Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK NEGOSIASI DAN KEPEMIMPINAN

[MNI 307, 3 (1-2)]

GAYA KEPEMIMPINAN

2021
PENGERTIAN

Pengertian gaya kepemimpinan (Davis dan


Newstrom;1995): pola tindakan pemimpin secara
keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu
oleh bawahan.

GAYA KEPEMIMPINAN  sebagai suatu


perwujudan tingkah laku dari seorang
pemimpin, yang menyangkut
kemampuannya dalam memimpin yang
biasanya membentuk suatu pola atau
bentuk tertentu.
ALIRAN TEORI KEPEMIMPINAN

GAYA KEPEMIMPINAN dari seorang pemimpin, pada


dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori
berikut ini.
1. Teori Genetis (Keturunan).
Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor
made” (pemimpin itu dilahirkan/bakat bukannya dibuat).
2. Teori Sosial.
Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and
not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya
kodrati).
3. Teori Ekologis.
Intinya seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila
ia telah memiliki bakat kepemimpinan  bakat tersebut kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang
memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
TIPE KEPEMIMPINAN
1. Tipe Otokratis, ciri-cirinya:
 Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi;
 Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
 Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata;
 Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat;
 Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya;
 Sering mempergunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2. Tipe Militeristis, memiliki sifat-sifat berikut :


 Sistem perintah yang lebih sering dipergunakan;
 Senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya;
 Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
 Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
 Sukar menerima kritikan dari bawahannya;
 Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis, memiliki ciri-ciri:
 Menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa;
 Bersikap terlalu melindungi (overly protective);
 Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan;
mengambil inisiatif; mengembangkan daya
kreasi dan fantasinya;
 Sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Karismatik, umumnya mempunyai daya tarik


yang amat besar sehingga mempunyai pengikut
sangat besar, meskipun para pengikut itu sering
pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka
menjadi pengikut pemimpin itu.
6. Tipe Demokratis, memiliki karakteristik:
1. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak
dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang
termulia di dunia;
2. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan
tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi
dari pada bawahannya;
3. Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya;
4. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork
dalam usaha mencapai tujuan;
5. Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan
yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan
yang lain;
6. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih
sukses daripadanya;
7. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya
sebagai pemimpin.
SIKAP PEMIMPIN

Gaya Kepemimpinan dapat terlihat dari Sikap Pemimpin, yaitu:


1. Sebagai Pemimpin. Pemimpin harus mampu memberikan
bimbingan/tuntunan yang diperlukan serta senantiasa
menjadi contoh dan teladan dalam perkataan, perbuatan,
menimbulkan dan memelihara kewibawaan serta mampu
melahirkan Pemimpin baru.
2. Sebagai Guru. Pemimpin harus berusaha meningkatkan
kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan anggotanya baik
perorangan maupun dalam hubungan kelompok. Memiliki
kesabaran dan ketenangan dalam mendidik dan melatih.
3. Sebagai Pembina. Pemimpin senantiasa berusaha agar
organisasi dalam melaksanakan tugasnya selalu berhasil
guna dan berdaya guna. Dalam usaha pembinaan selalu
diarahkan kepada peningkatan dan pemeliharaan unsur
personil, materil dan kemampuan operasionalnya. Selain itu
pemimpin harus menguasai makna fungsi pembinaan yang
meliputi perencanaan, penyusunan, pengarahan dan
pengawasan.
4. Sebagai Bapak. Pemimpin harus berperilaku
sederhana, mengenal setiap anggota bawahan,
bersikap terbuka dan ramah, mengayomi,
bijaksana tetapi tegas, adil, mendorong dan
berusaha meningkatkan kesejahteraan anggota
bawahan baik materiel maupun spirituil.
5. Sebagai Teman Seperjuangan. Dalam keadaan
suka dan duka, pemimpin dan bawahan merasa
senasib sepenanggungan dan saling membantu,
serta bersedia berkorban demi kepentingan
bersama.
GAYA KEPEMIMPINAN
1. Gaya koersif (coercive) dilakukan dengan pendekatan
“lakukan apa yang saya katakan”, di mana kepatuhan dari
bawahan menjadi fokus utama.
2. Gaya otoritatif (authoritative or visionary) dilakukan dengan
pendekatan “mari bersama saya” yang memberikan
kejelasan arah dan visi kemana organisasi akan menuju.
3. Gaya afiliatif (affiliative) dilakukan dengan pendekatan
dengan sikap mendahulukan dan menciptakan
keharmonisan antar orang.
4. Gaya demokratik (democratic) dilakukan dengan
pendekatan manajemen partisipatif yang mendukung dan
memberikan kesempatan keterlibatan sebanyak mungkin
dari bawahan, dimana tujuannya adalah membangun
komitmen bawahan dan mendapatkan sebanyak mungkin
ide dan masukan dari mereka.
5. Gaya penentu standar (pacesetting) dilakukan
dengan pendekatan “ikuti saya, lakukan apa yang
saya lakukan”, yang menetapkan standar kinerja
yang tinggi dan selalu menekankan serta
menuntut hal tersebut kepada bawahan dalam
penyelesaian tugas.
6. Gaya pelatih (coaching) dilakukan dengan
pendekatan yang menekankan pentingnya
pengembangan individu secara jangka panjang.
“GAYA KEPEMIMPINAN EFEKTIF”

Merupakan Gaya Kepemimpinan Yang


Diterapkan Sesuai Dengan Situasi dan Kondisi
Yang Sedang Terjadi/Dihadapi Oleh Seorang
Pemimpin
M.K. SOFT SKILL II
[MNI 307, 3 (1-2)]

TERIMA KASIH

2021

Anda mungkin juga menyukai