Isra Rahmayani1
Abstrak
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari
keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Banyak nya pekerja pengangkut jeruk (57,1%) yang mengatakan beban
yang di angkut lebih dari 50 kg, dan (85,7%) pekerja pengangkut jeruk terlihat posisi kerjanya dengan sikap tubuh
yang dipaksakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan
muskuloskeletal pada pekerja pengangkut jeruk di Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020. Jenis penelitian
adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Baru Kabupaten Pasaman
Barat pada tanggal 16- 18 September 2020. Jumlah sampel sebanyak 31 orang. Data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder. Alat ukur yang digunakan kuesioner. Data di analisis secara univariat dan bivariate dengan
menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ditemukan 64,5% responden yang beresiko muskuloskelektal, 41,9%
masa kerjanya baru, 58,1% yang beban kerjanya berat dan 51,6% yang sikap kerjanya beresiko. Terdapat hubungan
beban kerja (Pvalue = 0,021) dan sikap kerja (Pvalue=0,017) dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja
pengangkut jeruk. Sedangkan masa kerja tidak ada hubungan dengan keluhan muskuloskeletal (1,000). Terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap kerja dan beban kerja dengan keluhan muskuloskeletal. Untuk mencegah
terjadinya muskuloskelektal di sarankan kepada pihak unit untuk lebih memperhatikan beban kerja karyawan dan
sikap kerja karyawan agar terhindar dari resiko muskuloskelektal. Dengan cara memberi alat bantu untuk proses
pengangkatan buah jeruk menggunakan gerobak, untuk mengurangi resiko sikap kerja yang tidak ergonimis pada
pekerja.
Abstract
Musculoskeletal complaints are complaints on parts of the skeletal muscle felt by a person ranging from very mild to
very sick complaints. Number of orange transport workers (57.1%) which says the carrying load is more than 50 kg,
and (85.7%) orange transporter workers are seen in their working positions with a forced body attitude. This research
aims to find out the factors related to musculoskeletal complaints in orange transport workers in The New Village of
West Pasaman 2020. This type of research is quantitative with cross sectional study design. This research was
conducted in Desa Baru of West Pasaman Regency on September 16- 18, 2020. The sample count is 31 people. The
data used is primary data and secondary data. The measuring instrument used by the questionnaire. The data was
analyzed univariate and bivariate using the Chi Square test. The results found 64.5% of respondents were at risk of
musculoskelektal, 41.9% of new working life, 58.1% whose workload was heavy and 51.6% whose work attitude was
at risk. There is a relationship of workload (Pvalue = 0.021) and work attitude (Pvalue=0.017) with musculoskeletal
complaints on orange transport workers. While the working period has nothing to do with musculoskeletal complaints
(1,000). There is a significant relationship between work attitudes and workloads with work stress. To prevent
musculoskelektal, it is recommended that the unit pay more attention to employee workload and employee work
attitude to avoid musculoskelecttal risk. By providing tools for the process of lifting citrus fruits using carts, to reduce
the risk of ungoniist work attitudes in workers.
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti Keluhan muskuloskeletal dalam pekerjaan akan
yang diharapkan. Faktor yang terjadi dilapangan yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan dalam
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja bekerja. Hal ini dapat memicu stres atau
seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. ketidakpuasan dalam bekerja, penurunan
Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi produktivitas, ketidakmampuan menyelesaikan
1
standar keselamatan dan kesehatan kerja . kewajiban pekerjaan, bahkan kesulitan dalam
5
Di berbagai industri masih banyak pekerjaan yang beraktivitas di rumah .
harus dilakukan secara manual yang memerlukan Sikap kerja merupakan salah satu unsur ergonomi,
tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. dimana sikap tubuh yang menggambarkan bagaimana
Pemindahan satu barang dari satu tempat ke tempat posisi badan, kepala badan, tangan dan kaki baik
lain merupakan salah satu aktivitas yang sering dalam hubungan antar bagian-bagian tersebut
dilakukan oleh manusia. Untuk melakukan maupun letak pusat gravitasinya. Sikap tubuh saat
pemindahan itu, manusia biasanya menggunakan bekerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang
tenaga sendiri atau dengan memanfaatkan tenaga dilakukan, dimana setiap posisi kerja memiliki
6
mesin. Pemindahan dengan mengandalkan tenaga pengaruh yang berbeda-beda terhadap tubuh .
manusia tanpa menggunakan mesin disebut Manual Seseorang yang bekerja sebagai petani jeruk lebih
Material Handling (MMH). Akibat yang ditimbulkan dari dari 5 tahun meningkatkan risiko terjadinya keluhan
aktivitas MMH yang tidak benar salah satunya adalah nyeri punggung bawah dibandingkan kurang dari 5
2
keluhan muskoloskeletal . tahun, petani dengan usia lebih dari 5 tahun dimana
Low Back Pain adalah rasa nyeri yang dirasakan pada paparan mengakibatkan rongga diskus menyempit
area costae terbawah hingga lipatan gluteus bawah secara permanen dan juga mengakibatkan degenerasi
yaitu pada area tungkai sampai kaki dengan berbagai tulang belakang yang akan menyebabkan nyeri
macam penyebab yang belum diketahui (Safitri, 2012). punggung bawah kronis. Nyeri punggung bawah
Nyeri yang dirasakan penderita low back pain terjadi adalah penyakit kronis yang membutuhkan waktu
karena adanya spasme otot sehingga dapat lama untuk berkembang dan bermanifestasi. Jadi
mempengaruhi ketidak seimbangan otot, maka akan semakin lama waktu bekerja atau semakin lama
terjadi stabilitas pada otot perut dan juga punggung seseorang terpajan faktor risiko ini maka semakin
bawah yang menurun yang akan mengakibatkan besar pula risiko untuk mengalami nyeri punggung
aktivitas fungsional yang menurun, dan juga bawah.
3
keterbatasan mobilitas pada lumbal .
Keluhan muskuloskeletal merupakan masalah METODE
kesehatan yang paling sering terjadi dalam dunia Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
pekerjaan. Berdasarkan data dari European Agency bersifat deskriptif analitik dengan rancangan penelitian
for Safety and Health at Work (EASHW) dalam cross sectional dimana pengumpulan data baik untuk
Santoso (2014) disebutkan bahwa banyak pekerja variabel sebab (independent variabel) maupun
yang mengalami keluhan muskuloskeletal. Pada 27 variabel akibat (dependent variabel) dilakukan dalam
negara di Uni Eropa didapatkan sekitar 25% dari waktu bersamaan. Penelitian dilaksanakan di Desa
pekerjanya mengeluh sakit punggung, 23% dilaporkan Baru Kabupaten Pasaman Barat. Waktu penelitian
adanya nyeri otot. World Health Organization (WHO) pada tanggal 16 -18 September tahun 2020.
juga menyatakan bahwa di negara industri tiap tahun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja
tercatat 2 - 5% mengalami Nyeri Punggung Bawah pengangkut jeruk di Desa Baru Kabupaten Pasaman
(NPB). Kemudian National Safety Council melaporkan Barat berjumlah 31 orang. Sampel pada penelitian ini
bahwa sakit akibat kerja dengan frekuensi kejadian berjumlah 31 orang. Teknik pengambilan sampel total
yang paling tinggi adalah sakit/nyeri pada punggung populasi yaitu seluruh populasi dijadikan sampel.
4
bawah, yaitu 22% dari 1.700.000 kasus .
3
Tabel 4.6
Hubungan Beban Kerja dengan Keluhan Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa keluhan
Muskuloskeletal pada Pekerja Pengangkut Jeruk di muskuloskeletal beresiko banyak terdapat pada
Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020
responden sikap kerja beresiko sebanyak 14 orang
(87,5%) dibandingkan pada responden beban kerja
Keluhan
Muskuloskeletal tidak beresiko sebanyak 6 orang (40,0%). Dari hasil uji
Beban Jumlah P statistik Chi-Square didapatkan P value 0,017
Kerja Tidak value
Beresiko (P<0,05), dapat disimpulkan ada hubungan yang
Beresiko
signifikan antara sikap kerja dengan keluhan
f % f % f %
muskuloskeletal pada pekerja pengangkut jeruk
83, 16, 10 didesa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020.
