OLEH:
PEMBIMBING:
Dr. dr. I Made Oka Adnyana, Sp.S (K)
PENGUJI
Dr. dr. I Putu Eka Widyhadarma, M. Sc, Sp. S (K)
LATAR BELAKANG
Kejadian sindrom Bell’s palsy ini berkisar 23 kasus per 100.000 orang setiap tahunnya.
Bell’s palsy :
KONGENITAL
DIDAPAT
Terdapat empat teori yang dihubungkan dengan etiologi
Bell’s Palsy yaitu:
• Teori herediter
• Teori imunologi
PATOGENESIS
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
Elektromiografi
Uji Schirmer
DIAGNOSIS
Skala modifikasi House-Brackmann
Derajat Pengertian
1. Normal Fungsi wajah normal
2. Disfungsi ringan Kerut dahi baik, menutup mata komplit
dengan usaha minimal, asimetri ringan, sudut
mulut bergerak dengan usaha maksimal dan
asimetri ringan
3. Disfungsi sedang Kerut dahi sedikit asimetris, menutup mata
komplit dengan usaha maksimal dan jelas
asimetris, sudut mulut bergerak dengan
usaha maksimal dan asimetri tampak jelas
4. Disfungsi sedang-berat Tidak dapat mengerutkan dahi dan menutup
mata meskipun dengan usaha maksimal
5. Disfungsi berat Tidak dapat mengerutkan dahi, menutup
mata, sudut mulut hanya bergerak sedikit
6. Lumpuh total Tidak ada pergerakan wajah sama sekali
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding Bell’s palsy dapat dibagi menurut lokasi
lesi sentral dan perifer .
Perifer :
Sentral : Otitis media supuratif,
Stroke, Kelainan mastoiditis, herpes zoster
Tumor, sclerosis otikus, Sindroma Guillian
multipel
Bare, mistenia gravis
PENATALAKSANAAN
• Gejala klinis yang khas: kelemahan seluruh otot wajah ipsilateral, disertai gejala lain sesuai dengan
letak lesi
• Diagnosis banding Bell’s palsy dapat dibagi menurut lokasi lesi sentral dan perifer
• Penderita Bell’s palsy dapat sembuh total atau meninggalkan gejala sisa
TERIMAKASIH
MATUR SUKSMA