Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN ORGANIASI DAN KEPEMIMPINAN ABDULLAH, S.Pd.

A. Pendahuluan Dalam menjalankan sebuah organisasi, dibutuhkan kemampuan manajemen dan jiwa kepemimpinan yang baik dari seorang pemimpin. Untuk itu, seorang pemimpin seyogyanya memiliki pengetahuan tentang manajemen organisasi dan kepemimpinan. Berikut akan dibahas secara detil tentang konsep manajemen, organisasi, dan kepemimpinan. B. Manajemen 1. Hakikat Manajemen Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam organisasi, dibutuhkan banyak orang. Pekerjaan-pekerjaan tidak dapat dilakukan sendiri. Olehnya itu, perlu sebuah pengaturan dalam mengarahkan banyak orang agar dapat bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Konsep inilah yang disebut dengan manajemen. Pada hakikatnya, manajemen merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan menggunakan bantuanbantuan orang lain. Manajemen melibatkan banyak orang dengan tugas-tugas yang berbeda. Pembagian tugas tersebut sering didasarkan pada kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh anggota yang bersangkutan. Namun, dalam pelaksaannya, tugas-tugas tersebut tidaklah bertentangan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh anggota yang lain. Semua harus sejalan dalam satu komando. 2. Fungsi Manajemen Banyak ahli yang mengemukakan fungsi manajemen. Salah satu di antaranya adalah R. Terry. Ada empat fungsi manajemen menurut R. Terry yang disingkat POAC, yakni: a. Planning (perencanaan) b. Organizing (pengaturan) c. Actuating (pelaksanaan) d. Controling (pengawasan) Sebuah organisasi harus memiliki perencanaan yang matang tentang kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan selama satu periode kepengurusan. Perencanaan inilah yang biasa disebut dengan program kerja. Untuk melaksanakan program kerja tersebut, dibutuhkan banyak orang. Orang-orang tersebut diatur sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Setelah semua terbagi dengan baik, tibalah saatnya pelaksanaan kegiatan yang harus selalu mendapat pantauan atau pengawasan. Seperti itulah manajeman berjalan dalam sebuah organisasi, mulai dari

perencanaan (planning), pengaturan (organizing), pelaksanaan (actuating), sampai pada pengawasan (controling) C. Organisasi 1. Hakikat Organisasi Organisasi diibaratkan dengan rangka tubuh manusia. Semua organ, mulai dari kepala, tangan, badan, hingga kaki memiliki fungsi masing-masing. Begitu pula dengan organisasi. Organisasi memiliki bagian-bagian secara terstruktur yang akan bertugas sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing atas komando dari seorang pemimpin. Pemimpin dalam organisasi diibaratkan dengan kepala manusia. Manusia tidak dapat hidup jika tidak punya kepala. Organisasi pun tidak dapat eksis jika tidak ada pemimpin atau ketua. Organisasi memiliki visi yang menjadi tujuan didirikannya. Untuk mencapai visi tersebut, semua anggota dalam organisasi harus bekerja sama menjalankan misi-misi yang telah diprogramkan. Dengan demikian, organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama atas komando dari seorang pemimpin. 2. Komponen Organisasi Hakikat organisasi seperti yang telah dikemukakan di atas masih sangat luas. Secara administratif formal, tidak semua kumpulan beberapa orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama dapat dikatakan sebagai organisasi. Olehnya itu, perlu batasan tentang hakikat organisasi. Untuk memberikan batasan tentang hakikat organisasi, berikut ini akan diuraikan komponen-komponen organisasi yang harus dimiliki oleh sebuah organisasi formal sehingga mendapat pengakuan di tengah masyarakat. Komponen-komponen organisasi meliputi: a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Anggaran dasar dalam organisasi memuat aturan-aturan yang menjadi pedoman dalam menjalankan organisasi. Secara garis besarnya, dalam anggaran dasar tertuang nama, waktu pendirian, tempat atau kedudukan, sifat, tujuan, atribut, hak dan kewajiban anggota, struktur dan periode kepengurusan, keuangan, dan sebagainya. Hal-hal yang belum jelas dalam anggaran dasar akan diuraikan secara detil dalam anggaran rumah tangga. b. Peraturan Organisasi (PO) Peraturan organisasi pada hakikatnya mengatur hal-hal yang tidak tertuang dalam anggaran dasar maupun anggaran rumah tangga. Peraturan organisasi meliputi tata tertib, aturan penggunaan lambang, aturan pakaian dinas harian, dan sebagainya yang dibutuhkan untuk melengkapi peraturan-peraturan dalam organisasi. c. Pengurus

Organisasi dikelola oleh pengurus yang tersusun secara struktural. Dalam struktur tersebut, ditetapkan bentuk hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Bentuk-bentuk hubungan tersebut meliputi hubungan komando dan hubungan koordinasi. Hubungan komando merupakan kewenangan memberikan perintah atau instruksi kepada bawahan, sedangkan hubungan koordinasi hanya memberi kesempatan untuk saling berinteraksi atau bertukar pendapat antara yang satu dengan yang lainnya. d. Legalitas (Pengesahan) Sebuah organisasi formal harus mendapat pengakuan agar dapat diterima di tempat organisasi tersebut berkedudukan. Jika organisasi tersebut termasuk organisasi sekolah, maka organisasi tersebut minimal mendapat pengesahan dari kepala sekolah selaku pemimpin tertinggi di sekolah. Jadi, organisasi seyogyanya mendapat pengakuan legal agar dapat diterima dengan baik. D. Kepemimpinan 1. Hakikat Kepemimpinan Sebelum membahas lebih lanjut tentang hakikat kepemimpinan, terlebih dahulu perlu diketahui tentang konsep pemimpin dan pimpinan. Selama ini, telah banyak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan arti pemimpin dan pimpinan. Para aktivis organisasi terkadang tidak dapat membedakan antara kedua kata tersebut. Pemimpin dan pimpinan merupakan kata bentukan dari kata dasar pimpin yang mendapat imbuhan pe- dan -an. Dalam morfologi bahasa Indonesia, awalan pe- menyatakan pelaku, sedangkan akhiran an menyatakan proses atau hasil. Jadi, kata pemimpin dapat diartikan sebagai pelaku atau orang yang memimpin, sedangkan pimpinan dapat diartikan sebagai hasil memimpin. Kepemimpinan merupakan kata bentukan dari kata pemimpin yang mendapat imbuhan ke-an yang berarti segala sesuatu yang berhubungan atau berkaitan dengan pemimpin. Banyak sekali pendapat ahli tentang arti

kepemimpinan, namun dari semua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hakikat kepemimpinan adalah pengaruh. Jadi kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memengaruhi orang lain agar mau mengikuti keinginannya. Seorang pemimpin suatu organisasi atau instansi, belum tentu memiliki jiwa kepemimpinan. Tidak sedikit pemimpin yang gagal menahkodai satuannya hanya karena tidak mengerti tentang kedudukan dan fungsinya sebagai pemimpin. 2. Kedudukan dan Fungsi Pemimpin Dalam menjalankan roda organisasi, seorang pemimpin memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting. Keberhasilan suatu periode kepemimpinan dalam organisasi banyak bergantung pada sikap pemimpinnya. Tidak jarang orang

menganggap kemunduran kinerja suatu organisasi disebabkan oleh kegagalan seorang pemimpin dalam menjalankan organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin dalam organisasi memiliki kedudukan sebagai berikut: a. sebaai penentu kebijakan atau pengambil keputusan b. sebagai inovator yang selalu melahirkan ide-ide untuk menjalankan kegiatankegiatan organisasi c. sebagai ikon atau penanda arah kebijakan organisasi Untuk mengoptimalkan kedudukannya, seorang pemimpin harus dapat memenuhi fungsinya, yakni: a. mengarahkan anggota (organizing) b. memberikan dukungan (supporting) Agar kegiatan yang dilaksanakan dalam organisasi dapat berjalan dengan baik, seorang pemimpin tidak perlu bekerja ekstra menyelesaikan semua pekerjaan, melainkan hanya mengarahkan anggotanya sesuai dengan bidang tugas masingmasing. Di sinilah dibutuhkan manajemen organisasi. Setelah membagikan tugas kepada semua anggota, seorang pemimpin harus dapat memberikan dukungan. Ada berbagai macam cara pemimpin memberikan dukungan kepada bawahannya. Salah satu di antaranya adalah memantau pelaksanaan tugas dan membantu anggota jika menemukan kendala dalam pelaksanaan tugas tersebut. 3. Tipe Kepemimpinan Setiap pemimpin memiliki tipe masing-masing yang menjadi ciri khas kepemimpinannya. Banyak sekali tipe kepemimpinan dalam organisasi, namun hanya beberapa di antaranya yang akan dibahas dalam materi ini. a. Demokratis Pemimpin yang memiliki tipe demokratis sangat terbuka kepada

