Anda di halaman 1dari 7

1

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN SIKAP PEKERJA DENGAN KELUHAN LOW


BACK PAIN DI KONVEKSI KOTA TAHUN 2020

Joy Febri Maizona1

Joy Febri Maizona : PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT STIKES ALIFAH PADANG
Jl. Khatib Sulaiman No. 52 B Padang 25136

Abstrak

Low Back Pain atau nyeri punggung bawah merupakan rasa nyeri yang dirasakan pada punggung bawah yang
sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal (punggung bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya di sekitar
daerah tersebut. Banyak nya keluhan yang dirasakan oleh penjahit (70%) saat duduk dan tidur dimalam hari, serta jam
kerja yang lebih dari 8jam/hari maka peneliti melakukan penelitian tentang keluhan low back pain dapa penjahit
koneksi kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hubungan karakteristik dan sikap penjahit dengan
keluhan low back pain pada konveksi di kota padang tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
dengan desain cross sectional stady. Penelitian ini dilaksanakan di Konveksi Kota Padang yaitu konveksi Dunia Baru,
Penjahit Busana, Syafri Taylor dan Mitra Busana pada tanggal 11- 14 September 2020. Jumlah sampel sebanyak 46
orang. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Data di
analisis secara univariat dan bivariate dengan menggunakan uji Chi Square. Didapatkan 58,7% responden yang
beresiko low back pain, 56,5% lama kerjanya beresiko, 54,3% yang status gizinya normal dan 54,3% memiliki sikap
kerja tidak beresiko. Terdapat hubungan lama kerja (Pvalue = 0,002) dan sikap kerja (0,012) dengan keluhan low back
pain pada penjahit di konveksi. Sedangkan pada variabel status gizi tidak ada hubungan dengan keluhan low back
pain (0,057). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan lama kerja dan sikap kerja dengan keluhan
low back pain. Untuk itu disarankan kepada dinas kesehatan agar membentuk program Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
dalam rangka upaya memantau kesehatan penjahit.

Kata kunci: low back pain, status gizi, sikap kerja

Abstract

Low Back Pain is a pain felt in the lower back whose source is the spinal area (lower back), muscles, nerves, or other
structures around the area. Many of the complaints felt by tailors while sitting and sleeping at night then researchers
conducted a study on complaints of low back pain and tailoring the connection of Padang city. This research aims to
know the relationship of characteristics and attitudes of tailors with complaints of low back pain in convection in padang
city in 2020. The type of research used is quantitative with cross sectional stady design. This research was conducted
in Padang City Convection Konveksi Dunia Baru, Penjahit Busana, Syafri Taylor and Mitra Busana on September 11-
14, 2020. The sample count is 46 people. The data used is primary data and secondary data. The measuring
instrument used is a questionnaire. The data was analyzed univariate and bivariate using the Chi Square test. The
results found 58.7% of respondents were at risk of low back pain, 56.5% were at risk, 54.3% had normal nutritional
status and 54.3% had no risky working attitude. There is an old working relationship (Pvalue = 0.002) and work attitude
(0.012) with complaints of low back pain in tailors in convection. While nutritional status has nothing to do with
complaints of low back pain (0.057). The results of the study can be concluded that there is a long-standing
relationship of work and attitude of work with complaints of low back pain. Therefore, it is recommended to the health
service to form a Work Health Effort program in order to monitor the health of tailors.

Keywords: low back pain, nutritional status, work attitude

Affiliasi penulis : 1. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat 2. 2009 tentang kesehatan, menyebutkan bahwa upaya
STIKes Alifah Padang kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap
Korespondensi : joymaizona@Gmail.com Telp: 081363348654
tenaga kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko terhadap kesehatan yang besar bagi

PENDAHULUAN pekerja agar bekerja secara sehat tanpa

Indonesia salah satu dari negara yang sangat membahayakan diri sendiri dan masyarakat

berkepentingan terhadap masalah kesehatan dan sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja

keselamatan kerja. Undang-Undang Nomor 36 Tahun


2

yang optimal, sejalan dengan program perlindungan pekerja dituntut untuk lebih aktif dalam bekerja untuk
1
tenaga kerja . bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari 5.
Salah satu aspek kesehatan kerja yang harus Pekerjaan menjahit dalam sehari dilakukan 4-8 jam
diperhatikan adalah Penyakit Akibat Kerja (PAK). PAK perhari dan dilakukan secara terus menerus dengan
merupakan risiko yang diterima pekerja dalam bidang posisi duduk yang cukup lama. Hal yang harus
kesehatan merupakan akibat dari perkembangan diperhatikan pada saat menjahit adalah status gizi,
industri Indonesia dan pertambahan tenaga kerja. PAK postur tubuh, lama kerja dan sikap kerja, karena jika
disebabkan oleh sejumlah faktor namun sebagian postur tubuh, lama kerja dan sikap kerja nya tidak
berasal dari tempat kerja dan gaya hidup yang ergonomis maka akan menimbulkan keluhan-keluhan
disebabkan oleh satu atau beberapa faktor risiko gaya berupa nyeri punggung, pinggang, ngilu, kram kaki
hidup. Selain itu pekerja juga berisiko terkena cedera dan nyeri pada otot-otot bagian tertentu 6.
akibat kerja2. Dari uraian diatas, maka peneliti untuk melakukan
Low Back Pain adalah rasa nyeri yang dirasakan pada penelitian tentang hubungan karakteristik dan sikap
area costae terbawah hingga lipatan gluteus bawah pekerja dengan keluhan low back pain pada konveksi
yaitu pada area tungkai sampai kaki dengan berbagai di kota padang tahun 2020.
macam penyebab yang belum diketahui (Safitri, 2012).
Nyeri yang dirasakan penderita low back pain terjadi METODE
karena adanya spasme otot sehingga dapat Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
mempengaruhi ketidak seimbangan otot, maka akan menggunakan desain desain cross sectional study,
terjadi stabilitas pada otot perut dan juga punggung dimana variabel dependen (low back pain) dan
bawah yang menurun yang akan mengakibatkan variabel independen (status gizi, lama kerja, sikap
aktivitas fungsional yang menurun, dan juga kerja) di identifikasi dalam waktu bersamaan.
keterbatasan mobilitas pada lumbal 3. Penelitian ini dilaksanakan di Konveksi Kota Padang
Faktor penyebab terjadinya low back pain antara lain: yaitu konveksi Dunia Baru, Penjahit Busana, Syafri
usia, jenis kelamin, indeks masa tubuh, beban kerja, Taylor dan Mitra Busana pada tanggal 11- 14
sikap kerja dan masa kerja. Seorang yang berusia September 2020.
lanjut akan mengalami low back pain karena Populasi penelitian ini adalah seluruh penjahit di 4
penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulang, konveksi kota Padang (konveksi Dunia Baru, Penjahit
sehingga tidak lagi elastis seperti waktu muda. Busana, Syafri Taylor dan Mitra Busana) sebanyak 46
Sedangkan postur merupakan faktor pendukung low orang.
back pain. Kesalahan postur seperti: kepala Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu
menunduk kedepan, bahu melengkung kedepan, perut kuesioner yang berisi pertanyaan tentang low back
menonjol kedepan dan lordosis lumbal berlebihan pain.
dapat menyebabkan spasme otot (ketegangan otot),
hal ini merupakan penyebab terbanyak dari low back HASIL DAN PEMBAHASAN
pain. Aktivitas yang dilakukan dengan tidak benar,
seperti: salah posisi saat melakukan pekerjaan juga Analisis Univariat
menjadi penyebab low back pain 4.
Tabel 4. 1
Pekerjaan menjahit merupkan salah satu pekerjaan Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
yang memiliki resiko terbesar menimbulkan masalah Keluhan Low Back Pain di Konveksi Kota Padang
ergonomis (Occupational Safety and Health Tahun 2020

Administration, 2010). Di Indonesia sendiri menjahit Keluhan Low f %


adalah pekerjaan yang banyak ditekuni oleh banyak Back Pain
orang baik secara individu maupun secara kelompok Beresiko 27 58,7
(konveksi). Di era yang sudah moderen ini, para Tidak Beresiko 19 41,3
Total 46 100
3

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 46 Analisis Bivariat


responden, 27 responden (58,7%) yang memiliki low
back pain beresiko. Tabel 4. 5
Hubungan Lama Kerja Dengan keluhan Low Back
Tabel 4. 2 Pain Pada Penjahit di KonveksiKota Padang
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tahun 2020
Lama Kerja Penjahit di Konveksi Kota Padang
Tahun 2020 Keluhan Low Back
Pain
Lama Jumlah
Lama Kerja f % Tidak
Kerja Beresiko
Beresiko 26 56,5 beresiko
Tidak Beresiko 20 43,5 f % f % f %
Total 46 100 80, 19,
Beresiko 21 5 26 100
8 2
Tidak 30, 70,
6 14 20 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 46 Beresiko 0 0
responden, 26 responden (56,5%) yang lama kerjanya 58, 41,
Jumlah 27 19 46 100
beresiko. 7 3
P value 0,012
Tabel 4. 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa
Status Gizi Penjahit di Konveksi Kota Padang responden yang mengalami keluhan low back pain
Tahun 2020 beresiko lebih tinggi pada lama kerja berisiko
Status Gizi F % sebanyak 21 orang (80,8%) dibandingkan responden
lama kerja tidak beresiko sebanyak 6 orang (30,0%).
Tidak Normal 21 45,7 Dari hasil uji statistik shi-Square didapatkan p value
Normal 25 54,3 0,012 (P<0,05), dapat disimpulkan ada hubungan
Total 46 100 yang signifikan antara lama kerja dengan keluhan low
back pain di Konveksi Kota Padang Tahun 2020.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 46 Tabel 4. 6


responden, 25 responden (54,3%) yang satus gizinya Hubungan Status Gizi Dengan keluhan Low Back
normal. Pain Pada Penjahit di Konveksi Kota Padang
Tahun 2020

Tabel 4. 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Sikap Kerja Penjahitdi Konveksi Kota Padang Keluhan Low Back
Tahun 2020 Pain
Status Jumlah
Gizi Tidak
Sikap Kerja F % Beresiko
beresiko
Beresiko 21 45,7 F % f % f %
Tidak Beresiko 25 54,3 Tidak 57,
Total 46 100 12 9 42,9 21 100
Normal 1
60,
Normal 15 10 39,3 25 100
7
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 46 60,
Jumlah 27 19 40,0 46 100
responden, 25 orang (54,3%) yang memiliki sikap 0
kerja tidak beresiko. P value 0,854
4

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa penjahit tersebut tetap bekerja tanpa istirahat. Jika
responden responden yang mengalami keluhan Low seorang pekerja harus bekerja lebih dari lama kerja
Back Pain beresiko lebih tinggi pada responden status
yang dianjurkan, maka hal tersebut akan
gizi normal sebanyak 17 orang (60,7%) dibandingkan
responden satus gizi tidak normal sebanyak 10 orang mempengaruhi fisik, performanya, dan
(55,5%). Dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan produktivitasnya sehingga jika terjadi secara terus-
P value 0,854 (P>0,05), dapat disimpulkan tidak ada
menerus akan menimbulkan berbagai penyakit yang
hubungan yang signifikan antara status gizi dengan
keluhan Low Back Pain di Konveksi Kota Padang salah satunya adalah low back pain.
Tahun 2020. Hasil penelitian ini sejalan dengan Sianturi
(2015) dimana ada hubungan lama kerja dengan
Tabel 4. 7
Hubungan Sikap KerjaDengan keluhan Low Back keluhan low back pain dan tidak sejalan dengan dan
Pain Pada Penjahitdi Konveksi Kota Padang Harwanti (2018) yang menyatakan tidak ada
Tahun 2020 hubungan lama keja dengan low back pain, dimana
waktu istirahat yang berseling-seling dapat
Keluhan Low Back
meningkatkan energi kembali, selain itu punggung
Pain
Sikap Jumlah dapat rehat sejenak dari beban kerja yang diperoleh
Kerja Tidak dari duduk tidak ergonomis.
Beresiko
beresiko Lama kerja adalah waktu kerja setiap hari
f % f % f % yang dilakukan oleh pekerja untuk bekerja. Secara

