Anda di halaman 1dari 19

LATIHAN KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN ORGANISASI DAN

PERTUNJUKAN (LKMOP)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)


UNIT KEGIATAN MAHASISWA BLERO
2017
KEPEMIMPINAN
(Oleh: Aziz Ramadani dan M. Imam Syahrudin)

A. Pengertian
Ibarat sebuah kapal, UKM Blero memerlukan sosok nahkoda yang memimpin arah
agar tidak tersesat, menabrak karang dan akhirnya tenggelam. Menurut Tead; Terry; Hoyt
(dalam Kartono, 2003), kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok atau organisasi. Teori
lain disampaikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process
of directing and influencing the task related activities of group members. Kepemimpinan
adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai
aktivitas yang harus dilakukan.

B. Tipe-tipe Kepemimpinan
Ada empat tipe kepemimpinan yang dapat digunakan untuk berbagai organisasi:
1. Directive, adalah salah satu tipe kepemimpinan tertua dan seringkali disebut juga dengan
pendekatan otoriter. Dalam tipe ini, pemimpin akan menyuruh seseorang untuk melakukan
sesuatu dan mengharapkan mereka untuk segera melakukannya.
2. Participative. Dalam tipe ini, pemimpin mencari input dari pihak lain dan mengajak
orang-orang yang relevan dalam pembahasan untuk pengambilan keputusan
3. Laissez-faire. Mendorong inisiatif dari banyak pihak agar bersama-sama memikirkan
bagaimana proses pengerjaan sampai menghasilkan outcome.
4. Adaptive. Gaya kepemimpinan yang mengalir dan menyesuaikan gaya yang sesuai dengan
keadaan lingkungan dan individu yang berpartisipasi.

C. Sifat-sifat dasar Pemimpin


Dalam menjalankan suatu organisasi pemimpin dituntut memiliki sifat-sifat yang
mendukung sebagai pemimpin. Sifat-sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
adalah sebagai berikut.
1. Siddiq
Siddiq berarti jujur. Pemimpin harus menyampaikan segala sesuatu hal yang ada di
dalam organisasi kepada anggota tanpa ada yang disembunyikan atau tidak disampaikan
kepada anggota. Kejujuran pemimpin tidak hanya dalam bentuk perkataan tetapi juga
perbuatan, segala yang dilakukan sejalan dengan segala yang dikatakan.
2. Amanah
Amanah berarti dapat dipercaya. Jika pemimpin memiliki sifat jujur, pemimpin
tersebut secara otomatis akan dipercaya. Kejujuran yang dimiliki pemimpin menyebabkan
pemimpin dipercaya oleh anggota karena pemimpin tersebut akan menjaga dan
melaksanakan amanah yang diterima kapan dan di mana pun berada.
3. Tablig
Tablig yang berarti menyampaikan. Segala informasi yang diperoleh disampaikan
kepada anggota. Dalam hal ini pemimpin harus mempunyai kecakapan berkomunikasi dalam
menyampaikan suatu gagasan sehingga dapat dipahami oleh anggota.
4. Fatanah
Fatanah yang berarti cerdas. Dalam menjalankan suatu organisasi akan menemui
halangan dan rintangan. Halangan dan rintangan harus dihadapi dan dicarikan jalan
keluarnya. Diperlukan kecerdasan dan kejernihan pikiran agar dapat keluar dari tantangan
yang dihadapi.

D. Sosok Pemimpin Ideal


Kepemimpinan seperti apakah yang dibutuhkan dalam mengorganisir suatu kelompok
(dalam hal ini UKM Blero) untuk mencapai tujuan bersama? Bisa jadi jawabannya berdasar
pada konteks dan kebutuhan apa yang menjadi prioritas.
Berusahalah menjadi dirimu sendiri! Memang tidak ada sosok pemimpin yang ideal,
namun, jadilah pemimpin yang baik dan berusaha semaksimal mungkin. Paling penting,
jadilah pemimpin bagi dirimu sendiri. Sosok pemimpin harus bertindak hati-hati, dan harus
waspada sehingga dia tidak menjadi takut karena bayangannya sendiri; tingkah lakunya harus
dikendalikan dengan sikap manusiawi dan bijaksana sehingga kepercayaan yang berlebih
tidak membuatnya sembrono atau kecurigaan yang berlebihan tidak membuat dirinya tak
berdaya. Lalu agar tidak gegabah dalam menentukan arah dan langkah, pemimpin harus
memiliki prinsip yang cerdas, salah satunya berpikir sebelum bertindak. Hal itu bisa
diterapkan dengan analisis SWOT (Strengh-Weakness-opportunities-threat).

E. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan sebuah analisa yang dicetuskan Albert Humprey pada
tahun 1060-an sampai 1970-an. Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan (Strength), kelemahan
(Weakness) suatu organisasi dan peluang (Opportunities) serta ancaman (Threat) dari
lingkungan sekitar untuk merumuskan strategi yang tepat bagi organisasi.
1) Strength (Kekuatan)
Strength (Kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi.
Kekuatan dalam organisasi meliputi semua komponen organisasi baik sumber daya
maupun kemampuan yang dapat dioptimalkan sehingga menjadi positif untuk
pengembangan organisasi atau pelaksanaan sebuah kegiatan.
2) Weakness (Kelemahan)
Weakness (Kelemahan) adalah suatu kekurangan yang ada pada internal organisasi
sehingga menjadi kelemahan dari organisasi tersebut yang berakibat pada keterlaksanaan
dari kegiatan yang kurang maksimal. Kekurangan-kekurangan ini berasal dari dalam
organisasi seperti kualitas sumber daya, keterbatasan alat, keterbatasan dana, dll.
3) Opportunity (Peluang)
Opportunity (Peluang) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang dapat mendukung
pengembangan maupun kestabilan suatu organisasi. Faktor pendukung ini berasal dari
luar organisasi seperti dukungan dari instansi lain, kebutuhan dari lingkungan yang sesuai
dengan tujuan organisasi, dll.
4) Threath (Ancaman)
Treath (Ancaman) adalah faktor-faktor penghambat dari lingkungan luar yang dapat
mengancam perkembangan atau keterlaksanaan dari suatu organisasi. Faktor penghambat
ini bisa berupa kebijakan dari rektor, hilangnya sumber dana, dll.
F. Public Relations (PR)
PR (menurut para ahli) adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung
terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja sama
antara organisasi dengan publiknya (cutlip, Center & Brown, II000:4); bisa juga suatu
kegiatan yang bertujuan memperoleh good will, saling pengertian, citra baik dari masyarakat.
Robert T. Relly, The Action of Public Relation, 1981). Di mana nanti, bermuara pada sebuah
opini publik, yakni kaitannya dengan citra baik. Namun, hal itu bergantung bagaimana
seseorang merancang strategi dengan tujuan mempengaruhi secara persuasif sesuai keinginan
organisasi.
KEORGANISASIAN BLERO
(Oleh: Anjar Hastomo G. dan Sahrul Romadhon)

A. Pengertian Organisasi
Menurut (Davis, 1951:18) “Organisasi adalah kelompok orang-orang yang bekerja ke
arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan”.
Menurut (Soffer, 1973:220) “Organisasi adalah perserikatan orang, yang masing-
masing diberi peranan tertentu dalam suatu sisem kerja dan pembagian kerja dalam mana
pekerjaan dibagi menjadi perincian tugas, diberikan di antara pemegang peranan, dan
kemudian digabung ke dalam beberapa bentuk hasil”.
Menurut (Schulze, 1950:62) “Organisasi adalah penggabungan dari orang-orang,
benda-benda, alat-alat perlengkapan, ruang kerja, dan segala sesuatu yang bertalian
dengannya, yang dihimpun dalam hubungan yang teratur dan efektif untuk mencapai tujuan
yang diiginkan”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan secara sederhana pengertian
organisasi sebagai berikut : “Organisasi adalah sistem saling berpengaruh antar orang dalam
kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu” (Sutarto, 1988:36). Menurut
AD/ART UKM Blero, Blero merupakan organisasi seni yang bersifat gotong royong serta
bukan organisasi politik atau organisasi massa yang dinaungi suatu golongan atau organisasi
politik.

B. Asas Organisasi
1. Tujuan Yang Jelas. Tujuan adalah kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang
diusahakan untuk dicapai dengan kerjasama sekelompok orang.
2. Departemenisasi, adalah aktivitas menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi
bidang atau fungsi tertentu.
3. Pembagian Kerja/Tugas, adalah perincian serta pengelompokan tugas-tugas yang erat
hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pejabat (pengurus) tertentu.
4. Koordinasi, adalah kegiatan atau proses di dalam organisasi yang harus ada sehingga
dapat terjadi keselarasan aktivitas antara satuan organisasi atau keselarasan tugas antar
pejabat (pengurus).
5. Pelimpahan Wewenang, adalah penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang
diperlukan agar tugas dan tanggungjawabnya dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat
satu dengan pejabat (pengurus) lain.
6. Rentangan Kontrol, adalah jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin
dengan baik oleh seorang atasan tertentu.
7. Jenjang Organisasi, adalah tingkat-tingkat satuan organisasi yang didalamnya terdapat
pejabat (pengurus), tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas
sampai bawah dalam fungsin tertentu.
8. Kesatuan Perintah, adalah tiap-tiap pejabat (pengurus) dalam organisasi hendaknya hanya
dapat diperintah dan bertanggungjawab kepada pejabat atasan tertentu.
9. Flexibilitas. Suatu organiasi hendaknya dapat menerima perubahan sesuai dengan
perkembangan yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berjalan.
10. Berkelangsungan. Suatu organisasi harus dapat menyediakan berbagai sarana agar dapat
melakukan aktivitas operasinya secara terus menerus.
11. Keseimbangan, adalah satuan-satuan organisasi hendaknya ditempatkan pada struktur
organisasi sesuai dengan perannya.
Bila dikaitkan dengan organisasi Blero sesuai dengan AD/ART, Blero berazaskan Pancasila.

C. Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi tunggal adalah organisasi yang puncuk pimpnannya ada di tangan
seorang. Sebutan jabatan untuk bentuk tunggal, antara lain: Presiden, Direktur, Kepala, Ketua
dll. Bentuk organisasi jamak adalah organisasi yang pucuk pimpinannya ada di angan
beberapa orang sebagai satu kesatuan. Sebutan jabatan untuk bentuk jamak yang digunakan,
antara lain: Presidium, Direksi, Direktorium, Dewan, Majelis, dll.

D. Bagan Organisasi (Struktur Organisai)


Bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukkan dengan kotak-
kotak atau garis-garis yang disusun menurut kedudukan yang masing-masing memuat fungsi-
fungsi tertentu dan satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang. Fungsi
bagan organisasi ini adalah:
1) Untuk mengetahui besar kecil organiasasi.
2) Untuk mengetahui garis-garis saluran wewenang.
3) Untuk mengetahui berbagai macam satuan organisasi.
4) Untuk mengetahui setiap jabatan (pengurus) yang ada.
5) Untuk mengeahui jumlah pejabat (pengurus).

E. Hubungan Organisasi
Hubungan intern adalah interaksi dalam organisasi yang terjadi dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang ada di dalam organisasi tersebut. Hubungan extern adalah interaksi
dalam organisasi yang terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor di luar organisasi tersebut.

F. Kedudukan UKM Blero di Universitas Negeri Malang


Sebagai sebuah organisasi yang berada di bawah naungan Universitas Negeri Malang,
UKM Blero juga memiliki andil dan peran serta yang sama dengan organisasi-organisasi lain
yang ada di Universitas Negeri malang. UKM Blero juga mempunyai kedudukan secara
legalitas yang sama dengan organisasi-organisasi lain yang ada di Universitas Negeri malang
baik dengan OPM (Organisasi Pemerintahan Mahasiswa) seperti; BEM Universitas, BEM
Fakultas, DPM, DMF, HMJ dan organisasi pemerintahan mahasiswa lainnya maupun debfab
ONPM (Organsasi Non Pemerintahan Mahasiswa), seperti UKM dan LSO. Sebagai bagian
dari organisasi di Universitas Negeri Malang, UKM Blero juga harus menjalankan fungsi dan
peran sebagai ornagisasi yang diatur dalam AD-ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga).

G. Masalah Dalam Organisasi


Setiap organisasi apapun bentuk dan tujuannya tidak lepas dari berbagai masalah baik
disengaja maupun yang tidak disengaja. Adapun masalah yang sering terjadi dalam sebuah
organisasi antara lain:
1. Ketidakcakapan pimpinan organisasi.
2. Masalah pelimpahan wewenang.
3. Masalah koordinasi.
4. Masalah-masalah organisasi formal dan informal.
5. Masalah komunikasi.
6. Masalah penelaahan gerak dan waktu gerak.
7. Masalah penerapan menejemen.
8. Masalah penyederhanaan.
9. Kegagalan rencana-rencana.
10. Masalah pengelompokan aktivitas-aktivitas.
11. Masalah jarak psikologis pimpinan dan keberhasian tim.
12. Masalah pengarahan pokok.
13. Masalah takut menyelesaikan sehingga bekerja dengan setengah-setengah.
14. Masalah hubungan kemanusian.
15. Masalah terlalu banyaknya pekejaan kuliah.
16. Masalah penentangan anggota untuk melakukan perubahan.

H. Keanggotan UKM Blero


Setiap organisasi pastilah memiliki anggota di dalamnya tak terkecuali UKM Blero
sendiri. Di UKM Blero setiap anggota memiliki klasifikasi keanggotan, adapaun kenaggotaan
UKM Blero dibedakan menjadi:
1. Anggota Biasa
Anggota Biasa adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang yang telah disahkan
menjadi anggota Blero melalui rangkaian wawasan pendidikan dan pelatihan serta masih aktif
masa studinya di Universitas Negeri Malang dan memiliki tanggung jawab untuk ikut
mengendalikan organisasi dari dalam baik sebagai pengurus maupun non pengurus.
2. Anggota Luar Biasa
Anggota Luar Biasa adalah anggota UKM Blero yang telah disahkan menjadi anggota
Blero melalui rangkaian wawasan pendidikan dan pelatihan (yang berasal dari luar
Universitas Negeri Malang dan masyarakat umum) serta anggota biasa yang sudah menjadi
alumni jenjang pendidikan pertama di Universitas Negeri Malang dan/atau anggota biasa yang
sudah tidak menjadi mahasiswa Universitas Negeri Malang sehingga tidak memiliki
tanggungjawab secara struktural untuk menjalankan oranisasi dari dalam, namun memiliki
tanggungjawab secara moril untuk ikut mengembangkan UKM Blero dengan cara memberi
dukungan, masukan, saran, maupun kritik yang membangun UKM Blero.
3. Anggota Kehormatan
Anggota Kehormatan adalah anggota UKM Blero yang bukan mahasiswa namun
secara prerogatif mendapat keistimewaan anggota Blero karena mempunyai jasa besar dan
dedikasi terhadap perkembangan UKM Blero.

