BAB II
A. GAYA KEPEMIMPINAN
gaya secara kasar adalah sama dengan cara yang dipergunakan pemimpin
atau cara memimpin yang efektif yang dapat diterima oleh semua pihak
secara tegas atau bawahan menjalankan tugas dengan senang hati atas dasar
1
Miftah toha, Prilaku Organisasi, (Jakarta: Rajawali, 1983) h. 296
2
Ibid, h. 296
3
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Untuk Praktek Profesional, (Bandung:
Angkasa, 1989) h. 303
22
24
dipergunakan dan unsur tujuan sebagai cita-cita yang ingin dicapai. Untuk
2. Gaya Kepemimpinan
1. Menurut Siagian, SP
a. Tipe Otokratis
4
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosada
Karya, cet. ke 13, 2004) h. 48
25
b. Tipe Militeristik
dipergunakan.
c. Tipe Paternalistik
2) Bersikap melindungi.
d. Tipe Kharismatik
e. Tipe Demokratis
yang:
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang lain.
padanya.
pemimpin5
a. Kharismatik
5
Siagian SP, Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, (Jakarta: Gunung
Agung, 1986) h 42-44
28
b. Peternalistis
semacam ini seolah menunjukkan bahwa dirinya paling tahu dan paling
c. Militeristis
yang otoriter. Perbedaannya gaya semacam ini lebih keras. Sekeras militer
lalu bawahan selalu diancam dengan sanksi-sanksi jika tak mau menuruti
keinginannya.
d. Liazez Faire
e. Demokrasi
ini terletak bukan pada person individu pemimpin, akan tetapi kekuatan
justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok atau
anggotanya.
f. Otoriter
fakta atau kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai dengan apa yang
ketaatan para bawahan segera mengendor dan disiplin kerja pun akan
merosot.6
4. Di antaranya:
a. Gaya instruktif
6
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Bandung: Rajawali Press, 2001) h. 73
31
b. Gaya konsultatif
c. Gaya pertisipatif
d. Gaya delegatif
antara lain :
menyelesaikan tugas.
pada atasan.
7
Mas Adjie, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru (On-
Line) Tersedia di http://zakwaan-priaji.blogspot.co.id/2013/07/kepemimpinan-kepala-sekolah-
dalam_13.html (25 Januari 2016)
33
kelompoknya
pekerjaan bawahannya
Topik ini senantiasa memberikan daya tarik yang kuat pada setiap
orang. Oleh karena itu banyak literatur yang dapat dengan mudah kita
tentang kepemimpinann sudah pasti juga akan banyak kita jumpai pada
34
amir yang berarti penguasa. Kedua kata tersebut dalam bahasa Indonesia
yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. John C. Maxwell,
atau memberikan teladan sehingga dalam setiap apapun yang akan dilakukan
sebagai pemimpin dapat dilihat oleh anggota atau bawahan dan bahkan atasan
Anda.
mengandalkan jabatannya.
8
John C. Maxwell, The 360 Leader, Mengembangkan anda dari posisi manapun di
organisasi (Jakarta: PT Buana Ilmu Populer,2016) h.337-338
35
menjadi gelisah.
yang telah Anda lakukan untuk organisasi tersebut. Di level ini biasanya
menyukai Anda dan mereka juga menyukai apa yang telah Anda lakukan.
mengikuti Anda karena apa yang telah Anda lakukan untuk mereka. Disini
manusia didalamnya.
Anda karena siapa Anda dan apa yang Anda representasikan. Di level ini
pengawasan.
5. Tujuan Kepemimpinan
sosial. Pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh
dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi dilapangan. Dalam hal
6. Fungsi Kepemimpinan
pemecahan masalah.
kerja pikir dari pada kerja fisik dalam memipin organisasinya, misalnya
pimpinan pada tingkat lebih rendah dan memikirkan hal-hal yang sifatnya
mempergunakan kerja fisik dari pada kerja pikir. Untuk itu ia lebih banyak
orang untuk mencapai suatu tujuan bersama 10. Sedangkan Hisyam At-Thalib
sekumpulan orang atau manusia menuju kesatuan tujuan yang telah ditetapkan
prilaku seseorang yang terlihat oleh orang lain di luar dirinya. Dari sudut
9
Bernadine R. Wirjana dan Susilo Supardo, Kepemimpinan : Dasar-Dasar dan Pengembanganya.
(Yogyakarta: Andi Offset, 2006), hal 3.
10
Charles J. Keating, Kepemimpinan, Teori Dan Pengembangan, alih bahasa, A.M
Mangunhardjana, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1986), h 9.
11
Hisyam Yahya At-Thalib, Panduan Latihan bagi Gerakan Dakwah, (Jakarta: Media
Dakwah, 1999) h. 51
12
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta: University Press, 2001) h.
97
40
maksud mengarahkan dan mendorong guna mencapai suatu tujuan yang sama
anggotanya.
mengadakan evaluasi
B. LOYALITAS
1. Pengertian Loyalitas
Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai
suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbil tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari
kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan
Loyalitas adalah salah satu hal yang tidak dapat dibeli dengan uang.
untuk dilakukan.
13
Reksohadiprojo, Sukanto dan T. Hani Handoko, Organisasi Perusahaan, (Yogyakarta:
BPFE, edisi II, 1991), h. 286-287
14
Muhammad Said Al-Qahthani, Al-Wala Wal-Bara, Konsep Loyalitas & Perumusan dalam Islam
(Jakarta Timur, Aqwam Jembatan Ilmu) h 143
42
kita harus tahu apa pengertian loyalitas. Loyalitas memiliki kata dasar loyal
yang berasal dari bahasa Prancis kuno loial. Menurut Oxford Dictionary,
loyalitas menurut Oxford Dictionary adalah mutu dari sikap setia (loyal),
dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau
berbagai hal. Dari sekian banyak studi mengenai pengertian loyalitas, hanya
satu kategori pengertian loyalitas yang akan kita bahas dalam artikel ini.
kesetiaan menjadi poin utama yang dapat diberikan anggota kepada organisasi
dengan seberapa lama dan banyaknya waktu serta tenaga yang dicurahkan
oleh seorang anggota untuk bekerja tanpa mengharapkan imbalan apapun dari
namun dapat diliat dari seberapa besar pikiran, perhatian, gagasan, serta
Saat ini pengertian loyalitas anggota bukan lagi sekadar merujuk pada
15
https://www.facebook.com/notes/belantara-tara-matjan-kusuma/pentingnya-loyalitas-dan-
kebersamaan-dalam-organisasi-till-death-do-us-part-/10151834679250063/
44
Seorang anggota yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai
membuat anggota akan bersikap taat tanpa merasa terpaksa atau takut
tersebut.
segan untuk bekerja sama dengan anggota lain. Bekerja sama dengan
d. Rasa memiliki
organisasi.
hubungan antar pribadi yang baik terhadap anggota lain dan juga
loyalitas adalah suatu hal yang sulit untuk diciptakan namun mudah
1) Faktor Rasional
2) Faktor Emosional
16
http://ciputrauceo.net/blog/2015/11/19/pengertian-loyalitas-dan-serba-serbi-pengertian-
loyalitas-karyawan
48
anggota di organisasi.
3) Faktor kepribadian
dengan pengertian loyalitas antara lain adalah sifat mudah bosan dan
keloyalitasan anggota