpinan dunia dengan
menolak: kepemimpinan tangan besi yang menjalankan kuasa dengan keras dan
memiliki motivasi ingin menjadi yang paling besar dan terkemuka.

Anda mungkin juga menyukai