Anda di halaman 1dari 15

Nama : dr IGNB Mahayasa Sp.

KJ
TTL : Surabaya, 28 Nopember 1959
Pendidikan : 1. S1 Fakultas kedokteran UNUD 1979
2. Spesialis FK UNAIR th 2000
Pengalaman Kerja :
1. Puskesmas Kerambitan 1 th 1980-1984
2. RS Wangaye 1984-1997
3. RS Singaraja th 2000-2003
4. BRSUD Kab. Tabanan 2003-2019
5. RS Dharma Kerthi th 2000-Sekarang
GANGGUAN CEMAS DI
MASA PANDEMI
dr. I.G.N.B Mahayasa, Sp.KJ
• Gangguan cemas menurut dsm v adalah kekhawatiran berlebihan yang terjadi
hampir setiap hari dan selama minimal terjadi 6 bulan tentang aktifitas atau kejadian
• Semua orang pasti pernah merasa cemas, dan ini merupakan hal yang normal,
apalagi jika sedang dirundung masalah. Namun hati-hati jika rasa cemas muncul
secara berlebihan atau sering. Bisa jadi itu merupakan tanda gangguan kecemasan.
• Cemas atau anxiety adalah perasaan gugup atau gelisah. Biasanya orang akan
mengalaminya ketika berhadapan dengan situasi tertentu, misalnya sebelum
wawancara kerja, sebelum ujian, saat harus mengambil keputusan penting, atau
ketika menunggu hasil pemeriksaan dokter.
• Rasa cemas merupakan reaksi alami tubuh terhadap stres, yang sebenarnya
bermanfaat untuk membuat kita menjadi lebih berhati-hati dan waspada. Namun,
rasa cemas bisa menjadi tidak sehat jika muncul secara berlebihan, sulit dikontrol,
atau sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini disebut sebagai gangguan
kecemasan.
• Penyebab Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan salah satu gangguan mental yang serius. Kondisi ini
dapat disebabkan oleh adanya masalah pada neurotranmiter di system limbik
(hipotalamus, hippocampus, amygdala dan korteks limbik) yang mengatur rasa takut
dan emosi.
Dari sudut pandang biologis, ketakutan adalah emosi yang sangat penting. Emosi ini
membantu kita merespon dengan tepat situasi yang mengancam dan membahayakan
kita. Respon ini dihasilkan oleh stimulasi amygdala diikuti oleh hipotalamus. Inilah
sebabnya mengapa beberapa orang dengan kerusakan otak yang mempengaruhi
amygdala, mereka tidak selalu merespon tepat scenario yang berbahaya. Ketika
amygdala menstimulasi hipotalamus,ia akan memulai respon lawan. Hipotalamus
mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenaline untuk menghasilkan hormone seperti
adrenaline dan kortisol. Saat hormone –hormone ini memasuki aliran darah, kita akan
merasakan perubahan fisik, seperti peningkatan detak jantung, pernafasan, gula darah
dan berkeringat. Amygdala juga berfungsi menyimpan memori.
Beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko
terkena gangguan kecemasan, yaitu:
• Pengalaman negatif yang menyebabkan stres atau trauma
psikologis.
• Keturunan.
• Gangguan kepribadian.
• Efek samping obat atau zat tertentu, termasuk kafein dan
narkoba.
• Penyakit tertentu, seperti gangguan irama jantung dan
penyakit tiroid.
Beberapa jenis gangguan kecemasan, yaitu :
1. Gangguan Panik
2. Gangguan Sosial Phobia
3. Gangguan Fobia Khas
4. Agorafobia
5. Gangguan cemas menyeluruh (GAD)
1. Gangguan Panik
• Penderita gangguan panik akan mengalami serangan panik atau atau kecemasan berlebihan secara
tiba-tiba dan berulang kali, tanpa alasan yang jelas. Frekuensi dan tingkat keparahannya pun
bervariasi.
• Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat muncul saat terjadi gangguan panik:
1. Berkeringat
2. Palpitasi (berdebar-debar)
3. Merasa seperti tersedak atau sesak di dada
4. Nyeri dada
5. Merasa seperti mengalami serangan jantung
6. Ketakutan
7. Gemetar
8. Merasa seperti tidak berdaya

• Seseorang dengan kondisi ini merasa seperti akan diserang kapan saja dan di mana saja. Gangguan
panik biasanya berlangsung kurang dari 10 menit, namun ada juga yang berlangsung hingga satu
jam atau lebih.
• Jika mengalami gejala berupa jantung berdebar atau nyeri dada saat serangan panik muncul, Anda
disarankan untuk duduk dan memejamkan mata. Kemudian tarik napas dalam-dalam melalui
hidung, dan hembuskan melalui mulut. Ulangi beberapa kali hingga merasa lebih tenang.
• Jika cara tersebut tidak berhasil, segeralah temui dokter atau psikolog. Pengobatan yang diberikan
oleh dokter untuk menangani gangguan panik dapat berupa pemberian obat-obatan pereda cemas
dan psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif.
2. Gangguan Sosial Phobia
• Gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial merupakan rasa cemas atau
takut yang luar biasa terhadap situasi sosial atau interaksi dengan orang lain,
baik sebelum, sesudah, maupun selama berada dalam situasi tersebut.
• Orang dengan gangguan kecemasan sosial akan merasa takut untuk
mengatakan atau melakukan sesuatu di depan orang lain atau di tempat
umum, karena menganggap hal tersebut akan mempermalukan mereka.
• Beberapa gejala gangguan social phobia adalah:
1. Takut atau enggan untuk berinteraksi dan menyapa orang lain, terutama orang yang tidak
dikenal.
2. Memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah.
3. Menghindari bertatapan mata dengan orang lain.
4. Takut dikritik atau dihakimi orang lain.
5. Malu atau takut untuk bepergian ke luar rumah atau berada di tempat umum.
• Gangguan kecemasan sosial berbeda dengan perasaan malu biasa. Orang yang pemalu
umumnya masih bisa melakukan interaksi sosial atau berkomunikasi dan menjalani
aktivitas sehari-hari, meskipun mungkin akan merasa malu jika harus bertegur sapa atau
diajak berkenalan dengan orang lain.
• Jika rasa malu atau takut berinteraksi dengan orang lain dirasakan sangat ekstrim, hingga
menyebabkan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan bersosialisasi, maka
kondisi ini perlu mendapatkan pertolongan medis dari psikiater atau psikolog.
• Pengobatan gangguan kecemasan sosial bisa berupa konsumsi obat pereda cemas dan
antidepresan, serta terapi perilaku kognitif sebagai bagian dari psikoterapi.
3. Gangguan Fobia Khas

• Ketakutan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu.


• Terdapat beberapa jenis Fobia Khas, yaitu:
1. Takut hewan (serangga, anjing, dll)
2. Takut lingkungan alami (ketinggian, badai, air)
3. Takut cidera injeksi darah (jarum suntik atau prosedur medis lainnya)
4. Takut situasi tertentu (berada di ruang yang sempit, lift, pesawat).

• Umumnya (meski tidak semua) seseorang yang mengalami fobia menyadari bahwa ketakutannya
berlebihan dan tak beralasan. Fobia dapat menjadi sebuah gangguan bila fobia tersebut sampai
mengganggu aktivitas harian seseorang.
• Contoh : seseorang takut naik kendaraan umum, sehingga apabila tidak ada anggota keluarga yang
dapat mengantarnya dengan kendaraan pribadi, maka ia memilih bolos bekerja meskipun agenda hari
itu sangat penting dan sangat berpengaruh pada penilaian kinerjanya.
• Seseorang yang memiliki Fobia Khas akan mengalami ketakutan yang amat sangat dan mengalami
sensasi fisik (jantung berdebar, dll) ketika berhadapan dengan objek yang di takuti, sehingga cenderung
memiliki dorongan yang kuat untuk menghindari objek/situasi tersebut.
4. Agorafobia
• Rasa takut berlebihan dan perilaku menghindari tempat-tempat umum atau tempat
keramaian.
• Agorafobia bisa muncul setelah seseorang mengalami kehilangan dukungan dari
seseorang yang penting dalam hidupnya.
Contoh: akibat kematian, perpisahan, atau perceraian.
• Dalam beberapa kasus, seseorang yang mengalami Agorafobia sangat takut untuk
meninggalkan rumahnya selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sehingga
mereka juga cenderung untuk bergantung pada dukungan/bantuan orang lain.
• Secara umum penyebab Gangguan Fobik adalah faktor biologis dan faktor
kognitif.
 Faktor biologis yaitu karena Amygdala yang terlalu reaktif terhadap sinyal
ancaman, takut, atau penolakan, sementara itu prefrontal cortex memproses
refleksi-diri terkait isyarat ancaman tersebut.
 Faktor kognitif yaitu karena terlalu peka terhadap isyarat ancaman, sibuk
dengan pikiran mengenai ancaman bahaya yang akan terjadi, pikiran yang
selalu mengalahkan diri sendiri dan keyakinan-keyakinan irasional.
• Bentuk-bentuk treatment yang biasanya digunakan untuk mengatasi Gangguan
Fobik adalah Systemic Desensitization, Gradual Exposure, Flooding, Virtual
Reality Therapy, Cognitive-Behavioral Therapy, dan Farmakoterapi.
5. Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder/GAD)

• Jenis gangguan kecemasan ini membuat penderitanya merasakan cemas


secara berlebihan yang menetap dalam waktu lama, biasanya hingga lebih
dari 6 bulan. Penderita GAD akan sangat mengkhawatirkan dan memikirkan
banyak hal (overthinking). Hal-hal yang dipikirkan bisa beragam, misalnya
keuangan, kesehatan, hipokondria, atau pekerjaan.
• Seseorang yang menderita gangguan kecemasan umum biasanya tidak bisa
fokus pada suatu hal, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa merasa santai. Pada
beberapa kasus, rasa cemas ini bisa begitu berat hingga menimbulkan
depresi.
• Beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh penderita gangguan kecemasan umum:
1. Gemetar dan keringat dingin
2. Otot tegang
3. Pusing dan sakit kepala
4. Mudah marah
5. Susah memulai tidur
6. Dada berdebar-debar
7. Sering merasa Lelah
8. Sulit bernafas
9. Merasa sering ingin berkemih
10. Perasaan penuh di lambung
11. Sempoyongan

• Pengobatan untuk gangguan kecemasan umum bisa ditempuh dengan dua cara, yakni
melalui psikoterapi dan pemberian obat-obatan anti cemas
• Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, gangguan kecemasan dapat berdampak
buruk dan mengurangi kualitas hidup penderitanya. Oleh karena itu, jika Anda
mengalami rasa cemas yang berlebihan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari,
sebaiknya segeralah berkonsultasi dengan dokter.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai