Anda di halaman 1dari 3

BELL’S PALSY

No. Dokumen : 000/SOP/KPBM/III/2019


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 1 Maret 2019
Halaman : 1/3
Klinik Pratama Penanggung Jawab
Bhakti Medika Ttd PJ Klinik Bhakti Medika

dr. Vira Sardika


1. Pengertian Bells’palsy adalah paralisis fasialis perifer idiopatik, yang merupakan penyebab tersering
dari paralisis fasialis perifer unilateral.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah dalam melakukan penatalaksanaan kasus
Bell’s Palsy.
3. Kebijakan SK Direktur Klinik No. 440/36/SK/KPBM/2019 Tentang Layanan Medis dan Layanan
Terpadu pada Klinik Pratama Bhakti Medika.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
5. Prosedur/ A. Anamnesis
Langkah- 1. Menanyakan apa ada kelumpuhan otot wajah? Di bagian mana saja? Dan
langkah berapa lama waktunya? Mendadak atau perlahan?
2. Menanyakan apakah ada nyeri belakang telinga?
3. Menanyakan apakah ada penurunan produksi air mata?
4. Menanyakan apakah ada penurunan rasa pengecap pada lidah , di bagian mana
saja ?
5. Menanyakan apakah ada keluhan hiperakusis ipsilateral?
6. Menanyakan apakah ada riwayat terpaparn udara dingin (kehujanan, udara
malam, AC)?
7. Menanyakan apakah terdapat riwayat penyakit infeksi virus (HSV tipe 1),
Penyakit autoimun, Diabetes Mellitus, hipertensi dan kehamilan ?
B. Pemeriksaan Fisik
1. Neurologis ( saraf kranial, motorik, sensorik, serebelum) Saraf fasialis ( N. VII)
hilangnya lipatan (kerutan) dahi dan lipatan nasolabial unilateral
2. Pasien diminta untuk tersenyum dan bibir akan tertarik ke sisi wajah yang normal
(kontralateral)
3. Pasien diminta untuk mengangkat alis, sisi dahi yang lumpuh terlihat datar
4. Pada fase awal, adanya peningkatan salivasi
C. Diagnosis
1. Bell’s Palsy
D. Diagnosis Banding
1. Hemiparesis alternans
2. Acoustic neuroma dan lesi cerebellopontine angle
3. Otitis media akut atau kronik
4. Sindrom Ramsay Hunt
5. Amiloidosis
6. Aneurisma a.vertebralis, a.basilaris, a.carotis
7. Sindroma autoimun
8. Botulismus
9. Karsinomatosis
10. Cholesteatoma telinga tengah
11. Malformasi congenital
12. Schwannoma n. Fasialis
13. Infeksi gangliom genikulatum
14. Penyebab lain, misalnya trauma kepala
E. Penatalaksanaan
1. Pengobatan inisial
a. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6 hari,
diikutipenurunan bertahap total selama 10 hari.
b. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk pengobatan
Bells’ palsy
c. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan fungsi saraf
kranial, jika diberikan pada onset awal
d. Apabila tidak ada gangguan gungsi ginjal, antiviral (Asiklovir)dapat diberikan
dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari selama 7-10 hari. Jika virus varicella
zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari.
2. Lindungi mata
3. Perawatan mata: lubrikasi okular topikal dengan air mata artificial (tetes air mata
buatan) dapat mencegah corneal exposure. (lihat bagian pembahasan dry eye)
4. Fisioterapi atau akupunktur dapat dilakukan setelah melewati fase akut (+/- 2
minggu).
5. Pemeriksaan kembali fungsi nervus fascialis untuk memantau perbaikan setelah
pengobatan
Pasien dirujuk bila dicurigai kelainan lain (diagnosis banding), tidak menunjukkan
perbaikan, terjadi kekambuhan atau komplikasi
6. Hal-hal yang -
harus
diperhatikan
7. Unit Terkait Pelayanan Umum

8. Dokumen Rekam Medis


terkait

9. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai


historis diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai