Disusun oleh:
Agung Pambudi
(021611003)
PROGRAM DIPLOMA IV
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………i
1.2.2Patofisiologi……………………………………………………………………………………………....7
1.2.5 Prognosis………………………………………………………………………………………………11
1.2.6 Intervensi……………………………………………………………………………………………..12
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………..…….24
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya di dalam sendi siku terdapat dua gerakan yakni fleksi/ekstensi dan rotasi berupa
pronasi dan supinasi. Gerakan fleksi dan ekstensi terjadi antara tulanghumerus dan lengan bawah
(radius dan ulna), pronasidan supinasi terjadi karena radius berputar pada tulang ulna, sementara itu
radius juga berputar pada boros bujurnya sendiri. Sendi radioulnar proksimal dibentuk oleh kepala
radius dan incisura radialisulna dan merupakan bagian dari sendi siku. Sendi radioulnar distal terletak
dekat pergelangan tangan
Sendi siku sangat stabil karena diperkuat oleh simpai sendi yaitu ligamentcollateral medial dan
lateral. Ligamentum annulare radii menstabilkan terutama kepala radius. Otot-otot yang berfungsi pada
gerakan sendi siku ialah brachioradialis, biceps brachii, otot triceps brachii, pronator teres dan
supinator. Selain otot di atas, dari siku juga berasal sejumlah otot yang berfungsi untuk pergelangan
tangan seperti otot ekstensor carpi radialis longus yang berfungsi sebagai penggerak utama ekstensi
sendi pergelangan tangan dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf servikal 6 - 7, otot ekstensor carpi
radialis brevis,berfungsi sebagai penggerak utama ekstensi dan abduksi sendi pergelangan tangan
dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf servikal 6 – servikal 7
3
Tabel 1: Anatomi otot-otot yang menyusun Lateral Compartement of the Elbow (6)
4
1.2 Tennis Elbow
1.2.1 Definisi
Tennis Elbow adalah patologi yang ditandai adanya gejala nyeri pada sisi epicondylus
lateral akibat inflamasi pada tenno periosteal yang disebabkan penggunaan tangan yang
berlebihan sehingga terjadi avulsi ringan. Akibat adanya inflamasi, maka timbullah zat-zat iritan
seperti bradikini, prostaglandin, dan histamin (Hertling, 2006)
1.2.2 Patofisiologi
Selain akibat cedera stres repetitif, tennis elbow juga dapat terjadi karena trauma
langsung. Kondisi ini sering ditemukan pada para pemain tenis. Epikondilitis lateral terjadi
karena kontraksi repetitif pada otot-otot ekstensor lengan bawah, terutama pada origo ECRB,
yang mengakibatkan robekan mikro lalu degenerasi tendon, perbaikan yang imatur, hingga
menimbulkan tendinosis. Selain gaya mekanik yang mengakibatkan stres varus berlebihan pada
ECRB, posisi anatomi tendon ECRB yang langsung berhimpitan dengan aspek lateral capitellum
menyebabkan tendon tersebut mudah mengalami abrasi berulang selama proses ekstensi elbow.
Hipovaskularitas permukaan bawah tendon juga berkontribusi dalam proses degenerasi dan
tendinosis
1.2.3 Etiologi
1. adanya peradangan pada tendon extensor wrist(pergerakan otot tulang tendon pada lengan
terutama elbow/ sikut yang melekat pada epicondilus lateral )
4. faktor mekanikal pemain tenis akibat salah posisi memukul bola dan terjadi perulangan
sehingga menyebabkan tennis elbow
Gejala yang umumnya dirasakan penderita tennis elbow adalah nyeri pada sisi luar siku, yang
menjalar hingga ke lengan bawah dan pergelangan tangan. Gejala bisa berlangsung dalam
rentang waktu 6 bulan hingga 2 tahun, bermula dari nyeri ringan, kemudian akan memburuk
seiring waktu. Meskipun demikian, umumnya penderita akan sembuh dalam setahun.
5
Nyeri pada tennis elbow dapat terjadi pada sejumlah aktivitas berikut:
Gejala tennis elbow jarang menyebabkan gangguan kesehatan yang serius. Tetapi bila dibiarkan
tidak tertangani, gejala akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Segera periksakan diri ke dokter
jika gejala tidak membaik meski sudah diobati dengan obat pereda nyeri, atau bila lengan
menjadi lemah dan kaku.
Tennis elbow disebabkan oleh ketegangan pada otot dan tendon lengan bawah di sekitar siku,
akibat aktivitas berlebihan yang dilakukan berulang-ulang. Kondisi tersebut dapat
mengakibatkan peradangan, dan robeknya otot serta tendon yang menghubungkan otot lengan
bawah ke tulang siku.
Sebagaimana namanya, tennis elbow dapat terjadi akibat bermain tenis, di mana lengan bergerak
memukul bola secara berulang. Selain tenis, beberapa olahraga dan kegiatan yang melibatkan
gerakan lengan berulang, dapat menjadi pemicu terjadinya tennis elbow, misalnya:
Meskipun dapat menimpa semua orang dari segala rentang usia, tennis elbow lebih berisiko
terjadi pada orang usia 30-50 tahun. Orang-orang dengan jenis pekerjaan tertentu, seperti pelukis
atau pemahat, juga lebih rentan terkena tennis elbow. Hal ini karena pekerjaan tersebut
melibatkan gerakan lengan secara berulang dalam waktu yang lama.
6
1.2.6 Prognosis
Angka kesembuhan pasien dari penyakit ini cukup tinggi, sekitar 95%, meskipun tanpa
terapi pembedahan. Meskipun begitu, epikondilitis lateral memiliki potensi menjadi masalah
kronik terutama jika tidak tertangani dengan baik. Untuk menurunkan resiko kronik, maka pasien
dianjurkan menjalani modifikasi aktivitas dan koreksi biomekanik.
7
BAB II
PEMBAHASAN
FORMULIR FISIOTERAPI
8
4. Pemeriksaan (O)
1. Pemeriksaan Umum dan Vital Sign
Cara datang : Mandiri
Nadi : 60 kali/menit
RR : 15 kali/ menit
BB : 58 kg
TB :171cm
IMT :2,36 (normal)
Tensi :100/60 mmHg
Suhu :370 C
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Pada inspeksi, sulit untuk menegakkan diagnosis tennis elbow karena
biasanya tidak ditemukan adanya hematoma maupun edema pada lateral elbow.
Namun pada pasien tennis elbow yang sudah kronik, dapat ditemukan atrofi otot-
otot ekstensor. Meskipun tidak mungkin menegakkan diagnosis tennis elbow
hanya dengan inspeksi, kita tidak boleh mengabaikan pemeriksaan ini sebab jika
kita menemukan adanya eritema, pembengkakan atau pun lesi lain pada elbow,
maka hal tersebut justru akan menyingkirkan diagnosis tennis elbow
Palpasi
a. Bonny palpation
Titik referensi epycondylus lateralis-medialis, olecranon, capitulum radii.
9
Medial Epicondylistis Test (+)
Test Tinel (Tanda Tinel pada Elbow) {+}
10
b. Terapi latihan
I. Deep tranverse friction massage
Gesekan melintang dalam untuk siku tenis diterapkan sebagai
berikut. Pasien harus diposisikan dengan nyaman dengan siku sepenuhnya
supinasi dan fleksi 90 flex. Setelah meraba aspek anterolateral dari
epikondilus lateral humerus, area kelembutan dipetakan. Gesekan melintang
dalam diaplikasikan dengan sisi ujung ibu jari. Tekanan diterapkan ke arah
posterior pada persimpangan tenoosseous. Itu diterapkan selama sepuluh
menit setelah efek mati rasa telah tercapai, untuk mempersiapkan tendon
untuk manipulasi Mill
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pasien dengan nama Tn. N usia 35 tahun dengan diagnosa tennis elbow dextra dengan
keluhan nyeri pada siku kanannya telah menjalani terapi sebanyak 6 kali dengan menggunakan
modalitas ultra sound dan terapi latihan. Maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: (1) Terapi
dengan menggunakan modalitas ultra sound dan terapi latihan dapat mengurangi nyeri, (2)
Terapi latihan dengan metode active resisted dapat meningkatkan kekuatan otot, (3) Terapi
latihan dengan metode free active dapat meningkatkan kemampuan fungsional lengan bawah
kanan.
3.2. Saran
Pasien diharapkan untuk melakukan latihan yang telah dicontohkan sendiri di rumah secara rutin.
Mengurangi atau menghindari aktivitas yang melelahkan selama proses penyembuhan
12
DAFTAR PUSTAKA
Dewi. Rafiqa Kumala. 2014. “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Tennis Elbow” ,
http://eprints.ums.ac.id/32405/11/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
13