Anda di halaman 1dari 31

TUBERCOLOSIS

Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan
menjelaskan:

1. Definisi & Epidemiologi TBC


2. Klasifikasi TBC
3. Etiologi TBC
4. Patofisiologi TBC
5. Gambaran Klinis TBC
1
1. Definisi dan Epidemiologi TBC
Definisi TBC

Tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain


infeksi saluran napas bawah. Penyakit ini
disebabkan oleh mikroorganisme
Mycobacterium tuberkulosis, yang biasanya
ditularkan dari satu individu ke individu
lainnya, dan membentuk kolonisasi di
bronkiolus atau alveolus.

Buku Saku Patofisiologi by Elizabeth J.Corwin (EGC) hal 545


Epidemiologi TBC
Epidemiologi TBC
Epidemiologi TBC
2

2. KLASIFIKASI TBC
American Thoracic Society
Klasifikasi Deskripsi
TB 0 Belum terkena paparan / infeksi
TB 1 Sudah terpapar M. tuberculosis; status infeksi belum diketahui
TB 2 Infeksi laten, ada penyakit (hasil tes tuberculin positif)
TB 3 Tuberkulosis aktif
TB 4 Tuberkulosis inaktif
TB 5 Kemungkinan tuberkulosis, status unknown
3
3. Etiologi dan Faktor Resiko TBC
Etiologi TBC

• Mycobacterium tuberculosa merupakan bakteri batang aerobic


tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap panas
dan sinar UV
• Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular
secara langsung
• Mycobacteriumtuberculosis termasuk bakteri gram positif dan
berbentuk batang.
• Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan
sebagian kecil organ tubuh lain
Etiologi TBC

• Sumber penularan adalah penderita


tuberkulosis BTA positif pada waktu batuk atau
bersin. Penderita menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk droplet
• Droplet yang mengandung kuman dapat
bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam
Etiologi TBC

Droplet terhirup  saluran pernafasan kuman


tuberkulosis masuk ke dalam tubuh  kuman
tuberkulosis menyebar dari paru kebagian tubuh
lainnya melalui sistem peredaran darah, saluran
nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-
bagian tubuh lainnya
Etiologi TBC

• Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh


banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya.
• Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin
menular penderita tersebut.
• Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman),
maka penderita tersebut dianggap tidak menular
Faktor Resiko TBC

Fakto Faktor Umur

r Faktor Jenis Kelamin


Resik Faktor Pekerjaan
o TB Kebiasaan Merokok
Pencahayaan
Kondisi Rumah
Kelembapan Udara
Status Gizi
Faktor Resiko TBC
• Faktor umur
Prevalensi tuberkulosis paru tampak meningkat sesuai dengan
peningkatan umur.
Pada wanita prevalensi TB mencapai max umur 40 – 50 tahun
Sedangkan pria prevalensi TB mencapai umur 60 tahun
Di Indonesia diperkirakan 75% penderita TB Paru adalah
kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun.
• Faktor Jenis Kelamin
Pada tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki hampir dua
kali lipat dibandingkan jumlah penderita TB Paru pada wanita,
yaitu 42,34% pada laki-laki dan 28,9 % pada wanita.
Faktor Resiko TBC
• Faktor pekerjaan
Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan partikel
debu di daerah terpapar akan mempengaruhi terjadinya gangguan
pada saluran pernafasan
• Faktor Kebiasaan Merokok
merokok meningkatkan resiko untuk terkena TB paru sebanyak
2,2 kali.
•  Pencahayaan
Untuk memperoleh cahaya cukup pada siang hari, diperlukan
luas jendela kaca minimum 20% luas lantai.
Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-
Faktor Resiko TBC
•  Kondisi rumah
Lantai dan dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan
penumpukan debu, sehingga akan dijadikan sebagai media yang
baik bagi berkembangbiaknya kuman Mycrobacterium
tuberculosis.
•  Kelembaban udara
Kuman TB Paru akan cepat mati bila terkena sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam di
tempat yang gelap dan lembab.
• Status Gizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan
status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk menderita TB
Paru berat dibandingkan dengan orang yang status gizinya cukup
4,5