81, 19, normal lama kerja yang diperkenankan kepada setiap


Beresiko 17 4 21 100
0 0 pekerja yaitu tidak lebih dari 8 jam/hari. Menurut
Tidak 40, 60, Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003,
10 15 25 100
Beresiko 0 0 waktu kerja yang dipersyaratkan dalam sehari yaitu 7-
58, 41, 8 jam. Lama kerja dalam penelitian ini dibagi menjadi
Jumlah 27 19 46 100
7 3
2 kategori, yaitu lama kerja yang memenuhi syarat
P value 0,012 atau maksimal 8 jam perhari dan kategori lama kerja

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa yang tidak memenuhi syarat atau diatas 8 jam perhari.
responden yang mengalami keluhan low back pain Memperpanjang waktu kerja lebih dari
beresiko lebih tinggi pada responden sikap kerja kemampuan lama kerja biasanya tidak disertai
beresiko sebanyak 17 orang (81,0) dibandingkan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang
responden sikap kerja tidak beresiko sebanyak 10
orang (40,0%). Dari hasil uji statistik chi-square optimal, bahkan biasanya terlihat penurunan kualitas
didapatkan P value 0,012 (P<0,05), dapat disimpulkan dan hasil kerja serta bekerja dengan waktu yang
ada hubungan yang signifikan antara sikap kerja
berkepanjangan timbul kecenderungan untuk
dengan keluhan Low Back Pain di Konveksi Kota
Padang Tahun 2020. terjadinya kelelahan, gangguan kessehatan, penyakit
dan kecelakaan serta ketidakpuasan (Suma’mur,
2015).
PEMBAHASAN
Untuk itu perlu adanya perhatian dari pihak
pemilik konveksi untuk mengatur jam kerja penjahit,
Hubungan Lama Kerja dengan Keluhan Low Back
Pain di Konveksi Kota Padang Tahun 2020 misalnya dengan cara melakukan pembagian shift
kerja, yang bertujuan untuk mengurangi resiko low
Dalam penelitian ini diketahui ada hubungan back pain pada penjahit.
yang signifikan antara lama kerja dengan kejadian low
back pain. Hal ini dikarenakan banyak dari penjahit Hubungan Status Gizi dengan Keluhan Low Back
Pain di Konveksi Kota Padang Tahun 2020
pada waktu tertentu yang bekerja selama 8 jam (atau
lebih) perhari, tidak mempunyai waktu istirahat atau Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai
biasa disebut dengan istilah non-stop. Karena akibat dari konsumsi makanan dan pengunaan zat
permintaan konsumen yang terlalu banyak sehingga gizi. Status gizi yang tidak normal menandakan kondisi
5

