Batu 2
Besi
Jumat, 11 Februari 2022
Sementara itu, wajah terkulai juga menjadi ciri khas dari gejala stroke. Disebut juga
dengan istilah hemiplegia, kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh adalah
gejala stroke yang paling mendasar. Lantas, adakah kaitan antara penyakit bells palsy
dengan stroke?
Bells palsy adalah kondisi yang terjadi secara tiba-tiba yang menyebabkan
kelemahan otot di satu sisi wajah. Kondisi ini disebabkan karena peradangan pada
saraf kranial ke-7 atau saraf wajah yang langsung berasal dari otak dan bukan dari
sumsum tulang belakang.
dr. Rafli
ARTIKEL MI H H Y P E R K E S B E L I T U N G D A N B E L I T U N G T I M U R - 2 0 2 2
Berbeda 2
dengan stroke, bells
palsy tidak akan
langsung melibatkan
otak. Ini artinya,
pengidap tidak akan
mengalami
kebingungan atau
kesulitan memahami
pembicaraan. Tidak ada keterlibatan area tubuh lainnya yang terdampak selain wajah.
Pengidap tidak akan mengalami kesulitan berdiri, berjalan, atau menggunakan tangan
untuk beraktivitas. Perbedaan besar antara bells palsy dan stroke berkaitan dengan
keterlibatan otak. Oleh karena bells palsy tidak memengaruhi jaringan otak atau fungsi
otak yang sebenarnya, tidak ada bagian lain di luar saraf wajah yang terpengaruh.
Apabila ada sesuatu di luar saraf wajah yang terdampak, kondisi ini bukan bells palsy.
Sementara bells palsy tidak melibatkan fungsi otak, sangat mungkin stroke
hanya melibatkan fungsi saraf wajah, karena stroke berpotensi menyerang area otak
yang merupakan asal dari saraf wajah, satu-satunya cara untuk mengetahui apa yang
menyebabkan wajah terkulai adalah memeriksakan kondisi ini ke dokter.
Jadi, segera ke rumah sakit apabila kamu merasa otot wajahmu mulai terkulai atau
gejala tidak biasa pada wajah.
Tekanan ini merusak fungsi saraf, sehingga pengidapnya sulit mengontrol otot atau
ekspresi wajah. Saat peradangan mereda, saraf mulai berfungsi kembali. Mungkin perlu
beberapa bulan sampai gejalanya hilang.
Bell's palsy dapat terjadi pada siapa saja, baik pria atau wanita. Namun, kondisi ini
biasanya terjadi pada orang berusia antara 15 dan 60 tahun. Kamu mungkin lebih
rentan terhadap Bell's palsy jika sedang hamil atau memiliki:
Penyakit autoimun.
Diabetes.
Riwayat keluarga Bell's palsy.
Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Mononukleosis (virus Epstein-Barr).
Herpes zoster (virus herpes zoster).
dr. Rafli
ARTIKEL MI H H Y P E R K E S B E L I T U N G D A N B E L I T U N G T I M U R - 2 0 2 2
Kenali 2
Gejalanya
Gejala Bell's palsy
cenderung datang tiba-
tiba dan mencapai
tingkat keparahan
puncak dalam waktu 48
hingga 72 jam. Beberapa orang mengalami gejala ringan, dan yang lainnya bisa
mengalami kelumpuhan total. Gejala biasanya mulai membaik secara bertahap dalam
tiga minggu.
Selain wajah yang terkulai, gejala Bell's palsy lainnya yang perlu dikenali adalah:
Dokter dapat merekomendasikan satu atau lebih dari terapi untuk menghilangkan gejala
dan pemulihan yang lebih cepat, meliputi:
dr. Rafli
ARTIKEL MI H H Y P E R K E S B E L I T U N G D A N B E L I T U N G T I M U R - 2 0 2 2
Operasi 2
dekompresi. Ber
tujuan untuk
meredakan
tekanan pada
saraf jarang
dilakukan karena
dapat
menyebabkan
gangguan pendengaran dan kerusakan saraf wajah permanen.
Prosedur operasi plastik wajah fungsional. Ini adalah pilihan bagi orang yang
tidak pulih untuk membantu memperbaiki asimetri wajah dan membantu
penutupan kelopak mata.
Dari pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa Bell’s palsy adalah kondisi yang bisa
terjadi pada siapa saja, dan bisa diobati. Bila kamu mengalami gejala yang dijelaskan
tadi, jangan panik dan segera periksakan diri ke dokter untuk bisa ditangani.
dr. Rafli
ARTIKEL MI H H Y P E R K E S B E L I T U N G D A N B E L I T U N G T I M U R - 2 0 2 2