Anda di halaman 1dari 13

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA

KASUS TENNIS ELBOW

Disusun oleh:

Agung Pambudi

(021611003)

PROGRAM DIPLOMA IV

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………i

BAB I PENDAHULUAN ............. ………………Error! Bookmark not defined.

1.1 Anatomi fisiologi ......................................................................................... 1

1.2 Tennis Elbow .............................................................................................. 6

1.2.1 Definisi ................................................................................................ 6

1.2.2Patofisiologi……………………………………………………………………………………………....7

1.2.3 Etiologi ................................................................................................ 8

1.2.4 Gejala Klinis ................................................................................................ 9

1.2.5 Prognosis………………………………………………………………………………………………11

1.2.6 Intervensi……………………………………………………………………………………………..12

BAB II Formulir Fisioterapi .................................................................................. 15

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 22

1.1 Kesimpulan ................................................................................................ 22

1.2 Saran .......................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………..…….24

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Struktur dan Fisiologi


Sendi siku dibentuk oleh tiga potong tulang yaitu tulang humerus, ulna dan radius yang saling
berhubungan dalam satu rongga sendi yang bersama-sama.

Pada dasarnya di dalam sendi siku terdapat dua gerakan yakni fleksi/ekstensi dan rotasi berupa
pronasi dan supinasi. Gerakan fleksi dan ekstensi terjadi antara tulanghumerus dan lengan bawah
(radius dan ulna), pronasidan supinasi terjadi karena radius berputar pada tulang ulna, sementara itu
radius juga berputar pada boros bujurnya sendiri. Sendi radioulnar proksimal dibentuk oleh kepala
radius dan incisura radialisulna dan merupakan bagian dari sendi siku. Sendi radioulnar distal terletak
dekat pergelangan tangan

Sendi siku sangat stabil karena diperkuat oleh simpai sendi yaitu ligamentcollateral medial dan
lateral. Ligamentum annulare radii menstabilkan terutama kepala radius. Otot-otot yang berfungsi pada
gerakan sendi siku ialah brachioradialis, biceps brachii, otot triceps brachii, pronator teres dan
supinator. Selain otot di atas, dari siku juga berasal sejumlah otot yang berfungsi untuk pergelangan
tangan seperti otot ekstensor carpi radialis longus yang berfungsi sebagai penggerak utama ekstensi
sendi pergelangan tangan dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf servikal 6 - 7, otot ekstensor carpi
radialis brevis,berfungsi sebagai penggerak utama ekstensi dan abduksi sendi pergelangan tangan
dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf servikal 6 – servikal 7

3
Tabel 1: Anatomi otot-otot yang menyusun Lateral Compartement of the Elbow (6)

Otot Fungsi Origo Insersio

Extensor Aspek distal dari lateral


Ekstensi dan abduksi supra-condylar ridge humerus Aspek dorsal dari
carpi radialis basis tulang
pergelangan tangan Dan septum intermuscular metakarpal kedua
longus lateral

Tendon extensor communis Aspek dorsal dari


Ektensi pergelangan
ECRB dari epikondilus lateral basis tulang
tangan
humerus metakarpal ketiga

Extensor Ektensi pergelangan


Tendon extensor communis
tangan, jari kedua-jari Dorsum jari kedua-
digitorum dari epikondilus lateral
kelima pada sendi jari kelima
humerus
communis MCP
Caput humeral: Tendon
Extensor carpi extensor communis dari Aspek ulnar dari
Ekstensi dan adduksi
epikondilus lateral humerus, basis tulang
Ulnaris pergelangan tangan
caput ulnaris: aspek dorsal metakarpal kelima
dari mid ulna
Ektensi phalanx
Extensor digiti proximal jari kelima Tendon extensor communis
Area dorsal jari
pada sendi MCP dan dari epikondilus lateral
Minimi kelima
membantu ekstensi humerus
pergelangan tangan
Memperkuat kapsul
Aspek radial
sendi dan bertindak Aspek posterior epikondilus
Anconeus olecranon dan ulna
sebagai ekstensor lateral humerus
proksimal
lemah pada elbow
Caput humeri: epikondilus Aspek lateral dan
lateral; caput ulnaris: aspek anterior radius
Supinator Supinasi lengan bawah
lateral olecranon (krista proksimal hingga
supinator) medial

4
1.2 Tennis Elbow
1.2.1 Definisi
Tennis Elbow adalah patologi yang ditandai adanya gejala nyeri pada sisi epicondylus
lateral akibat inflamasi pada tenno periosteal yang disebabkan penggunaan tangan yang
berlebihan sehingga terjadi avulsi ringan. Akibat adanya inflamasi, maka timbullah zat-zat iritan
seperti bradikini, prostaglandin, dan histamin (Hertling, 2006)

1.2.2 Patofisiologi
Selain akibat cedera stres repetitif, tennis elbow juga dapat terjadi karena trauma
langsung. Kondisi ini sering ditemukan pada para pemain tenis. Epikondilitis lateral terjadi
karena kontraksi repetitif pada otot-otot ekstensor lengan bawah, terutama pada origo ECRB,
yang mengakibatkan robekan mikro lalu degenerasi tendon, perbaikan yang imatur, hingga
menimbulkan tendinosis. Selain gaya mekanik yang mengakibatkan stres varus berlebihan pada
ECRB, posisi anatomi tendon ECRB yang langsung berhimpitan dengan aspek lateral capitellum
menyebabkan tendon tersebut mudah mengalami abrasi berulang selama proses ekstensi elbow.
Hipovaskularitas permukaan bawah tendon juga berkontribusi dalam proses degenerasi dan
tendinosis

1.2.3 Etiologi

1. adanya peradangan pada tendon extensor wrist(pergerakan otot tulang tendon pada lengan
terutama elbow/ sikut yang melekat pada epicondilus lateral )

2. akibat overose atau gerakan berlebihan

3. banyak terjadi pada otot extensor carpi radialis brevis

4. faktor mekanikal pemain tenis akibat salah posisi memukul bola dan terjadi perulangan
sehingga menyebabkan tennis elbow

1.2.4 Gejala Klinis

Gejala yang umumnya dirasakan penderita tennis elbow adalah nyeri pada sisi luar siku, yang
menjalar hingga ke lengan bawah dan pergelangan tangan. Gejala bisa berlangsung dalam
rentang waktu 6 bulan hingga 2 tahun, bermula dari nyeri ringan, kemudian akan memburuk
seiring waktu. Meskipun demikian, umumnya penderita akan sembuh dalam setahun.

5
Nyeri pada tennis elbow dapat terjadi pada sejumlah aktivitas berikut:

 Mengangkat, menekuk, atau meluruskan lengan.


 Berjabat tangan, menulis, atau menggenggam benda berukuran kecil seperti pensil.
 Memutar pergelangan tangan, misalnya saat memutar kenop pintu atau membuka tutup
stoples.

Gejala tennis elbow jarang menyebabkan gangguan kesehatan yang serius. Tetapi bila dibiarkan
tidak tertangani, gejala akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Segera periksakan diri ke dokter
jika gejala tidak membaik meski sudah diobati dengan obat pereda nyeri, atau bila lengan
menjadi lemah dan kaku.

1.2.5 Faktor Resiko

Tennis elbow disebabkan oleh ketegangan pada otot dan tendon lengan bawah di sekitar siku,
akibat aktivitas berlebihan yang dilakukan berulang-ulang. Kondisi tersebut dapat
mengakibatkan peradangan, dan robeknya otot serta tendon yang menghubungkan otot lengan
bawah ke tulang siku.

Sebagaimana namanya, tennis elbow dapat terjadi akibat bermain tenis, di mana lengan bergerak
memukul bola secara berulang. Selain tenis, beberapa olahraga dan kegiatan yang melibatkan
gerakan lengan berulang, dapat menjadi pemicu terjadinya tennis elbow, misalnya:

 Olahraga seperti bulutangkis, renang, atau golf.


 Kegiatan seperti mengecat, menggunting, atau mengetik dalam waktu lama.

