Bell’s palsy adalah kelumpuhan facial nerve (CN VII) perifer yang menyebabkan
kelumpuhan pada salah satu sisi wajah dan penyebab yang tidak di
ketahui(idiopathic).
Bells’ palsy muncul mendadak (akut), unilateral, berupa paralisis saraf fasialis
perifer, yang secara gradual dapat mengalami perbaikan pada 80-90% kasus .
Etiologi
1. Idiopatik
2. Kemungkinan reaktivasi herpes simplex virus tipe 1 (peradangan facial
nerve dan geniculate ganglion dan ganglia yang berdekatan dengan
vesikel pada concha atau di saluran pendengaran eksternal
(Ramsay-hunt syndrome))
3. Infeksi lain seperti EBV, herpes zooster, lyme disease, sitomegalovirus
4. Diabetes mielitus dan hipertensi
EPIDEMIOLOGI
Bells’ palsy adalah salah satu dari penyakit neurologis tersering yang
melibatkan saraf kranialis, dan penyebab tersering (60-75%) dari kasus
paralisis fasialis unilateral akut di dunia.
Bells’ palsy lebih sering ditemukan orang dewasa, DM dan wanita hamil.
Insidensi di dunia 23/100.000 orang tiap tahunnya, bisa terjadi disegala usia,
tetapi sering terjadi pada usia 20-60 tahun
● Grading (House and Brackmann)
Grade I Grade IV
Fungsi fasialis normal Kelemahan dan simetris jelas terlihat
Simetris normal saat istirahat
Grade II Tidak dapat gerakan dahi
Mata tidak menutup sempurna
Kelemahan ringan
mulut asimetris dengan usaha maksimal
Sinkinesis ringan dapat ditemukan
Simetris normal saat istirahat Grade V
Gerakan dahi sedikit sampai baik Hanya sedikit gerakan yang dapat dilakukan
Mata dapat menutu sempurna dengan sedikit usaha Asimetris saat istirahat
Mulut sedikit asimetris Tidak terdapat gerakan pada dahi
Mata tidak menutup sempurna
Grade III Gerakan mulut hanya sedikit
Asimetris kedua sisi terlihat jelas
Sinkinesis, kontraktur, spasme dapat ditemukan Simetris normal Grade VI
Tidak ada gerakan pada otot wajah
saat istirahat
Gerakan dahi ringan sampai sedang
Menutup mata sempurna dengan usaha Gerakan Mulut lemah
dengan usaha maksimal
PATOGENESIS
PATOFISIOLOGI
•Mekanisme belum pasti
•Teori yang dianut saat ini = teori vaskuler/pembuluh darah.
Akibat berkurangnya asupan darah ke saraf fasialis yang
disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah yang terletak antara
saraf fasialis dan dinding kanalis fasialis, sebab pelebaran pembuluh
darah ini bermacam-macam (c: infeksi virus) yaitu kurangnya
asupan darah yang terjadi menyebabkan gangguan mikrosirkulasi di
dalam saraf fasialis, sehingga saraf kekurangan oksigen yang
mengakibatkan gangguan fungsi saraf fasialis.
● Bell’s palsy terjadi akibat adanya disfungsi disepanjang bagian perifer nervus
facial dari level pons bagian distal. Terjadinya lesi perifer pada nervus fasial
menyebabkan terjadinya paralisis total pada daerah wajah sesisi lesinya.
● Patofisiologi dari kelumpuhan nervus fasialis belum pasti, tetapi banyak
penulis percaya bahwa adanya keterlibatan sistem imun yang disebabkan
oleh kerusakan local pada myelin setelah infeksi virus. ini sering terjadi 2
atau 3 minggu setelah terjadi infeksi virus.
● Sejumlah patologi spesifik juga bisa menyebabkan kelumpuhan lower
motor neuron nervus fasialis akut. invasi virus aktif pada nervus, iskemia
vaskuler, dan demielinisasi imun juga terlibat. Peran pembengkakan saraf
pada patosfisiologinya masih belum jelas.
● Peningkatan bukti mengimplikasikan bahwa penyebab utama bell’s palsy
adaalh virus herpes yang laten (virus herpes simpleks tipe 1 dan virus
herpes zoster), yang mana merupakan reaktivasi dari nervus cranial
ganglia.
TANDA DAN GEJALA
Tergantung letak lesi dan berat nya gejala. Onset akut, paralisis rata-rata dalam 48 jam (3-4 hari)
Stroke
Guillain-Barre Syndrome
Arefleksia, cranial palsy
Sklerosis Multipel
Lesi setinggi nukleus fasialis ipsilateral, keluhan disfungsi saluran
kemih dan seksual, serta keluhan gangguan koordinasi
Sebab Otologis
● Otitis media akut atau kronis
● Otitis eksterna maligna
● Kolesteatoma
● Schwannoma
Sebab Infeksi (EBV, HPV, Rubela)
Sebab Inflamatorik (Sarkoidiosis)
Neoplastik
Trauma
Tatalaksana
Terapi farmakokologis
Prednisolon Anti-viral
4. Electrical Stimulation
○ Stimulasi listrik eksternal (E-stim) menggunakan impuls listrik untuk meningkatkan tonus otot dan untuk
menghambat atrofi
○ tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa E-stim bermanfaat pada FP akut
○ E-stim saat ini tidak direkomendasikan.
5. Terapi laser
Terapi laser efektif untuk pemulihan pasien dengan Bell's palsy. HILT dan LLLT adalah
alat terapi fisik yang efektif dapat dikombinasikan dengan serangkaian latihan
pemulihan fungsi otot wajah dalam rehabilitasi pasien Bell's palsy.
- High intensity laser therapy (HILT)
HILT diaplikasikan tegak lurus ke bagian superfisial saraf wajah sisi yang terkena. Waktu aplikasi
adalah 7 s / per titik dengan kepadatan energi 10 J / cm2. Total energi yang didapatkan pasien
selama satu sesi adalah 80 joule. HILT diterapkan untuk total 18 sesi perawatan selama 6
minggu berturut-turut (tiga sesi / minggu). Pijat wajah dan latihan ekspresi wajah di depan cermin
dilakukan setelah setiap sesi untuk semua pasien.
Untuk menilai tingkat pemulihan dapat dievaluasi menggunakan Facial disability scale (FDI) dan
House-Brackmann scale (HBS). Skor FDI dan HBS diambil sebelum 3 minggu pengobatan dan 6 minggu
setelah pengobatan.
- FDI dikembangkan oleh Van Swearingen dan Brach untuk meningkatkan penilaian disfungsi
neuromuskuler wajah. Kuesioner ini memiliki sepuluh item yang mengevaluasi aspek fisik dan sosial
pasien (pengunyahan, deglutisi, komunikasi, mobilitas labial, perubahan emosional, dan integrasi
sosial) FDI menggunakan skala 100 poin, di mana skor yang lebih tinggi menunjukkan lebih sedikit
gangguan dan kecacatan.
- HBS diklasifikasikan sebagai skala universal oleh Akademi Otolaringologi Amerika, Komite
Gangguan Saraf Wajah. Skala ini menganalisis simetri, synkinesis, kekakuan, dan mobilitas global
wajah. HBS dibagi menjadi enam kategori (normal, disfungsi ringan, disfungsi sedang, disfungsi
cukup parah, disfungsi berat, dan kelumpuhan total).
Tatalaksana
Konseling Psikologis
○ Banyak pasien fascial palsy datang dengan keluhan psikologisnya (depresi, stress)
○ Pasien dapat memiliki keuntungan dari individual counseling atau Fascial Palsy support grup.
Komplikasi
01 02 03
Lagophthalmos Keratitis Crocodile Tears
04 05 06
Impaired Blinking Synkinesia Resiko stroke lebih
tinggi
Prognosis