No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS dr. Raja Lisa Riantuti
KAMPUNG BUGIS NIP. 19741007 200502 2 006
Faktor Risiko :
1. Berpergian jauh dengan kendaraan
2. Tidur ditempat terbuka
3. Tidur di lantai
4. Hipertensi
5. Stres
6. Hiperkolestrolemia
7. Diabetes
8. Penyakit vaskular
9. Faktor genetik
Pemeriksaan Fisik
1. Nervus fasialis
a) Inspeksi
Kerutan dahi
Pejaman mata
Lipatan nasolabialis
Sudut mulut
2. Motorik
Mengangkat alis dan mengerutkan dahi
Memejamkan mata
Menyeringai (menunjukkan geligi)
Mencucurkan bibir
Menggembungkan pipi
3. Sensorik
Schirmer test
Digunakan untuk mengetahui fungsi produksi air mata.
F Penatalaksanaan Non-Medikamentosa:
2. 1. Penggunaan selotip untuk menutup kelopak mata saat tidur dan eye
patch untuk mencegah pengeringan kornea.
3. 2. Fisikal terapi seperti facial massage dan latihan otot dapat mencegah
terjadinya kontraktur pada otot yang lemah. Pemberian suhu panas di
area yang terpengaruh dapat mengurangi nyeri.
Medikamentosa
1. Kortikostreoid
Dosis 60-80 mg per hari selama 5 hari, dan di tappering off 5 hari
selanjutnya.
2. Antivirus
Dikarenakan adanya kemungkinan keterlibatan HSV-1 di Bell’s
palsy, maka dapat diberikan Acyclovir (400 mg 5 kali sehari,
diberikan 10 hari).
3. Analgesik untuk meredakan nyeri, dan methylcellulose eye drops
untuk mencegah kekeringan pada kornea.
G Output Tata laksana Bells’Palsy sesuai standar terapi yang ditetapkan
Puskesmas.
H Unit Terkait a. Ruang Pemeriksaan Umum
b. Ruang Pemeriksaan Lansia
c. Ruang Pemeriksaan Anak
A. Rekaman historis perubahan