TENNIS ELBOW
I. PENDAHULUAN
Pada tahun 1882, Morris memperkenalkan istilah lawn tennis elbow
yang merujuk pada suatu sindroma pada siku yang ditemukan pada para
pemain tenis, istilah itu kemudian disingkat menjadi tennis elbow. Namun
menurut data epidemiologi terbaru, para penderita penyakit ini mayoritas
justru berasal dari orang-orang yang bukan pemain tenis. (1) (2) (3)
Tennis elbow merupakan salah satu jenis overuse syndrome dan kondisi ini
timbul sebagai akibat dari ekstensi pergelangan tangan yang berlebihan. Hal
ini sering ditemukan pada orang-orang yang terbiasa melakukan repetisi
supinasi dan pronasi lengan bawah ketika sendi siku sedang dalam keadaan
ekstensi (seperti gerakan pemain tenis yang melakukan pukulan backhand).
(2) (3) (4)
gejala.
Namun
penelitian
terbaru
menunjukkan
bahwa
II. EPIDEMIOLOGI
Insidensi tennis elbow bervariasi mulai dari 1% hingga 3% dari
populasi umum dan kelainan ini dapat ditemukan pada 50% pemain tenis.
Meskipun begitu, jumlah pemain tenis yang terkena penyakit ini hanya
sekitar 5% dari jumlah semua pasien tennis elbow. Oleh karena itu
penggunaan istilah tennis elbow sebenarnya kurang tepat, sebab mayoritas
penderitanya justru bukan pemain tenis. (2) (3) (10)
Jumlah pasien tennis elbow para pria dan wanita sama banyaknya.
Kelainan ini sering ditemukan pada orang-orang berkulit putih, pada tangan
yang dominan, dan insidensinya meningkat seiring dengan bertambahnya
usia, dengan populasi puncak pada usia 30 hingga 50 tahun, serta usia ratarata penderitanya adalah 42 tahun.
dan merupakan bagian dari sendi siku. Sendi radioulnar distal terletak dekat
pergelangan tangan. (6)
Sendi siku sangat stabil karena diperkuat oleh simpai sendi yaitu
ligamentcollateral
medial
dan
lateral.
Ligamentum
annulare
radii
pada
gerakan sendi siku ialah brachioradialis, biceps brachii, otot triceps brachii,
pronator teres dan supinator. Selain otot di atas, dari siku juga berasal
sejumlah otot yang berfungsi untuk pergelangan tangan seperti otot
ekstensor carpi
ekstensi sendi pergelangan tangan dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf
servikal 6 - 7, otot ekstensor carpi radialis brevis,berfungsi sebagai
penggerak utama ekstensi dan abduksi sendi pergelangan tangan diper
sarafi oleh saraf radialis akar saraf servikal 6 servikal 7. (11)
Tabel 1: Anatomi otot-otot yang menyusun Lateral Compartement of the
Elbow (6)
Otot
Extensor
carpi radialis
longus
Fungsi
Ekstensi
abduksi
pergelangan
tangan
Origo
dan
ridge
humerus
Dan
septum
intermuscular lateral
Insersio
Aspek
dorsal
dari
tulang
metakarpal
kedua
Aspek
Ektensi
ECRB
pergelangan
tangan
Tendon
communis
epikondilus
humerus
basis
extensor dari
dorsal
basis
dari tulang
lateral metakarpal
ketiga
Ektensi
Tendon
Extensor
pergelangan
digitorum
tangan,
communis
kedua-jari kelima
jari
extensor
communis
dari
epikondilus
lateral
humerus
Caput humeral: Tendon
Extensor
carpi
ulnaris
Ekstensi
dan extensor
communis
adduksi
pergelangan
tangan
Ektensi
digiti
minimi
jari
kedua-jari
kelima
Aspek
ulnar
dari
basis
tulang
metakarpal
kelima
phalanx
proximal
Extensor
Dorsum
jari
extensor
dan communis
membantu
epikondilus
ekstensi
humerus
pergelangan
tangan
Memperkuat
kapsul sendi dan Aspek
Anconeus
posterior Aspek
lemah humerus
radial
lateral olecranon
dan
ulna proksimal
pada elbow
Caput
Supinator
Supinasi
bawah
lengan
humeri: Aspek
epikondilus
caput
ulnaris:
lateral; dan
lateral
anterior
aspek radius
hingga medial
tendon pada kompartemen lateral. Lokasi origo dan insersio serta fungsi otot
dan tendon tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 (11).
lateral
berhubungan
erat
dengan
cedera
kapsuler,
penebalan serta robekan pada lateral ulnar collateral ligament (LUCL) dan
radial collateral ligament (RCL). Kompleks lateral collateral ligament terdiri
atas RCL, ligamen annular, ligamen accessory lateral collateral, dan LUCL
(Gambar 2). RCL berasal dari epikondilus lateral bagian anterior dan
bergabung dengan fiber ligamentum annular dan fascia otot supinator.
Ligamentum annular, stabilisator utama sendi proximal radioulnar, melancip
di bagian distal dan mengelilingi caput radial yang berbentuk corong.
Gangguan
atau
robekan
pada
ligamentum
ini
dapat
menyebabkan
hingga
menimbulkan
tendinosis.
Selain
gaya
mekanik
yang
yang
langsung
berhimpitan
dengan
aspek
lateral
capitellum
Gambar
4:
A.
Gambaran
histologis
tendinosis
angiofibroplastic
kepustakaan (12)
Pada pemeriksaan umum, tendon yang mengalami tennis elbow akan
berwarna abu-abu dan rapuh. Awalnya, banyak yang menduga bahwa
epikondilitis terjadi karena adanya proses inflamasi yang melibatkan bursa
humeral radial, synovium, dan ligamentum annular. Pada tahun 1979, Nirschl
dan Pettrone menemukan adanya disorganisasi arsitektur kolagen normal
akibat invasi fibroblast yang berhubungan erat dengan respon reparatif
vaskuler yang imatur, yang disebut juga dengan istilah hiperplasia
angiofibroplastik. Proses itu kemudian dikenal dengan nama tendinosis
angiofibroplastik karena tidak ada satu pun sel radang yang teridentifikasi.
Karena inflamasi bukanlah faktor yang signifikan dalam epikondilitis, maka
istilah tendinosis merupakan istilah yang paling tepat untuk menggambarkan
tennis elbow. (3) (6) (12) (13)
(2)
ketika
Pasien
pasien
juga
beraktivitas
merasakan
dan
kondisi
membaik
yang
setelah
pasien
mengganggu
saat
oleh pasien bervariasi, mulai dari yang paling ringan (seperti rasa
mengganggu ketika melakukan aktivitas berat seperti bermain tennis atau
menggunakan alat tangan secara berulang-ulang), atau nyeri berat yang
terpicu oleh aktivitas sederhana seperti hendak mengambil dan memegang
gelas kopi. Secara umum, pasien tennis elbow akan mengeluhkan penurunan
kekuatan ketika melakukan gerakan menggenggam, supinasi, dan ekstensi
pergelangan tangan.
atau
Olahraga
Bermusik
Gerakkan
Bermain biola
Bisnis
Pertukangan
Perlistrikan
Memotong kabel
Mekanik
Gerakan repetitif
Bisbol
Pitching
Olahraga raket
Pukulan backhand
Angkat Berat
Berlayar
ekstensi
Politik
Mendayung
Sekretariat
Menjabat tangan
Mengetik
Pemeriksaan Fisis
Inspeksi
Pada inspeksi, sulit untuk menegakkan diagnosis tennis elbow karena
biasanya tidak ditemukan adanya hematoma maupun edema pada lateral
elbow. Namun pada pasien tennis elbow yang sudah kronik, dapat ditemukan
atrofi otot-otot ekstensor. Meskipun tidak mungkin menegakkan diagnosis
tennis elbow hanya dengan inspeksi, kita tidak boleh mengabaikan
pemeriksaan ini sebab jika kita menemukan adanya eritema, pembengkakan
atau pun lesi lain pada elbow, maka hal tersebut justru akan menyingkirkan
diagnosis tennis elbow.
Palpasi
Dari palpasi, ada beberapa jenis pemeriksaan provokatif yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Penekanan pada lateral elbow.
Nyeri maksimal dapat timbul ketika dilakukan penekanan pada daerah
sekitar 1-2 cm dari distal origo ECRB di epikondilus lateral. Apabila tanda ini
tidak ditemukan, maka kita dapat menyingkirkan diagnosis tennis elbow.
(2) (3)
dan tendon. Hasil positif terjadi apabila pasien merasakan nyeri pada
epikondilus lateral. Bila positif, berarti pasien menderita tennis elbow. (16)
pergelangan
tangan
sambil
melawan
tahanan
yang
diberikan
oleh
dan
uji
krepitus
sendi
radiohumeral
dilakukan
untuk
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis biasanya dijadikan alat diagnostik cadangan
untuk kasus-kasus yang telah refrakter terhadap terapi non-bedah, untuk
mengeksklusi abnormalitas lain, dan untuk memeriksa luasnya kerusakan
tendon. Secara umum, pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan adalah
X-ray, CT-scan, MRI, dan USG.
1. X-Ray
Pemeriksaan X-ray biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mengeksklusi
abnormalitas lain. Gambaran yang dapat ditemukan dari pemeriksaan X-ray
pada tennis elbow adalah deposisi kalsium (kalsifikasi) pada daerah yang
berdekatan dengan epikondilus lateral. (6)
2. USG
Sensitivitas
USG
untuk
mendiagnosis
tennis
elbow
adalah
72-88%,
Gambar 10: Foto posisi elbow dan transducer pada evaluasi US. Dikutip dari
kepustakaan (18)
Gambar 11: USG longitudinal pada tendon extensor communis pasien tennis
elbow, tanda panah menunjukkan fokus hipoekoik linear yang sesuai dengan
robekan intrasubstansi. Dikutip dari kepustakaan (18)
Gambar 12: USG longitudinal pada tendon extensor communis pasien tennis
elbow, tanda panah yang atas menunjukkan tendon yang mengalami
kalsifikasi, sedangkan tanda panah yang bawah menunjukkan iregularitas
tulang yang dekat dengan tendon extensor communis. Dikutip dari
kepustakaan (18)
Gambar 13: USG longitudinal pada tendon extensor communis pasien tennis
elbow, tanda bintang menunjukkan tendon yang terlepas dari tulang yang
disertai dengan cairan peritendinosus, sedangkan tanda panah menunjukkan
enterofit pada tulang. Dikutip dari kepustakaan (18)
3. MRI
Posis pasien dan pemelihan sekuensi yang tepat merupakan hal yang
esensial untuk menegakkan diagnosis tennis elbow dengan menggunakan
MRI. Apabila digunakan dengan tepat, maka MRI memiliki sensitivitas sekitar
90-100% dalam mendiagnosis tennis elbow. (6) (19)
Pasien yang akan menjalani pemeriksaan MRI sebaiknya berbaring
dengan tangan terabduksi, elbow di-ekstensi, dan pergelangan tangan disupinasi. (6) (19)
Abnormalitas
tendon
dan
ligamen
sebaiknya
diperiksa
dengan
(6)
Gambar 14: MRI tennis elbow. (a) tanda panah menunjukkan robekan fullthickness dan retraksi ECRB yang disertai dengan edema. (b) tanda panah
menunjukkan
cairan
peritendinosus
pada
origo
ECRB.
Dikutip
dari
kepustakaan (6).
4.Elektromiograf
Eletromiografi dapat membantu kita dalam membedakan sindrom radial
tunnel dengan epikondiliitis lateral. Pada sindrom radial tunnel, terjadi
penurunan implus elektromiografi.
(2) (5)
jari
ke
menyingkirkan
arah
distal
diagnosis,
epikondilus
kita
dapat
lateral.
Untuk
melakukan
benar-benar
pemeriksaan
Bursitis olekranon
Pada bursitis olekranon, biasanya gejala diawali oleh adanya riwayat trauma,
perdarahan, sepsis atau riwayat rematik. Pada pemeriksaan fisis, kita dapat
menemukan adanya efusi sendi siku dan eritema pada kulit siku, pada
epikondilitis lateral kita tidak akan menemukan adanya tanda-tanda eritema.
Pada bursitis olekranon, nyeri dapat timbul ketika dilakukan penekanan pada
olekranon sedangkan pada epikondilitis lateral, nyeri timbul saat dilakukan
dengan tennis elbow yang justru dipicu oleh gerakan ekstensi dan pronasi. (20)
Penyakit-penyakit intra-artikuler seperti artritis, dan osteokondritis
dissecan pada capitelum
Penyakit-penyakit artikuler biasanya ditandai oleh gejala kontraktur fleksi
(pasien sulit melakukan ekstensi baik secara aktif maupun pasif) dan nyeri
sering kali timbul di akhir gerakan ekstensi. Berbeda dengan epikondilitis
lateral, di mana tidak ada keterbatasan gerakan fleksi.
VIII. PENATALAKSANAAN
Ada banyak pilihan penatalaksanaan untuk mengatasi tennis elbow,
namun hingga saat ini belum ada satu pun penatalaksanaan yang benarbenar efektif dalam mengatasi kelainan tersebut. Namun secara umum,
terapi untuk tennis elbow dibagi menjadi 2 yakni terapi konservatif dan
pembedahan.
(2) (5) (6) (7) (9) (21) (22) (15) (23) (24) (22)
Untuk tennis elbow fase akut, maka kita harus memberlakukan regimen
R.I.C.E seperti halnya cedera jaringan lunak lainnya.
Gambar
15:
Prosedur
RICE
untuk
epikondilitis
lateral.
Dikutip
dari
kepustakaan (17).
Bila terapi tersebut tidak berhasil, maka kita dapat melanjutkannya dengan:
Terapi Konservatif
Terapi konservatif yang dapat diberikan pada pasien tennis elbow antara lain:
1. NSAID (Non-steroidal anti-inflammatory drugs)
NSAID dapat digunakan sebagai analgesia untuk pasien tennis elbow. Ada
banyak pilihan NSAID yang dapat digunakan yakni diclofenac, naproxen,
ibuprofen,
dan
inhibitor
siklooksigenase.
Obat-obatan
tersebut
dapat
(9) (22)
2. Kortikosteroid
Jenis kortikosteroid yang digunakan untuk terapi tennis elbow sebaiknya
yang memiliki efek anti-inflamasi yang kuat seperti triamcinolone dan
betamethasone. Dan pemberiannya harus dilakukan secara intra-artrikuler
untuk mengurangi efek sistemik. (3) (6) (22) (23)
Terapi ini terkadang juga dikombinasikan dengan anestetik lokal; salah satu
kombinasi yang sering digunakan adalah 0,5 cc Xylocaine 2% dan 0,5 cc
methylprednisolone. (5)
3. Vasodilator
Vasodilator dapat diberikan pada pasien tennis elbow karena agen ini dapat
menstimulasi sintesis kolagen dan membantu proses penyembuhan. Selain
itu vasodilator dapat mengurangi gejala nyeri. Vasodilator yang dianjurkan
adalah nitrogliserin transdermal. Obat ini dapat menyebabkan relaksasi otot
pembuluh darah dengan cara menstimulasi produksi guanosine monofosfat
intraseluler. (3) (21)
4. Botulinum
Botulinum telah terbukti dapat menurunkan gejala nyeri dengan cara
memblokade
pelepasan
asetilkolin,
sehingga
menimbulkan
denervasi
Gambar 18: Latihan ekstensi elbow 180 (kontraksi eksentrik pada otot-otot
pergelangan tangan). Dikutip dari kepustakaan (24)
Terapi fisik seperti ini murah dan cukup efektif dalam mengatasi gejala tennis
elbow. Namun sebelum melakukan gerakan-gerakan seperti itu, kita harus
memberikan memberikan konseling pada pasien mengenai adanya efek
eksarsebasi nyeri ketika sedang melakukan latihan. (24)
6. Penggunaan Ortosis atau Bebat Counterforce (Counterforce bracing)
Penggunaan bebat counterforce dilakukan untuk mengurangi gaya tension
(tegangan) pada tendon ekstensor pergelangan tangan, dan ortotik jenis ini
lebih unggul dalam mengatasi tennis elbow jika dibandingkan dengan bebat
biasa. Bebat ini harus diletakan kira-kira 10 cm di arah distal sendi elbow.
Penggunaan bebat counterforce selama tiga minggu pada epikondilitis
lateral, dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan kekuatan genggaman.
Namun beberapa ahli menganggap bahwa terapi ini tidak memberikan
manfaat sama sekali dalam mengatasi tennis elbow. Sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa terapi ini masih kurang superior jika dibandingkan
dengan terapi NSAID topikal dan injeksi kortikosteroid. (3) (17) (21) (26)
(2) (3) (5) (6) (8) (15) (21) (25) (27) (28)
Operasi Terbuka
Operasi terbuka merupakan jenis pendekatan yang paling sering digunakan
untuk mengatasi tennis elbow. Ada beberapa teknik operasi terbuka yang
dapat dilakukan untuk mengatasi tennis elbow yakni: (2) (3) (5) (6) (8) (15) (21) (25) (27) (28)
-
infeksi
kerusakan saraf dan pembuluh darah
memperpanjang masa rehabilitasi
penurunan kekuatan lengan
penurunan fleksibilitas
Rehabilitasi
Setelah menjalani pembedahan, terutama operasi terbuka, tangan yang
dioperasi harus diimobilisasi dengan menggunakan bebat. Setelah 1
minggu, bebat dan jahitan dapat dilepaskan. (8) (17)
Jika bebat telah dilepaskan, maka kita harus segera memulai latihan fisik
dengan
melakukan
gerakan
peregangan
siku
dan
mengembalikan
(8)
Family
Physician
(AFP)
merekomendasikan
suatu
alur
pendekatan
terapi
yang
pertama
kali
dianjurkan
adalah
Untuk
melakukan
hal
tersebut,
kita
dapat
mempertimbangkan
IX. PROGNOSIS
Angka kesembuhan pasien dari penyakit ini cukup tinggi, sekitar 95%,
meskipun tanpa terapi pembedahan. Meskipun begitu, epikondilitis lateral
memiliki potensi menjadi masalah kronik terutama jika tidak tertangani
dengan baik. Untuk menurunkan resiko kronik, maka pasien dianjurkan
menjalani modifikasi aktivitas dan koreksi biomekanik. (5) (9) (21)
X. KOMPLIKASI
Komplikasi pada penyakit ini berkaitan erat dengan terapinya, baik itu
terapi konservatif maupun terapi pembedahan. Penggunaan obat-obatan
NSAID dan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat mengakibatkan
gangguan hati, ginjal, dan traktus gastrointestinal. Sedangkan komplikasi
yang dapat terjadi setelah pembedahan antara lain infeksi, penurunan
ROM, serta kekakuan. (3)
DAFTAR PUSTAKA
1. Tegner WS. Tennis Elbow. London: The London Hospital; 1959.
2. Flatt AE. Tennis elbow. Proc (Bayl Univ Med Cent). 2008 October; 21(4).
3. Walrod BJ. Medscape. [Online].; 2012 [cited 2012 July 29. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/96969-overview .
4. Eygendaal D, Rahussen FTG, Diercks RL. Biomechanics of the elbow
joint in tennis players and relation to pathology. British Journal Sports
Medicine. 2007 July; 41(11).
5. Geoffroy P, Yaffe MJ, Rohan
I.
Diagnosis
and
treating
lateral
aetiology, and prevention. Brit J Sports Med. 2006 January; 40: p. 415-
423.
11 Suharto. Fisioterapi pada Tennis Elbow tipe II. CDK. 2000; 129.
.
12 Griffin LY, Andrews JR, Cole BJ, Maffulli N, Mandelbaum B, Rodeo SA, et
.
al. AAOS Now. [Online].; 2010 [cited 2012 July 31. Available from:
http://www.aaos.org/news/aaosnow/oct10/clinical1.asp .
13 Kraushaar BS, Emerson NJ, Nirschl RP. Tendinosis of the Elbow (Tennis
.
Elbow).
Clinical
Features
and
Findings
of
Histological,
31.
Available
from:
http://physiotherapy-
health.blogspot.com/2010/10/tennis-elbow-and-exercise-protocol.html"
http://physiotherapy-health.blogspot.com/2010/10/tennis-elbow-andexercise-protocol.html .
18 Levin D, Nazarian LN, Miller TT, OKane PL, Feld RI, Parker L, et al.
.
October; 237(230-234).
19 Patten RM. Overuse Syndromes and Injuries Involving the Elbow: MR
. Imaging Findings. AJR. 1995 November; 164(1205-1211).
20 Johnson TS, BS CAD. Elbow anatomy and examination. In Frassica FJ,
.
September; 15(76).
22 Hay EM, Paterson SM, Lewis M, Hosie G, Croft P. Pragmatic randomised
.
October; 319(10).
23 Dooley P, Martin R. Corticosteroid injections and arthrocentesis.
. Canadian Family Physician. 2002 February; 48(285-292).
24 Finestone HM, Rabinovitch DL. Tennis elbow no more. Canadian Family
. Physician. 2008 Agustus; 54: p. 1115-6.
25 Wadsworth TG. Tennis elbow: conservative, surgical, and manipulative
. treatment. BMJ. 1987 March; 294.
26 Struijs PAA, Smidt N, Arola H, Dijk CNv, Buchbinder R, Assendelft WJJ.
.