tubuh yang buruk. Kondisi tubuh tersebut dapat Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Low Back
Pain di Konveksi Kota Padang Tahun 2020
mempengaruhi pekerja dalam bekerja dan dapat
menyebabkan kelelahan kerja. Seseorang dengan Sikap kerja yang tidak ergonomis dapat
kelebihan berat badan maka lemak akan disalurkan ke menyebabkan kelelahan dan cedera pada otot. Sikap
daerah abdomen dan dapat terjadi penimbunan. kerja yang tidak alamiah adalah sikap kerja yang
Adanya penimbunan lemak di daerah tersebut menyebabkan posisi bagian tubuh bergerak menjauhi
membuat tekanan meningkat karena adanya beban posisi alamiah. Misalkan saat melakukan pergerakan
ekstra sehingga meningkatkan risiko terjadinya low tangan terangkat, maka semakin jauh bagian tubuh
back pain. dari pusat gravitasi tubuh maka semakin tinggi pula
Status gizi dalam penelitian ini dapat resiko terjadinya keluhan otot skeletal (Tarwaka,
digambarkan dengan perhitungan Indeks Massa 2014). Posisi kerja pada penelitian ini dikelompokkan
Tubuh (IMT) melalui pengukuran berat badan ke dalam 2 kategori yaitu posisi kerja yang tidak
menggunakan alat timbangan dan pengukuran tinggi ergonomis apabila hasil REBA menunjukkan angka 4
badan menggunakan alat microtoice. Pada penelitian kebawah dan posisi kerja yang ergonomis apabila
ini, status gizi dikategorikan menjadi 2 yaitu hasil REBA menunjukkan angka 4 keatas.
operatordengan status gizi normal apabila hasil Dalam penelitian ini diketahui bahwa ada
pengukuran IMTnya antara 18,5 kg/m2–25,0 kg/m2 hubungan yang signifikan antara sikap kerja dengan
dan operatordengan status gizi tidak normal apabila low back pain. Hal ini dikarenakan posisi statis pada
hasil pengukuran IMT nya <18,5 kg/m2 dan >25,0 postur duduk dari penjahit tidak sesuai atau tidak
kg/m2. nyaman saat bekerja. Ditambah lagi dengan jam kerja
Dalam penelitian ini variabel status gizi yang begitu lama, sehingga lama kelamaan pekerja
diketahui tidak ada hubungan dengan low back pain. tersebut akan merasakan kelelahan pada otot
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sianturi (2015) skeletalnya dalam hal ini otot punggung bawah. Hal ini
dimana tidak ada hubungan satus gizi dengan keluhan dapat berdampak buruk bagi kehidupan pekerja
low back pain dan tidak sejalan dengan penelitian Ruli tersebut maupun tempat usaha dia bekerja.
(2016) yang menyatakan ada hubungan bermakna Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
antara IMT dengan tingkat nyeri pada penderita low dilakukan Agus (2019) dimana ada hubungan yang
back pain, karena mobilitas tulang belakang akan signifikan antara sikap kerja denga low back pain.
menurun dengan adanya peningkatan berat badan. Karena posisi kerja yang tidak ergonomis dapat
Menurut asumsi peneliti pada dasarnya orang menyebabkan pekerja mendapatkan keluhan low back
yang IMT nya tergolong tidak normal lebih mudah pain. Posisi kerja ergonomic adalah posisi kerja
mengalami kelelahan dibandingkan dengan yang tenaga kerja yang disesuaikan dengan jenis
tergolong normal. IMT yang tidak normal terbagi atas pekerjaannya dan sarana keja, sehingga dapat
2, yakni kurus atau berat badan kurang dan gemuk menghindarkan pekerja bekerja dengan posisi
atau berat badan lebih. Berat badan kurang (kurus) membungkuk.
cepat lelah dikarenakan kurangnya asupan atau Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,
energi dalam tubuh yang menjadi penyokong banyak dari penjahit yang merasa tidak nyaman
pergerakan tubuh dan berat badan lebih (gemuk) dengan tempat duduk yang digunakan saat menjahit.
cenderung cepat lelah akibat lemak yang menumpuk Pemakaian tempat duduk, meja kerja yang tidak tepat
ditubuhnya, sehingga kedua jenis tersebut akan ukurannya cenderung membuat sikap atau posisi
mencari waktu istirahat lebih banyak dari yang IMT duduk yang salah. Jika hal ini dilakukan secara terus-
nya tergolong normal. Hal ini juga menyebabkan menerus maka dapat mengakibatkan gangguan pada
kurangnya tingkat kejadian low back pain pada tubuh serta menimbulkan kelelahan pada otot dalam
pekerja. hal ini low back pain. Bekerja dalam posisi duduk saja
sudah menimbulkan kelelahan pada otot perut dan
pinggang, serta meningkatkan tekanan pada tulang
6

