Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561

Vol. 7, No. 1, Hal. 214-220, Januari 2021 E-ISSN 2580-1430


DOI : 10.5281/zenodo.4456219

Studi Kasus Keluhan Fisik pada Pekerja Batu Bata


Moh. Agung Setiabudi 1), Dwi Rohmah Diah Anggrahini 2)
1) dan 2)
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,
Universitas PGRI Banyuwangi
E-mail : 1) agungsetiabudi.budi@gmail.com, 2) diahanggra02@gmail.com

ABSTRAK
Keluhan fisik menjadi masalah utama bagi pekerja batu bata yang berakibat pada ketercapaian
target pemesanan. Sehingga menjadi penting untuk diketahui tentang masalah kasus keluhan
fisik pada para pekerja yang nantinya dapat dilakukan tindakan atau pertolongan cedera. Tujuan
penelitian untuk menggambarkan kasus keluhan fisik pada pekerja batu bata. Jenis penelitian
meggunakan studi kasus, dimana menggambarkan secara rinci kondisi yang terjadi. Analisis
data meggunakan Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dan Nordic Body Map (NBM). Hasil
penelitian menunjukkan 13 keluhan yang difokuskan pada titik keluh yang dirasa. Mendapatkan
presentasi keluhan tertinggi pada 3 titik keluh yaitu pada tubuh bagian punggung, pinggang dan
tangan kanan dengan total responden 9 serta memiliki persentase sebesar 100% dan RULA
menunjukkan hasil 7 (level 4). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah para pekerja
memerlukan tindakan secara preventif karena keluhan terbesar pada bagian tubuh punggung,
pinggang dan tangan kanan yang merupakan komponen utama dalam membuat batu bata.

Kata kunci : kasus; keluhan fisik; pekerja batu bata

ABSTRACT
Physical complaints are a major problem for brick workers which results in achieving target
orders. So it is important to know about the problem of cases of physical complaints to workers
who can later take action or help injuries. The research objective is to describe cases of physical
complaints in brick workers. This type of research uses case studies, which describe in detail the
conditions that occur. Data analysis used the Rapid Upper Limb Assessment (RULA) and the
Nordic Body Map (NBM). The results showed 13 complaints that were focused on the
perceived complaint points. Get the highest complaint presentation at 3 complaint points,
namely on the back, waist and right hand with a total of 9 respondents and has a percentage of
100% and RULA shows a result of 7 (level 4). The conclusion in this study is that workers need
preventive action because the biggest complaints are on the back, waist and right hand which
are the main components in making bricks.

Keywords : cases; physical complaints; brick workers

214
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 7, No. 1, Januari 2021

PENDAHULUAN Suatu proses industri merupakan


Dalam dunia industri kinerja para suatu sistem kerja yang saling
karyawan merupakan hal yang sangat mendukung satu sama lain dari tiap
penting diperhatikan, hal ini menjadi bagian yang ada di dalamnya. Sistem
faktor dalam proses produksi (Primadi et kerja yang tidak ergonomis dalam satu
al., 2016). Melihat kemajuan teknologi perusahaan seringkali kurang mendapat
yang semakin pesat dan permintaan perhatian dari pihak menejemen
pasar yang melimpah, maka tak heran perusahaan. Terutama pada perusahaan
para pekerja menggunakan mesin batu bata, pengrajin yang ada di industri
berbasis teknologi tinggi untuk batu bata sering melakukan postur dan
meringkankan beban kerjanya dan posisi kerja yang kurang benar. Pada
menginginkan pekerjaan yang gerak ergonomi, gangguan atau nyeri
meminimalisir gerakan namun hasil yang berkaitan pada sistem otot dan
produksi maksimal. tulang belakang disebut dengan
Banyak aktivitas yang menggunakan musculoskeletal disorders atau MSDs
kemampuan manusia dalam proses (Evadarianto & Dwiyanti, 2017).
produksi atau pembuatan, semisal dalam Dalam proses produksinya, batu
proses pencetakan hasil produksi. bata memakan waktu yang cukup lama.
Pekerjaan tersebut sangat dipengaruhi Dalam kurun waktu tersebut para pekerja
oleh beban dari benda yang diangkut, bekerja secara terus-menerus dengan
cara memindah, posisi memindah, dan posisi yang tidak ergonomis
frekuensi memindah. Meski begitu (membungkuk). Posisi kerja seperti ini
dalam sektor industri informal juga tentu sangat berbahaya sehingga dapat
masih banyak yang menerapkan gerakan menimbulkan Musculosceletal
manual atau tradisional karena perlu Disorders. Postur kerja yang tidak
penekanan secara benar. Seperti halnya alamiah seperti postur kerja yang selalu
industri batu bata yang memiliki banyak berdiri, jongkok, membungkuk dan
komponen proses pembuatannya dan mengangkat dalam kurun waktu lama
yang masih menggunakan teknik manual serta berulang-ulang mengakibatkan
dan memerlukan penekanan secara fisik ketidak nyamanan dan nyeri pada salah
yang benar (Simanjuntak, 2011). satu anggota tubuh (Siska & Teza,
2012).

