nafas dan disertai keringat dingin (hiperaktivitas otonomik), yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu
dan semakin lama gejala dirasakan semakin berat sampai tidak bisa melakukan aktifitas sehari-hari.
Keluhan ini muncul terutama pada saat penderita mengerjakan skripsinya dan konsultasi dengan
dosen pembimbingnya. Selain itu Ia sering merasa khawatir, ketakutan dan sulit konsentrasi (gejala
psikis) disertai kencang di daerah tengkuk, gemetar dan tidak dapat santai (ketegangan motorik).
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah 110/70 mmHg Respiration Rate 28x/menit, Nadi
100 x/menit, suhu 37 C , pemeriksaan fisik thoraks dalam batas normal dan pemeriksaan penunjang
tidak didapatkan adanya kelainan.
Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang
sebenarnya pada saat kejadian ini tidak membahayakan. Sebagai akibatnya, objek atau situasi
tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam.
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri, 2007:73) kecemasan adalah
respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi
menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta
dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami
siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat
fungsi seseorang dalam kehidupannya
Blacburn & Davidson (dalam Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra, 2012: 51) menjelaskan
faktor-faktor yang menimbulakan kecemasan, seperti pengetahuan yang dimiliki seseorang
mengenai situasi yang sedang dirasakannya, apakah situasi tersebut mengancam atau tidak
memberikan ancaman, serta adanya pengetahuan mengenai kemampuan diri untuk mengendalikan
dirinya (seperti keadaan emosi serta fokus kepermasalahannya).
Kemudian Adler dan Rodman (dalam M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, S, 2014: 145- 146)
menyatakan terdapat dua faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu.
1. Pengalaman negatif pada masa lalu
Sebab utama dari timbulnya rasa cemas kembali pada masa kanak-kanak, yaitu timbulnya
rasa tidak menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang,
apabila individu menghadapi situasi yang sama dan juga menimbulkan ketidaknyamanan, seperti
pengalaman pernah gagal dalam mengikuti tes.
2. Pikiran yang tidak rasional Pikiran yang tidak rasional terbagi dalam empat bentuk, yaitu.
a. Kegagalan ketastropik, yaitu adanya asumsi dari individu bahwa sesuatu yang buruk akan
terjadi pada dirinya. Individu mengalami kecemasan serta perasaan ketidakmampuan dan
ketidaksanggupan dalam mengatasi permaslaahannya.
b. Kesempurnaan, individu mengharapkan kepada dirinya untuk berperilaku sempurna dan
tidak memiliki cacat. Individu menjadikan ukuran kesempurnaan sebagai sebuah target dan
sumber yang dapat memberikan inspirasi.
c. Persetujuan
d. Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang berlebihan, ini terjadi pada orang yang
memiliki sedikit pengalaman.
Gelisah.mudah marah
Mudah lelah, otot tegang
Sukar konsentrasi, tidur terganggu (sukar, sering terbangun-bangun, tidur tak nyenyak)
Gejala-gejala somatik.
Diarrhae, Lambung terganggu, Perut kembung, nausea, mulut kering Pusing, kepala ringan, tremor,
mydriasis, nafas pendek Hyperhidosis, telapak tangan berkeringat atau dingin, syncope Polyuria
(miksi frekuen) Hypertensi, palpitasi, takikardi, gelisah, otot tegang, rasa kesemutan pada extremitas
Sulit masuk tidur atau mempertahankan tidur
Menurut Jeffrey S. Nevid, dkk (2005: 164) ada beberapa ciri-ciri kecemasan, yaitu.
1. Ciri-ciri fisik dari kecemasan, diantaranya: 1) kegelisahan, kegugupan, 2) tangan atau anggota
tubuh yang bergetar atau gemetar, 3) sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi, 4)
kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada, 5) banyak berkeringat, 6) telapak tangan yang
berkeringat, 7) pening atau pingsan, 8) mulut atau kerongkongan terasa kering, 9) sulit berbicara, 10)
sulit bernafas, 11) bernafas pendek, 12) jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang, 13)
suara yang bergetar, 14) jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin, 15) pusing, 16) merasa
lemas atau mati rasa, 17) sulit menelan, 18) kerongkongan merasa tersekat, 19) leher atau punggung
terasa kaku, 20) sensasi seperti tercekik atau tertahan, 21) tangan yang dingin dan lembab, 22)
terdapat gangguan sakit perut atau mual, 23) panas dingin, 24) sering buang air kecil, 25) wajah
terasa memerah, 26) diare, dan 27) merasa sensitif atau “mudah marah”
2. Ciri-ciri behavioral dari kecemasan, diantaranya: 1) perilaku menghindar, 2) perilaku melekat dan
dependen, dan 3) perilaku terguncang 3. Ciri-ciri kognitif dari kecemasan, diantaranya: 1) khawatir
tentang sesuatu, 2) perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang
terjadi di masa depan, 3) keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada
penjelasan yang jelas, 4) terpaku pada sensasi ketubuhan, 5) sangat waspada terhadap sensasi
ketubuhan, 6) merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak
mendapat perhatian, 7) ketakutan akan kehilangan kontrol, 8) ketakutan akan ketidakmampuan
untuk mengatasi masalah, 9) berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, 10) berpikir bahwa
semuanya tidak lagi bisa dikendalikan, 11) berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan
tanpa bisa diatasi, 12) khawatir terhadap hal-hal yang sepele, 13) berpikir tentang hal mengganggu
yang sama secara berulang-ulang, 14) berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak
pasti akan pingsan, 15) pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, 16) tidak mampu
menghilangkan pikiran-pikiran terganggu, 17) berpikir akan segera mati, meskipun dokter tidak
menemukan sesuatu yang salah secara medis, 18) khawatir akan ditinggal sendirian, dan 19) sulit
berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran
Kecemasan normal adalah adaptif. Ini adalah respon bawaan untuk ancaman atau tidak adanya
orang atau benda yang menandakan keselamatan dapat menimulkan gangguan kognitif (khawatir)
dan somatik (jantung berdebar-debar, berkeringat, gemetar, kedinginan, dll) gejala. Kecemasan
patologis adalah kecemasan yang berlebihan, merusak fungsi.
Ketakutan yg menetap hebat & irrasional terhadap suatu objek, aktivitas atau situasi spesifik yg
menimbulkan suatu keinginan mendesak utk menghindari objek, aktivitas atau situasi yg ditakuti.
Rasa takut itu diketahui oleh individu sebagai suatu yg berlebih atau secara proporsional tak masuk
akal terhadap bahaya aktual dari objek, aktivitas atau situasi itu
Perasaan khawatir (cemas yg berat & menyeluruh & menetap (bertahan lama) & disertai dengan
gejala somatik (motorik & otonomik) yg menyebabkan gangguan fungsi sosial dan / fungsi pekerjaan
atau perasaan nyeri hebat, perasaan tak enak.
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari
untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya "free floating" atau"mengambang")
a) kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi,
dsb.)
b) ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
c) overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb.).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance)
serta keluhan keluhan somatik berulang yang menonjol.
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.- J, gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan
panik (F41.0J, atau gangguan obsesif-kompulsif (F42.-)
Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan
anxietas fobik (F40.-)
Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat (severe
attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan:
Serangan Panik adalah Sebuah periode terpisah dari rasa takut yang intens di mana 4 gejala berikut
tiba-tiba berkembang dan puncaknya dalam waktu 10 menit :
• Palpitasi atau denyut jantung cepat, berkeringat, Gemetar atau bergetar, sesak napas
• Perasaan tersedak, nyeri dada atau ketidaknyamanan, mual
• Menggigil atau sensasi panas parestesia, merasa pusing atau pingsan, derealisasi atau
depersonalisasi takut kehilangan kontrol atau menjadi gila dan takut mati.
Obsesi : Isi unsur pemikiran yang berulang2; timbul dalam kesadaran, sekalipun pasien tidak
menghendaki untuk memikirkannya. Ia tidak sanggup mengeluarkannya dari kesadarannya atas
kemauan sendiri, ia seolah ; dipaksa untuk memikirkan, mengingat atau membayangkan.
Kompulsi : Dorongan utk melakukan perbuatan atau rangkaian perbuatan tertentu yg apabila
dilawan atau tdk dilaksanakan akan menimbulkan ketegangan yg sangat. Pasien seolah2 dipaksa
menyerah pd impuls utk melakukan perbuatan itu sekalipun tdk menyukainya & tdk memperoleh
kepuasan dari perbuatan tsb.
10. Apa beda antara phobia, panik, obsesi kompulsif, dan GAD?
1. Ansietas ringan
2. Ansietas sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang
lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami
tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk
melakukannya.
3. Ansietas berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang
rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain.
4. Tingkat panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci terpecah dari
proporsinya karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan
menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.
12. Bagaimana tujuan, sasaran terapi, dan tatalaksana terapi farmakologi dari anxietas?
Obat
(a) Pregabalin
Pregabalin adalah obat terbaru untuk GAD. Ini bekerja dengan mengatur berbagai
neurotransmiter di otak, seperti asam glutamat, norepinephrine, dan GABA, untuk membantu
meringankan gejala. Studi klinis telah menunjukkan bahwa ini adalah pengobatan yang efektif untuk
GAD dengan onset tindakan yang cepat (kurang lebih satu minggu). Hal ini dapat menyebabkan
pusing dan kelelahan jangka pendek, namun memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan obat
lama. Ini tidak menimbulkan kecanduan dan tidak memiliki efek samping SSRI, seperti mual,
insomnia dan masalah seksual. Hal ini juga dapat mengobati rasa sakit dan gangguan tidur yang
disebabkan oleh GAD.
SSRI bekerja dengan mengatur kadar serotonin di otak. Efek samping awal meliputi mual,
insomnia dan kelelahan. Namun, efek sampingnya sering hilang setelah pemakaian. Ini membantu
meringankan gejala fisik dan emosional GAD. Meskipun bekerja lebih baik daripada obat penenang
dan pil tidur, ini tidak menimbulkan kecanduan dan memiliki efek samping jangka panjang yang lebih
sedikit. SSRI yang umum adalah Paroxetine, Fluoxetine dan Sertraline.
(d) Benzodiazepin
Benzodiazepin dulu merupakan obat yang paling umum untuk GAD. Ini adalah obat
penenang cepat tapi tidak bisa menyembuhkan akar penyebabnya. Selain itu, penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan banyak efek samping yang serius, seperti kecanduan, kehilangan
ingatan dan kerusakan kognitif, dll. Jadi biasanya hanya ditentukan untuk bantuan jangka pendek.
Misalnya, sering digunakan dengan SSRI selama periode awal terapi SSRI. Benzodiazepin umum
adalah Alprazolam, Lorazepam dan Diazepam.
Psikoterapi
Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah salah satu jenis psikoterapi yang paling umum untuk GAD.
Ini menggunakan berbagai metode untuk membantu pasien:
https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/EMMedia/Generalized-Anxiety-
Disorder_Bahasa-Indonesia.pdf?ext=.pdf
Konselor Volume 5 | Number 2 | June 2016 ISSN: Print 1412-9760 Received April11, 2016; Revised
May 11, 2016; Accepted June 30, 2016