Newstrom;1995): pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan.
GAYA KEPEMIMPINAN sebagai suatu
perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin yang biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. ALIRAN TEORI KEPEMIMPINAN
GAYA KEPEMIMPINAN dari seorang pemimpin, pada
dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini. 1. Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin itu dilahirkan/bakat bukannya dibuat). 2. Teori Sosial. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). 3. Teori Ekologis. Intinya seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. TIPE KEPEMIMPINAN 1. Tipe Otokratis, ciri-cirinya: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi; Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya; Sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis, memiliki sifat-sifat berikut :
Sistem perintah yang lebih sering dipergunakan; Senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. 3. Tipe Paternalistis, memiliki ciri-ciri: Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; Bersikap terlalu melindungi (overly protective); Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan; mengambil inisiatif; mengembangkan daya kreasi dan fantasinya; Sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik, umumnya mempunyai daya tarik
yang amat besar sehingga mempunyai pengikut sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. 6. Tipe Demokratis, memiliki karakteristik: 1. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia; 2. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; 3. Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya; 4. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan; 5. Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; 6. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; 7. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. SIKAP PEMIMPIN
Gaya Kepemimpinan dapat terlihat dari Sikap Pemimpin, yaitu:
1. Sebagai Pemimpin. Pemimpin harus mampu memberikan bimbingan/tuntunan yang diperlukan serta senantiasa menjadi contoh dan teladan dalam perkataan, perbuatan, menimbulkan dan memelihara kewibawaan serta mampu melahirkan Pemimpin baru. 2. Sebagai Guru. Pemimpin harus berusaha meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan anggotanya baik perorangan maupun dalam hubungan kelompok. Memiliki kesabaran dan ketenangan dalam mendidik dan melatih. 3. Sebagai Pembina. Pemimpin senantiasa berusaha agar organisasi dalam melaksanakan tugasnya selalu berhasil guna dan berdaya guna. Dalam usaha pembinaan selalu diarahkan kepada peningkatan dan pemeliharaan unsur personil, materil dan kemampuan operasionalnya. Selain itu pemimpin harus menguasai makna fungsi pembinaan yang meliputi perencanaan, penyusunan, pengarahan dan pengawasan. 4. Sebagai Bapak. Pemimpin harus berperilaku sederhana, mengenal setiap anggota bawahan, bersikap terbuka dan ramah, mengayomi, bijaksana tetapi tegas, adil, mendorong dan berusaha meningkatkan kesejahteraan anggota bawahan baik materiel maupun spirituil. 5. Sebagai Teman Seperjuangan. Dalam keadaan suka dan duka, pemimpin dan bawahan merasa senasib sepenanggungan dan saling membantu, serta bersedia berkorban demi kepentingan bersama. GAYA KEPEMIMPINAN 1. Gaya koersif (coercive) dilakukan dengan pendekatan “lakukan apa yang saya katakan”, di mana kepatuhan dari bawahan menjadi fokus utama. 2. Gaya otoritatif (authoritative or visionary) dilakukan dengan pendekatan “mari bersama saya” yang memberikan kejelasan arah dan visi kemana organisasi akan menuju. 3. Gaya afiliatif (affiliative) dilakukan dengan pendekatan dengan sikap mendahulukan dan menciptakan keharmonisan antar orang. 4. Gaya demokratik (democratic) dilakukan dengan pendekatan manajemen partisipatif yang mendukung dan memberikan kesempatan keterlibatan sebanyak mungkin dari bawahan, dimana tujuannya adalah membangun komitmen bawahan dan mendapatkan sebanyak mungkin ide dan masukan dari mereka. 5. Gaya penentu standar (pacesetting) dilakukan dengan pendekatan “ikuti saya, lakukan apa yang saya lakukan”, yang menetapkan standar kinerja yang tinggi dan selalu menekankan serta menuntut hal tersebut kepada bawahan dalam penyelesaian tugas. 6. Gaya pelatih (coaching) dilakukan dengan pendekatan yang menekankan pentingnya pengembangan individu secara jangka panjang. “GAYA KEPEMIMPINAN EFEKTIF”
Merupakan Gaya Kepemimpinan Yang
Diterapkan Sesuai Dengan Situasi dan Kondisi Yang Sedang Terjadi/Dihadapi Oleh Seorang Pemimpin M.K. SOFT SKILL II [MNI 307, 3 (1-2)]