I. Sejarah Blero
Pada tahun 1984, berawal dari pentas seni Sema (Senat Mahasiswa) FPIPS, Hari
Wahyono (Ayong) mengangkat kesenian kentrung untuk ditampilkan pada pementasan
tersebut. Setelah pentas diselenggarakan, muncullah gagasan membuat komunitas kentrung
dan mengajak Ismudianto (Gepeng) menjadi anggota dari komunitas tersebut. Beberapa orang
kemudian berkumpul dan membentuk sebuah komunitas yang dijuluki sebagai komunitas
kentrung. Akan tetapi, julukan komunitas kentrung hanya bertahan sampai tahun 1987. Hal
tersebut disebabkan kehadiran sejumlah pemikiran dari beberapa anggota untuk memberi
nama komunitas ini. Sehingga pada tanggal 10 Desember 1987 tercetuslah nama Sanggar Seni
Blero.
Nama Blero sendiri terinspirasi dari grup Slendro yang sudah terkenal di daerah
Malang dengan harapan Blero dapat menjadi grup besar seperti Slendro. Selain itu,
pengambilan nama Blero disebabkan karena pengucapan yang hampir sama dengan Slendro
supaya orang-orang teringat kembali dan menyukai Blero. Kata Blero sendiri berasal dari
bahasa Jawa, yaitu Mblero yang berarti sumbang. Penamaan Blero dimaksudkan agar dalam
setiap pementasan bisa menyuarakan atau mengaspirasikan hal-hal sumbang yang ada dalam
kehidupan masyarakat.
ADMINISTRASI
(Oleh: Khalimatus S. dan Sesilia W.)

A. Pengertian Administrasi
Kata administrasi berasal dari kata ad dan ministro (latin). Dalam bahasa inggris ad =
to, ministro = minister yang berarti “melayani atau menyelenggarakan” (webster 1974).
Definisi yang sederhana dari administrasi adalah suatu proses kegiatan penyelenggaraan yang
dilakukan oleh seorang administrator secara teratur dan diatur melalui perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan akhir yang telah di tetapkan. Proses
adalah kegiatan yang terjadi secara beruntun dan susul menyusul, artinya selesai yang satu
harus diikuti yang lain sampai titik akhir. Teratur maksudnya ialah bahwa kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan tersebut harus dilakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan. Diatur maksunya ialah bahwa seluruh kegiatan harus disusul dan disesuaikan
satu sama lainnya supaya terdapat keharmonisan dan keseimbangan tugas. Dalam pengertian
tersebut diatas, administrasi lebih ditekankan pada proses kegiatan penyelenggaraan. Sebagai
proses kegiatan administrasi dapat dilakukan oleh siapa saja.

B. Administrasi Blero
Secara kodrati manusia terbatas kemampuannya maka adakalanya dia tidak dapat
melakukan kegiatan – kegiatan untuk mencapai tujuannya itu sendiri. Untuk itu dia harus
menggunakan tenaga orang lain dalam arti bekerja sama dengan orang lain dalam mencapai
tujuan atau berorganisasi. Dalam organisasi ini di perlukan pula manajemen yaitu usaha
mengordinasi semua tugas yang dilakukan oleh orang – orang dan mengarahkan kepada
tujuan yang hendak dicatat dengan demikian, organisasi dan manajemen merupakan saudara
dari administrasi. Adapun administrasi UKM Blero terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Administrasi Organisasi Blero
a. Pengarsipan
Menurut The Liang Gie (200:20), yaitu arsip sebagai kumpulan warkat-warkat
(records) yang disimpan secara teratur, berencana karena mempunyai sesuatu kegunaan agar
setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali. Dari pengertian ini dapat ditarik
beberapa pemahaman dasar tentang arsip, yaitu:
 Arsip merupakan kumpulan warkat-warkat ( record) dari suatu kejadian,
 Arsip harus disimpan secara teratur, dan
 Arsip harus dapat diketemukan kembali (retrieveable).
Proses pengarsipan di Blero merupakan tanggung jawab dari seorang sekretaris umum.
Hal-hal yang biasa diarsipkan di Blero adalah surat-surat baik surat masuk maupun surat
keluar, materi kegiatan, formulir anggota, laporan pertanggungjawaban pengurus, proposal,
laporan pertanggungjawaban panitia kegiatan, dokumentasi kegiatan, pembukuan sekilas
pentas, barang-barang inventarisasi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan administrasi.
Dalam proses pengarsipan ini sekretaris bekerja sama dengan divisi KDRT dan divisi Litbang.

b. Surat
Surat adalah sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi
tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain baik yang berkaitan dengan kegiatan bisnis
maupun non bisnis. Sebagai media komunikasi tertulis, surat memiliki banyak kelebihan
dibandingkan dengan media komunikasi lisan. Komunikasi lewat surat memberikan
kesempatan yang lebih leluasa untuk berfikir dan merenungkan hal-hal yang akan
disampaikan. Namun demikian, surat juga memiliki kelemahan. Komunikasi lewat surat
memiliki keterbatasan dalam penyampaian ekspresi kejiwaan. Kelemahan-kelemahan yang
terdapat dalam ragam bahasa surat dapat diatasi atau paling tidak dikurangi dengan
penggunaan aspek-aspek kebahasaan secara jelas. Kejelasan penggunaan ragam bahasa surat
ditentukan oleh:
 Ketepatan ejaan,
 Ketepatan pemilihan kata,
 Penyusunan kalimat, dan
 Pengaturan hubungan antar paragraph.
Selain sebagai media komunikasi, surat berfungsi sebagai berikut:
 Bukti tertulis,
 Alat pengingat,
 Bukti historis,
 Pedoman kerja, dan
 Duta organisasi.
Persuratan di Blero secara umum ditangani oleh sekretaris umum atau sekretaris
kegiatan, bergantung lingkup kegiatannya. Jumlah personel yang menandatangani surat
tersebut ditentukan oleh jenis kegiatan, jenis surat, dan alamat tujuan dari surat itu sendiri.
Jenis-jenis surat-menyurat dari UKM Blero:
1. Surat keputusan (SK) b. Surat ijin kegiatan
a. SK pengurus c. Surat kerja sama
b. SK ketua pelaksana d. Ijin keramain
c. SK Kaos Tahanan e. Pembenahan/perbaikan
d. SK Baju Kerja f. Keamanan
e. SK Tim AD-HOC g. Ijin publikasi
2. Berita Acara h. Pembukaan gerbang
a. Konsideran 5. Undangan
b. Kehilangan barang 6. Surat peminjaman
c. Kerusakan barang a. Surat peminjaman tempat
d. Pengadaan barang b. Surat peminjaman alat
e. Hibah (barang/uang) 7. Surat pemberitahuan
3. Surat Keterangan Aktif 8. Surat dispensasi
4. Surat ijin & permohonan 9. Surat ijin jam malam
a. Surat permohonan dana

c. Inventarisasi
Inventarisasi adalah kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan fisik barang,
meyakinkan kebenaran pemilikan, serta menilai kewajaran sesuai kondisi barang
tersebut.Inventarisasi di Blero biasanya dilakukan oleh divisi Kesejahteraan Dan Rumah
Tangga (KDRT).Barang inventaris dibagi menjadi dua, yaitu barang permanen dan barang
habis pakai. Hal ini juga mempengaruhi proses pencatatannya, jika barang permanen diberi
label dan dimasukkan dalam buku inventaris, sedangkan untuk barang habis pakai cukup
didata saja. Barang-barang yang dapat diinventaris diantaranya adalah:
 Barang-barang administrasi Blero ( Whiteboard, lemari kayu, stempel, dll),
 Properti (Tongkat, tombak, senjata, dll),
 Alat-alat music (kendang, saron, gitar, pemukul saron, drum set, dll),
 Kostum (kemeja, jaket, kostum pahlawan, dll),
 Alat make-up (bulu mata, foundation, bedak, dll), dan
 Alat-alat P3K ( betadine, hansaplast, balsam, dll)
Untuk menjaga ketertiban alur sirkulasi barang di Blero, terdapat buku formulir
peminjaman yang berfungsi sebagai kontrol barang-barang mana saja yang dipinjam dan yang
telah dikembalikan.

d. Proposal
Proposal merupakan suatu bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran baik
berupa ide, gagasan, pemikiran, maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan
dukungan ijin, persetujuan, dana, dan lain sebagainya (Hariwijaya, 2005:12-13). Untuk itu,
proposal sebaiknya ditulis secara jelas dan terperinci agar mudah dipahami oleh pihak
lain.Proposal yang sering dibuat di Blero adalah proposal kegiatan dan proposal sponsor.
Proposal kegiatandan proposal sponsor biasanya dibuat di awal kegiatan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh izin dan dana dari pihak universitas. Selain itu dapat digunakan
sebagai media untuk menjalin kerjasama dengan pihak instansi atau perusahaan yang
berminat untuk menjadi sponsor kegiatan yang akan dilakukan. Adapun bagian-bagian yang
tercantum dalam proposal adalah sebagai berikut:
 Pendahuluan,
 Nama kegiatan,
 Maksud dan tujuan,
 Sasaran,
 Bentuk dan materi kegiatan,
 Pelaksanaan kegiatan,
 Anggaran biaya,
 Penutup, dan
 Lampiran.
Selain persuratan dan proposal, ada lagi hal penting yang menunjang kesuksesan suatu
kegiatan, yaitu laporan pertanggungjawaban panitia. Laporan ini dibuat di akhir kegiatan,
yang isinya melaporkan hal-hal apa saja yang telah dilakukan selama kegiatan berlangsung.
Laporan ini dijadikan sebagai alat untuk mencairkandana dari pihak universitas.Selain itu,
lapopran ini juga digunakan sebagai refleksi untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya agar tidak
mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama. Beberapa proposal yang sering dikeluarkan
UKM Blero, yaitu.
1. Proposal permohonan dana
Untuk memohon bantuan berupa dana/barang untuk memenuhi kebutuhan yang ditujukan
kepada instansi/lembaga/sponsorship, dibuat oleh sekretaris umu atau pu sekretaris
pelaksana kegiatan.
2. Proposal kerja sama
Untuk memohon kerja sama menggunakan tempat untuk melakukan suatu kegiatan
bersama, memohon bantuan mempublikasikan acara, dan melakukan kegiatan bersama
dalam suatu acara, biasanya ditujukan kepada instansi/lembaga/sponsorship, dibuat oleh
sekretaris umu atau pu sekretaris pelaksana kegiatan.
ESTIMASI ANGGARAN DANA

PEMASUKAN
a. MPI Universitas Negeri Malang Rp 1.500.000,00
b. Kas Blero Rp 500.000,00
c. donatur Rp 867.000,00
c. Sponsorship Rp 3.000.000,00 +
Rp 5.867.000,00
PENGELUARAN
1. Donasi dari Universitas Negeri Malang, kas, iuran anggota
a. Admisitrasi
o Pembuatan surat @ Rp 300,00 x 100 lembar Rp 30.000,00
o Pembuatan proposal @ Rp 3.000,00 x 2 buah Rp 6.000,00
o Materai 6000 Rp 7.000,00
o Pin 100 buah @ Rp 3.000,00 Rp 300.000,00

b. Sie Perlengkapan
o SoundSystem dan Genset Rp 1.000.000,00
o Background LCD 1 buah 3x4 Rp 900.000,00
o Make-up 1 set Rp 300.000,00
o *Jidor Rp 950.000,00
o Kostum @ Rp 40.000,00 x 8 buah Rp 320.000,00
o Foam untuk property @ Rp 6.000,00 x 10 buah Rp 60.000,00
o Cat asturo @ Rp 10.000,00 x 6 warna Rp 60.000,00
o Peralatan
1) Kabel input – jack @ Rp 15.000 x 5 Rp 75.000,00
2) Kabel sound @ Rp 15.000 x 7 Rp
105.000,00
3) Dimer Rp
200.000,00
4) Kain (8x5) Rp 7.500/m Rp 300.000,00
5) Kain batik @ Rp 35.000 x 5 Rp 175.000,00
6) Bendrat 1 kg Rp 8.000,00
7) Peniti Rp 3.000,00
8) Pines @ Rp 3.000 x 2 Rp 6.000,00
9) Paku Rp 5.000,00
10) Palu Rp 15.000,00

c. Sie Publikasi
o Pamflet @ Rp 1.500,00 x 200 lembar Rp 300.000,00
o Leaflet @ Rp 500 x 200 lembar Rp 100.000,00
o Baliho (2x3) Rp 15.000,00/m x 3 buah Rp 270.000,00
o Spanduk (1x4) Rp 15.000,00/m x 3 buah Rp 180.000,00

d. Sie Dekorasi dan Dokumentasi


o Cetak foto @ Rp 750,00 x 50 buah Rp 37.500,00
o Baterai Rp 12.000,00

e. Sie Konsumsi
o Snack Rp 50.000,00
o Air minum 5 kardus @ Rp 18.500,00 Rp 92.500,00 +
TOTAL Rp 5.867.000,0
PERSIDANGAN
(Oleh: M. Subhan Z. dan Eggif Rada M.)

A. Pengantar
Persidangan merupakan suatu kegiatan yang selalu ada dalam setiap organisasi.
Sebelum kita membahas tentang persidangan terlebih dahulu kita harus fahami beberapa
istilah yang terkadang membuat rancu definisi atau makna dari persidangan diantaranya
diskusi, dialog, rapat, seminar, simposium, lokakarya. Diskusi atau dialog adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama sama guna memecahkan
suatu permasalahan dengan jalan saling “ adu” argumentasi dalam memberikan saran, usulan,
dan atau solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam memberikan setiap argumentasi
yang harus dikedepankan adalah kebenaran dan obyektifitas serta dilakukan dengan cara yang
sopan, arif dan bijaksana. Rapat adalah suatu pertemuan yang dilakukan oleh suatu organisasi
atau kepanitiaan dalam rangka membahas agenda yang telah ditetapkan. Seminar atau
simposium adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk membahas suatu topik, dengan
mendatangkan pemateri yang relevan dengan topik yang sedang dibahas. Lokakarya adalah
suatu pertemuan yang dilakukan oleh suatu organisasi dengan tujuan untuk merumuskan
program kerja yang harus dilakukan.