215
M. A. Setiabudi & D. R. D. Anggrahini, Studi Kasus Keluhan Fisik pada Pekerja Batu Bata

Musculoskeletal Disorders adalah yang menetap pada jangka waktu yang


faktor pekerjaan itu sendiri seperti postur lama yang dapat mempengaruhi saraf,
kerja, repetitive motion, kecepatan kerja, suplai darah ke tangan dan pergelangan
kekuatan gerakan, getaran dan suhu, tangan (Madadizadeh et al., 2017).
karakteristik lingkungan kerja serta alat
kerja yang digunakan. Salah satu jenis
Musculoskeletal Disorders (MSDs)
adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
CTS merupakan gangguan umum yang
berhubungan dengan pekerjaan yang
disebabkan gerakan repetitive dan posisi

216
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 7, No. 1, Januari 2021

Posisi kerja yang tidak Sesuai fenomena yang ada di


memperhatikan aspek ergonomi akan lapagan tepatnya di Desa Kembiritan
banyak menimbulkan keluhan tidak kecamatan Genteng kabupaten
nyaman pada kinerja (Nurfajriah & Banyuwangi terdapat pengusaha batu
Zulaihah, 2010). Duduk jongkok bata, dalam pengerjaanya masih
merupakan salah satu postur janggal melakukan gerakan secara berulang dan
yang apabila dilakukan secara terus manual. Dengan hal tersebut
menerus akan menimbulkan rasa ketidak mengakibatkan banyak tenaga yang
nyamanan dan rasa nyeri pada salah satu terbuang, waktu produksi kurang efektif,
anggota tubuh. tuntutan pemesanan batu bata yang
sering telat, pekerja sering mengeluhkan
kelelahan bahkan juga sampai
mengalami cedera saat melakukan
pekerjaannya.
Pekerja seringkali tidak peduli
terhadap kesehatan dan kurangnya
aktifitas olahraga. Akibatnya, kelelahan
pada pekerja batu bata mulai menjadi hal
yang biasa.

217
M. A. Setiabudi & D. R. D. Anggrahini, Studi Kasus Keluhan Fisik pada Pekerja Batu Bata

METODE PENELITIAN ada 13 keluhan yang difokuskan pada


Jenis penelitian ini adalah deskriptif titik keluh yang dirasa. Mendapatkan
dengan menggunakan pendekatan studi presentasi keluhan tertinggi pada 3 titik
kasus. Studi kasus termasuk penelitian keluh yaitu pada tubuh bagian
analisis deskriptif, yaitu penelitian yang punggung, pinggang dan tangan kanan
terfokus pada satu kasus tertentu dan dengan total responden 9 serta memiliki
dianalisis secara cermat sampai tuntas. persentase sebesar 100%.
Kasus yang dimaksud bisa berupa jamak Jadi dalam postur Group A pekerja
atau tunggal yang artinya bisa individu batu bata memiliki sudut yang terbentuk
dan kelompok. Serta faktor yang yaitu lengan atas 1020, lengan bawah
mempengaruhi dapat diperoleh 600, Pergelangan tangan 280 sedangkan
kesimpulan yang tepat. Penelitian kasus group B sudut yang didapat dari posisi
merupakan penelitian yang dilakukan leher 220, punggung 440 dan kaki 280.
secara intensif terperinci dan mendalam Untuk total skor dari group C
terhadap suatu organisasi atau gejala dengan kombinasi hasil dari group A dan
tertentu (Arikunto, 2010). B menjadi total 7. Yang berartikan
Istrumen penelitian menggunakan memiliki kategori penskoran dari RULA
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) menunjukkan hasil 7 (level 4). Hal ini
dan Nordic Body Map (NBM) yang mengartikan bahwa penelitian dan
berupa kuesioner yang paling sering perubahan dibutuhkan sesegera mungkin
digunakan untuk mengetahui (mendesak).
ketidaknyamanan atau kesakitan pada Hasil penyebaran kuesioner Nordic
tubuh (Lynn & Corlett, 1993). Body Map menunjukkan keluhan-
keluhan tertinggi terjadi pada bagian
HASIL DAN PEMBAHASAN tubuh punggung, pinggang dan tangan
Dari tabel 1 diatas, diketahui bahwa kanan yaitu sebesar 100%. Hal ini sesuai

218
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 7, No. 1, Januari 2021

dengan postur tubuh saat melakukan Keluhan pada bagian tangan kanan
pekerjaan secara berulang-ulang yaitu sebesar 100%. Gangguan umum yang
postur jongkok dan membungkuk. Postur berhubungan dengan pekerjaan yang
ini membuat tulang punggung menjadi disebabkan gerakan repetitif dan posisi
melengkung atau tidak tegak dan dapat yang menetap pada jangka waktu yang
menyebabkan kelelahan. lama yang dapat mempengaruhi saraf,
Postur tubuh jongkok dan suplai darah ke tangan dan pergelangan
membungkuk merupakan posisi kerja tangan. Karena para pekerja banyak
yang harus dihindari karena posisi kerja menggunakan tangan kanan maka bagian
ini tidak ergonomi (Basuki, 2009). ini menjadi satu keluhan tertinggi
Postur kerja yang selalu berdiri, jongkok, (Madadizadeh et al., 2017).
membungkuk dan mengangkat dalam Keluhan terbesar di bagian tangan
kurun waktu lama serta berulang-ulang kanan juga sesuai dengan hasil keluhan
mengakibatkan ketidak nyamanan dan terendah. Keluhan terendah terjadi pada
nyeri pada salah satu anggota tubuh bagian pergelangan tangan kiri yaitu
(Siska & Teza, 2012). sebesar 11,11%. Hal ini sesuai dengan
Hasil penelitian ini menunjukkan hasil pengamatan dimana para pekerja
posisi kerja atau postur tubuh yang tidak lebih banyak menggunakan tangan
tepat dari para pekerja batu bata menjadi kanan. Tangan kiri lebih banyak
penyebab timbulnya keluhan-kluhan digunakan sebagai perangkat sekunder
secara fisik di bagian punggung dan oleh para pekerja.
pinggang. Gangguan atau keluhan yang
berhubungan dengan sistem otot dan SIMPULAN DAN SARAN
tulang belakang disebut dengan Berdasarkan dari tujuan penelitian
musculoskeletal disorders atau MSDs ini, maka dapat disimpulkan yang
(Evadarianto & Dwiyanti, 2017). dihasilkan adalah sebagai berikut : 1)
Keluhan terbesar pada bagian penilaian postur kerja yang tidak alamiah
punggung dan pinggang juga dapat dengan metode rula memberikan hasil
dikarenakan faktor usia. Para pekerja skor 7 yang berarti memerlukan tindakan
yang diteliti sebanyak 9 orang dimana secara preventif, 2) hasil penyebaran
hanya 1 orang yang berusia 25 tahun, kuesioner Nordic Body Map
sedangkan 8 orang lainnya memiliki menunjukkan keluhan yang dirasa
rentang usia 45 – 64 tahun. Jika dirata- pekerja batu bata dengan keluhan
rata, rentang usia ini adalah 52,22 tahun terbesar pada bagian tubuh punggung,
yang merupakan usia yang tidak lagi pinggang dan tangan kanan. Berdasarkan
muda sehingga ketahanan fisik kesimpulan maka disarankan kepada
seseorang sudah sangat menurun. pengrajin batu bata tradisional untuk

219
M. A. Setiabudi & D. R. D. Anggrahini, Studi Kasus Keluhan Fisik pada Pekerja Batu Bata

dapat memberikan penyuluhan sesering Madadizadeh, F., Vali, L., Rafiei, S., &
mungkin kepada pekerja agar Akbarnejad, Z. (2017). Risk factors
kedepannya mampu mencegah keluhan associated with musculoskeletal
yang terjadi setelah bekerja. disorders of the neck and shoulder
in the personnel of Kerman
DAFTAR PUSTAKA University of Medical Sciences.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Electron Physician, 9(5).
Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Nurfajriah, & Zulaihah, L. (2010).
Cipta Perancangan Kursi Kuliah Yang
Basuki, K. (2009). Faktor Risiko Ergonomis Di Fakultas Teknik
Kejadian Low Back Pain Pada Universitas Pembangunan Nasional“
Operator Tambang Sebuah Veteran” Jakarta. Bina Teknika,
Perusahaan Tambang Nickel Di 6(1), 81–97
Sulawesi Selatan. Faktor Risiko Primadi, S. D., Lucitasari, D. R., &
Kejadian Low Back Pain Pada Muhsin, A. (2016). Usulan
Operator Tambang Sebuah Perbaikan Tingkat Pencahayaan
Perusahaan Tambang Nickel Di Pada Ruang Produksi Guna
Sulawesi Selatan, 4(2), 115–121. Peningkatan Output Produk Pekerja
https://doi.org/10.14710/jpki.4.2.115 Dengan Pendekatan Teknik Tata
-121 Cara Kerja. Opsi, 9(01), 59.
Evadarianto, N., & Dwiyanti, E. (2017). https://doi.org/10.31315/opsi.v9i01.
Postur Kerja Dengan Keluhan 2192
Musculoskeletal Disorders Pada Simanjuntak, R. A. (2011). Penilaian
Pekerja Manual Handlingbagian Resiko Manual Handling dengan
Rolling Mill. The Indonesian Metode Indikator Kunci dan
Journal of Occupational Safety and Penentuan Klasifikasi Beban Kerja
Health, 6(1), 97. dengan Penentuan Cardiovasculair
https://doi.org/10.20473/ijosh.v6i1.2 Load. Industrial Services, 81–87
017.97-106 Siska, M., & Teza, M. (2012). Analisa
Lynn, M., & Corlett, N. (1993). RULA: Posisi Kerja Pada Proses Pencetakan
A survey method for the Batu Bata Menggunakan Metode
investigation of work-related upper Niosh. Jurnal Ilmiah Teknik
limb disorders. Applied Ergonomics, Industri, 11(1), 61–70.
24(2), 91–99.

220

Anda mungkin juga menyukai