Meskipun dapat menimpa semua orang dari segala rentang usia, tennis elbow lebih berisiko
terjadi pada orang usia 30-50 tahun. Orang-orang dengan jenis pekerjaan tertentu, seperti pelukis
atau pemahat, juga lebih rentan terkena tennis elbow. Hal ini karena pekerjaan tersebut
melibatkan gerakan lengan secara berulang dalam waktu yang lama.

6
1.2.6 Prognosis

Angka kesembuhan pasien dari penyakit ini cukup tinggi, sekitar 95%, meskipun tanpa
terapi pembedahan. Meskipun begitu, epikondilitis lateral memiliki potensi menjadi masalah
kronik terutama jika tidak tertangani dengan baik. Untuk menurunkan resiko kronik, maka pasien
dianjurkan menjalani modifikasi aktivitas dan koreksi biomekanik.

7
BAB II

PEMBAHASAN

FORMULIR FISIOTERAPI

Nama Fisioterapi : Agus budi raharjo Peminatan :


Nama Dokter : Ruangan :Poli fisioterapi RSU
D Tanggerang
Nomer Register : (-) Tgl Pemeriksaan : (-)

I. PENGUMPULAN DATA IDENTITAS PASIEN : (S)


1. Pengumpulan Identitas Pasien (S)
Nama : Tn. N
Tanggal lahir : Jakarta, 30 april 1983 (35 thn)
Alamat : JL kalimalang blok g no 10
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Buruh
Hobi :-
Diagnosis medis : Tennis Elbow

2. Pengumpulan Data Riwayat Penyakit (S)


Tanggal Pemeriksaan: 26 desember 2018
KU : Pasien datang ke klinik fisioterapi dengan keluhan adanya nyeri di bagian siku
kanan. Sehingga menganggu aktivitas fungsional.
1. RPS : Pasien mengeluh adanya penyakit tambahan dibagian pergelangan
tangan

2. RPD : Pernah mengalami penyakit sinusitis


3. RPK : Tidak adanya penyakit serupa

8
4. Pemeriksaan (O)
1. Pemeriksaan Umum dan Vital Sign
Cara datang : Mandiri
Nadi : 60 kali/menit
RR : 15 kali/ menit
BB : 58 kg
TB :171cm
IMT :2,36 (normal)
Tensi :100/60 mmHg
Suhu :370 C
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Pada inspeksi, sulit untuk menegakkan diagnosis tennis elbow karena
biasanya tidak ditemukan adanya hematoma maupun edema pada lateral elbow.
Namun pada pasien tennis elbow yang sudah kronik, dapat ditemukan atrofi otot-
otot ekstensor. Meskipun tidak mungkin menegakkan diagnosis tennis elbow
hanya dengan inspeksi, kita tidak boleh mengabaikan pemeriksaan ini sebab jika
kita menemukan adanya eritema, pembengkakan atau pun lesi lain pada elbow,
maka hal tersebut justru akan menyingkirkan diagnosis tennis elbow

Palpasi
a. Bonny palpation
Titik referensi epycondylus lateralis-medialis, olecranon, capitulum radii.

b.. Joint palpation


Humeroulnar; humeroradial dan radioulnar joint
c. Muscle palpation
M. Extensor carpiradialis longus, M. Extensor carpiradialis brevis tendoperiosteal,
M. Extensor carpiradialis brevis tendomuscular, M. Extensor carpiradialis brevis
muscle belly, Common wrist flexor ms.
Odem : (+)
Special test :
 Fleksi Elbow Test (+)

9
 Medial Epicondylistis Test (+)
 Test Tinel (Tanda Tinel pada Elbow) {+}

5. Pengumpulan Data Pemeriksaan Penunjang


(Tidak di lakukan )

