Fasialis
Intrakranial
N. VII berawal dari pons/batang otak.
N. VII memiliki ramus sensorik (dikenal juga sebagai N. intermedius) dan ramus motorik.
N. VII berasal dari 3 nukleus:
1. Nukleus motorik N. VII berjalan di dorsal nukleus motorik N. VI
2. Nukleus solitarius visceral afferen fiber
3. Nukleus salivatorius superior parasimpatik
Ramus motorik dan sensorik masuk ke meatus akustikus internus menyusuri facial canal
N. VII akan keluar dari facial canal (dan cranium) lewat foramen stylomastoideus (tepat di posterior
processus styloideus)
Ekstrakranial
Setelah keluar dari cranium, N. VII akan bercabang untuk mempersarafi otot di sekitar telinga (N.
aurikularis posterior), M. Stylohyoideus, M. Digastrikus venter posterior.
The main trunk of the nerve, now termed the motor root of the facial nerve, continues anteriorly
and inferiorly into the parotid gland. Within the parotid gland, the nerve terminates by splitting into
five branches (INNERVATING MUSCLES OF FACIAL EXPRESSION):
Temporal branch – Innervates the frontalis, orbicularis oculi and corrugator supercilii
Zygomatic branch – Innervates the orbicularis oculi.
Buccal branch – Innervates the orbicularis oris, buccinator and zygomaticus muscles.
Marginal Mandibular branch – Innervates the mentalis muscle.
Cervical branch – Innervates the platysma.
BELL’S PALSY
Definisi
Paralisis N. VII yang bersifat akut, unilateral, perifer, dan memengaruhi LMN (dikenal dengan
idiopathic facial paralysis)
Etiologi
Dulu paparan udara dingin adalah satu-satunya pencetus Bell’s palsy
Herpes Simplex Virus (HSV):
Infeksi primer dari bibir (cold sores) virus masuk ke akson saraf sensorik menetap di
ganglion genikulatum dalam kondisi stres, virus bisa reaktivasi dan merusak myelin
Penyakit infeksi lain (e.g Lyme disease, EBV & CMV infection, sifilis)
Penyakit autoimun
Patofisiologi
Labyrinthine segment: bagian pertama dari kanalis fasialis, merupakan bagian yang tersempit
Lokasi inilah yang diduga menjadi lokasi tersering kompresi N. VII.
Inflamasi, demyelinisasi, iskemia kompresi N. VII mengganggu penghantaran impuls
Pada Bell’s palsy, jejas pada N. VII terletak perifer dari nukleus nervus tsb (LESI PERIFER = LMN). Jejas
diduga terjadi dekat atau pada ganglion genikulatum.
Proksimal dari ganglion genikulatum: paralisis motorik, gangguan pengecapan 2/3 anterior
lidah, gangguan produksi air liur & lakrimasi
Antara ganglion genikulatum & proksimal chorda tympani: keluhan sama, KECUALI
GANGGUAN LAKRIMASI
Foramen stylomastoideus: paralisis motorik
Manifestasi Klinis
Paralisis akut motorik otot wajah pada bagian atas & bawah unilateral (dalam periode 48
jam)
Hilangnya lipatan nasolabial dan kening pada sisi yang lumpuh
Ketika pasien mengangkat alis, sisi yang terkena tetap rata
Ketika pasien tersenyum, wajah menjadi terdistorsi dan terjadi lateralisasi ke sisi berlawanan
terhadap sisi yang lumpuh
Nyeri di belakang telinga, otalgia, hiperakusis
Nyeri okuler, epifora, penurunan produksi air mata, kelemahan kelopak mata
Gangguan mengecap, peningkatan produksi air liur
Rasa seperti “tebal” pada pipi/mulut
Diagnosis Banding
Stroke: lesi supranuclear (UMN paralisis hanya bagian bawah wajah, kontralateral);
kelemahan ekstremitas kontralateral dari lesi; diplopia
Guillain-Barre syndrome paralisis bilateral
Diagnosis
Kriteria diagnostik minimun Bell’s palsy adalah paralisis atau paresis semua kelompok otot di salah
satu sisi wajah, awitan akut, dan ketiadaan penyakit SSP.
Jika temuan klinis meragukan atau paralisis berlangsung >6-8 minggu, dapat dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut seperti MRI pons dan tulang temporal.
Pemeriksaan Nerve Conduction Studies dan elektromiografi (EMG) otot dilakukan untuk menentukan
letak lesi dan derajat keparahan kerusakan saraf fasialis perifer.
Tata Laksana
1. Farmakologi
Steroid: prednisolon 1 mg/kg atau 60 mg/hari selama 6 hari, diikuti dengan tapering
off, dengan total pengobatan selama 10 hari
Antiviral: digunakan bila terdapat etiologi viral. Asiklovir 400 mg oral 5x/hari selama
10 hari. Jika dicurigai infeksi virus varisella zoster, maka mungkin dibutuhkan dosis
lebih tinggi (800 mg oral 5x sehari).
2. Pembedahan: Dekompresi N. VII
Indikasi: pasien yang tidak responsif terhadap terapi farmakologi dan dengan degenerasi
aksonal >90%