bawahannya. Pemimpin seperti ini sering meminta tanggapan atau masukan dari anggota dalam menjalankan roda organisasi. b. Otoriter/Otokratis Berbeda dengan demokratis, pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan otoriter/otokratis tidak suka meminta atau menerima saran dari bawahannya. Pemimpin seperti ini sering mengambil kebijakan tentang organisasi tanpa melibatkan anggota. c. Liberal Tipe kepemimpinan liberal lebih terbuka dibanding dengan demokratis. Tipe kepemimpinan ini tidak hanya menerima masukan dari anggota (internal organisasi), tetapi juga menerima campur tangan pihak-pihak di luar organisasi. 4. Gaya Kepemimpinan

Selain

tipe

kepemimpinan,

terdapat

pula

gaya

kepemimpinan.

Gaya

kepemimpinan ini juga menjadi ciri khas seorang pemimpin dalam mengelola organisasinya. Gaya kepemimpinan yang akan dibahas dalam materi ini meliputi militeristik, paternalistik, dan kharismatik. a. Militeristik Gaya kepemimpinan militeristik merupakan gaya kepemimpinan yang selalu menekankan kedisiplinan dan suasana formal pada setiap kegiatan. Semua kegiatan diatur secara protokol dengan melibatkan protokoler secara formal. b. Paternalistik Gaya kepemimpinan paternalistik merupakan gaya kepemimpinan yang selalu melakukan kaderisasi secara non formal kepada anggota yang dianggap mampu menggantikan posisinya sebagai pemimpin kelak. Pemimpin seperti ini sering mempromosikan salah seorang anggota kepada anggota yang lain dengan tujuan untuk memperkenalkan kemampuan yang dimiliki anggota tersebut. c. Kharismatik Gaya kepemimpinan kharismatik merupakan gaya kepemimpinan yang tenang dan penuh kharisma atau daya tarik bagi anggota. Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki wibawa yang tinggi di mata semua anggota sehingga semua anggota merasa tertarik dan senang bekerja sama dalam menjalankan organisasi. 5. Prinsip-prinsip Kepemimpinan Sebuah organisasi yang dipimpin oleh seorang atlet atau olahragawan, tentunya akan mengadakan kegiatan-kegiatan olahraga. Begitu pula dengan organisasi yang dipimpin oleh seorang seniman, tentunya akan mengadakan kegiatankegiatan kesenian. Tidak berbeda dengan organisasi yang dipimpin oleh seorang tenaga pendidik, tentunya akan mengadakan kegiatan-kegiatan dalam bidang pendidikan. Sifat inilah yang harus dihindari jika ingin menjadi pemimpin yang baik. Untuk menghindari hal tersebut, seorang pemimpin harus memegang prinsipprinsip kepemimpinan sebagai berikut. a. Menjadi teladan yang baik b. Memiliki rasa tanggung jawab c. Berani mengambil kebijakan dan bersedia menerima resiko d. Menciptakan kesempatan berkarya bagi anggota e. Menciptakan kerjasama yang baik di kalangan anggota. E. Penutup Pemimpin dalam organisasi yang memiliki pengetahuan tentang manajemen organisasi dan kepemimpinan akan mampu menjalakan roda organisasi dengan baik. Setiap tipe dan gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan bergantung pada situasi dan kondisi organisasi yang dipimpin. Berbagai tipe dan gaya kepemimpinan tersebut dapat dipadukan untuk menghasilkan suatu bentuk jiwa kepemimpinan yang

dapat diterima oleh semua anggota. Agar seorang pemimpin dapat lebih mengefektikan dan mengefisiensikan semua sumber daya dalam organisasi, pemimpin tersebut haruslah mampu mengatur dan mengarahkan semua anggota dengan konsep manajemen yang baik.

Anda mungkin juga menyukai