Efektif Mengatasinya
Merasa cemas ketika sedang menghadapi situasi yang menegangkan adalah
hal yang normal. Namun, jika Anda merasakan kecemasan berlebihan tanpa
sebab yang jelas, mungkin saja Anda mengalami gangguan kecemasan. Kenali
apa saja gejalanya, agar bisa segera ditangani.
Rasa cemas yang normal biasanya akan mereda sendiri ketika faktor pemicu
kecemasannya hilang. Misalnya seseorang yang merasa cemas saat menghadapi
ujian akan merasa tenang kembali setelah ujiannya selesai.
Namun, berbeda dengan rasa cemas yang normal, orang yang mengalami
kecemasan berlebihan biasanya akan terus merasa cemas tanpa sebab yang jelas.
Munculnya rasa cemas berlebihan ini sering kali disebabkan oleh gangguan
kecemasan.
Orang yang mengalami kecemasan berlebihan kerap kali merasa khawatir dan takut
yang berlebihan secara terus-menerus. Seiring berjalannya waktu, gangguan
kecemasan ini bisa bertambah parah dan mengganggu kualitas hidup penderitanya.
Apabila tidak mendapatkan penanganan, penderita gangguan kecemasan yang
merasakan kecemasan berlebihan bisa mengalami kesulitan dalam menjalani
aktivitas sehari-hari, menurunnya performa kerja atau prestasi belajar di sekolah,
dan juga kesulitan untuk menjalani interaksi sosial dengan orang lain.
Susah tidur
Sulit berkonsentrasi
Khawatir berlebihan terhadap hal-hal kecil
Dada berdebar-debar
Keringat dingin
Mudah lelah
Otot terasa kaku dan tegang
2. Gangguan panik
Gangguan panik atau serangan panik adalah gangguan cemas yang ditandai
dengan munculnya kecemasan berlebihan atau rasa takut yang sangat intens
secara tiba-tiba.
Ketika serangan panik muncul, orang yang menderita kecemasan berlebihan ini
akan merasa tidak berdaya, tidak dapat berpikir dengan tenang, dan juga
merasakan gejala fisik tertentu, seperti nyeri dada, berdebar-debar, sesak napas,
pusing, atau sakit perut, atau merasa seperti akan pingsan.
3. Fobia
Fobia merupakan ketakutan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu,
misalnya darah, laba-laba, ketinggian, atau ruangan sempit. Rasa takut yang dialami
bahkan bisa sampai membuat penderitanya menghindari objek atau situasi tersebut.
Orang yang menderita fobia akan merasa sangat ketakutan atau panik ketika
berhadapan dengan hal yang menyebabkan fobianya atau bahkan sekadar
memikirkan tentang hal tersebut.
Faktor genetik
Stres berat yang berkepanjangan, misalnya akibat tekanan batin, masalah
keluarga, atau kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi
Riwayat trauma psikologis di masa kecil
Berbeda dengan rasa cemas yang normal dan dapat mereda sendiri, kecemasan
berlebihan akibat gangguan cemas tidak akan menghilang tanpa penanganan dari
psikolog atau psikiater.
Oleh karena itu, jika Anda merasakan kecemasan berlebihan yang tidak kunjung
menghilang, Anda sebaiknya berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.
Untuk membantu menenangkan perasaan Anda dan meredakan kecemasan
berlebihan yang Anda rasakan, psikolog atau psikiater akan memberikan
penanganan berupa:
Psikoterapi
Saat menjalani psikoterapi, Anda dapat menceritakan dan meluapkan apa yang
Anda rasakan. Selain itu, psikolog atau psikiater akan memberi saran tentang
bagaimana cara untuk memahami dan mengatasi kecemasan berlebihan yang Anda
alami.
Dalam sesi psikoterapi, Anda juga akan dibimbing untuk mengurangi stres, misalnya
dengan melakukan relaksasi atau meditasi.
Teknik psikoterapi yang dijalani ada bermacam-macam, tergantung apa penyebab
kecemasan berlebihan yang Anda rasakan. Namun, beberapa teknik psikoterapi
yang umum dilakukan adalah terapi perilaku kognitif.
Pemberian obat-obatan
Pemberian obat-obatan untuk meredakan kecemasan hanya bisa dilakukan oleh
psikiater. Untuk meredakan gangguan cemas yang Anda rasakan, psikiater dapat
meresepkan obat-obatan penenang dan antidepresan.
Kecemasan berlebihan tidak bisa hilang begitu saja tanpa adanya penanganan
medis. Oleh karena itu, Anda perlu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, jika
Anda merasakan kecemasan berlebihan yang sudah mengganggu aktivitas sehari-
hari atau kehidupan sosial Anda, terlebih jika perasaan tersebut muncul beserta
pikiran untuk bunuh diri atau menyakiti diri.
Semua orang pasti pernah merasa cemas, dan ini merupakan hal yang
normal, apalagi jika sedang dirundung masalah. Namun hati-hati jika rasa
cemas muncul secara berlebihan atau sering. Bisa jadi itu merupakan tanda
gangguan kecemasan.
Cemas atau anxiety adalah perasaan gugup atau gelisah. Biasanya orang akan
mengalaminya ketika berhadapan dengan situasi tertentu, misalnya sebelum
wawancara kerja, sebelum ujian, saat harus mengambil keputusan penting, atau
ketika menunggu hasil pemeriksaan dokter.
Rasa cemas merupakan reaksi alami tubuh terhadap stres, yang sebenarnya
bermanfaat untuk membuat kita menjadi lebih berhati-hati dan waspada. Namun,
rasa cemas bisa menjadi tidak sehat jika muncul secara berlebihan, sulit dikontrol,
atau sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini disebut sebagai gangguan
kecemasan.
1. Gangguan panik
Penderita gangguan panik akan mengalami serangan panik atau atau kecemasan
berlebihan secara tiba-tiba dan berulang kali, tanpa alasan yang jelas. Frekuensi
dan tingkat keparahannya pun bervariasi. Berikut ini adalah beberapa gejala yang
dapat muncul saat terjadi gangguan panik:
Berkeringat
Palpitasi (berdebar-debar)
Merasa seperti tersedak atau sesak di dada
Nyeri dada
Merasa seperti mengalami serangan jantung
Ketakutan
Gemetar
Merasa seperti tidak berdaya
Seseorang dengan kondisi ini merasa seperti akan diserang kapan saja dan di mana
saja. Gangguan panik biasanya berlangsung kurang dari 10 menit, namun ada juga
yang berlangsung hingga satu jam atau lebih.
Jika mengalami gejala berupa jantung berdebar atau nyeri dada saat serangan panik
muncul, Anda disarankan untuk duduk dan memejamkan mata. Kemudian tarik
napas dalam-dalam melalui hidung, dan hembuskan melalui mulut. Ulangi beberapa
kali hingga merasa lebih tenang.
Jika cara tersebut tidak berhasil, segeralah temui dokter atau psikolog. Pengobatan
yang diberikan oleh dokter untuk menangani gangguan panik dapat berupa
pemberian obat-obatan pereda cemas dan psikoterapi, seperti terapi perilaku
kognitif.
Takut atau enggan untuk berinteraksi dan menyapa orang lain, terutama
orang yang tidak dikenal.
Memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah.
Menghindari bertatapan mata dengan orang lain.
Takut dikritik atau dihakimi orang lain.
Malu atau takut untuk bepergian ke luar rumah atau berada di tempat umum.
Gangguan kecemasan sosial berbeda dengan perasaan malu biasa. Orang yang
pemalu umumnya masih bisa melakukan interaksi sosial atau berkomunikasi dan
menjalani aktivitas sehari-hari, meskipun mungkin akan merasa malu jika harus
bertegur sapa atau diajak berkenalan dengan orang lain.
Jika rasa malu atau takut berinteraksi dengan orang lain dirasakan sangat ekstrim,
hingga menyebabkan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan
bersosialisasi, maka kondisi ini perlu mendapatkan pertolongan medis dari psikiater
atau psikolog.
Pengobatan gangguan kecemasan sosial bisa berupa konsumsi obat pereda cemas
dan antidepresan, serta terapi perilaku kognitif sebagai bagian dari psikoterapi.