Anda di halaman 1dari 2

Unit Kesehatan

Klinik IPB Darmaga


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


Telp (0251)8422094/HP. 087775692881
Email : unitkesehatan@apps.ipb.ac.id
Web : unitkesehatan.ipb.ac.id

BELL’S PALSY
No. Dokumen:
…../IT3.P3/SOP/…..
SOP No. Revisi:
Tanggal terbit:
Halaman:

KLINIK IPB DARMAGA Ttd Kepala Klinik drg. Titik Nurhayati

Bells’palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan


penyebab tersering dari paralisis fasialis unilateral. Bells’
1 Pengertian palsy merupakan kejadian akut, unilateral, paralisis saraf fasial
type LMN (perifer), yang secara gradual mengalami perbaikan
pada 80-90% kasus.
Sebagai acuan bagi dokter dan praktisi kesehatan dalam
2 Tujuan
menangani kasus Bells’palsy
3 Kebijakan SK Kepala Klinik ……
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
4 Referensi
Kesehatan Primer
5 Prosedur / Langkah PENATALAKSANAAN
– Langkah  Karena prognosis pasien dengan Bells’ palsy umumnya
baik, pengobatan masih kontroversi. Tujuan pengobatan
adalah memperbaiki fungsi saraf VII (saraf fasialis) dan
menurunkan kerusakan saraf.
 Pengobatan dipertimbangkan untuk pasien dalam 1-4 hari
onset.
 Hal penting yang perlu diperhatikan:
a. Pengobatan inisial
1. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin
efektif untuk pengobatan Bells’ palsy (American
Academy Neurology/AAN, 2011).
2. Steroid kemungkinan kuat efektif dan
meningkatkan perbaikan fungsi saraf kranial, jika
diberikan pada onset awal (ANN, 2012).
3. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60
mg/day selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap
total selama 10 hari.
4. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg
oral 5 kali sehari selama 10 hari. Jika virus
varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral
5 kali/hari.
b. Lindungi mata
BELL’S PALSY
No. Dokumen:
…../IT3.P3/SOP/…..
SOP No. Revisi:
Tanggal terbit:
Halaman:

KLINIK IPB DARMAGA Ttd Kepala Klinik drg. Titik Nurhayati

Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air


mata pada siang hari) dapat mencegah corneal
exposure.
c. Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat
perbaikan dan menurunkan sequele.

RENCANA TINDAK LANJUT


Pemeriksaan kembali fungsi nervus facialis untuk memantau
perbaikan setelah pengobatan.

KRITERIA RUJUKAN
a. Bila dicurigai kelainan supranuklear
b. Tidak menunjukkan perbaikan

Diagram Alir (Jika


6 -
dibutuhkan)
Hal-hal yang perlu
7 -
diperhatikan
8 Unit terkait Pendaftaran, IGD, Poli Umum
9 Dokumen terkait
Rekam historis
10
perubahan

Anda mungkin juga menyukai