Berat 15 3 18
3 7 0
menerus akan berdampak kepada kesehatan pekerja untuk bekerja maka seseorang tersebut semakin
dikemudian hari dan juga berdampak untuk besar risiko untuk mengalami musculoskeletal.
produktivitas pekerjaannya. Untuk mengatasi Menurut asumsi peneliti mengenai masa kerja,
terjadinya keluhan muskuloskelektal yang disebabkan dimana resiko musculoskeletal pada peteni buah jeruk
oleh beban kerja pada pekerja pengangkut jeruk, perlu tidak dipengaruhi oleh lama dia bekerja sebagai
adanya perhatian dari pemilik kebun jeruk agar petani, karena ada faktor lain yang lebih berpengaruh
pekerja terhindar dari keluhan muskuluskelektal. terhadap kejadian musculoskeletal pada petani jeruk
seperti beban kerja dan sikap kerja. Karena
Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan berdasarkan teori semakin lama seseorang bekerja
Muskuloskelektal Pada Pekerja Pengangkut Jeruk
semakin tinggi factor risiko untuk terkena
di Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun
2020 muskuloskeletal.
dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan kelelahan 4. Lebih dari separuh pekerja pengangkut jeruk
jika dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. (51,6%) yang sikap kerjanya beresiko di Desa
Kemudian sikap kerja yang salah, canggung dan diluar Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020
dari kebiasaan akan menambah risiko cidera pada 5. Tidak ada hubunga masa kerja dengan keluhan
bagian sistem musculoskeletal serta pekerjaan yang muskuloskelektal pada pekerja pengangkut jeruk
dilakukan dengan gerakan berulang dan terus di Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun
menerus juga berpengaruh pada keluhan 2020
muskuloskeletal. 6. Terdapat hubunga sikap kerja dengan keluhan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian muskuloskelektal pada pekerja pengangkut jeruk
yang dilakukan oleh Winarto (2016) yang menyatakan di Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun
bahwa dari 40 responden yang memiliki postur kerja 2020
berisiko terdapat 32 responden (80,0%) mengalami 7. Tidak ada hubunga beban kerja dengan keluhan
keluhan musculoskeletal disorders. Hasil analisis data muskuloskelektal pada pekerja pengangkut jeruk
uji Fisher's Exact Testmenunjukkan nilai p=0,003 di Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun
(p<0,005) ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. 2020.
Dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan postur
kerja dengan keluhan musculoskeletal disorderspada
pekerja pabrik tahu Kelurahan Bara-Baraya Timur SARAN
Kecamatan Makassar Kota Makassar Tahun 2016.
Menurut asumsi peneliti risiko postur pada 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
pekerja yang tidak ergonomis yang dikarenakan sikap Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan
kerja yang tidak sesuai dapat menimbulkan keluhan penelitian faktor lain yang berhubungan dengan
musculoskeletal pada pekerja yang kalau dibiarkan muskuloskelektal seperti usia, jenis kelamin,
terus-menerus akan berdampak pada kesehatan kesegaran jasmani, ukuran tubuh, aktifitas
pekerja dikemudian hari. Untuk mengatasi hal tersebut berulang, tekanan dan getaran.
dapat dikurangi dengan beberapa langkah. Salah 2. Bagi Unit Petani Jeruk
satunya dengan cara memberikan informasi kepada Untuk mencegah terjadinya muskuloskelektal di
para pekerja pengangkut jeruk mengenai cara sarankan kepada pihak unit untuk lebih
mengangkat, mendorong, berdiri dan memegang yang memperhatikan beban kerja karyawan dan sikap
ergonomis, sehingga mengurangi terbentuknya postur kerja karyawan agar terhindar dari resiko
janggal. Selain itu, pekerja pengangkut jeruk dapat muskuloskelektal. Dengan cara memberi alat
melakukan stretchings sebelum dan sesudah bekerja bantu untuk proses pengangkatan buah jeruk
ntuk meregangkan otot yang tegang. menggunakan gerobak, untuk mengurangi resiko
sikap kerja yang tidak ergonimis pada pekerja..
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Lebih dari separuh pekerja pengangkut jeruk
(64,5%) mengalami keluhan muskuloskelektal di 1. Sucipto. 2014. Keselamatan dan Kesehatan
Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun
Kerja. PT. Pustaka Binaman Persindo,
2020
Jakarta
2. Lebih dari separuh pekerja pengangkut jeruk
2. Sumiati. 2015. Analisis Risiko Low Back
(58,1%) yang masa kerjanya baru di Desa Baru
Pain (LBP) pada perawat unit Darurat dan
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020
3. Lebih dari separuh pekerja pengangkut jeruk Ruang Operasi di RS. Prikasi Jakarta
(58,1%) yang beban kerjanya berat di Desa Baru Selatan. Jurnal Skripsi Fakultas Kesehatan
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2020 Masyarakat UI.
7