Anda di halaman 1dari 18

MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)

(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

LECTURE 4
ANXIETY DISORDERS (AD) & OCD
By : Dr. Lely Setyawati, SpKJ (K)

A. Outline
1. Overview
2. Panic disorder
3. Agoraphobia
4. Social phobia → lingkungan sosial yang buat phobia. Phobia → sesuatu yang
menakutkan/tidak wajar
5. Specific phobia
6. Obsessive-compulsive disorder (OCD)
7. Generalized anxiety disorder
8. Etiology, Psychodynamic and Treatment.

1. Overview
o AD (cemas) adalah gangguan mental yang paling sering terjadi dibandingkan seluruh
gangguan mental yang ada.
o Epidemiologi AD di Puskesmas adalah sekitar 10-12% pasien (di puskesmas obat yang
paling sering dipake adalah diazepam dan parasetamol, karena orang AD juga sakit kepala
makanya dikasi juga parasetamol dan juga tentunya diazepam. Selain itu, antasida juga
cepat habis karena sakit maag ternyata kalo dicari hubungannya, dia bisa disebabkan oleh
AD, jadi intinya untuk menangani cemas, biasanya diberikan obat-obat untuk mengatasi
penyakit komorbidnnya dan juga diberikan anti cemas)
o Prevalensi dalam praktek rawat jalan psikiatri umum sebesar 40%
o Dalam mahasiswa kedokteran sebesar 50% (mungkin karena ujian, tugas, percintaan, dll)
o 30 juta orang di AS mengalami AD
o Wanita memiliki risiko dua kali lipat dibandingkan pria, sehingga wanita lebih banyak
yang mengalami cemas dibandingkan pria (hmmm pantesan yaaa)
o Sayangnya, gangguan cemas terkadang disertai dengan bunuh diri (guyss, kalo kalian
cemas, jangan sampe bunuh diri yaaa ).
o Cemas dikaitkan dengan berbagai macam hal, penyakit kronis dan resistensi terhadap
pengobatan, sering kali mendorong seseorang menjadi cemas
o Cemas dan gangguan cemas adalah suatu kondisi yang berbeda. Dimana cemas
merupakan suatu kondisi biasa yang terjadi. Sedangkan gangguan cemas itu sudah mulai
menganggu sehingga kita berantisipasi.
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

4 symtoms tersering dari AD

1. Jantung berdebar kencang, tidak


teratur dan merasa tidak tenang →
cek ke dokter kok saya sperti sakit
jantung → khawatir
2. Nyeri/tegang/sakit otot → paseien
datang dengan bermacam-macam
keluhan seperti gejala stroke, gejala
darah tinggi dan berbagai macam
ketegangan
3. Banyak berkeringat→ padahal
tidak ada apa2 dia berkeringat
4. Merasa dalam bahaya atau
terancam

2. PERBEDAAN FEAR (Ketakutan) and ANXIETY (Kecemasan)


Ketakutan adalah respon terhadap ancaman eksternal, ex ada tulisan di sebuah pagar
“awas anjing galak!!!” kita pasti akan takut karena ada objek yang membuat kita takut,
yaitu anjingnya. Tapi kalo kita menunggu, misalnya 5 menit lagi pengumuman hasil
ujian, pada saat itu kita cemas, karena objeknya tidak jelas, tidak ada ancaman yg
sebenernya ada, masa ujian mengancam (?). Jadi beda yaaaa
Takut itu adalah sebuah perilaku yang lumrah, wajar dan manusiawi sekali, namun
ternyata bukan hanya manusia aja yang bisa takut. Takut terlihat di sebagian besar
mamalia sehingga sering digunakan sebagai model hewan untuk penelitian yang
berhubungan dengan kecemasan  sesuatu reaksi yang wajar didapat pada mamalia (aku
nggak ngerti juga sih, padahal lagi ngomongin takut, tapi tiba-tiba cemas dijelasin)
Respon ketakutan ada objeknya dan jelas ancamannya dari luar
Kecemasan/ anxiety adalah emosi manusia yang umum yang berasal dari dalam/internal,
fokus yang berlebihan dalam upaya antisipasi terhadap bahaya. Jadi kalo misalnya ada
bahaya di dalam otak kita yang dianggap mengancam, maka kita akan mengantisipasinya
dengan berbagai kecemasan.
Respon kecemasan ini tidak ada objeknya (timbul dalam diri), merupakan emosi yang
banyak pada manusia yang bisa karena internal kita dan ancamannya bisa berasal dari
luar dan dari dalam, tapi lebih banyak dari dalam. Misalnya, takut nggak lulus ujian
karena gamau diputusin pacar, jadi itu dianggap ancaman yang datang dari dalam
sehingga cemas.
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

Kecemasan & ketakutan, keduanya alerting sinyal (sinyal peringatan/kewaspadaan)


dan bertindak sebagai warning/tanda dari ancaman internal dan eksternal.
Kecemasan adalah sinyal peringatan; Ini memperingatkan bahaya yang akan datang dan
memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk menghadapi ancaman, ancaman
dari dalam, membuat keragu-raguan dan menimbulkan banyak konflik dalam diri kita.
Ketakutan adalah sinyal peringatan yang sama, berasal dari luar dan ancaman yang
biasanya tidak terlalu membuat konflik namun harus dibedakan dari kegelisahan.
Ketakutan adalah respons terhadap ancaman yang diketahui, eksternal, pasti, atau
tidak bertentangan;
Kecemasan adalah respons terhadap ancaman yang tidak diketahui, internal, samar,
atau bertentangan.
Sebagai respons adaptif (adaptasi) yang memiliki kualitas menyelamatkan nyawa
(lifesaving) dan memperingatkan ancaman kerusakan tubuh, nyeri, ketidakberdayaan
(helplessness), hukuman (possible punishment), atau frustrasi kebutuhan sosial atau
tubuh; pemisahan dari orang yang dicintai, dll. Jadi jika kita bisa beradaptasi atau
melakukan penyesuaian terhadap sinyal-sinyal dari ketakutan dan kecemasan, maka kita
mencegah suatu kerusakan dari tubuh kita. Jadi ketakutan dan kecemasan memang
diperlukan sebagai sinyal agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan yang lebih parah.
Ia meminta seseorang untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk mencegah
ancaman (steps to prevent )atau untuk mengurangi konsekuensinya.
Peningkatan somatik dan aktivitas otonom dikendalikan oleh interaksi dari sistem saraf
simpatis dan parasimpatis. Jika seseorang mengalami cemas dan takut, maka badannya
akan merespon dengan bereaksi, dan itu adalah sinyal dari seluruh sistem saraf kita baik
simpatis dan parasimpatis. Jadi untuk membedannya sebenarnya gampang. Apakah sadar
atau tidak kalo kita mengalami takut. Exp : bank yang menunda transaksi dalam 1
minggu → respon utama orang cemas yaitu bisa maag, sakit kepalanya (parasimpatisnya)
Perbedaan mungkin sulit untuk membuat, karena takut/ fear juga dapat disebabkan oleh
tidak sadar (unconscious), ditekan (repressed), objek internal berpindah ke objek lain di
dunia luar (external) (entah apa kaden maksunya ).
Misalnya, seorang anak laki-laki yang sering dimarah oleh ayahnya, maka banyak hal
yang terdistorsi dalam persarafan di memori anak tsb, sehingga misalnya kalo mendengar
gonggongan anjing, dia langsung membayangkan ayahnya marah. Jadi betapa buruknya
citra si ayah itu di memori si anak. Sehingga kalo kita menterapi seseorang, biasanya kita
harus mencari latar belakang dari ketakutannya.
Contoh lain: takut sama sesuatu yang terlihat seperti bulu kucing, jadi kalo dia diajak
kemana-mana lihat kucing atau sesuatu yang kayak kucing pasti nangis dan takut.
Ternyata setelah ditelusuri, anak tsb pernah digaruk (emang gatel (?) wkwk) kucing,
bahkan sampe masuk UGD. Dan di UGD dia merasa dikasi obat yang perih, dikelilingi
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

banyak orang, jadi dia trauma dan takut sama kucing dan semua benda yang mirip
dengan bulu kucing.

3. Peripheral Manifestations of Anxiety


Terdapat 14 gejala yang terstimulasi ketika kita menghadapi kecemasan
Diare Sinkop/pingsan
Pusing Takikardia
Hyperhidrosis (keringat Kesemutan di ekstremitas
berlebihan tanpa aktifitas Tremor
berat) Sakit perut
Hyperreflexia (iritabilitas Frekuensi kemih, ragu-ragu,
SSP) urgensi
Hipertensi Konstipasi
Palpitasi/ jantung berdebar
Mydriasis/ pupil melebar
Kegelisahan (misalnya,
mondar-mandir)

Misalnya kalo diare, jangan terburu-buru diobat diarenya, karena banyak diare yang terjadi
misalnya karena berpindah dari satu tempat ke tempat lain, atau ke luar negeri. Trus dikasi obat
diare, eh malah konstipasti. Jadi selain diare (percepatan peristaltik usus) bisa juga konstipasi
(perlambatan peristaltik usus). Dan banyak juga gajala-gejala lainnya.

4. Panic Disorder (serangan panik tak terduga berulang)


DSM-5: 300.01 ; ICD-10 (PPDGJ): F41.0
Jadi sebetulnya panik dan cemas itu sama, hanya saja panik itu adalah sebuah serangan
yang tidak diharapkan dan itu berulang terus. Jadi misalnya, hari ini si A cemas, trus bisa
kita atasi. Next, dia dateng lagi dengan kecemasan yang berbeda.. nahh itu yang kita sebut
dengan panik. Panik misalnya terlihat saat ada kebakaran. Misalnya dia menerobos ingin
masuk untuk mengambil barang berharga, tapi ternyata yang dilakukan malah mengambil
sesuatu yang tidak berharga. Jadi panik itu bisa membuat kita salah berpikir.

1. Palpitation/jantung berdebar 11. Derealisasi atau depersonalisasi


2. Berkeringat 12. Takut kehilangan kendali atau 'gila'
3. Gemetar atau bergetar 13. Takut mati
4. Nafas pendek 14. Persisten kekhawatiran serangan masa
5. Merasa tersedak/tercekik depan
6. Nyeri dada/ tidak nyaman 15. Khawatir akan makna atau akibat dari
7. Mual atau distress abdominal serangan tersebut (mis., Serangan jantung
8. Merasa pusing, atau pingsan atau stroke)
9. Menggigil atau hot flashes 16. Perubahan perilaku yang signifikan terkait
10. Mati rasa atau kesemutan serangan (mis., Menghindari tempat
terjadinya serangan panik)
17. Kehadiran agoraphobia
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

Yang membuat dokter mengambil banyak tindakan untuk mengatasi panik adalah karena gejala-
gejalanya. Misalnya px datang dengan merasa tercekik. Akhirnya orang nyuruh dia untuk preksa
di THT-KL. Contoh lain, misalnya sakit dada, kita jadi mikirnya dia sakit jantung yang aneh. No
13 itu biasanya px bilang “tolong kasi tau kluarga saya, kayaknya sebentar lagi saya mati” -_--_-

5. PERBEDAAN ANXIETY DAN PANIC

Anxiety : menonjol perasaan


khawatir/ cemas dan tension/
tegang

Dengan gejala : nyeri/ otot tegang,


lelah, sulit berkonsentrasi

-panik : merasa tiba-tiba, intensitas


tinggi. Orang yang panic pasti
cemas. Tapi orang cemas belum
tentu panic

6. AGORAPHOBIA (300.22 / F40.0)


Agoraphobia (Yunani) = Takut pada sebuah tempat.
Orang menghindari datang ke tempat yang ramai
Ketakutan atau kecemasan ditandai oleh setidaknya 2 atau lebih situasi berikut, yaitu:
 Menggunakan transportasi umum (takut dicuekin kalo sakit), harusnya naik
kendaraan pribadi, tapi ternyata orang ini juga sering takut di kendaraan pribadi -_-
karena nggak ada orang yang nolongin dia karena sendiri
 Berada di ruang terbuka (terlalu banyak orang, takut semua orang cuek, jadi Cuma
dilewatin aja, nggak dibantu -_-)
 Berada di tempat tertutup (karena nggak ada yang nolongin)
 Berdiri di barisan atau berada di tengah keramaian
 Berada di luar rumah sendiri.

7. SOCIAL PHOBIA (300.23 / F40.10)

Social Anxiety Disorder (SAD), takut berada di lingkungan atau situasi sosial
Menandai ketakutan atau kecemasan sekitar 1 atau lebih situasi dimana individu tersebut
terpapar oleh pemeriksaan yang mungkin dilakukan oleh orang lain.
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

Orang-orang spt ini biasanya pas public speaking, baru dipanggil namanya udah mau
pinsan.
8. SPECIFIC PHOBIA
Ketakutan yang terjaga dan terus-terus, tidak beralasan, ditiru oleh Lihat atau antisipasi
terhadap objek atau situasi tertentu, misalnya: Terbang, Ruang tertutup, Tinggi, Badai,
Hewan (mis., Ular atau laba-laba), Menerima suntikan, Darah. Jadi intinya seseorang
takut dengan suatu hal atau benda tertentu, padahal orang lain nganggepnya biasa aja
tuhhhh -_-
Pengakuan yang pasti itu berlebihan atau tidak masuk akal
Penghindaran, kecemasan antisipatif, atau kesusahan sangat mengganggu.Penghindaran,
kecemasan antisipatif, atau tekanan secara signifikan merusak
Spesifik → hanya satu saja yang dikhawatirkan, jadi intinya takut pada sesuatu yang
tidak diberi nama khsuus, kita sebut spesifik. Misalnya takut pada kecoak, ular, darah,
dll. Kenapa takut darah? ternyata darah itu mengingatkan dia pada sebuah kejadian
kecelakaan yang parah dan berdarah banyak, sejak kejadian itu dia takut pada darah. jadi
kita harus cari tau penyebab ketakutannya.

9. OBSESSIVE-COMPULSIVE DISORDER
Terdiri dari 2 yaitu Obsessions
dan Conpulsive
Obsessive didefinisikan
sebagai berulang (recurrent)
dan pikiran yang terus-
menerus, impuls, atau gambar
yang dialami yang mengganggu
dan tidak pantas. Menurut
dosen : obsessive adalah
pikiran yang berulang. Contoh
: Kontaminasi, keraguan
diulang, Memesan (ordering),
Impuls, gambar seksual.
Obsessions mencakup bayak hal seperti obsessive untuk melihat sesuatu, obsessive untuk
mengumpulkan pakaian dalam lawan jenis, dll
Obsessive mrupakan suatu impuls untuk terus memikirkan sesuatu. Dimana obsessive ini
masih dipikirkan saja belum terjadi aksi, misalnya kepikiran air keran apakah belum mati
atau sudah. Jadi kalo dia hanya kepikiran aja namanya obsessivee, tapi kalo sampe nelpn
kluarga, atau temen untuk mengecek apakah kerannya udah mati atau belum (berarti ada
tindakan), itu namanya OCD.
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

Compulsions didefinisikan sebagai perilaku repetitif atau tindakan mental yang tujuannya
adalah untuk mencegah atau mengurangi kecemasan atau penderitaan (distress), menurut
dosen compulsive adalah dilakukan berkali-kali. misalnya :mencuci tangan, pemesanan,
memeriksa, berdoa, menghitung (pegawai di bank yang berkali-kali mengecek uang
nasabah sehingga memerlukan waktu lama), mengulangi kata-kata(repeating words).
Pengakuan bahwa ketakutan itu berlebihan atau tidak masuk akal
Compulsions adalah sesuatu yang sudah dilakukan
Obsessions penyebab distress yang ditandai (Obsessions cause marked distress), yang
memakan waktu (lebih dari 1 jam per hari), atau menyebabkan kerusakan yang signifikan
dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau lainnya fungsi sehari-hari
OCD biasanya datang dengan berbagai macam keluhan yang dikombinasikan dengan
adanya depresi, biasanya datang bukan karena obsessivenya tapi dari gejala komorbinya,
biasanya orangnya selalu perfectionist.
Jadi intinya OCD adalah selalu memikirkan dan melakukan suatu hal secara
berulang-ulang atau terus menerus.
Seorang anak yang salah, jika kita marahin dengan berlebihan, maka bisa jadi dia akan
terus terobsesi untuk tidak melakukan kesalahan
Yang paling bahaya adalah kalo ada oraang yg OCD seksual, jadi bisa banyak
menimbulkan kekerasan seksual karena mereka memiliki obsesi dan kompulsif seksual.
Kalo ternyata OCD-nya berdoa, yaa baik sih, tapi masa 100 kali mau doa sehari (?).
biasanya pegawai bank juga seing OCD ngitung uang 10 kali. Jadi OCD manifestasinya
banyak sekali, sering terjadi dan cukup menganggu fungsi sosial, pekerjaan dll, bahkan
sampe gak ada yang mau berteman sama orang OCD tsb.

Begini kira-kira
pemikiran orang
OCD

10. Generalized Anxiety Disorder


MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

Kecemasan yang berlebihan dan khawatir tentang sejumlah peristiwa atau kegiatan
(berorientasi masa depan), terjadi dalam hari lebih dan selama minimal 6 bulan dengan
gejala-gejala yang cukup banyak dan kecemasan yang dialami susah dikontrol.
Khawatir sulit untuk mengontrol
Khawatir dikaitkan dengan setidaknya tiga dari gejala berikut : Gelisah (Restlessness),
mudah lelah (Easily fatigued), Kesulitan berkonsentrasi (Difficulty concentrating) ,
mudah marah (Irritability), ketegangan otot (Muscle tension), gangguan tidur (Sleep
disturbance). Yang paling sering terjadi adalah gangguan tidur, jadi kalo ada orang susah
tidur, jangan dikasi pil lelap, karena berisi melatonin. Sebaiknya berikan obat cemas.
Kecemasan dan khawatir menyebabkan penderitaan yang signifikan dan penurunan
sosial, pekerjaan, atau fungsi sehari-hari. Gangguan cemas juga mengancam kehidupan
dan merepotkan orang disekelilingnya.
Penyebab GAD
o Twin studies: GAD dipengaruhi oleh faktor genetic tpi belum jelas
o Ciri-ciri Kepribadian cemas Neuroticism (personality traits Neuroticism).
neuroticism → memanng kepribadian orangnya yang pencemas
o Sangat co-morbiditas antara GAD dan MDD
o Kegagalan/kerusakannya sangat dihubungkan dengan amigdala selama regulasi
implisit pengolahan emosional→ dimana amigdala yang mengontrol atau membuat
kecemasan. Tapi harusnya di kortex.

11. Psychodynamic ~ Freud Theory (patofisiologi)


- Anxiety adalah suatu sinyal bahaya yang hadir dalam keadaan tidak sadar (unconscious)
- Anxiety dipandang sebagai hasil dari konflik psikis antara keinginan seksual atau agresif
yang tidak disadari dan ancaman yang sesuai
- Menanggapi kecemasan sebagai sebuat sinyal untuk antisipasi, tapi antisipasinya tidak
sadar. Jadi begitu lihat orang dgn baju merah dia langsung cemas. Masa baju merahnya
yang bikin cemas? Bukan yaa, itu karena antisipasi yang tidak sadar.
- Cemas ternyata muncul dari berbagai macam konflik seksual yang tidak disadari.
Penjelasan dokter : signal itu mengenai ego(sesuatu yg dijalani sehari-hari spt ngomong
bercanda dll). Suatu antisipasi untuk ego sehingga banyak pelindung untuk ego → terjadi
reaksi-reaksi yang mencemaskan. Jadi awalnya yang kena adalah egonya, tapi respon-
respon akhirnya dimobilisasi untuk melindungi dan itu semua terjadi tanpa sadar.

12. Contributions of Biological Sciences


• Autonomic Nervous System
• Neurotransmitters: NE, 5HT (serotonin) and GABA
• Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis
• Brain-Imaging Studies: CT, MRI. Jadi gangguan cemas bisa merubah imaging otak kita.
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

13. Treatment
1. Pengobatan psikologis: CBT, latihan relaksasi, manajemen pernapasan.
2. Pengobatan farmakologis (diperlukan karena ada aspek neurobiologi yang terganggu,
sehingga diperlukan obat-obatan.. kalo dulu orang-orang tidak tau ada aspek biologisnya,
sehingga mereka mengobati dgn cara-cara tertentu, bukan dgn obat). Beberapa jenis
obatnya adalah anti-kecemasan, SSRI, SNRI, TCA, MAOI, Anti-psikotik.
3. Menggabungkan CBT (cognitif behaviour therapy) dan farmakoterapi.
4. Pengobatan co-morbiditas
5. Penyalahgunaan zat, gangguan mood, dll. Tanyakan pada x apakah pernah melakukan
penyalahgunaan obat-obat tertentu, atau minum alkohol.
Contohnya seorang artis yang akan manggung, pasti deg-degan kan (sosial fobia), maka dia
minum obat anti ansietas, biasanya alprazolam. Setelah minum obat tsb, dia bisa PD dan
dan tidak cemas.

Kalo kita lihat, ternyata banyak


banget gangguan-gangguan lain
yang overlap dgn OCD. Px
biasanya tidak 1 diagnosisnya,
jadi banyak ada gangguan
lainnya. Misalnya pada anak,
biasanya dia juga mengalami
ADHD.

Deteksi sirkuit mejadi eror → mata ada


respon, yang harusnya diterima retina, saraf,
korteks orbital. Tapi menjadi langsung ke
limbig system dan berhenti di amigdala

Exp: ada ular. Harusnya orang normal mencari


cara untuk mengusir ular itu keluar. Tapi yang
tidak logis duluan muncul yaitu berteriak dan
ketakutan
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

14. Aspek Neurobiologi Gangguan Ansietas


Simtom ansietas menjadi bagian dari kehidupan manusia
Gambaran utama ansietas adalah rasa takut (fear) dan khawatir (worry)  semua
spektrum subtipe gangguan ansietas.
Amigdala berperan dalam respons rasa takut sedangkan cortico-striato-thalamo-
cortical (CSTC) berperanan dalam simtom khawatir/cemas.
Berbagai neurotransmiter terlibat dalam mengatur sirkit yang mendasari gangguan
ansietas tersebut
15. Peranan Amigdala Pada Rasa Takut

Pada amigdala :

Orang melihat sesuatu kemudian dia takut,


dan timbullah panik dan fobia. Dari melihat
sesuatu, harusnya impuls tsb masuk ke korteks
asosiasi, karena kita manusia punya korteks
yang cukup bagus untuk dapat
menginterpretasikan objek. Tapi pada mereka
yang cemas dan takut, impuls ini lombat (jadi
dia tidak mendeteksi adanya korteks sehingga
tidak melewati korteks) impulsnya langsung
masuk ke amigdala, jadi orang bisa langsung
panik dan fobia karena amigdala sirkuit
centered-nya yang terganggu.

Pada CSTC :

Ada sesuatu dan dia khawatir, sehingga timbul


kecemasan terduga dan obsesi.
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

Jaringan Memori Amigdala


o Amigdala berada di dalam sistem limbik yang merupakan tempat emosi dan
berkembang sejak gestasi. Makanya pada ibu hamil, apabila mengalami hal-hal
yang tidak mengenakkan, makanya anak yang lahir akan membawa berbagai
macam kelainan.
o Amigdala pusat pengolahan rasa takut. Ia terletak dalam sistem limbik, di dasar
lobus temporal di masing-masing sisi otak.
o Berkembang sempurna pada bulan ke-8 gestasi (sebelum lahir). Amigdala
merupakan korteks pertama kita, memainkan peranan penting dalam jaringan
yang terlibat dalam pembelajaran emosi.
o Ia berfungsi dalam menilai bahaya, keamanan, kebiasaan dan penghindaran
terhadap situasi tertentu. Sayangnya apabila dimanfaatkan terlalu banyak, maka
kita mengantisipasinya dengan berlebihan.
o Seseorang dapat mengalami perubahan
o fisiologik yang intens akibat ketakutan

Ada dua sirkuit yang mencapai amigdala


pada otak dewasa.

1. Sistem I talamus, dia langsung


memberikan respon cepat untuk
menyelamatkan. Jadi kalo
misalnya liat ular, langsung dia
bisa lompat.
2. Sistem II korteks, dia harus
melalui hipokampus 
sirkuitnnya lebih lambat
membantu mengelola dan
mempersepsinya menjadi
perilaku. Jadi dia akan berpikir ini
tidak benar, ini jahat, dll.

Amigdala Meningkatkan Kerja Hipokampus


o Pada otak yang sudah berkembang sempurna, amigdala juga meningkatkan kerja
hipokampus (mengolah memori emosi) dengan merangsang keluarnya
norefinefrin dan glukokortikoid melalui struktur otak lain sehingga bisa
meningkatkan kecemasan.
o Melalui kimia ini, hipokampus menjadi sadar (alerted)  pentingnya mengingat
apa yang sedang dialami (komponen utama dalam pembelajaran baru)
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

o Aktivasi sistem saraf simpatis memengaruhi lingkungan kimia dalam neuron dan
di antara neuron, meningkatkan LTP dan plastisitas neuron.

Sinyal-sinyal ketakutan itu ternyata


terjadi karena aktifasi dari berbagai
sinyal kimia dari neurotrasmiter. Dan
aktifasi itu akan mempengaruhi
semua neuron. Dengan berbagai
macam gangguan di neuron itu, maka
kita pun akan merasakan berbagai
macam gejalanya. Sehingga untuk
menterapinya, kita harus menterapi
neuron-neuron yang terganggu ini.

Kita tidak bisa menyalahkan


seseorang dgn berkata “ah ini
memang bawaannya penakut”.
Ternyata secara biologis, inilah yang
terjadi di dalamnya.

Jadi kalo ada gangguan pada kanal ion


dari neurotrasmiter ini, maka orang
itu akan mudah mengalami berbagai
rasa cemas.

Ini juga sama kayak di atas


MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

Kalo terjadi hiperaktifitas pada sirkuit


ini, amak akan meningkatkan respon
takut. Jadi sirkuit-sirkuit inilah yang
berperan padaorang yang takut.

Kalo takut, diekspresikan dgn


menghindar, dll. Itu di atur oleh siklus
antara amigdala dan PAG. Inilah yang
membuat kita menghindar dari
ketakutan ini.

apabila terjaid hiperaktifitas pada


amigdala, maka akan terjadi
peningkatan respon takut, maka akan
meningkatkan aksis antara
hipotalamus dan pituitari (HPA),
kemudian meningkatkan kortisol yang
bisa menyebabkan atrofi pada
hipokampus, padahal hipokampus itu
melayani banyak hal.

Repon takut yang kronis dan


menetap, dapat meningkat betbagai
macam penyakit medis lainnya spt
DM. Stroke dan penyakit jantung,
oleh sebab itu, rasa takut harus
segera diatasi dan dicari
penyebabnya.
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

Secara otonomik, cemas bisa mengubah tekanan darah. jadi saat takut, respon dari amigdala ini bisa
kemana-mana. Bahkan bisa mati mendadak kalo mendengar.

Ket :

TD = tekanan darah

DJ = denyut jantung
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

Aspek Neurobiologi GAM


o Neuroimajing Pada GAM
MRI / SPECT  terlihat gangguan berupa penurunan ikatan reseptor
Benzodiasepin di temporal kiri dan terdapat aktivitas berlebihan di :
• Korteks orbito-frontal
• Kutub temporal kanan
• Sistem talamus kanan dan singulat kanan
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

Sehingga hasil pencitraannya akan menunjukkan warna-warni


dibandingkan otak normal.

o PET  metabolisme otak pada GAM


•  pada korteks temporal dan frontal
•  pada ganglia basalis dan massa putih

Jadi dengan ini, maak semakin membuktikan bahwa, gangguan kecemasan dan takut, bukan
ahanya masalah perasaan, tapi juga menyangkut aktifitas biologis yang terganggu di otak.

Ada perubahan ketegangan motorik


yang kita lakukan, maka akan
berespon untuk mengubah otonom
kita dan mengaktifasi persarafan
simpatis, artinya hanya tegangan
motorik saja.ketegangan korteks kalo
mengaktifasi korteks yang di frontal,
maka responnya akan menjadi sangat
khawatir. Korteksnya tau kalo hal itu
tidak benar, tapi respon ini membuat
berbagai macam inhibisi sehingga dia
tidak bisa melawan rasa takutnya.
Demikian juga ada respon bolak balik
ke arah talamus, membuat perilaku
motorik kita terganggu, sehingga
orang mudah tremor, mondar-
mandir, karena semua sirkuit itu
mengalami keterjagaan. Jadi cemas
tidak boleh dianggap spele.
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

Stesor (yang membuat stres)


membuat semua ikatan
benzodiaseoin menjadi kendor,
sehingga orang mengalami ketakutan
dan kecemasan.

MS= medulla spinalis.

Stres bisa langsung menuju sistem


rafe dan bisa mengarahkan MS
dan mempengaruhi otak depan
kita sehingga terjadi kecemasan
dan gangguan motorik.
MANTAN SGD KUA 3 (PSPD’16 SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

CONCLUSION

Gangguan kecemasan dan OCD sangat lazim, sering kali meniadakan kondisi yang sering dimulai
pada masa kanak-kanak dan bertahan sampai dewasa.
Mereka umumnya sangat responsif terhadap perawatan perilaku farmakologis dan atau kognitif.

Maafin yaa temen-temen, review-nya nggak terlalu jelas penjelasannya, aku nggak begitu ngerti
juga hehe maafkan  semoga membantu

--------------------------------------------SELAMAT BELAJAR --------------------------------------------------------


Reviewed by : Putri Sanjiwani

Anda mungkin juga menyukai