Bercabang menjadi:
1. Greater petrosal nerve
1. Cabang Parasimpatik: superior salivatory nucleus
(pons) sinaps di pterygopalatine ganglion
postganglion fiber ke kelenjar lakrimal, nasal,
palatine, dan nasopharyngeal
2. Cabang Sensorik Spesial (SVA): taste buds dari
palatum geniculate ganglion gustatory part
dari solitary nucleus thalamus insula dan
cingulate cortex
Nervus Intermedius Course
Bercabang menjadi:
2. Chorda tympani
1. Cabang Parasimpatik: superior salivatory nucleus
(pons) sinaps di submandibular ganglion
postganglion fiber ke kelenjar submandibular dan
sublingual
2. Cabang Sensorik Spesial (SVA): taste buds dari ⅔
anterior lidah geniculate ganglion gustatory
part dari solitary nucleus thalamus insula dan
cingulate cortex
BELL’S PALSY
Definisi
Inflamasi pada nervus fasialis unilateral akut yang tidak memiliki etiologi yang
jelas (idiopatic facial paralysis)
Epidemiologi
● Kejadiannya berkisar 75% dari pasien parese nervus fasialis
● Insidensi 20-30 kasus per 100.000 penduduk per tahun.
● Resiko wanita dan pria sama, namun prevalensi lebih tinggi 4,5 kali pada wanita
hamil dan penderita DM
● Kelompok umur dapat terkena terutama 15-45 tahun
● Tidak ada predileksi sisi wajah tertentu yang sering terkena
Possible Triggering Factors/Etiology & Pathogenesis
● So far: idiopathic
● Ada banyak teori:
Patofisiol
ogi
Manifestasi Klinis
● Paralisis otot wajah unilateral
○ tidak dapat mengangkat alis
○ tidak bisa mengerutkan dahi
○ tidak bisa menutup mata (Lagoftalmus)
○ tidak bisa tersenyum
● Nyeri retroaurikuler
● Gangguan rasa kecap
● Hiperakusi (Sensasi pendengaran berlebih)
● Penurunan sekresi air mata
● Rasa baal di sekitar daun telinga pada sisi
terkena
Pemeriksaan Penunjang
◦ Elektrodiagnosis test
Definisi: metode diagnosis yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang penyakit
dengan merekam aktivitas listrik dari otot dan saraf atau dengan mengukur respons otot dan
saraf terhadap rangsangan listrik eksternal
◦ Pencitraan
Catatan: Hanya dilakukan bila tidak terjadi kesembuhan sempurna atau untuk mencari penyebab parese n. facialis
Derajat Parese N.Fasialis
(House Brackmann Classification of Facial function)
Derajat 2 : Angkat alis baik, menutup mata komplit, mulut sedikit asimetris
Derajat 3 : Angkat alis sedikit, menutup mata komplit dengan usaha, mulut bergerak
sedikit lemah dengan usaha maksimal
Derajat 4 : Tidak dapat mengangkat alis, menutup mata inkomplit dengan usaha, mulut
bergerak asimetris dengan usaha maksimal
Derajat 5 : Tidak dapat mengangkat alis, menutup mata inkomplit dengan usaha, mulut
sedikit bergerak
sit relaxed in front gently raise eyebrows draw your eyebrows wrinkle up your nose
of a mirror together, frown
fill up your cheek with bring your lip together
air and forward
look down gently place back of index with opposite hand gently
finger on eyelid to keep stretch eyebrow up, working
the eye closed along the brow line
close your eyes as much gently press the eyelids together
as you can with your fingers
Algoritma Tata Laksana
Bell’s Palsy
Komplikasi
Post herpetic neuralgia
Reinervasi salah dari NVII: konduksi neuron NVII mengambil jalan lain dan dapat
berhubungan dengan serabut saraf didekatnya jalur neurologis tidak normal
Komplikasi
Sinkenesis: otot tidak dapat digerakkan satu persatu/tersendiri, selalu timbul gerakan
bersama. Con: memejamkan mata, timbul gerakan involunter elevasi sudut mata,
kontraksi platysma, berkerutnya dahi
• Jika fungsi kembali normal dalam 3 minggu, recovery cenderung akan complete.
• Jika recovery dimulai antara 3 minggu hingga 2 bulan, makan akhir dari outcome cenderung
baik/memuaskan.
• Jika recovery tidak kunjung mulai hingga 2-4 bulan, cenderung akan terjadi permanent
sequelae, termasuk residual paresis dan synkinesis yang lebih tinggi.
THANK YOU!
KASUS BELL’S
PALSY
Identitas
Nama : Tn. Y
Usia : 45 tahun
Alamat : Bandung
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Anamnesis
Keluhan Utama: Mulut mencong ke kanan
Pasien laki laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan mulut mencong ke kanan sejak 1 hari SMRS.
Keluhan pertama kali dirasakan secara tiba-tiba. Awalnya pasien mengatakan sulit minum air setelah
bangun tidur dan di saat yang sama pasien merasa mata kiri berair, tidak dapat ditutup, perih, dan
tidak bisa mengangkat alis sebelah kiri. Pasien sadar dan mengerti pembicaraan. Keluhan tidak
disertai dengan bicara rero dan kelemahan dan baal anggota gerak sesisi atau sisi sebelahnya. Pasien
menyangkal adanya nyeri kepala, kejang, muntah, pusing berputar, telinga berdenging, pandangan
ganda, baal sekitar mulut, suara serak, dan sulit menelan.
Pasien juga tidak ada keluhan nyeri di sekitar daun telinga, penurunan pendengaran, keluar cairan dari
telinga, maupun adanya benjolan di sekitar telinga/wajah.
Anamnesis
Pasien juga menyangkal riwayat stroke/TIA, darah tinggi, kencing manis, penyakit
jantung, penyakit ginjal, dan kolestrol tinggi. Riwayat operasi di daerah sekitar
telinga/wajah disangkal.
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat demam lama,
batuk > 2 minggu, pilek, riwayat infeksi sebelumnya, keringat malam, penurunan berat
badan disangkal. Untuk keluhan saat ini belum pernah dibawa ke dokter dan belum pernah
diobati.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
❖ Tanda vital:
❖ Keadaan : sakit ringan ➔ Tekanan darah : 120/80 mmHg
❖ Kesadaran : compos mentis ➔ Nadi : 88 x/menit
➔ Respirasi : 20 x/menit
➔ Suhu : 36.0 ˚C
Pemeriksaan Fisik
Status Interna
❖ Kepala: ❖ Abdomen :
➔ Konjungtiva anemis (-) ➔ Datar, lembut
➔ Sklera ikterik (-) ➔ Bising usus normal
➔ Nyeri tekan (-)
❖ Leher: ➔ Hepar dan lien tidak teraba
➔ Pembesaran kelenjar getah bening (-) Tekanan
vena jugular tidak meningkat
❖ Ekstremitas :
➔ Akral hangat, capillary refill time < 2
❖ Thoraks: detik
➔ Edema (-) / (-)
➔ Bentuk dan gerak simetris
➔ Turgor baik
➔ Jantung: bunyi jantung S1-S2 murni regular,
murmur (-)
➔ Paru: Vesicular breathing sound kanan = kiri,
Ronchi (-) / (-) Wheezing (-) / (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis
❖ Pemeriksaan umum
➔ Kepala : normocephal
➔ Column vertebra : tidak ada deformitas
◦ Elektrodiagnosis test
◦ Pencitraan
sit relaxed in front gently raise eyebrows draw your eyebrows wrinkle up your nose
of a mirror together, frown
fill up your cheek with bring your lip together
air and forward
look down gently place back of index with opposite hand gently
finger on eyelid to keep stretch eyebrow up, working
the eye closed along the brow line
close your eyes as much gently press the eyelids together
as you can with your fingers
Prognosis
◦ Ad Vitam: Ad Bonam
◦ Ad Functionam: Dubia ad bonam (karena grade 4)