1,5
Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja UIN Alauddin Makassar
2,3,4
Bagian Epidemiologi UIN Alauddin Makassar
ABSTRAK
Sikap kerja tidak ergonomis pada pengrajin batu bata merupakan posisi kerja tidak ala-
miah yang diakibatkan oleh letak fasilitas kerja yang tidak sesuai dengan antropometri
pekerja.Postur kerja tidak alamiah misalnya postur kerja yang selalu berdiri, jongkok, dan
membungkuk, dalam waktu lama yang menyebabkan ketidaknyamanan dan berisiko menye-
babkan Musculosceletal Disorder.Tujuan penelitian ini menganalisis postur kerja dengan me-
tode RULA dan melakukanre-desain fasilitas kerja denganpengukuran antropometri pengrajin-
batu batadi Kelurahan Kalase’rena Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.Jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan observasional. Pengambilan sampel dila-
kukan dengan metode purposive sampling yang berjumlah 38 responden dari60 pekerja ber-
dasarkan kriteria inklusi: tenaga kerja laki-laki, masih aktif bekerja saat penelitian, berusia
<55 tahun, dan masa kerja >1 tahun. Hasil penelitian menunjukkan pada tahap pencetakanbatu
bata dengan postur kerja bungkuk berada pada level risiko tinggi sehingga diperlukan perbai-
kan postur kerja sekarang juga. Sedangkan pada proses pencetakanbatu bata dengan postur
kerja berdiri berada pada level risiko sedang sehingga diperlukan perbaikan postur kerja dalam
waktu dekat. Oleh karena itu perlu adanya perbaikanfasilitaskerja yang ergonomis, seperti
kursi kerja: tinggi 45 cm disertai baut ring sepanjang 20 cm sehingga dapat mengatur keting-
gian kursi dari rentang 35-55 cm, panjang kurang lebih 29 cm, lebar kurang lebih 29 cm,
tinggi sandaran kurang lebih 55 cm, lebar sandaran kurang lebih 43 cm dan meja kerja: pan-
jang kurang lebih 200 cm, lebarkurang lebih 100 cm, dan tinggi 52 cm disertai baut ring
sepanjang20 cm di bawah meja sehingga dapat mengatur ketinggian meja dari rentang 42-62
cm, sehingga pekerja dapat bekerja dengan aman, nyaman dan produktif.
Kata kunci: Postur Kerja, RULA, Re-desain, Fasilitas Kerja, Pengrajin Batu Bata
satu anggota tubuh (Siska & Teza, 2012). bahwa 40,5% pekerja di Indonesia mem-
Menurut WHO (2007) kelu- punyai keluhan gangguan kesehatan yang
hanMSDsadalah penyakit akibat kerja ter- berhubungan dengan pekerjaannya dan
besar yang diderita jutaan Pekerja di salah satunya adalah gangguan musculosce-
Eropa.National Health Interview Study letal disorders sebanyak 16%. Gangguan
(NHIS) (2008) melaporkan bahwa keluhan kesehatan yang dialami pekerja menurut
musculoskeletal disorders merupakan pen- studi yang dilakukan terhadap 9.842 pekerja
yebab dari 50% penyakit akibat kerja pada di 12 kabupaten/kota di Indonesia, umum-
anggota gerak tubuh bagian atas yang meli- nya berupa gangguan musculosceletal dis-
puti bahu, lengan atas, siku, lengan bawah, orders (16%), kardiovaskuler (8%), gang-
pergelangan tangan, dan telapak tangan. guan syaraf (6%), gangguan pernapasan
The Bureau of Labor Statistic (BLS) mela- (3%) dan gangguan THT (1,5%)
porkan bahwa pada tahun 2011 keluhan (Handayani, 2011).