B. Persidangan
Persidangan merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas masalah
tertentu dalam upaya menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah ketetapan dan
aturan-aturan yang jelas .Perbedaan pokok antara persidangan dengan forum-forum lain
seperti tersebut di atas adalah terletak pada out put yang dihasilkan. Kalau dalam diskusi,
dialog, rapat, seminar, simposium, lokakarya dll out put yang dihasilkan hanya berupa
kesimpulan. Tetapi kalau dalam persidangan out put yang dihasilkan adalah keputusan dan
ketetapan yang sifatnya mengikat dan harus dipertanggungjawabkan secara konstitusi atau
hukum. Keputusan ini sifatnya final, sehingga berlaku bagi pihak yang setuju maupun tidak
setuju , hadir atau tidak hadir dalam persidangan.

C. Jenis – Jenis Persidangan


1. Sidang Pleno, merupakan sidang yang diikuti seluruh peserta sidang.
2. Sidang Komisi, merupakan sidang yang hanya diikuti oleh peserta sidang komisi yang
ditentukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Peserta sidang komisi diambilkan
dari peserta sidang pleno sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Hasil dari sidang
komisi selanjutnya dibawa ke sidang pleno untuk dibahas dan atau ditetapkan.
3. Sidang Sub Komisi, merupakan sidang yang hanya diikuti oleh peserta sidang sub komisi.
Peserta sidang sub komisi diambilkan dari peserta sidang komisi yang terkait sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan. Hasil dari sidang sub komisi selanjutnya dibawa ke
sidang komisi dan atau pleno untuk dibahas dan atau ditetapkan.
D. Komponen –Komponen Yang Harus Ada Dalam Persidangan
1. Pimpinan Sidang adalah orang yang dipilih oleh peserta sidang untuk memimpin dan
mengatur jalannya sidang. Jika pimpinan sidang lebih dari satu orang, maka istilah yang
dipakai adalah Presidium Sidang.
2. Peserta Sidang adalah seluruh orang yang secara syah menjadi peserta persidangan
berdasarkan aturan atau tata tertib yang berlaku. Peserta sidang terdiri dari dua macam,
yaitu peserta penuh dan peserta peninjau. Peserta penuh adalah peserta yang mempunyai
hak bicara dan hak suara, sedangkan peserta peninjau hanya mempunyai hak bicara.
3. Palu Sidang adalah palu yang dipakai dalam persidangan untuk “mengetuk” setiap
keputusan dan ketetapan yang telah disepakati.
4. Draf Materi Sidang merupakan kumpulan materi yang akan dibahas dalam persidangan.
5. Ketetapan atau Konsideran merupakan bukti secara tertulis dari berbagai ketetapan yang
telah dihasilkan.

E. Jenis – Jenis Pimpinan Sidang


1. Pimpinan Sidang Pleno adalah pimpinan sidang yang bertugas memimpin dan mengatur
jalannya sidang pleno.
2. Pimpinan Sidang Komisi adalah pimpinan sidang yang bertugas memimpin dan mengatur
jalannya sidang komisi.
3. Pimpinan Sidang Sub komisi adalah pimpinan sidang yang bertugas memimpin dan
mengatur jalannya sidang sub komisi

F. Interupsi
Secara terminologi interupsi berarti menyela. Kata interupsi hanya dipakai jika peserta
sidang ingin menyampaikan perintah, pendapat, solusi, informasi dll pada saat sedang terjadi
sebuah perdebatan atau diskusi di dalam persidangan. Macam –Macam Interupsi dalam
persidangan sebagai berikut.
1. Interupsi point of Previlage, merupakan interupsi yang digunakan jika peserta sidang
ingin minta ijin kepada pimpinan sidang untuk melakukan hal –hal yang sifatnya pribadi.
Misalnya ijin keluar.
2. Interupsi point of Information, merupakan interupsi yang digunakan jika peserta sidang
ingin menyampaikan informasi
3. Interupsi point of Order, merupakan interupsi yang digunakan jika peserta sidang ingin
menyampaikan perintah kepada pimpinan sidang dan atau peserta sidang.
4. Interupsi point of Justification, merupakan interupsi yang digunakan untuk menguatkan
pendapat sebelumnya.
5. Interupsi point of Clarification, merupakan interupsi yang digunakan jika peserta sidang
ingin menyampaikan klarifikasi atau pelurusan terhadap suatu pendapat atau informasi.
6. Interupsi point of Solution, merupakan interupsi yang digunakan jika peserta sidang ingin
menyampaikan atau menawarkan suatu solusi.

G. Teknik Penggunaan Palu Sidang


a. Ketukan 3 X dipakai untuk :
 Membuka sidang
 Menutup sidang
 Menetapkan suatu ketetapan atau konsideran
b. Ketukan 2 X dipakai untuk :
 Memindahkan palu sidang
 Menerima palu sidang
 Menetapakan break, jika menggunakan perkalian 2. contoh break 2 x 5 menit.
c. Ketukan 1 X dipakai untuk :
 Keputusan tiap point
 Menetapkan break, jika menggunakan perkalian 1. contoh break 1 X 5 menit.
d. Ketukan tak beraturan, dipakai untuk memperingatkan peserta sidang jika peserta sedang
gaduh atau ramai.

H. Pengambilan Keputusan
1. Melalui musyawarah mufakat
musyawarah mufakat adalah proses pengambilan keputusan dengan berdiskusi secara
terbuka oleh seluruh peserta siding.
2. Melalui lobbying, jika tahap musyawarah mufakat tidak bisa memunculkan kesepakatan
maka diadakan tahap lobbying
Lobbying adalah proses diskusi antara peserta siding untuk menentukan keputusan di luar
pengaturan pimpinan siding.
3. Melalui voting, jika tahap lobbying tidak bisa memunculkan kesepakatan maka diadakan
tahap voting
Voting adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dari peserta
sidang
4. Melalui pimpinan siding, jika ketiga tahap tersebut tetap belum memunculkan
kesepakatan maka keputusan dikembalikan penuh kepada pimpinan siding.
MANAJEMEN PERTUNJUKAN
(Oleh: Aviq Karim, Hary Satria, M. Muksin)

A. Pendahuluan
Dalam keseharian, kita sering menikmati sebuah hiburan atau tontonan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dunia hiburan atau tontonan ini, tidak lepas dari istilah
pertunjukan. Setiap hal yang berhubungan dengan hiburan atau tontonan selalu
memperhatikan unsur dalam pertunjukan itu sendiri. Salah satu contoh hiburan atau tontonan
yang sering kita temui adalah pementasan, dan tidak menutup kemungkinan yang
memproduksi pementasan itu adalah kita. Namun, dalam membuat pementasan, kita sering
lupa atau kurang memperhatikan adanya dasar dari sebuah pertunjukan.

B. Pengertian
Dalam dunia pertunjukan dikenal dengan adanya istilah seni pertunjukan kata seni
pertunjukan diambil dari bahasa Inggris yakni “Performance Art”. Definisi seni pertnjukan
masih berdasarkan penafsiran masing-masing, Ada yang membagi seni pertunjukan menjadi
seni teater, seni musik,, dan seni tari. Menurut definisi yang satu ini, seni pertunjukan adalah
seni yang dipertunjukkan kepada penonton. Sedangkan dalam bahasa inggris, performing art
ini lebih mengacu pada mempertunjukkan hasil seni yang berbentuk apapun kepada penonton.
Hampir semua jenis karya seni bisa dipadukan dalam performance art. Bersamaan dengan
itu, interaksi dengan penonton juga terbangun melalui masuknya imajinasi penonton ke dalam
larutan performance art.
Sementara itu, seni pertunjukan modern sudah bisa merumuskan faktor-faktor
terjadinya sebuah pertunjukan. Faktor itu ada empat, yakni Ruang, Waktu, Tubuh, dan
Interaksi dengan penonton. Seni pertunjukan ini adalah seni pertunjukan yang dikonsep
sebagai satu kesatuan serta mempunyai tema dan tujuan tertentu, baik untuk kepentingan
orang banyak, maupun bagi seni itu sendiri.

C. Unsur Pertunjukan
Unsur unsur yang ada pada seni pertunjukan, antara lain;
1. Ruang
Unsur ruang dalam dunia seni pertunjukan lebih mengacu pada tempat dimana
pertunjukan akan dilaksanakan.
2. Waktu
Unsur waktu dalam dunia seni pertunjukan lebih mengacu pada kapan pertunjukan akan
dilaksanakan.
3. Tubuh
Unsur tubuh dalam dunia seni poertunjukan lebih mengarah pada pelaku pertunjukan.
4. Penonton
D. Pertunjukan UKM Blero UM
Ketika akan mengadakan sebuah pertunjukan di UKM BLERO UM sudah sewajarnya
kita sebagai pelaksana kegiatan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
pertunjukan tersebut, dari proses sebelum pertunjukan hingga evaluasi. Semua itu dibagi
menjadi:
a. Pra Pentas
1. Pembentukan panitia
2. Pembentukan crew
3. Proses menuju pentas:
- Penentuan tema/judul acara
- Administrasi
- Pendanaan
- Perijinan
- Dsb
4. Selanjutnya koordinasi dalam segala bidang kepanitiaan
5. Latihan
6. Gladi
7. Persiapan akhir (pengecekan/perbaikan segala bidang keperluan pementasan)
b. Pentas
1. Persiapan pementasan
2. Check sound
3. Check persiapan
4. Gladi kecil
5. Breafing
6. Acara
c. Pasca Pentas
1. Laporan Pertanggungjawaban
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi pementasan (acara keseluruhan)
4. Pengecekan/pengembalian barang
5. Pencataan/pembukuan paska pentas

Anda mungkin juga menyukai