belakang. Gangguan fungsi tersebut timbul akibat 3. Bagi peneliti selanjutnya


tidak seimbangnya otot perut dan otot pingga yang Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan
menyangga tulang belakang. penelitian faktor lain yang berhubungan dengan
Untuk mengurangi risiko postur kerja pada low back pain seperti usia, jenis kelamin,
penjahit di konveksi dapat dilakukan dengan kebiasaan merokok, dan masa kerja.
beberapa tahap. Salah satunya dengan cara
memberikan informasi kepada para penjahit mengenai
posisi duduk, berdiri dan memegang yang ergonomis, DAFTAR PUSTAKA
sehingga mengurangi terbentuknya postur janggal.
1. Suma’mur, 2015. Higiene Perusahaan dan
Keselamatan kerja , Jakarta: P Gunung
KESIMPULAN
Agung.
2. Anis, 2010. Hubungan Sikap dan Posisi
1. Lebih dari separuh penjahit (58,7%) yang
Kerja dengan Low Back Pain pada perawat
mengalami keluhan low back pain di konveksi Kota
Padang tahun 2020. di RSUD Probolingga. Jurnal Keperawatan
2. Lebih dari separuh penjahit (56,5%) yang lama Soedirman, 4(3) : 131-139.
kerjanya beresiko di konveksi Kota Padang tahun 3. Susanti. 2012. Faktor-faktor yang
2020. mempengaruhi kejadian low back pain pada
3. Lebih dari separuh penjahit (54,3%) yang status pekerja pembersih kulit bawang Kelurahan
gizinya normal di konveksi Kota Padang tahun
Iringmulyo. Faculty of medicine lampung:
2020.
10-28
4. Lebih darin separuh penjahit (54,3%) yang sikap
4. Undang-Undang Republik Indonesia No 36
kerja tidak beresiko di konveksi Kota Padang tahun
tahun 2009 Tentang Kesehatan
2020.
5. Terdapat hubungan lama kerja dengan keluhan 5. Hinawan Fathoni, dkk. 2012. Hubungan
low back pain di konveksi Kota Padang tahun Sikap dan Posisi Kerja dengan Low Back
2020. Pain pada perawat di RSUD Purbalingga.
6. Tidak ada hubungan status gizi dengan keluhan Jurnal keperawatan Soedirman (The
low back pain di konveksi Kota Padang tahun Soedirman journal of Nuesing). 4(3) : 131-
2020.
139.
7. Terdapat hubungan sikap kerja dengan keluhan
6. Gempur. 2013. Hubungan Antara Sikap
low back pain di konveksi Kota Padang tahun
Kerja duduk dengan Gejala Cumulatife
2020.
trauma disorder pada tenaga kerja bagian

SARAN menjahit Konveksi Aneka Semarang.


Skripsi. Ilmu Kesehatan Masyarakat Unes
1. Dinas Kesehatan semarang.
Agar membentuk program Upaya Kesehatan Kerja 7. Kim Davies. 2010. Buku Pintar Nyeri Tulang
(UKK) dalam rangka upaya memantau kesehatan dan Otot. Terjemahan oleh Dina Mardiana.
penjahit.
Erlangga. Jakarta.
2. Bagi (Konveksi)
8. Purwanto. 2008. Hernia Nukleus Pulposus,
Untuk mencegah terjadinya low back pain di
Dalam : Nyeri Punggung Bawah. Jakarta.
sarankan kepada pihak usaha untuk lebih
Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf
memperhatikan jan kerja karyawan dan sikap kerja
karyawan agar terhindar dari resiko low back pain. Indonesia (PERDOSSI).
7

9. Winarto, V.T. 2016. Faktor yang


Berhubungan dengan Keluhan low back
paint pada Pekerja Pabrik Tahu Kelurahan
Bara-Baraya Timur Kecamatan Makassar
Kota Makassar Tahun 2016. Skripsi.
Makassar: Universitas Hasanuddin.
10. Uginiari Nyoman Virna. 2013. Gambaran
factor risiko ergonomic dan keluhan subjektif
terhadap gangguan Musculoskolektal
Disordes (MSDs) pada penjahit sector
informal kota tanggerang pada tahun 2013 .
Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. Bali.

Anda mungkin juga menyukai