musculosceletal disorders menyumbang Berdasarkan pengamatan peneliti
33% dari semua kasus cedera akibat kerja aktifitas yang dilakukan pekerja industri
dan penyakit akibat kerja dengan jumlah batu bata di Kelurahan Kalase’rena, Ke-
kasus 387.820 (Prayojani, 2016). camatan Bontonompo, Kabupaten Gowa
International Labour Organization masih menggunakan cara tradisional yang
(ILO) (2013) dalam program The Preven- berisiko menyebabkan musculosceletal dis-
tion Of Occupational Diseases menyebut- orders. Hal ini dikarenakan pada proses
kan musculosceletal disorders, termasuk pembuatan batu bata dilakukan secara
carpal tunnel syndrome, mewakili 59% berulang-ulang, dan membungkuk serta be-
dari keseluruhan catatan penyakit yang ban yang diangkat berlebihan dalam waktu
ditemukan pada tahun 2005 di Eropa. yang lama dengan posisi kerja yang tidak
Laporan Komisi Pengawas Eropa menghi- ergonomis membuat ketegangan otot atau
tung kasus musculoskeletal disorders men- gangguan pada struktur tubuh para Pekerja
yebabkan 49,9% ketidakhadiran kerja lebih Berdasarkan hasil penelitian yang
dari tiga hari dan 60% kasus ketidak- dilakukan oleh Mallapiang, dkk.(2015) pada
mampuan permanen dalam bekerja pengrajin batu tatakan di Desa Lempang
(Suwanto, 2016). Kec.Tanete Riaja Kab.Barru, menyebutkan
Berdasarkan data Departemen Kese- bahwa pengrajin batu tatakan berisiko men-
hatan Republik Indonesia dalam profil ma- galami Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
salah kesehatan tahun 2005 menunjukkan karena dalam melakukan pekerjaannya le-
V O L UM E 10, N O. 1, JAN UAR I -J UN I 2018 AL -SIH AH 51
singkat.
men kegiatan dalam alur proses produksi
yang paling sering dan lama dilakukan oleh
HASIL PENELITIAN
pengrajin batu bata yaitu pada proses
Pengumpulan data dibagi atas 2
pencetakan, pengeringan, dan pembakaran.
(dua) bagian yaitu : data postur kerja dan
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh ha-
Tabel 1. Alur Proses Produksi Batu Bata Berdasarkan Waktu dan Sikap Kerja
Frekuensi dan
No. Alur Proses Produksi Sikap Kerja
Durasi
15 menit
1. Persiapan bahan baku Berdiri dan bungkuk
Pencampuran bahan
2. 15 menit Bungkuk
baku
3. Pencetakan 5-6 jam/hari Berdiri, jongkok, dan bungkuk.
4. Pengeringan 1-7 hari Jongkok, bungkuk dan duduk.
Peyusunan batu bata
5. 2 jam Berdiri dan bungkuk.
yang telah kering
72 jam Berdiri, bungkuk, dan duduk tergantung
6. Pembakaran
banyak sedikitnya batu bata yang dibakar.
pada proses pencetakan batu bata dengan sponden yaitu pada pergelangan tangan kiri
postur kerja bungkuk berada pada level 4 sebanyak 1 responden (2,6%).
(tinggi) dengan skor 7. (Data primer, 2017) Antropometri
Standard Nordic Questionnaire Berdasarkan tabel 3, menunjukkan
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa terdapat 11 dimensi tubuh yang diu-
bahwa keluhan terbanyak yang dirasakan kur yaitu (1) Tinggi Duduk Tegak nilai rata
responden ada pada bagian punggung se- -ratanya adalah 70,4, nilai standar deviasi
banyak 27 responden (71,1%), sedangkan 3,38, nilai rata-rata maksimal 74, nilai rata-
keluhan yang paling sedikit dirasakan re- rata minimal 66, batas kelas atas 77,23 dan
54 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 1, JAN UAR I -J UN I 2018
batas kelas bawah 63,71. (2) Tinggi Bahu nilai standar deviasi 1,26, nilai rata-rata
Duduk nilai rata-ratanya adalah 48,3, nilai maksimal 43, nilai rata-rata minimal 40,
standar deviasi 3,83, nilai rata-rata maksi- batas kelas atas 43,78 dan batas kelas
mal 55, nilai rata-rata minimal 43, batas ke- bawah 38,74. (7)Pantat Polipteal nilai rata
las atas 56,06 dan batas kelas bawah 40,66. -ratanya adalah 32,9, nilai standar deviasi
(3)Tinggi Mata Duduk nilai rata-ratanya 2,39, nilai rata-rata maksimal 37, nilai rata-
adalah 60,2, nilai standar deviasi 4,47, nilai rata minimal 29, batas kelas atas 37,75 dan
rata-rata maksimal 68, nilai rata-rata mini- batas kelas bawah 28,19. (8)Pantat ke Lutut
mal 54, batas kelas atas 69,2 dan batas kelas nilai rata-ratanya adalah 47,5, nilai standar
bawah 51,32. (4)Tinggi Siku Duduk nilai deviasi 2,51, nilai rata-rata maksimal 52,
rata-ratanya adalah 15,6, nilai standar devi- nilai rata-rata minimal 43, batas kelas atas
asi 1,68, nilai rata-rata maksimal 18, nilai 52,57 dan batas kelas bawah 42,53. (9)
rata-rata minimal 13, batas kelas atas 18,99 Lebar Bahu nilai rata-ratanya adalah 37,7,
dan batas kelas bawah 12,27. (5)Tebal Paha nilai standar deviasi 3,64, nilai rata-rata
nilai rata-ratanya adalah 12, nilai standar maksimal 43, nilai rata-rata minimal 31,
deviasi 1,45, nilai rata-rata maksimal 14, batas kelas atas 45,04 dan batas kelas
nilai rata-rata minimal 10, batas kelas atas bawah 30,48. (10)Lebar Pinggul nilai rata-
14,95 dan batas kelas bawah 9,15. (6)Tinggi ratanya adalah 33,6, nilai standar deviasi
Polipteal nilai rata-ratanya adalah 41,2, 3,09, nilai rata-rata maksimal 38, nilai rata-
V O L UM E 10, N O. 1, JAN UAR I -J UN I 2018 AL -SIH AH 55
rata minimal 27, batas kelas atas 39,81 dan rubahan dibutuhkan segera mungkin
batas kelas bawah 27,45. (11)Berat Badan (mendesak). Postur kerja bungkuk dapat
nilai rata-ratanya adalah 62,7, nilai standar menimbulkan rasa pegal dan nyeri pada
deviasi 7,20, nilai rata-rata maksimal 73, tubuh khususnya pada pinggang, pung-
nilai rata-rata minimal 40, batas kelas atas gung, lengan atas, serta pergelangan tan-
77,13 dan batas kelas bawah 48,33. (Data gan. Berdasarkan perhitungan dengan me-
primer, 2017) tode Rapid Upper Limb Assessment
(RULA), postur kerja bungkuk berada pada
PEMBAHASAN level risiko tinggi dengan membentuk
Postur Kerja sudut yang besar pada seluruh bagian tubuh
Berdasarkan hasil analisa penceta- yang diukur.
kan batu bata dengan postur kerja berdiri Postur kerja tidak ergonomis akan
berada dilevel 3 dengan skor 6 yang membuat pekerja melakukan sikap paksa
menunjukkan bahwa postur kerja berdiri dalam melakukan pekerjaannya. Semakin
berada pada level risiko sedang dan diper- jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravi-
lukan perbaikan dalam waktu dekat. tasinya maka semakin tinggi pula risiko
Pencetakan dengan cara berdiri dilakukan terjadinya MSDs. Penelitian ini sejalan
ketika mencetak dengan bantuan meja. dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mencetak dengan postur kerja berdiri me- Pani (2014) pada pekerja las listrik di-
rupakan posisi yang nyaman bagi pekerja, bagian pengelasan dengan menggunakan
hal ini dikarenakan pekerja dalam melaku- metode Rapid Upper Limb Assessment
kan aktifitas pencetakan lebih banyak men- (RULA) menunjukkan bahwa Grand Score
dapat ruang kerja dan mampu untuk untuk postur kerja jongkok dan bungkuk
bekerja secara dinamis. Namun, postur adalah 7 dan berada pada level risiko tinggi
kerja berdiri juga memerlukan tindakan sehingga diperlukan perbaikan postur kerja
perbaikan, karena jika dilakukan dalam sekarang juga. Sedangkan Grand Score
waktu yang lama, bagian tubuh pengrajin untuk postur kerja berdiri dan berdiri den-
khususnya tubuh bagian bawah akan gan tangan terentang ke atas adalah 6 dan
merasakan sakit atau nyeri. berada pada level risiko sedang sehingga
Sedangkan untuk postur kerja bung- diperlukan perbaikan postur kerja dalam
kuk berada dilevel 4 dengan skor 7 yang waktu dekat.
menunjukkan bahwa penyelidikan dan pe- Penelitian lain yang dilakukan oleh
56 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 1, JAN UAR I -J UN I 2018
Mallapiang, dkk. (2016) pada pengrajin me- “Bekerjalah kamu atas tempat tegak kamu
bel UD. Pondok Mekar Kelurahan Antang, dan aku pun akan bekerja pula.” Kalau
Kecamatan Manggala, Kota Makassar men- pendirian yang jelas salah itu hendak kamu
yebutkan bahwa postur kerja pada bagian pertahankan juga, dan seruan dakwahku ti-
penghalusan dan perakitan berada pada dak kamu pedulikan, silahkan kamu bekerja
level tindakan tertinggi sehingga diperlukan meneruskan keyakinan dan pendirian kamu
tindakan perbaikan pada sikap kerja ditiap itu. Akupun akan meneruskan pekerjaanku
alur proses produksi sekarang juga. pula menurut keyakinan dan pendirianku;
Prinsip ergonomi berkaitan dengan “Maka kelak kamu akan mengetahui.”
postur tubuh dalam bekerja yakni menye- Yang setelah kita meneruskan pekerjaan
suaikan pekerjaan dengan atribut/keadaan menurut keyakinan masing-masing, akan
manusia tersebut.lebih lanjut, penulis tafsir kamu lihatlah kelak, siapakah diantara kita
Al-Misbah menafsirkan bahwa, Allah swt. dipihak yang benar (Hamka, 1988).
memerintahkan Nabi Muhammad Saw Standard Nordic Questionnaire
bahwa: Katakanlah kepada mereka; Hai Keluhan musculosceletal disorders
kaumku, yakni kerabat, suku, dan orang- yang dirasakan oleh pekerja erat kaitanya
orang yang hidup dalam suatu masyarakat dengan penggunaan postur kerja yang tidak
denganku, bekerjalah, yakni lakukan secara ergonomis dalam hal ini postur kerja bung-
terus menerus apa yang hendak kamu laku- kuk, dan berdiri. Keluhan yang dirasakan
kan sesuai dengan keadaan, kemampuan, oleh pengrajin batu bata akan semakin
dan sikap hidup kamu, sesungguhnya aku terasa apabila postur kerja dilakukan dalam
akan bekerja pula dalam aneka kegiatan waktu yang lama. Berdasarkan data yang
positif sesuai kemampuan dan sikap hidup diperoleh dari penelitian ini bagian tubuh
yang diajarkan Allah kepadaku, maka kelak yang banyak dikeluhkan adalah bagian
kamu akan mengetahui siapa yang akan punggung. Hal ini tidak jauh berbeda den-
mendapat siksa yang menghinakannya di gan penelitian yang dilakukan oleh Mutiah,
dunia ini dan di timpa pula oleh azab yang dkk. (2013) pada pekerja pembuatan wajan
kekal di akhirat nanti.” (Shihab, 2009). di Desa Cepogo Boyolali, dari penelitian
Penulis tafsir Al-Azhar menafsirkan tersebut diperoleh bagian tubuh yang sering
bahwa, seruan yang diperintahkan oleh Tu- dikeluhkan pekerja adalah bagian punggung
han kepada RasulNya agar disampaikan sebesar 77% disebabkan karena adanya pos-
kepada kaumnya yang masih memper- tur punggung membentuk sudut ≥200, mir-
tahankan pendirian musyrik yang kufur itu: ing, berputar, frekuensi ≥2 kali/menit dan
V O L UM E 10, N O. 1, JAN UAR I -J UN I 2018 AL -SIH AH 57
durasi ≥10 detik dari postur tidak alamiah. dan baut ring.Peneliti memilih bahan kayu
Antropometri karena kayu mudah dalam pengerjaannya,
Berdasarkan hasil pengolahan data bisa dibuat atau dibentuk sesuai keinginan,
dimensi tubuh pekerja menunjukkan bahwa selain itu kayu juga udah dipaku, dibaut
terdapat ketidaksesuaian antara fasilitas dan direkatkan. Meja yang direkomendasi-
kerja yang digunakan pekerja bagian kan juga dapat diatur ketinggiannya karena
pencetakan dengan antropometri pekerja. di bawah meja dilengkapi dengan baut ring
Fasilitas yang digunakan adalah kursi kecil dengan panjang 20 cm sehingga Pekerja
yang berukuran tinggi 9 cm, lebar 14 cm dapat mengatur ketinggian meja dari ren-
dan panjang 18 cm dan menggunakan lan- tang 42-62 cm.
tai sebagai meja kerja. Pemecahan ma- Allah swt.berfirman dalam QS al-
salah pada analisa kesesuaian fasilitas Qamar/54 : 49 sebagai berikut :
kerja adalah dengan membuat rancangan “Sesungguhnya Kami menciptakan
segala sesuatu menurut ukuran/
fasilitas kerja yang memperhatikan ukuran
dengan qadr.”(Al-Qur’an dan terje-
tubuh pekerja. Fasilitas yang direkomen- mah, Departemen Agama RI,
2011).
dasikan dalam penelitian ini yaitu kursi
dan meja dengan ukuran sebagai berikut.
Menurut tafsir Quraish Shihab
(1) Kursi kerja: tinggi 45 cm, panjang 29
(2009) ayat diatas berisi nasehat bahwa Se-
cm, lebar 29 cm, tinggi sandaran 55 cm,
sungguhnya Kami (Allah) menciptakan
lebar sandaran 43 cm, (2) meja kerja: pan-
segala sesuatu menurut ukuran yang sesuai
jang 200 cm, lebar 100 cm, tinggi 52 cm.
dengan hikmah.
Kursi kerja yang direkomendasikan
Dapat disimpulkan bahwa ayat di
terbuat dari bahan kayu, besi, gabus dan
atas menjelaskan segala sesuatu termasuk
baut ring. Kelebihan dari kursi ini adalah
manusia diciptakan dengan ukuran.Artinya
kursi ini dapat menopang beban ≤ 70 kg.
setiap manusia memiliki “ukuran” atau
Pekerja dapat mengatur ketinggian kursi
atribut (kelebihan, kelemahan, karakter-
dari rentang 35-55 cm dan dapat diputar
istik, keterbatasan, kebutuhan, kemampuan,
sesuai keinginan Pekerja sehingga tidak
keahlian, dsb) yang bervariasi.Pada ergo-
membatasi gerak Pekerja dalam menyele-
nomi, ukuran manusia ini disebut sebagai
saikan pekerjaannya.
antropometri.
Sedangkan meja kerja yang direko-
mendasikan terbuat dari bahan kayu, besi
58 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 1, JAN UAR I -J UN I 2018
Pani, M.S. (2014). Analisis Postur Kerja Siska M.,& Teza M. (2012). Analisa Postur
dengan Metode Rapid Upper Limb Kerja Pada Proses Pencetakan Batu
Assessment (RULA) pada Pekerja Bata Menggunakan Metode
Las Listrik di Kelurahan Romang NIOSH.Jurnal Ilmiah Teknik Indus-
Polong Kec.Somba Opu tri, 11:61-70
Kab.Gowa.Skripsi.Gowa: Fakultas
Suwanto, J. (2016). Hubungan Antara
Ilmu Kesehatan UIN Alauddin
Risiko Postur Kerja dengan Risiko
Makassar Keluhan Muskuloskeletal pada
Prayojani, T.W. (2016). Hubungan Postur Pekerja Bagian Pemotongan Besi di
Kerja dan Faktor Individu dengan Sentra Industri Pande Besi Padas
Keluhan Subyektif Nyeri Punggung Klaten. Publikasi Ilmiah. Surakarta:
Bawah (Low Back Pain) pada Fakultas Ilmu Kesehatan Univer-
Pekerja Bagian Pemuatan Packing sitas Muhammadiyah Surakarta
Plant Indarung Pt Semen Padang