4. Patofisiologi TBC
PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

• Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman


dibersinkan atau dibatukkan keluar menjadi droplet
nuclei dalam udara.
• Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara
bebas selama 1-2 jam
• Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat maka ia
akan menempel pada paru–paru.
PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

Infeksi Primer
Terjadi saat seseorang terpapar pertama
kali dengan kuman TB Paru. Droplet yang
terhirup ukurannya sangat kecil, hingga
dapat melewati mukosilier bronkus dan
terus berjalan sampai di alveolus dan
menetap.
PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

Infeksi Pasca Primer (Post Primary


TB PARU)
TB PARU pasca primer biasanya terjadi
setelah beberapa bulan atau tahun
sesudah infeksi primer, misalnya karena
daya tahan tubuh menurun akibat
terinfeksi HIV atau status gizi buruk.
PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS
Penderita
Droplet
Tb aktif
terhirup
bersin

Bakteri
menyebar

*bakteri menyebar dari paru2 melalui istem peredaran darah, saluran nafas, atau penyebaran langsung
ke bagian -bagian tubuh lainnya.
*daya penularan tergantung dari jumlah kuman yg dikeluarkan dari paru
patogenesis

Droplet dibawa
Org yg terinfeksi
oleh silia ke
bersin dan Makrofag alveolar
bronkiolus Terjadi peradangan
mengeluarkan menangkap basil
terminalis dan
droplet
alveolus

Kompleks Ghon / Differensiasi Interaksi dengan


Granuloma
lesi primer makrofag limfosit T

Aktifasi makrofag Dapat sembuh


Sekresi sitokin u/ membunuh basil total namun dapat
dalamnya menjadi dorman
6

5. Gambaran Klinis TBC


Manifestasi TBC

Gejala utama TB Paru adalah batuk lebih


dari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum, malaise, gejala flu, demam
derajat rendah, nyeri dada, dan batuk
darah.
Manifestasi TBC

Secara umum ada 4, yaitu:


1. Tahap asimtomitas
2. Gejala TB paru yang khas, kemudian stagnasi
dan regresi
3. Eksaserbasi yang memburuk.
4. Gejala berulang dan menjadi kronik.
Menurut Tjandra Yoga 2007, ternyata TB tidak hanya menyerang paru,
tetapi juga dapat menyerang organ tubuh yang lain seperti….

Kulit (TB kulit),

Tulang (TB tulang),

Saraf dan Otak (TB saraf dan otak),

Mata (TB mata)


Referensi

 Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN (2007). Robbins Basic Pathology (ed. 8th).
Saunders Elsevier.
 Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (ed.
6). EGC
 Warrel, D. A., Cox, Timothy M., Firth, John D. 2005. Oxford Textbook of Medicine. Oxford:
Oxford University Press
 Anonim, 1998, Buku Saku Kedokteran Dorland edisi 25, Penerbit ECG, Jakarta
 Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,Jakarta
 Boushey H.A., 2001, Obat-obat Asma dalam Katzung, B.G., Farmakologi Dasar & Klinik,
Ed.I, diterjemahkan oleh Sjbana, D., dkk, Salemba Medika, Jakarta
 Mulia, yuiyanti J, 20002, Perkembangan patogenesis dan pengobatan asma bronchial.
Penerbit EGC, trisakti, Jakarta
 Tanjung, dudut.2003. Asuhan Keperawatan Asma Bronchial.USU Digital library.Sumatra
Utara
 Adnyana, I Ketut dkk, 2008. ISO Farmakoterapi. PT.ISFI.Jakarta
• Harrison’s principles of internal medicine vol 1
• IPD Jilid 3
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai