Anda di halaman 1dari 3

GANGGUAN SOMATOFORM

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/ /2019


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 15 Mei 2019
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS Dasep Hidayat, SKM


LIMBANGAN NIP.196504021992031008

1. Pengertian Gangguan somatoform merupakan suatu kelompok kelainan psikiatrik


yang manifestasinya dapat berupa berbagai gejala fisik yang dirasakan
signifikan oleh pasien namun tidak ditemukan penyebabnya secara medis.
2. Tujuan Sebagai penerapan langkah langkah dalam melakukan diagnosis dan terapi
kasus gangguan somatofrm.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Limbangan Nomor
......................... tentang Layanan Klinis.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur 1. Anamnesa
a. Menanyakan apakah ada keluhan atau gejala fisik berulang;
b. Menanyakan apakah ada permintaan pemeriksaan medis;
c. Menanyakan apakah ada hasil pemeriksaan medis yang tidak
menunjukkan adanya kelainan keluhan tesebut;
d. Menanyakan apakah onset dan kelanjutan dari keluhan berhubungan
erat dengan peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan atau
konflik- konflik;
e. Pasien biasanya menolak upaya untuk membahas kemungkinan
adanya penyebab psikologis;
f. Pasien biasanya menolak upaya untuk membahas kemungkinan
adanya penyebab psikologis.

2. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengeksklusi kelainan organik yang
dianggap relevan dengan keluhan pasien.

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengeksklusi kelainan organik yang
dianggap relevan dengan keluhan pasien.

4. Diagnosis
Gangguan somatoform.

5. Terapi
a. Membangun kemitraan dengan dan kepercayaan dari pasien.

1
a. Mendiskusikan kemungkinan ini sedini mungkin dengan pasien.
b. Dokter perlu mengedukasi pasien mengenai gangguan yang
dialaminya dengan berempati dan menghindari konfrontasi.
Dokter harus menunjukkan kesungguhan untuk membantu
pasien sebaik-baiknya, tanpa memaksa pasien untuk menerima
pendapat dokter.
c. Pemeriksaan medis dan rujukan ke layanan sekunder yang tidak perlu
harus dihindari. Bila ada gejala baru, dokter perlu berhati- hati dalam
menganjurkan pemeriksaan atau rujukan.
d. Dokter harus memfokuskan penatalaksanaan pada fungsi pasien
sehari-hari, bukan gejala, serta pada pengelolaan gejala, bukan
penyembuhan.
e. Dokter perlu menekankan modifikasi gaya hidup dan reduksi stres.
Keluarga pasien dapat dilibatkan dalam tatalaksana bila
memungkinkan dan diperlukan.
f. Dokter perlu menjadwalkan pertemuan yang reguler sebagai follow-
up.
g. Dokter perlu berkolaborasi dengan psikiater bila diperlukan.
h. Cognitive behavior therapy (CBT).
i. Penggunaan obat harus berdasarkan indikasi yang jelas.
6. Diagram Alir

Pasien datang dengan


gejala gangguan
somatoform

1 Anamnesa 1. Ekslusi kelainan organik


2 Pemeriksaan fisik

Diagnosis gangguan
somatoform

tidak ya
Diagnosis Lain Terapi
1 Bukan gangguan
1. Edukasi
somatofrm 2. Cognitive Behavior
Therapy (CBT)

Gejala menetap
Sembuh

Rujuk

7. Hal-hal yang -
harus

2
diperhatikan
8. Unit Terkait Pendaftaran
Rawat Jalan ( poli umum, apotik)

9. Dokumen Rekam Medis


Terkait
10. Rekaman
Historis Tanggal mulai
Perubahan NO Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai