Anda di halaman 1dari 66

CRS: BELL’S

PALSY Bening Mauilddina Rastiarsa


Hasna Aulia Jibriela
Preseptor : Sofiati Dian, dr.,SpS(K).,M.Kes.,PhD
ANATOMI CRANIAL
NERVE VII (FACIALIS)
Facial Nerve
Menyuplai:

1. motorik : otot ekspresi wajah, posterior


belly of digastric muscle, stylohyoid &
stapedius muscle
2. sensorik : special taste sensation di ⅔ Motor root dari facial nerve
anterior lidah
3. parasimpatetik : Submandibular and
sublingual salivary glands, Nasal, palatine Nervus intermedius
and pharyngeal mucous glands, Lacrimal
glands.
Motor Root Course

Facial nucleus pada regio lateral dari tegmentum di


caudal part dari pons  serabut mengitari nucleus
abducens  membentuk facial colliculus pada floor
dari ventrikel ke-4  Serabut saraf keluar dari lower
pons di pontomedullary junction (bersama nervus
intermedius)  internal acoustic meatus
Motor Root Course (cont.)
Dari internal acoustic meatus 
facial canal (di sini, serabut
bercabang untuk menginervasi otot
stapedius)  keluar melalui
foramen stylomastoid 
Memberikan percabangan ke:
- otot occipitofrontalis
(posterior belly), stylohyoid,
dan digastric (occipital belly)
- 5 cabang otot ekspresi wajah
Supranuclear
● Nucleus motorik terbagi 2 : superior dan
inferior
● Superior  motorik otot wajah bagian
atas  menerima suplai corticobulbar
dari kedua sisi motor cortex (bilateral)
● Inferior  motorik otot wajah bagian
bawah  menerima suplai corticobulbar
secara unilateral dan dari hemisfer
kontralateral
Nervus Intermedius Course

Bercabang menjadi:
1. Greater petrosal nerve
1. Cabang Parasimpatik: superior salivatory nucleus
(pons)  sinaps di pterygopalatine ganglion 
postganglion fiber ke kelenjar lakrimal, nasal,
palatine, dan nasopharyngeal
2. Cabang Sensorik Spesial (SVA): taste buds dari
palatum  geniculate ganglion  gustatory part
dari solitary nucleus  thalamus  insula dan
cingulate cortex
Nervus Intermedius Course

Bercabang menjadi:
2. Chorda tympani
1. Cabang Parasimpatik: superior salivatory nucleus
(pons)  sinaps di submandibular ganglion 
postganglion fiber ke kelenjar submandibular dan
sublingual
2. Cabang Sensorik Spesial (SVA): taste buds dari ⅔
anterior lidah  geniculate ganglion  gustatory
part dari solitary nucleus  thalamus  insula dan
cingulate cortex
BELL’S PALSY
Definisi
Inflamasi pada nervus fasialis unilateral akut yang tidak memiliki etiologi yang
jelas (idiopatic facial paralysis)
Epidemiologi
● Kejadiannya berkisar 75% dari pasien parese nervus fasialis
● Insidensi 20-30 kasus per 100.000 penduduk per tahun.
● Resiko wanita dan pria sama, namun prevalensi lebih tinggi 4,5 kali pada wanita
hamil dan penderita DM
● Kelompok umur dapat terkena terutama 15-45 tahun
● Tidak ada predileksi sisi wajah tertentu yang sering terkena
Possible Triggering Factors/Etiology & Pathogenesis

● So far: idiopathic
● Ada banyak teori:
Patofisiol
ogi
Manifestasi Klinis
● Paralisis otot wajah unilateral
○ tidak dapat mengangkat alis
○ tidak bisa mengerutkan dahi
○ tidak bisa menutup mata (Lagoftalmus)
○ tidak bisa tersenyum
● Nyeri retroaurikuler
● Gangguan rasa kecap
● Hiperakusi (Sensasi pendengaran berlebih)
● Penurunan sekresi air mata
● Rasa baal di sekitar daun telinga pada sisi
terkena
Pemeriksaan Penunjang
◦ Elektrodiagnosis test
Definisi: metode diagnosis yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang penyakit
dengan merekam aktivitas listrik dari otot dan saraf atau dengan mengukur respons otot dan
saraf terhadap rangsangan listrik eksternal

◦ Pencitraan

Catatan: Hanya dilakukan bila tidak terjadi kesembuhan sempurna atau untuk mencari penyebab parese n. facialis
Derajat Parese N.Fasialis
(House Brackmann Classification of Facial function)

Derajat 1 : Fungsional normal

Derajat 2 : Angkat alis baik, menutup mata komplit, mulut sedikit asimetris

Derajat 3 : Angkat alis sedikit, menutup mata komplit dengan usaha, mulut bergerak
sedikit lemah dengan usaha maksimal

Derajat 4 : Tidak dapat mengangkat alis, menutup mata inkomplit dengan usaha, mulut
bergerak asimetris dengan usaha maksimal

Derajat 5 : Tidak dapat mengangkat alis, menutup mata inkomplit dengan usaha, mulut
sedikit bergerak

Derajat 6 : Tidak bergerak sama sekali


House Brackmann Classification
https://www.youtube.com/watch?v=nS9oRR4r4eM
Diagnosis Banding
Paralisis wajah dapat disebabkan oleh :

1. lesi perifer CN VII → lesi di pons hingga perifernya di wajah


2. Lesi sentral CN VII → UMN antara korteks cerebral hingga pons
MANAGEMENT
BELL’S PALSY
aims : to speed recovery and reduce long-term complication
Pharmacological Management
The maximum benefit is seen when treatment given within
72 hours of the onset of symptoms
Anti Inflamatory Drug - Corticosteroid
❏ Prednisolone/Prednisone 60 mg PO qd for 5 days, taper off with reduction the
dose by 10 mg each day for the next 5 days
❏ Prednisolone/Prednisone 1 mg/kg/day PO bid (maximum 80 mg) for 6 days
and taper off for the next 4 days
❏ Prednisolone/Prednisone 25 mg PO bid for 6 days and
taper off for the next 4 days
Anti Viral Agent
❏ Acyclovir 400 mg PO 5x/day for 5-10 days
- 800 mg for varicella zoster
❏ Valacyclovir 1000 mg PO for 5 days
❏ Famcyclovir 250-500 mg PO qd
❏ Brivudine 125 mg PO qd
Vitamin – B12
❏ Methylcobalamin 3 x 500 mcg/day
Non-Pharmacological Management
Conservative
❏ Eye Care – artificial tears, nocturnal moisture-retaining eye shield
❏ Dry Mouth - sip water frequently, avoiding irritative food/drink
❏ Physiotherapy – facial massage, facial exercise, electrical stimulation, acupuncture
Surgical Intervention
❏ Facial Nerve Decompression
❏ Facial Nerve Repair
❏ Facial Nerve Grafting
❏ Muscle Transfer Technique
Transcutaneous Nerve Stimulation
The technology uses EMG signals from muscles on the intact side of the face to simultaneously
stimulate the corresponding muscle on the side of paresis.
Facial Exercise

sit relaxed in front gently raise eyebrows draw your eyebrows wrinkle up your nose
of a mirror together, frown
fill up your cheek with bring your lip together
air and forward

gently try and move lift one corner of


corners of mouth the mouth
outwards
Exercise to Help Close the Eye

look down gently place back of index with opposite hand gently
finger on eyelid to keep stretch eyebrow up, working
the eye closed along the brow line
close your eyes as much gently press the eyelids together
as you can with your fingers
Algoritma Tata Laksana
Bell’s Palsy
Komplikasi
Post herpetic neuralgia

Regenerasi motorik/sensorik tidak sempurna

Reinervasi salah dari NVII: konduksi neuron NVII mengambil jalan lain dan dapat
berhubungan dengan serabut saraf didekatnya jalur neurologis tidak normal
Komplikasi
Sinkenesis: otot tidak dapat digerakkan satu persatu/tersendiri, selalu timbul gerakan
bersama. Con: memejamkan mata, timbul gerakan involunter elevasi sudut mata,
kontraksi platysma, berkerutnya dahi

o Crocodile tear phenomenon: serabut otonom yg seharusnya ke kelenjar saliva, tapi


malah ke kelenjar lakrimalis. Co: airmata pasien keluar saat mengonsumsi makanan

o Hemifacial spasm: kedutan secara tiba-tiba pada wajah


Prognosis
● Grade 1 dan 2 punya outcome yang baik; complete recovery dari fungsi motor wajah
tanpa sekuel
● Grade 3 dan 4 akan terjadi disfungsi moderat; incomplete recovery dari fungsi motor
wajah, namun tanpa kecacatan pada wajah yang dapat dilihat dengan kasat mata
● Grade 5 dan 6 outcome buruk; permanent neurologic sequelae yang dapat dilihat
secara jelas pada wajah
Kurang lebih 80%-90% pasien dengan Bell palsy sembuh tanpa perubahan bentuk wajah dalam
6 minggu hingga 3 bulan. Semakin cepatnya recovery, semakin berkurangnya kemungkinan
perkembangan sekuel, seperti di simpulkan dibawah ini:

• Jika fungsi kembali normal dalam 3 minggu, recovery cenderung akan complete.

• Jika recovery dimulai antara 3 minggu hingga 2 bulan, makan akhir dari outcome cenderung
baik/memuaskan.

• Jika recovery tidak kunjung mulai hingga 2-4 bulan, cenderung akan terjadi permanent
sequelae, termasuk residual paresis dan synkinesis yang lebih tinggi.
THANK YOU!
KASUS BELL’S
PALSY
Identitas
Nama : Tn. Y

Usia : 45 tahun

Jenis Kelamin : Pria

Alamat : Bandung

Pekerjaan : Buruh pabrik

Pendidikan : SMA

Agama : Islam
Anamnesis
Keluhan Utama: Mulut mencong ke kanan

Pasien laki laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan mulut mencong ke kanan sejak 1 hari SMRS.
Keluhan pertama kali dirasakan secara tiba-tiba. Awalnya pasien mengatakan sulit minum air setelah
bangun tidur dan di saat yang sama pasien merasa mata kiri berair, tidak dapat ditutup, perih, dan
tidak bisa mengangkat alis sebelah kiri. Pasien sadar dan mengerti pembicaraan. Keluhan tidak
disertai dengan bicara rero dan kelemahan dan baal anggota gerak sesisi atau sisi sebelahnya. Pasien
menyangkal adanya nyeri kepala, kejang, muntah, pusing berputar, telinga berdenging, pandangan
ganda, baal sekitar mulut, suara serak, dan sulit menelan.

Pasien juga tidak ada keluhan nyeri di sekitar daun telinga, penurunan pendengaran, keluar cairan dari
telinga, maupun adanya benjolan di sekitar telinga/wajah.
Anamnesis
Pasien juga menyangkal riwayat stroke/TIA, darah tinggi, kencing manis, penyakit
jantung, penyakit ginjal, dan kolestrol tinggi. Riwayat operasi di daerah sekitar
telinga/wajah disangkal.

Riwayat kebiasaan: pasien sering menghadapkan wajah langsung ke kipas angin,


setiap hari berkendara sepeda motor, dan tidak menggunakan penutup wajah

Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat demam lama,
batuk > 2 minggu, pilek, riwayat infeksi sebelumnya, keringat malam, penurunan berat
badan disangkal. Untuk keluhan saat ini belum pernah dibawa ke dokter dan belum pernah
diobati.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
❖ Tanda vital:
❖ Keadaan : sakit ringan ➔ Tekanan darah : 120/80 mmHg
❖ Kesadaran : compos mentis ➔ Nadi : 88 x/menit
➔ Respirasi : 20 x/menit
➔ Suhu : 36.0 ˚C
Pemeriksaan Fisik
Status Interna
❖ Kepala: ❖ Abdomen :
➔ Konjungtiva anemis (-) ➔ Datar, lembut
➔ Sklera ikterik (-) ➔ Bising usus normal
➔ Nyeri tekan (-)
❖ Leher: ➔ Hepar dan lien tidak teraba
➔ Pembesaran kelenjar getah bening (-) Tekanan
vena jugular tidak meningkat
❖ Ekstremitas :
➔ Akral hangat, capillary refill time < 2
❖ Thoraks: detik
➔ Edema (-) / (-)
➔ Bentuk dan gerak simetris
➔ Turgor baik
➔ Jantung: bunyi jantung S1-S2 murni regular,
murmur (-)
➔ Paru: Vesicular breathing sound kanan = kiri,
Ronchi (-) / (-) Wheezing (-) / (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis
❖ Pemeriksaan umum
➔ Kepala : normocephal
➔ Column vertebra : tidak ada deformitas

❖ Tanda rangsang meningen dan iritasi radikal spinal


➔ Kaku kuduk (-)
➔ Brudzinsky I/II/III/IV (-/-/-/-)
➔ Test Laseque (-/-)
➔ Test Kernig (-/-)
Pemeriksaan Fisik
➔ Saraf ke-V:
Status Neurologis - Motorik : baik / baik
❖ Saraf Otak - Sensorik : baik / baik
➔ Saraf ke-I : Penciuman baik - Refleks kornea : (+) / (+)
➔ Saraf ke-II: ➔ Saraf ke-VII:
- Tajam penglihatan : Baik
- Lapang pandang : Baik - Motorik:
➔ Saraf ke-III/IV/VI: Parese : kiri perifer (lagoftalmus kiri)
- Ptosis (-) / (-) ● Tidak dapat mengangkat alis kiri
- Pupil bulat isokor diameter ● Menutup mata kiri inkomplit dengan usaha
3mm/3mm
- Refleks cahaya (D/I) (+) / (+) ● Mulut deviasi ke kanan dengan usaha maksimal
- Posisi mata di tengah Gerakan involunter : -
- Gerakan bola mata baik ke segala - Sensorik:
arah
- Nistagmus (-) Rasa kecap (2/3 bagian depan lidah): baik
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologi
❖ Saraf Otak
➔ Saraf ke-VIII: ➔ Saraf ke-XI:
- Pendengaran : baik / baik - Angkat bahu : baik / baik
- Keseimbangan : baik - Menengok kanan kiri : baik / baik
➔ Saraf ke-IX/X: ➔ Saraf ke-XII:
- Suara atau bicara : baik - Gerakan lidah : tidak ada deviasi
- Atrofi : (-)
- Menelan : baik
- Tremor/fasikulasi : (-)
- Kontraksi palatum : simetris
- Refleks faring : (+) / (+)
- Refleks kecap 1/3 belakang : baik
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis
❖ Sistem Motorik : ❖ Sistem Sensorik :
➔ Anggota badan atas: ➔ Anggota Badan Atas
- Kekuatan otot 5/5, normotonus, atrofi - Eksteroseptif : Baik / Baik
(-), fasikulasi (-) - Proprioseptif : Baik / Baik
➔ Anggota badan bawah: ➔ Anggota Badan Bawah
- Kekuatan otot 5/5, normotonus, atrofi - Eksteroseptif : Baik / Baik
(-), fasikulasi (-) - Proprioseptif : Baik / Baik
❖ Fungsi Vegetatif: baik
5 5
❖ Fungsi luhur: baik
5 5
➔ Gerakan involunter : (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis
❖ Refleks Patologis :
❖ Refleks Fisiologis:  Babinski: -/-
➔ Biceps : +2/+2  Chaddock : -/-
➔ Triceps : +2/+2
➔ Brachioradialis : +2/+2  Hoffman Tromner : -/-
➔ Patella : +2/+2  Oppenheim : -/-
➔ Achilles : +2/+2  Gordon : -/-
Abdomen  Schaefer : -/-
➔ Epigastrium : Tidak diperiksa  Mendel Bechterew : -/-
➔ Paragastrium : Tidak diperiksa
➔ Hipogastrium : Tidak diperiksa  Rossolimo : -/-
Pemeriksaan Fisik
❖ Refleks Primitif :
Glabela : -
Mencucu : -
Memegang : -
Palmomental : -
Sucking: -
❖ Klonus:
Patella : -/-
Achilles : -/-
Usulan Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus belum/tidak dilakukan

◦ Elektrodiagnosis test
◦ Pencitraan

Catatan: Hanya dilakukan bila tidak terjadi kesembuhan


sempurna atau untuk mencari penyebab parese n. facialis
Diagnosis
Diagnosis pasien:
Parese N VII sinistra tipe perifer et causa Bell’s palsy e.c. idiopatik
Terapi
◦ Medikamentosa
◦ Non-medikamentosa

70% sembuh total, 30% penyembuhan inkomplit, 5% nya gejala sisa


berat
Algoritma Tata Laksana
Bell’s Palsy
Terapi Medikamentosa
◦ Metilprednisolon oral 4-48 mg/hari lalu tapering off selama 5 hari selanjutnya:
Tablet 4mg atau 8mg (biasanya 4 mg)

Hari pertama 1x5 tablet


Hari kedua 1x4 tablet
Hari ketiga 1x3 tablet
Hari keempat 1x2 tablet
Hari kelima 1x1 tablet
Terapi Medikamentosa
◦ Mecobalamin tab 3x500mcg per
hari (bersamaan dengan
pemberian KS)
◦ Acyclovir 5x400 mg per hari
selama 5 hari
Terapi Non-Medikamentosa
◦ Mata kering: pemberian tetes mata dan menutup mata dengan kasa saat tidur
(untuk mempertahankan kelembaban)
◦ Otot-otot fasial: fisioterapi (gerakan otot pasif dan aktif)
Facial Exercise

sit relaxed in front gently raise eyebrows draw your eyebrows wrinkle up your nose
of a mirror together, frown
fill up your cheek with bring your lip together
air and forward

gently try and move lift one corner of


corners of mouth the mouth
outwards
Exercise to Help Close the Eye

look down gently place back of index with opposite hand gently
finger on eyelid to keep stretch eyebrow up, working
the eye closed along the brow line
close your eyes as much gently press the eyelids together
as you can with your fingers
Prognosis
◦ Ad Vitam: Ad Bonam
◦ Ad Functionam: Dubia ad bonam (karena grade 4)

Anda mungkin juga menyukai