Anda di halaman 1dari 6

Kepemimpinan

Berkaca pada masa Yunani Kuno, tugas seorang pemimpin hanya satu, yakni mengajak orang
untuk “melakukan tindakan-tindakan luar biasa di dalam dunia yang tidak pasti, dengan hanya
menggunakan satu alat: yakni kata-kata.” Rumusan paling padat tentang hal ini dapat dilihat di
dalam pemikiran Aristoteles tentang kepemimpinan. Baginya ada tiga bahasa kepemimpinan,
yakni rasionalitas, otentisitas, dan empati. Rasionalitas yakni kemampuan manusia untuk menalar,
berpikir. Yang kedua adalah pemimpin menegaskan, bahwa dirinya memiliki nilai-nilai luhur.
Ketiga, Setiap pikiran maupun tindakannya harus dibimbing oleh nilai-nilai luhur kehidupan
tersebut. Sedangkan keempat, adalah seorang pemimpin perlu untuk merasa peduli dengan situasi
kolega maupun bawahannya

Teori Watkins (1992) adalah “kepemimpinan berkaitan dengan anggota yang memiliki kekhasan
dari suatu kelompok yang dapat dibedakan secara positif dari anggota lainnya baik dalam perilaku,
karakteristik pribadi, pemikiran, atau struktur kelompok”.

Pendapat Werren Bennis & Burt Nanus (2006:3), mengatakan bahwa kepemimpinan dilihat dari
aspek peran sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih.

Pendapat John Locke, melukiskan kepemimpinan sebagai suatu proses membujuk (inducing)
orang lain menuju sasaran bersama. Definisi ini mencakup tiga hal:

1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relation concept). Kepemimpinan hanya


ada dalam proses relasi dengan dengan orang lain (para pengikut). Apabila tidak ada
pengikut maka tidak ada pemimpin.
2. Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin harus
melakukan sesuatu.
3. Kepemimpinan harus membujuk orang-orang untuk mengambil tindakan. Pemimpin
membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang
terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan
dan hukuman, dan mengkomunikasikan visi.

Tipe-Tipe Pemimpin

Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah seorang pemimpin yang :
a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
b. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.
e. Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya.
f. Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)

Tipe Militeristis
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis memiliki sifat-sifat:
a. Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya.
b. Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya.
c. Senang kepada formalitas yang beriebih-lebihan.
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
e. Sukar menerima kritikan dari bawahan.
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai acara dan keadaan.

Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang patemalistis ialah seorang yang :
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
b. Bersikap terlalu melindungi.
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan
inisiatif.
d. Jarang i-nemberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi
dan fantasinya.
e. Sering bersikap maha tahu.

Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin
memiliki kharisma. yang diketahui ialah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik
yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar,
Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang
kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan
gaib (supernatural powers).

Tipe Laissez Faire


Seorang pemimpin yang bertipe laissez faire adalah seorang yang bersifat :

1. Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif. dalam arti bahwa
para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati
nuraninya asal saja kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisasi tetap tercapai.
2. Bahwa pada umumnya organisasi akan berjaian lancar dengan sendirinya karena para
anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang dicapai dan tugas apa yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota.
3. Seorang pimpinan yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan
organisasional.
4. Seorang pemimpin yang cenderung memilih peranan pasif dan membiarkan organisasi
berjaian dengan sendirinya tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi berjalan.

5. Pemimpin yang bertipe ini sering dianggap sebagai seorang penumpin yang kurang
memiliki rasa tanggungjawab yang wajar terfiadap organisasi yang dipimpinnnya.

Tipe Demokratis
Untuk tipe pemimpin demokratis adalah yang bersifat:
1. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia
adalah mahluk yang termulia di dunia. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan
dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya.
2. Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya.
3. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan.
4. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
5. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
6. Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran
sertanya dalam proses pengambilan keputusan.

Kepemimpinan tipe ini adalah kepemimpinan yang ” Menerapkan empat gaya kepemimpinan
berdasarkan ukuran/persepsi tentang kemauan dan kemampuan orang yang dipimpin. Empat gaya
tersebut adalah:

1. Instruksi, untuk bawahan yang tingkat kemauan, kemampuan, keyakinan dan


pengetahuannya rendah atau tidak ada sama sekali.
2. Konsultasi, untuk bawahan yang kemampuannya rendah tetapi kemauannya tinggi. Cara
ini dengan mengarahkan, mendukung dan melakukan komunikasi dua arah.

3. Partisipasi, untuk hawahan yang kemampuan. pendidikan, pengetahuan dan


pengalamannya tinggi tapi motivasi dan keyakinannya rendah. Model inj adalah penerapan
gaya kepemimpinan dengan mendukung dan saling tukar ide tanpa mengarahkan.
4. Delegasi, untuk bawahan yang tingkat kematangannya tinggi, kemauan dan
kemampuannya dapat diandalkan. Model ini tidak berarti pemimpin tidak
bertanggungjawab, tetapi mengajarkan kepada bawahan bagaimana caranya bertanggung
jawab.

Pemimpin Formal dan Informal


Selain tipe kepemimpinan juga terdapat jenis kepemimpinan. Jenis kepemimpinan ada dua macam,
pemimpin formal (formal leaders) dan pemimpin informal (informal leaders):

1. Pemimpin formal : Orang yang secara resmi diangkat dalam jabatan kepemimpinan, diatur
dalam organisasi secara hierarki dan tergambar dalam suatu bagan yang tergantung dalam
tiap-tiap kantor. Pemimpin ini sering dikenal dengan sebutan “kepala
2. Pemimpin informal : Seorang yang karena latar belakang pribadi yang kuat mewarnai
dirinya. memiliki kualitas subyektif atau obyektif yang memungkinkannya tampil dalam
kedudukan di luar struktur organisasi resmi namun ia dapat mempengaruhi kelakuan dan
tindakan suatu kelompok masyarakat, baik dalam arti positif maupun negatif. Dalam Islam
pemimpin informal adalah Ulama, Ustadz ,Kyai, atau tokoh masyarakat.
Keorganisasiaan

Definisi Organisasi
Secara etimologi organisasi berasal dari kata organ yaitu struktur atau susunan tubuh yang terdiri
dari kepala, badan dan kaki. Secara terminologi organisasi adalah perkumpulan dua orang atau
lebih yang memiliki tujuan tertentu

Syarat Organisasi
a. Tujuan adalah yang mengarahkan jalannya organisasi
b. Aturan adalah yang memaksa setiap orang yang tergabung didalam organisasi agar disiplin
dan teratur dalam menjalankan tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab dan kewajiban.
c. Pengurus adalah yang menggerakkan organisasi yang dimaksud adalah pengurus harian
organisasi.
d. Anggota adalah yang digerakkan bukan dalam artian tidak memiliki hak untuk bertindak
ketika ada pelanggaran yang dilakukan oleh pengurus.

Jenis-Jenis Organisasi
a. Formal adalah organisasi yang memiliki aturan main secara tertulis dan dijadikan sebagai
acuan dalam menjalankan program kerja. Seperti Ad/Art, dll.
b. Non formal adalah organisasi yang aturannya dipahami secara umum dan tidak tertulis
seperti kelompok masyarakat di suatu Lingkungan, dll.
c. In formal adalah organisasi skala kecil yang pengaturannya secara alamiah seperti rumah
tangga.

Sifat-Sifat Organisasi
a. Independen adalah organisasi yang berdiri sendiri dan tidak memiliki hubungan konstitusi
dengan organisasi lain (non structural dengan organisasi lain)
b. Non Independen adalah organisasi yang memiliki hubungan konstitusi dengan organisasi
lain.

Macam-Macam Organisasi
a. Provit adalah organisasi yang mencari keuntungan, secara khusus mencari keuntungan dari
segi keuangan seperti PT. koperasi, pertokoan, dll.
b. Non provit adalah organisasi yang mengedepankan pengembangan keilmuan seperti HMI,
LRCom. Diha, LSN Makassar, dll.

Bentuk-Bentuk Organisasi
a. Organisasi taktis adalah organisasi jangka pendek yang tidak memiliki kader dan ada ketika
ada masalah-masalah tertentu yang dianggap serius. Seperti ALAM belo dibentuk untuk
menghadapi masalah pertambangan mangan di kec. Belo kab. Bima thn 2008.
b. Organisasi teknis adalah organisasi jangka panjang yang memilki kader dan aturan main
yang jelas untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan setiap program kerja. Seperti HMI,
LRCom. Diha, LSN Makassar, dll.
Perangkat Organisasi
Organisasi memiliki perangkat yang jelas, baik itu organisasi taktis maupun organisasi teknis,
organisasi formal, non formal dan seterusnya:

1. Perangkat lunak. AD/ART dan aturan sejenis khusus untuk organisasi dibawah naungan
Negara UUD untuk organisasi kenegaraan
2. Perangkat keras.
a. Pengurus. Pengurus yang dimaksud adalah secara keseluruhan dan tidak dibatasi hanya
pada pengurus harian atau pengurus inti organisasi yang menjadi penggerak dalam
mencapai kesuksesan dan tidaknya suatu organisasi. Contoh seperti hierarki pengurus
LRCom. Diha, Dewan penasehat, Dewan pertimbangan organisasi (DPO) Pengurus
devinitif , yang didalamnya ada ketua umum, sekum, bendum dan bidang-bidang.
b. Anggota. Anggota yang dimaksud adalah secara keseluruhan. Contoh seperti Hierarki
kenggotaan LRCom. Diha, Anggota inti, Anggota biasa, dan Anggota kehormatan.

8. Forum organisasi

Musauwarah besar (MUBES)

Adalah tempat pengambilan keputusan tertinggi organisasi

Rapat kerja (RAKER)

Adalah rapat untuk membahas program kerja.

Siding pleno

Adalah siding yang dihadiri oleh peserta penuh untuk membahas dan merancang program kerja
yang akan di jalankan selama masa kepengurusan.

Rapat panitia

Yaitu rapat yang dihadiri oleh jajaran kepanitiaan. Terkecuali di undang.

Rapat bidang

Adalah rapat yang dihadiri oleh ketuan bidang dan anggota bidang.

Rapat anggota

Adalah rapat yang bisa dihadiri oleh anggota saja, terkecuali di undang.

Rapat pengurus
adalah rapat yang bias dihadiri oleh pengurus untuk membahas sejauh mana program kerja yang
dilaksanakan oleh pengurus.

Anda mungkin juga menyukai