Anda di halaman 1dari 17

KAJIAN KASUS

KLINIS 1
BELL’S PALSY
DEXTRA
Esty Nur Larasaty
Amelia Eka Yani Salim
Sri Wijayanti
DEFINISI
Bell’s palsy merupakan kelemahan wajah dengan
tipe lower motor neuron yang disebabkan oleh keterlibatan
saraf fasialis idiopatik di luar sistem saraf pusat, tanpa
adanya penyakit neurologik lainnya. Kesembuhanterjadi
dalamwaktu 3 minggu pada 85% pasien, namun  dapat
meninggalkan gejala sisa (sekuale) berupa kelemahan
fasial, sinkinesis atau spasme hemifasialis.
ETIOLOGY
Penyebab pasti Bell’s palsy masih belum diketahui.
Tetapi penyakit ini dianggap memiliki hubungan dengan
virus, bakteri, dan autoimun. 
Bell’s palsy meliputi inflamasi saraf atau blokade sinyal
muscular dari HSV 1 lewat karier yang belum diketahui,
ketidakseimbangan imunitas (stress, HIV/AIDS, trauma)
atau apapun yang secara langsung maupun tidak langsung
menekan sistem imun (seperti infeksi bakteri
pada Lyme disease dan otitis media, atau trauma, tumor,
dan kelainan kongenital), serta apapun yang dapat
menyebabkan inflamasi dan edema nervus fasialis (N.VII)
dapat memicu terjadinya bell’s palsy.
TANDA DAN GEJALA
Pada kasus Bell’s Palsy, wajah secara tiba-tiba
mengalami kelumpuhan ringan, wajah terasa
melorot atau mencong sehingga sulit berekspresi,
rasa sakit terutama di belakang telinga, sensitif
terhadap suara pada sisi wajah yang terpengaruh,
fungsi lidah terganggu sehingga tidak dapat
merasakan makanan dan minuman.
Untuk kasus yang ringan proses penyembuhan
lebih cepat, sedangkan pada kasus yang lebih berat
dapat menyebabkan kerusakan permanen serabut
saraf.
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn.
 Usia : 55th tahun

 Jenis Kelamin : Pria

 Agama : Islam

 Pekerjaan : Wiraswasta

 Alamat :Giripeni, Wates, Kulon Progo


VITAL SIGN
 Tekanan Darah : 150/100 mmHg
 Denyut Nadi : 79 kali / menit

 Frekuensi Pernafasan : 23 kali / menit

 Temperatur : 380 C

 Berat Badan : 70 kg

 Tinggi Badan : 168 cm


ANAMNESIS
 Keluhan Utama Rasa tebal-tebal pada wajah kanan, tidak
mampu menutup mata kanan dengan sempurna, tidak
mampu mengangkat alis kanan, dan bibir merot kekiri.
Pasien merasakan pusing pada bagian belakang kepala
saat sore hari. Pagi harinya ketika bangun pasien
merasakan tebal-tebal pada sisi wajah bagian kanan.
Pasien bercermin dan menyadari adanya perubahan pada
wajah dengan bibir merot ke kiri.

 Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada

 Riwayat Penyakit Penyerta : Hipertensi


 Inspeksi statis : asimetris pada wajah sebelah kanan terutama pada
bibir merot kearah kiri, mata sedikit kemerahan dan berair.

 Inspeksi dinamis : asimetris pada bibir saat tersenyum atau berbicara


merot kekiri, tidak mampu menutup mata kanan dengan sempurna
saat mengedipkan mata, tidak terlihat kerutan hidung pada sisi
kanan.

 Palpasi Suhu lokal dalam batas normal, sisi wajah bagian kanan
terasa lebih keras atau terasa lebih kaku dari pada sisi yang kanan.

 Perkusi Tidak dilakukan

 Auskultasi Tidak dilakukan


PFGD
 Gerak aktif
 Mampu mengangkat alis bagian kanan, tapi masih asimetris.
 Mampu menutup mata bagian kanan tapi masih kurang sempurna.
 Mampu menggerakkan mulut bagian kanan tetapi masih asimetris.
 Mampu bersiul tetapi masih asimetris.
 Mampu menggerakan kedua alis ke medial ada kontraksi otot
minimal.
 Mampu mengembang kempiskan cuping hidung ada kontraksi otot
minimal.
• Gerak pasif : Tidak dilakukan
• Gerak aktif melawan tahanan : Tidak dilakukan
KEMAMPUAN FUNGSIONAL
 Fungsional Dasar : Pasien belum mampu menutup mata
secara penuh, meringis atau tersenyum antara kedua sisi
wajah belum simetris, pasien mampu mencucu dan
bersiul tetapi belum simetris, mampu mengangkat alis
masih belum simetris.

 Fungsional aktivitas : Saat makan makanan mengumpul


pada sisi sebelah kanan, saat minum dan berkumur
tumpah atau bocor pada sisi sebelah kanan, mata sebelah
kanan tidak mampu menutup secara penuh pada saat
tidur, pasien dalam berkomunikasi sedikit pelo dan suara
sedikit kurang jelas.
PEMERIKSAAN SENSORY
 Sentuhan ringan : Utuh
 Temperatur : Utuh

 Sentuhan Rasa kasar : Menurun

 Sentuhan Rasa halus : Menurun

 Sentuhan rasa tumpul : Menurun

 Sentuhan rasa tajam : Menurun

 Diskriminasi 2 titik : Utuh


PEMERIKSAAN MMT

M. frontalis Mengerutkan dahi 1


M. orbicularis occuli Menutup mata 3
M. zygomaticus mayor Tersenyum 1
M. orbicularis oris Mecucu atau bersiul 1
M. Procerus Mengangkat cuping hidung 1
M. Bucinator Merapatkan bibir 1
M. depresor septi Menarik hidung kebawah 1
M. corrugator supercilli Menggerakan 2 alis mata 1
M. Nasalis Kembang kempis hidung 1
M. depresor labii inferior Menarik bibir kebawah 1
M. Mentalis Menarik keatas ujung dagu 1
N. platysma Meregangkan kulit lehe 1
PMERIKSAAN UGO FISCH
 Diam atau istirahat 50 x 20% = 10
 Mengerutkan dahi 40x 10% = 4

 Menutup mata 70 x 30% = 21

 Tersenyum 30x 30% = 9

 Bersiul 30x 10% = 3

 Jumlah 47 poin
 Impairment
 Adanya rasa tebal-tebal pada wajah bagian kanan
 Adanya kelemahan pada otot-otot wajah kanan
 Adanya penurunan Fungsional wajah

 Functional Limitation
Adanya penurunan kemampuan fungsional dalam melakukan
aktifitas sehari-hari seperti kesulitan saat hendak minum atau
berkumur karena tumpah pada sisi mulut bagian kanan, kesulitan
saat makan karena makanan terkumpul di dalam mulut sebelah
kanan.
 Participation restriction
Adanya penurunan rasa percaya diri saat bergaul di lingkungan
masyarakat karena adanya gangguan ekspresi wajahsehingga pasien
hampir tidak melakukan kegiatan sosial diluar rumah
Tujuan jangka pendek
 Mengurangi rasa tebal-tebal pada sisi wajah bagian kanan
 Meningkatkan nilai kekuatan otot-otot wajah kanan.
 Meningkatkan fungsional wajah

Tujuan jangka panjang


Meningkatkan aktifitas fungsional semaksimal mungkin seperti
makan agar tidak mengumpul pada sisi yang lesi, minum atau
berkumur agar tidak bocor serta meningkatkan kepercaya
dirian pasien.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
 IR pada bagian wajah 10 menit
 Tens pada bagian wajah 10 menit

 Massage pada bagian wajah 5 menit gerakan efflurage,


finger kneading, tapping, stretching bibir pada area lesi,
 Terapi latihan gerak pada wajah / mirror exercise.
Pelafalan abjad LMON
EVALUASI
 T0-T1 MMT hasil masih sama
 T0-T1 Sensory hasil masih sama

 T0-T1 Ugofisch hasil masih sama

 Namun ditemukan efek relakasi dan rasa tebal tebal yang


sedikit berkurang

Anda mungkin juga menyukai