1. Manifestasi Okular
Komplikasi okular unilateral pada fase awal berupa:
a. Lagoftalmus (ketidakmampuan untuk menutup mata secara total)
b. Penurunan sekresi air mata
c. Kedua hal diatas dapat mengakibatkan paparan kornea (corneal
exposure), erosi kornea, infeksi dan ulserasi kornea
d. Retraksi kelopak mata atas
2. Manifestasi okular lanjut
a. Ringan: kontraktur pada otot fasial, melebarnyacelah palpebral
b. Regenerasi aberan saraf fasialis dengan sinkinesis motorik
c. Sinkinesis otonom (air mata buaya, berupa menetesnya air mata saat
mengunyah)
d. Dua pertiga pasien mengeluh masalah air mata. Hal ini terjadi karena
penurunan fungsi orbicularis okuli dalam membantu ekskresi air
mata
3. Nyeri auricular posterior
Separuh pasien dengan Bells’ palsy mengeluh nyeri auricular
posterior. Nyeri sering terjadi simultan dengan paresis, tapi nyeri
mendahului paresis 2-3 hari sekitar pada 25% pasien. Pasien perlu
ditanya apakah ada riwayat trauma, yang dapat diperhitungkan
menjadi penyebab nyeri dan paralisis fasial. Sepertiga pasien
mengalami hiperakusis pada telinga ipsilateral paralisis, sebagai
akibat kelumpuhan sekunder otot stapedius
4. Gangguan pengecapan
Walaupun hanya sepertiga pasien melaporkan gangguan pengecapan,
sekitar 80% pasien menunjukkan penurunan rasa pengecapan.
Kemungkinan pasien gagal mengenal penurunan rasa, karena sisi
lidah yang lain tidak mengalami gangguan. Penyembuhan awal
pengecapan mengindikasikan penyembuhan komplit
7. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah: Darah lengkap, gula darah sewaktu, tes faal
ginjal (BUN/kreatinin serum)
8. Pengobatan
Prognosis pasien Bells’ palsy umumnya baik. Karena penyebabnya
idiopatik, pengobatan Bell’s palsy masih kontroversi. Tujuan
pengobatan adalah memperbaiki fungsi saraf VII (saraf fasialis) dan
mencegah kerusakan saraf lebih lanjut. Pengobatan dipertimbangkan
untuk mulai diberikan pada pasien dalam fase awal 1-4 hari onset
Hal penting yang perlu diperhatikan:
a. Pengobatan inisial a. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau
60 mg/day selama 6 hari, diikutipenurunan bertahap total selama 10
hari
b. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk
pengobatan Bells’ palsy (American Academy Neurology/AAN, 2011)
c. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan
fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal (ANN, 2012)
d. Apabila tidak ada gangguan gungsi ginjal, antiviral (Asiklovir)dapat
diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari selama 10 hari. Jika
virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari.
e. Lindungi mata
Perawatan mata: lubrikasi okular topikal dengan air mata artificial
(tetes air mata buatan) dapat mencegah corneal exposure. (lihat
bagian pembahasan dry eye)
f. Fisioterapi atau akupunktur dapat dilakukan setelah melewati fase
akut (+/- 2 minggu)
9. Kriteria Rujukan
a. Bila dicurigai kelainan lain (lihat diagnosis banding)
b. Tidak menunjukkan perbaikan
c. Terjadi kekambuhan atau komplikasi
2. Tujuan Sebagai sumber acuan bagi dokter yang bertugas dalam menegakkan
diagnosis dan memberikan rencana pengobatan vertigo
3. Kebijakan Dibawah tanggungjawab dokter penanggungjawab klinik
4. Referensi 1. Rucker JC. Cranial Neuropathy. In Darrof RB et al (Eds). Bradley’s
Neurology in Clinical Practice. Vol 1: Principles of Diagnosis and
Management. 6th ed. Elsevier, Philadelphia, 2012:1754-1757.
(Rucker, 2012)
2. Gooch C, Fatimi T. Peripheral Neuropathy. In Brust JCM (Ed).
Current Diagnosis and Treatment in Neurology. McGraw Hill, New
York, 2007:286-288. (Gooch & Fatimi, 2007)
3. Taylor, D.C. Keegan, M. Bells’ Palsy Medication. Medscape
4. Medscape: Empiric Therapy Regimens
5. Alat/Bahan 1. Stetoskop (loudness balance test) untuk mengetahui hiperakusis
2. Palu reflex
3. Tes pengecapan
4. Tes lakrimasi (tes Schirmer)
5. Kapas
6. Obat steroid
7. Obat antiviral
8. Tensimeter
9. Termometer
10. Arloji tangan dengan penunjuk detik atau dengan polsteller
11. Senter
12. ATK
6. Prosedur/ 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut dan mencocokan
Langkah- identitas di rekam medis
langkah 2. Petugas melakukan 3S (Salam, Senyum, Sapa)
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Petugas membuat catatan tertulis hasil wawancara pada rekam medis
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik umum dan neurologis (saraf
kranialis, motorik, sensorik, serebelum)
6. Petugas mencatat hasil pemeriksaan fisik pada rekam medis
7. Petugas merangkum hasil wawancara dan pemeriksaan fisik
8. Jika diagnosa mengarah kepada bells palsy petugas segera
menyiapkan formulir rujukan eksternal dan PROSES SELESAI
9. Petugas mendiagnosis bells palsy
10. Petugas menyiapkan kertas resep ke unit obat
a. Pengobatan inisial:
- Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day
selama 6 hari, diikutipenurunan bertahap total selama 10 hari
- Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk
pengobatan Bells’ palsy (American Academy Neurology/AAN,
2011)
- Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan
fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal (ANN, 2012)
- Apabila tidak ada gangguan gungsi ginjal, antiviral (Asiklovir)
dapat diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari selama 7-
10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg
oral 5 kali/hari
b. Perawatan mata: lubrikasi okular topikal dengan air mata artificial
(tetes air mata buatan) dapat mencegah corneal exposure. (lihat
bagian pembahasan dry eye)
c. Fisioterapi atau akupunktur dapat dilakukan setelah melewati fase
akut (± 2 minggu)
11. Petugas memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
apa yang belum jelas
12. Petugas membuat rencana tindak lanjut: Pemeriksaan kembali fungsi
nervus facialis untuk memantau perbaikan setelah pengobatan
13. Petugas mencatat pada Buku Register Harian.
7. Bagan Alir
Melmanggil pasien sesuai nomor urut dan
mencocokkan lalu melakukan 3S
Melakukan Anamnesa
Mencatat tertulis di RM
Mencatat tertulis di RM
Mendiagnosis bellspalsy
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. UGD
2. Poli umum
3. Ruang Rawat Inap
10.Dokumen 1. Rekam Medis
terikat 2. Formulir Rujukan BPJS
3. Formulir Rujukan Umum
4. Buku Register Harian
12. Rekaman No. Yang Perubahan Diberlakukan Tgl
Historis diubah