PENDAHULUAN
1
DEFINISI
ICD-10-CM G51.3
- Facial tics
- Blepharospasm
- Mata genit
ANATOMI
Nervus fasialis merupakan salah satu nervus kranialis yang berfungsi untuk
motorik sensorik somatik, dan aferen eferen visceral. Gambar berikut ini
memperlihatkan cabang nervus fasialis beserta otot yg dipersarafinya. Nervus
fasialis memiliki dua subdivisi, yang pertama adalah yang mempersarafi otot
ekspresi wajah kemudian yang kedua memiliki serat yang jauh lebih tipis yaitu
intermediate yang membawa aferen otonom, somatik, dan eferen otonom.
2
3
Nama Komponen Asal Fungsi
Saraf fasialis Brankial eferen Nukleus fasialis Otot-otot ekspresi
wajah: M.platisma,
m.stilohioideus,
m.digastrikus
Saraf intermediat Viseral eferen Nukleus Nasal, lakrimal,
salivatorius kelenjar liur
superior (sublingual dan
submandibular)
Viseral aferen Ganglion genikuli Pengecapan 2/3
spesial anterior lidah
Somatik aferen Ganglion genikuli Telinga luar, bagian
kanalis auditorius,
permukaan luar
membran timpani
(sensibilitas)
4
5
Nukleus fasialis menerima serabut-serabut yang menyilang dan tidak
menyilang melalui traktus kortikobulbaris. Otot-otot wajah dibawah dahi menerima
persarafan korteks kontralateral (hanya serabut kortikobulbaris yang menyilang).
Apabila terdapat suatu lesi rostral dari nukleus fasialis akan menimbulkan paralisis
dari otot-otot fasialis kontralateral kecuali otot frontalis dan orbikularis okuli.
Karena otot frontalis dan orbikularis okuli menerima persarafan dari kortikal
6
bilateral, maka otot-otot tersebut tidak akan dilumpuhkan oleh lesi yang mengenai
satu korteks motorik atau jaras kortikobulbarisnya.
7
memasuki meatus akustikus internus. Disini N. VII bersatu dengan N. Intermedius
dan menjadi satu berkas saraf yang berjalan dalam kanalis fasialis dan kemudian
masuk ke dalam Os. mastoid. Ia keluar dari tulang tengkorak melalui foramen
stilomastoid dan bercabang untuk mensarafi otot-otot wajah.
8
6. Levator anguli oris bagian medial dan ala
7. Orbikularis oris nasi
8. Nasalis dilator nares 4. Menarik ke lateral saat senyum
9. Nasalis compressor nares 5. Menarik tepi mulut ke belakang
dan mengembungkan
pipi
6. Menarik tepi mulut ke atas dan
garis tengah
7. Menutup & mengembungkan bibir
8. Mengembangkan lubang hidung
9. Mengecilkan lubang hidung
Buccal & Depressor angulus oris Menarik tepi mulut ke bawah
Mandibula
Mandibular 1. Depressor labii inferior 1. Menarik bibir bawah ke bawah
2. Mentalis 2. Menarik dagu ke atas
Servikal Platysma Menarik tepi mulut ke bawah
Idiopatik.
Vascular compression.
Facial nerve compression by mass.
Brainstem lesion such as stroke or multiple sclerosis plaque.
Secondary to trauma or Bell palsy.
Usia setengah baya atau lebih tua adalah faktor resiko pada hemifacial
spasm. Jika orang yang lebih muda dari 40 tahun terkena penyakit ini, mungkin ada
penyakit neurologis yang mendasarinya (misalnya multiple sclerosis).
Hemifacial spasm bisa disebabkan cedera pada saraf kranial ketujuh (N.
Facialis). Sebuah tumor atau pembuluh darah yang menekan saraf atau Bell’s
Palsy. Penyebabnya mungkin juga tidak diketahui. Salah satu pemicu yang paling
umum adalah pembuluh darah menekan nervus facialis, yang menyebabkan otot-
otot sekitarnya untuk kedutan atau kejang.
9
PATOFISIOLOGI
Etiologi
Menyebar ke otot
wajah lainnya
hipereksitabilitas
KLASIFIKASI
Hemifasial spasme tipe typical: yaitu kontraksi dimulai pada musculus orbicularis
oculi dan menjalar secara bertahap ke otot daerah pipi dan menyebar ke daerah
mulut, meliputi musculus orbicularis oris,buccinator dan platysma.
Hemifasial spasme tipe atypical: yaitu dimana kontraksi otot tidak selalu dimulai
dari musculus orbicularis oculi. Untuk atypical hemifasial spasme lebih jarang
ditemukan. Madjid Samii dkk menemukan dari 143 pasien spasme hemifasial
kasus typical ditemukan pada 95,9% dan atypical 4,1%.
GEJALA KLINIS
Gerakan involunter pada wajah hanya sebuah gejala. Lelah, anxietas, dan
membaca mungkin merangsang gerakan tersebut. Otot pada salah satu bagian
wajah tidak sengaja kejang, biasanya diawali dengan kelopak mata, kemudian
menyebar menuju pipi dan mulut. Kejang kemungkinan sementara pada awalnya
tetapi bisa jadi hampir berlanjut. Gangguan tersebut pada hakekatnya tidak
menyakitkan tetapi bisa memalukan.
11
Gambar 2. Hemifacial spasm
KOMPLIKASI
DIAGNOSIS
Kontraksi involunter
Meliputi M. orbicularis
oris, buccinator dan
platysma
Pola timbulnya spasme hemifasial pada pasien ini sesuai dengan typical
hemifasial spasm, dimana mula-mula pasien merasakan kedutan pada bagian bawah
mata kanan yang kemudian secara bertahap menjalar ke daerah pipi dan mulut.
Serangan makin sering saat pasien stress dan kelelahan.
13
Terdapat 2 teori yang menerangkan terjadinya kontraksi tonik-klonik
involunter pada otot-otot wajah yang dipersarafi N.VII yaitu eksitasi ektopik dan
transmisi epatik.
Electromyography (EMG)
Merupakan sebuah test yang mengukur dan merekam aktivitas elekrik yang berasal
dari aktivitas otot saat istirahat (relaksasi) maupun saat aktif (kontraksi). Pada EMG
akan menunjukkan frekuensi yang irregular, tajam, dang frekuensi tinggi (150-400
Hz) pada motor unit yang potensial yang mana berhubungan dengan klinis dari
gerakanwajah.
14
Gambar 3. Pasien hemifacial spasm saat tidak kejang dan saat kejang.
DIAGNOSA BANDING
Tics
Facial tics yang singkat, berulang, terkoordinasi, gerakan semipurposeful dari otot-
otot wajah dan leher yang dikelompokkan. Tics dapat terjadi secara fisiologis atau
dalam hubungan dengan encepalopati difus. Beberapa obat (misalnya
antikonvulsan, kafein, metilpenidate, antiparkinson agent) berhubungan dengan
produksi tics. Tunggal, berulang, gerakan stereotipe (misalnya meringis berulang,
throat clearing, vokalisasi) mendefinisikan gangguan tics sederhana.
Hemimasticatory spasm
Hemimasticatory spasm hampir sama denga hemifacial spasm dan terjadi dengan
iritasi pada saraf motorik trigeminal.
Kondisi yang jarang adalah myoclonus segmental dan muncul dengan kontraksi
involunter unilateral dari trigeminal yang diinervasi otot pengunyah (biasanya
masseter). Mirip dengan Hemifacial spasm, Hemimasticatory spasm merespon
pengobatan dengan obat-obatan dan toksin botulinum. Namun, sedikit bukti yang
mengeksplor manfaat pembedahan pada pasien dengan penyakit ini.
Myoclonic movement
Gerakan myoclonic mempengaruhi otot-otot wajah juga bisa muncul dari lesi pada
level otak atau batang otak. Ini dibedakan dari hemifacial spasm oleh distribusi
gerakan abnormal (lebih umum dan mungkin bilateral) dan mungkin dengan
pemeriksaan electrodiagnostic. Central myoclonus merespon anticonvulsant
management.
15
Craniofacial Tremor
Facial myokimia
PENATALAKSANAAN
16
Surgical Care
17
PROGNOSIS
Hemifacial spasme adalah kondisi progresif dimana lebih dari waktu pasien
akan mengalami gejala yang lebih parah. Kurang dari 10 % pasien mengalami
kambuh kembali dari gejala mereka. Pada kasus yang berat, hemifacial spasme
menyebabkan penutupan kelopak mata secara tiba-tiba yang membuat mata
melihat menjadi sangat sulit. Meskipun prognosis buruk, harus diingat
hemifacial spasme adalah kondisi yang dapat diobati.
18