Review Materi
“Bell’s Palsy”
Linea Mandasari 18 21 777 144
51
Definisi & Epidemiolgi
Teori iskemik vaskuler Saraf fasialis Teori herediter Bell’s palsy terjadi
dapat menjadi lumpuh secara tidak mungkin karena kanalis fasialis yang
langsung karena gangguan regulasi sempit pada keturunan dikeluarga
sirkulasi darah di kanalis fasialis tersebut, sehingga menyebabkan
predisposisi untuk terjadi paresis
fasialis
Kompresi/menekan Saraf
Inflamasi
kelumpuhan fasialis
Klasifikasi Bell’s Palsy House-Brackmann
Ketidakmampuan mengerutkan
Dahi
Ketidakmampuan menutup mata
• Biasanya timbul secara
mendadak
• Kelopak Mata terkulai
Dapat juga berkembang
perlahan biasanya <4hari
• Umumnya Unilateral
Hilangnya lipatan nasolabial
• Penurunan keluaran air mata
Senyum asimetris
Diagnosis
Anamnesis
1. Perkembangan gejala (perjalanan penyakit dan gejala
penyerta):
• Progresif paralisis lebih dari tiga minggu harus dievaluasi
untuk neoplasma
• Kehilangan pendengaran mendadak dan nyeri hebat disertai
paralisis wajah dapat disebabkan oleh Ramsay Hunt
Syndrome.
2. Riwayat penyakit: stroke, tumor, trauma
Pemeriksaan
1. Nervus fasialis :
a) Inspeksi : Kerutan dahi ,Pejaman mata, Lipatan
nasolabialis ,Sudut mulut
b) Motorik : Mengangkat alis dan mengerutkan dahi,
Memejamkan mata,Menyeringai (menunjukkan
geligi),Mencucurkan bibir, Menggembungkan pipi
c) Sensorik : Schirmer test, dan pengecapan 2/3 anterior lidah
Penatalaksanaan
Nonfarmakologi :
1. Penggunaan selotip untuk menutup kelopak mata saat tidur
dan eye patch untuk mencegah pengeringan kornea.
2. Fisikal terapi seperti facial massage dan latihan otot dapat
mencegah terjadinya kontraktur pada otot yang lemah.
Pemberian suhu panas di area yang terpengaruh dapat
mengurangi nyeri.
Medikamentosa
• Kortikostreoid : Prednisone dosis 60-80 mg per hari
selama 5 hari, dan di tappering off 5 hari selanjutnya.
• Antivirus : Valacyclovir (1000 mg per hari, diberikan antara
5-7 hari) dan Acyclovir (400 mg 5 kali sehari, diberikan 10
hari)
• Analgesik : methylcellulose eye drops untuk mencegah
kekeringan pada kornea.
• Terapi Oksigen Hiperbarik : oksigen pada daerah sekitar
sel yang anoksia, diharapkan dapat memicu regenerasi se
Prognosis