Anda di halaman 1dari 3

BELLS’PALSY

No. Dokumen : /SOP/SMI/64


No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit : 10/04/2016
Halaman : 1/9

PUSKESMAS drg. Suhendro Rusli


SUKABUMI NIP 19611230 198903 1 007

1. PENGERTIAN Bells’palsy adalah paralisis fasialis perifer idiopatik, yang merupakan


penyebab tersering dari paralisis fasialis perifer unilateral.
2. TUJUAN Sebagai penerapan langkah langkah dalam melakukan diagnosis dan
terapi kasus bell’s palsy
3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Sukabumi No. 46/KAPUS/2016 Tentang
Pelayanan Klinis
4. REFERENSI Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
hk.02.02/menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. LANGKAH - 1. Anamnesis
LANGKAH 1. Menanyakan apah ada kelumpuhan otot wajah ? di bagian
mana saja? dan berapa lama waktunya? Mendadak atau
perlahan ?
2. Menanyakan apakah ada nyeri belakang telinga?
3. Menanyakan apakah ada penurunan produksi air mata?
4. Menanyakan apakah ada penurunan rasa pengecap pada lidah
, di bagian mana saja ?
5. Menanyakan apakah ada keluhan hiperakusis ipsilateral?
6. Menanyakan apakah ada riwayat terpaparn udara dingin
(kehujanan, udara malam, AC)?
7. Menayakan apakah terdapat riwayat penyakit infeksi virus
(HSV tipe 1), Penyakit autoimun, Diabetes Mellitus,
hipertensi dan kehamilan ?
2. Pemeriksaan Fisik
1. Neurologis ( saraf kranial, motorik, sensorik, serebelum) Saraf
fasialis ( N. VII) hilangnya lipatan (kerutan) dahi dan lipatan
nasolabial unilateral
2. Pasien diminta untuk tersenyum dan bibir akan tertarik ke sisi
wajah yang normal (kontralateral)
3. Pasien diminta untuk mengangkat alis, sisi dahi yang lumpuh
terlihat datar
4. Pada fase awal, adanya peningkatan salivasi
3. Pemeriksaan Penunjang
3.1 Laboratorium darah : Darah lengkap, gula darah sewaktu, tes
faal ginjal (BUN/ Kreatinin serum)
4. Diagnosis
1. Bell’s Palsy
5. Diagnosis Banding
1. Hemiparesis alternans
2. Acoustic neuroma dan lesi cerebellopontine angle
3. Otitis media akut atau kronik
4. Sindrom Ramsay Hunt
5. Amiloidosis
6. Aneurisma a.vertebralis, a.basilaris, a.carotis
7. Sindroma autoimun
8. Botulismus
9. Karsinomatosis
10. Cholesteatoma telinga tengah
11. Malformasi congenital
12. Schwannoma n. Fasialis
13. Infeksi gangliom genikulatum
14. Penyebab lain, misalnya trauma kepala
6. Penatalaksanaan
1. Pengobatan inisial
a. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day
selama 6 hari, diikutipenurunan bertahap total selama 10
hari.
b. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif
untuk pengobatan Bells’ palsy
c. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan
perbaikan fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal
d. Apabila tidak ada gangguan gungsi ginjal, antiviral
(Asiklovir)dapat diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali
sehari selama 7-10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai,
dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari.
2. Lindungi mata
Perawatan mata: lubrikasi okular topikal dengan air mata
artificial (tetes air mata buatan) dapat mencegah corneal
exposure. (lihat bagian pembahasan dry eye)
3. Fisioterapi atau akupunktur dapat dilakukan setelah melewati
fase akut (+/- 2 minggu).
2/3
4. Pemeriksaan kembali fungsi nervus fascialis untuk memantau
perbaikan setelah pengobatan
5. Pasien dirujuk bila dicurigai kelainan lain (diagnosis
banding), tidak menunjukkan perbaikan, terjadi kekambuhan
atau komplikasi

6. DIAGRAM
ALIR Pasien datang
dengan gejala
bell’s Palsy

1 Anamnesa Pemeriksaan
2 Pemeriksaan fisik laboraturium darah
lengkap, GDS, tes faal
ginjal

Diagnosis
campak
tidak ya

Diagnosis Banding: Penatalaksanaan:


1. Hemiparesis alternans 1. Pengobatan inisial
2. Acoustic neuroma dan lesi 2. Lindungi mata
3. Fisioterapi/ akupuntur
cerebellopontine angle
4. Pemeriksaan kembali n.VII
3. Otitis media akut atau
kronik
4. Sindrom Ramsay Hunt Sembuh Komplikasi
1. Tidak menunjukkan
5. Amiloidosis
perbaikan
6. Aneurisma a.vertebralis, 2. Terjadi kekambuhan
a.basilaris, a.carotis atau komplikasi
7. Sindroma autoimun
8. Botulismus
RUJUK
9. Karsinomatosis
10. Cholesteatoma telinga
tengah
11. Malformasi congenital
12. Schwannoma n. Fasialis
13. Infeksi gangliom
genikulatum
14. Penyebab lain, misalnya
trauma kepala

7. UNIT
Poliklinik umum
TERKAIT
3/3

Anda mungkin juga menyukai