Anda di halaman 1dari 3

Bells’Palsy

No. Dokumen : 29.14/SOP-UKP/III/2017


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 7/3/2017
Halaman : 1/ 3

UPT Puskesmas
Sakuncoro
Pabuaran Tumpeng

1. Pengertian Bells’palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan kejadian akut unilateral,
paralisis syaraf fasialis type LMN (Perifer), tidak diketahui penyebabnya,diduga
penyakit ini bentuk polyneuritis dg kemungkinan virus, inflamasi, autoimun, kem
ungkinan infeksi HSV type 1 dan reaktivasi herpes zoster dari ganglia nervus kra
nialis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar petugas dapat memahami dan
memberikan pengobatan yang tepat pada pasien bells’palsy

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor:

tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Pabuaran Tumpen


g.Perencanaan, Akses danEvaluasi UPT Puskesmas Poris Pelawad.

4. Referensi Kepmenkes nomor 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter d
i Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Perawat memanggil pasien sesuai rekam medis
/Langkah-langkah 2. Perawat melakukan identifikasi identitas pasien sesuai rekam medis
3. Perawat menanyakan riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga dan
riwayat alergi.
4. Perawat melakukan anamnesa singkat pada pasien
5. Perawat melakukan pemeriksaan vital sign
6. Perawat mengukur berat badan pasien
7. Perawat melakukan asuhan keperawatan
8. Perawat menyerahkan rekam medis kepada dokter/ petugas.
9. Dokter/petugas melakukan anamnesa dg keluhan :
 Paralisis otot fasialis atas dan bawah unilateral,dg onset akut (periode
48 jam).
 Nyeri auricular posterior.

1/3
 Penurunan produksi air mata
 Hiperakusis
 Gangguan pengecapan
 Otalgia
 Gejala awal : Kelumpuhan musculus fasialis, tidak mampu menutup
mata, nyeri tajam pada telinga dan mastoid, perubahan pengecapan,
kesemutan pada dagu dan mulut, nyeri ocular, penglihatan kabur.
10. Dokter/petugas melakukan pemeriksaan fisik pada kepala, telinga, mata,
hidung dan mulut harus dilakukan pada semua pasien dg paralisis fasialis;
 Kelemahan / paralisis yg melibatkan syaraf fasialis (N VII)
melibatkan kelemahan wajahsatu sisi (atas dan bawah). Pada lesi
UMN (Lesi supranuclear diatas nucleus pons), 1/3 wajah bagian
atas tidak mengalami Kelumpuhan .Musculus orbicularis ,
frontalis ). dan korrugator diinervasi bilateral pada level batang
otak. Inspeksi awal pasien memperlihatkan lipatan datar pada
dahi dan lipatan nasolabial pada sisi kelumpuhan.
 Saat pasien diminta untuk tersenyum, akan terjadi distorsi dan
lateralisasi pada sisi berlawanan dg kelumpuhan.
 Pada saat pasien diminta untuk mengangkat alis, sisi dahi terlihat
datar.
 Pasien juga dapat melaporkan peningkatan salivasi pada sisi yang
lumpuh.
 Mengeluh nyeri auricular posterior, nyeri sering terjadi simultan
dg paresis, tapi nyeri mendahului paresis 2-3 hari.
 Perlu ditanyakan apakah ada trauma yg menyebabkan nyeri dan
paralisis fasial.
 Tidak adanya gejala dan tanda pada susunan syaraf pusat
11. Dokter/petugas melakukan pemeriksaan laboratorium : Gula darah sewaktu.
12. Dokter/petugas menegakan diagnose berdasarkan anamnesis , pemeriksaan
fisik umum dan pemeriksaan neurologis (syaraf kranial, motoric,
sensorik,serebelum).
13. Dokter/petugas melakukan penatalaksanaan :
 Pengobatan untuk paseian dalam 1-4 hari onset.
 Pengobatan inisial :

2/3
a) Steroid dan asiklovir (dengan prednisone) mungkin efektif
untuk pengobatan.
b) Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan
perbaikan fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal.
c) Kortikosteroid (prednisone), dosis 1 mg/kg atau 60 mg/day
selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari.
d) Antiviral : asiklovir diberikan dengan dosis 400mg oral 5 kali
sehari selama 10 hari. Jika virus varisella zoster dicurigai dosis
tinggi 800 mg oral 5 kali/hari.
14. Dokter / petugas mengedukasi :
 Lindungi mata : lakukan perawatan mata lubrikasi ocular topical
(artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah corneal exposure.
 Fisioterapi atau akunpunctur dpt mempercepat perbaikan dan
menurunkan sequele.
15. Dokter / petugas menjelaskan efek samping obat yang diberikan
16. Dokter/petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, diagnose dan terapi kedalam
rekam medic pasien
17. Petugas/perawat meng-input ke system e-puskesmas.
6. Unit Terkait Ruang Pemeriksaan Umum
Ruang Laboratorium
Ruang Farmasi

3/3

Anda mungkin juga menyukai