PENDAHULUAN
Luka terbuka yaitu luka yang melibatkan robekan pada kulit/membran mukosa,
penyebab luka terbuka bisa karena trauma oleh benda tajam atau trauma oleh benda tumpul.
Luka terbuka yang dibiarkan atau perawatannya tidak benar maka hal-hal yang dapat terjadi
diantaranya adalah infeksi yang ditandai terdapat nanah pada luka yang biasanya menimbulkan
warna kuning, hijau/coklat tergantung pada jenis bakteri penyebab, dan juga bisa ditandai
dengan demam, nyeri tekan serta nyeri pada daerah luka. Terpisahnya luka secara total dapat
menimbulkan eviserasi yaitu keluarnya organ visceral melalui luka yg terbuka, serta dapat
menimbulkan hematoma yaitu pengumpulan darah lokal dibawah jaringan. Hematoma seperti
Luka robek, laserasi, atau vulnus laceratum merupakan luka yang tepinya tidak rata,
compang-camping, bergerigi yang disebabkan oleh benda yang permukaannya tidak rata,
seperti luka yang dibuat oleh kaca atau goresan kawat (Smeltzer, Bare, 2001).
Luka laserasi sekecil apapun, karena kelalaian yang biasa terjadi pada rumah tangga
umumnya dibiarkan sembuh dengan sendirinya. Hal ini menyebabkan luka menjadi rentan
terkena infeksi, yang dapat menghambat kecepatan penyembuhan luka, sehingga diperlukan
penanganan yang tepat dan cepat untuk mengobati luka tanpa harus berobat ke rumah sakit
(Diegelmann, Evans, 2004). Luka yang tidak segera ditangani maka akan terjadi
pembengkakan dan perdarahan. Luka dalam akan membusuk dan akan mengeluarkan
Proses pengobatan luka robek membutuhkan hecting bagian dalam luka dengan
menggunakan catgut dan hecting bagian luar luka dengan menggunakan silk lalu diberi larutan
povidone iodine untuk mempercepat pengeringan luka dan mencegah infeksi serta tutup luka
dengan menggunakan kain kasa steril dan rekatkan dengan plester. Efek samping obat modern
yaitu povidone iodine menyebabkan iritasi, reaksi toksik dari povidone iodine, kulit terbakar
dan peubahan warna kulit karena zat warna yang ada dalam povidone iodine (Ika, 2014).
Di Indonesia kepercayaan masyarakat pada obat herbal terus meningkat. Menurut data
Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007, masyarakat yang memilih mengobati diri sendiri
dengan obat tradisional mencapai 29,69%, meningkat dalam waktu tujuh tahun dari yang
semula hanya 15,2%. Menurut WHO, 80% populasi di negara Asia dan Afrika menggunakan
cara pengobatan tradisional yaitu obat herbal karena lebih murah, lebih mudah didapat, dan
efek samping yang rendah (Kumar dkk, 2007). Faktor yang mendorong masyarakat untuk
menggunakan obat bahan alam antara lain mahalnya harga obat modern/sintetis dan banyaknya
aktivitas penyembuhan luka sayat pada hewan coba yang diberi ekstrak etanol cocor bebek
sebesar 86,3% dibandingkan dengan hewan coba pada kelompok kontrol 68% pada hari ke-11
Salah satu alternatif pengobatan yang relatif lebih aman adalah dengan menggunakan
tumbuhan sebagai obat tradisional. Cocor bebek (Kalanchoe Pinnata) merupakan salah satu
tanaman yang berkhasiat obat. Cocor bebek berkhasiat antiradang, antiseptik, penghenti
perdarahan, antipiretik, dan mengurangi pembengkakan (Hasyim dkk, 2012). Cocor bebek
mengandung senyawa tannin, flavonoid, dan saponin yang dapat mempercepat waktu
Tumbuhan cocor bebek tersebar merata secara geografis di daerah tropis, Afrika Selatan
dan daerah Asia Selatan. Di Indonesia, tumbuhan ini digunakan sebagai salah satu tumbuhan
obat yang digunakan dalam pengobatan terhadap infeksi, rematik, batuk, demam dan radang
(Hutapea, 1994).
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang
pengaruh pemberian ekstrak topikal daun cocor bebek (kalanchoe pinnata) terhadap kecepatan
penyembuhan luka robek (vulnus laceratum) pada tikus putih jantan (rattus norvegicus strain
wistar).
Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak topikal daun cocor bebek (kalanchoe pinnata)
terhadap kecepatan penyembuhan luka robek (vulnus laceratum) pada tikus putih jantan (rattus
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak topikal daun
cocor bebek (kalanchoe pinnata) terhadap kecepatan penyembuhan luka robek (vulnus
satuan hari pada tikus putih jantan (rattus norvegicus strain wistar).
2.Untuk mengetahui konsentrasi minimal yang terbaik pada ekstrak daun cocor bebek
ilmiah tentang ekstrak topikal daun cocor bebek (kalanchoe pinnata) dalam proses
daun cocor bebek (kalanchoe pinnata) pada proses penyembuhan luka robek (vulnus
laceratum).