6. Urutan Masalah fisioterapi


 Adanya nyeri
 Adanya pembengkakan
 Gangguan gerak
 Gangguan fungsional

7. Program Pelaksaan Fisioterapi


 Program fisioterapi
a. Ultra sound
Pelaksanaannya posisi pasien tidur terlentang senyaman mungkin
di atas bed, posisi terapis disamping pasien. Terapis memberikan
penjelasan kepada pasien bahwa efek dari modalisas ultra sound ini adalah hangat
bukan panas. Sebelum terapi terlebih lakukan tes
sensibilitas. Bersihkan kemudian berikan gel pada area yang akan diterapi
yaitu pada epicondylus lateralis atau siku kanan bagian luar, ratakan gel
dengan tranduser. Nyalakan alat, kemudian atur waktu 5menit, intensitas
1watt/cm dan frekuensi 3MHz, arus yang digunakan adalah continus
dengan arah gerakan tranduser melingkar. Monitoring pasien selama
terapi. Setelah terapi selesai, turunkan intensitas pada posisi nol kemudian
matikan alat, dan bersihkan gel dengan tissue, baik pada tranduser
ataupun siku pasien.

10
b. Terapi latihan
I. Deep tranverse friction massage
Gesekan melintang dalam untuk siku tenis diterapkan sebagai
berikut. Pasien harus diposisikan dengan nyaman dengan siku sepenuhnya
supinasi dan fleksi 90 flex. Setelah meraba aspek anterolateral dari
epikondilus lateral humerus, area kelembutan dipetakan. Gesekan melintang
dalam diaplikasikan dengan sisi ujung ibu jari. Tekanan diterapkan ke arah
posterior pada persimpangan tenoosseous. Itu diterapkan selama sepuluh
menit setelah efek mati rasa telah tercapai, untuk mempersiapkan tendon
untuk manipulasi Mill

II. Mills manipulation


Untuk teknik manipulasi Mills, pasien diposisikan dengan nyaman dalam
posisi duduk dengan ekstremitas yang terpengaruh pada 90◦ abduksi dengan
rotasi internal yang cukup sehingga olecranon menghadap ke atas. Terapis
menstabilkan pergelangan tangan pasien dalam fleksi penuh dan pronasi
dengan satu tangan, sementara tangan lain ditempatkan di atas
olecranon. Sementara mengasumsikan fleksi dan posisi pronasi pergelangan
tangan penuh, terapis harus menerapkan kecepatan tinggi-amplitudo rendah
pada rentang ujung ekstensi siku.
 Tujuan jangka pendek
a. Mengurangi nyeri.
b. Meningkatkan LGS ( lingkup gerak sendi
 Tujuan jangka panjang
a. Melanjutkan program jangka pendek
b. Memulihkan fungsi sendi siku kanan dan kiri seoptimal mungkin

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pasien dengan nama Tn. N usia 35 tahun dengan diagnosa tennis elbow dextra dengan
keluhan nyeri pada siku kanannya telah menjalani terapi sebanyak 6 kali dengan menggunakan
modalitas ultra sound dan terapi latihan. Maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: (1) Terapi
dengan menggunakan modalitas ultra sound dan terapi latihan dapat mengurangi nyeri, (2)
Terapi latihan dengan metode active resisted dapat meningkatkan kekuatan otot, (3) Terapi
latihan dengan metode free active dapat meningkatkan kemampuan fungsional lengan bawah
kanan.
3.2. Saran
Pasien diharapkan untuk melakukan latihan yang telah dicontohkan sendiri di rumah secara rutin.
Mengurangi atau menghindari aktivitas yang melelahkan selama proses penyembuhan

12
DAFTAR PUSTAKA

Akraf, Muhammad.2012. “Pemeriksaan Spesifik Regio Elbow Joint” ,


http://akrafpeduli.blogspot.com /pemeriksaan-spesifik-regio-elbow-joint.

Sari, Dwi Novita. 2013. “Tennis Elbow” , http://dwitasari37.blogspot.com/ tennis-elbow.

Wulandari, Noveta. 2016. “Penatalaksaan Fisioterapi Pada Tennis” ,


http://novetawulandari.blogspot.com/penatalaksaam-fisioterapi-pada-tennis.

Dewi. Rafiqa Kumala. 2014. “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Tennis Elbow” ,
http://eprints.ums.ac.id/32405/11/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai