SARAF FASIALIS
Preseptor : dr. Fachzi Fitri, Sp.THT-KL
Pendahuluan
Parese nervus fasialis merupakan
kelumpuhan otot-otot wajah
Dapat terjadi sentral dan perifer
1. Grade I : normal
2. Grade II : disfungsi ringan
3. Grade III : disfungsi sedang
4. Grade IV : disfungsi sedang - berat
5. Grade V : disfungsi berat
6. Grade VI : total parese
House-Brackmann I
I (normal) Normal symmetrical function in all areas
House-Brackmann II Gross : kelemahan sedikit pada inspeksi dekat, sedikit
II sinkinesis
Mild dysfunction/ At rest : simetris dan selaras
barely noticeable) Motion :
Forehead : sedang-baik
Eye : menutup mata dengan usaha minimal
Mouth : asimetris
House-Brackmann III
Gross : terlihat tapi tidak tampak perbedaan antara
III kedua sisi, adanya sinkinesis, dapat ditemukan spasme
atau kontraktur hemifasial
Moderate
dysfunction/ At rest : simetris dan selaras
obvious difference Motion :
Forehead : ringan-sedang
Eye : dengan usaha
Mouth : sedikit lemah dengan pergerakan maksimum
House-Brackmann IV
Gross : tampak kelemahan bagian wajah yang jelas dan
IV asimetri
Moderately Motion :
severe Forehead : tidak ada
dysfunction Eye : tidak dapat menutup mata dengan sempurna
Mouth : tampak asimetris dan sulit digerakkan
House-Brackmann V
Gross : wajah tampak asimetris, pergerakan wajah tidak ada
dan sulit dinilai,
V
Motion :
Severe Forehead : tidak dapat digerakkan
dysfunction
Eye : tidak dapat menutup mata
Mouth : tidak simetris dan sulit digerakkan
House-Brackmann VI
VI
Tidak ada pergerakkan
Total paralysis
Uji Diagnostik
1. Pemeriksaan Saraf motorik
Pemeriksaan terhadap 10 otot utama wajah
2. Pemeriksaan Tonus
Tonus otot menentukan kesempurnaan terhadap
mimik wajah
3. Gustatometri
Pemeriksaan fungsi pengecapan pada 2/3
anterior lidah
4. Pemeriksaan Salivasi
Pemeriksaan sekresi saliva
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 2
3 4
5
7 8
9 10
5. Schimer test atau Naso-Lacrimal reflex
Pemeriksaan fungsi serabut-serabut
sensoris pada nervus fasial
6. Pemeriksaan reflex stapedius
Pemeriksaan dengan menggunakan alat elektroakustik
impedans meter.
7. Uji Audiologik
Uji hantaran udara, hantaran tulang, timpanometri,
reflek stapedeus
8. Memeriksa ada tidaknya sinkinesis
komplikasi dari parese nervus fasialis yang sering
ditemui
9. Memeriksa ada tidaknya hemispasme
Komplikasi pada penyembuhan parese nervus fasialis
Pemeriksaan Penunjang
1. EMG
2. ENOG
3. Uji stimulasi maksimal
Penatalaksanaan
1. Pengobatan terhadap parese nervus fasialis
a.fisioterapi:
-heat theraphy,face massage,facial
exercise
-electrical stimulation
b.Farmakologi:
-asam nikotinik
-vasokonstriktor, antimikroba
-steroid
-sodium kromoglikat
-antivirus
c.Pengobatan Psikofisikal
2. Pengobatan Sekuele (gejala sisa)
a. Depresi
b. Nyeri
c.perawatan mata
3. Operatif
Komplikasi
1.Kontraktur atau sinkinesis (gerakan yang
berhubungan) dalam otot-otot mimik wajah.
2.Sindrom air mata buaya (refleks
gastrolakrimalis paradoksikal)
Kesimpulan
Kelumpuhan nervus fasialis meliputi otot-
otot wajah, dapat terjadi sentral dan perifer.
Kelumpuhan diakibatkan oleh kelainan
congenital, infeksi, tumor, trauma, gangguan
pembuluh darah, idiopatik, dan penyakit-
penyakit tertentu mengakibatkan deformitas
kosmetik dan fungsional yang berat.
Kelainan ini dapat diobati dengan fisioterapi,
farmakologi, dan psikofisikal serta operasi.
TERIMA KASIH