Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Infeksi nifas masih berperan sebagai penyebab utama kematian ibu
terutama di negara berkembang seperti Indonesia ini, masalah itu terjadi akibat
adanya pelayanan kebidanan yang masih jauh dari sempurna. Faktor penyebab
lain terjadinya infeksi nifas diantaranya, daya tahan tubuh yang kurang, perawatan
nifas yang kurang baik, kurang gizi atau malnutrisi, anemia, hygiene yang kurang
baik, serta kelelahan. Upaya pemantauan yang melekat dan asuhan pada ibu dan
bayi yang baik pada masa nifas di harapkan dapat mencegah kejadian tersebut
(BKKBN, 2006).
Ibu nifas yang dilakukan tindakan episiotomi perlu mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang perawatan luka perineum, karena faktor ini
sangat mempengaruhi proses penyembuhan luka perineum. Pengetahuan adalah
merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap
obyek tertentu (Notoatmodjo 2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Overt
Behaviour).
Luka perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada jalan rahim
maupun karena episiotomy pada saat melahirkan janin. Robekan perineum terjadi
pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi pada
persalinan berikutnya (Wiknjosastro, 2008).
Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh
seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-
pemahaman baru. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum harus
diajarkan dan ditanamkan dari pertama kali seorang petugas kesehatan (perawat)
melakukan perawatan luka.
Menurut survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 angka
kematian ibu bersalin di Indonesia saat ini 307 per 100.000 kelahiran hidup. Salah
satunya disebabkan oleh infeksi mencapai 9,6 %. Asuhan masa nifas diperlukan
dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya.
Dengan melakukan pemantauan yang ketat pada ibu dan bayi, maka dapat
mencegah beberapa kematian ibu pada masa nifas (Prawirohardjo, 2005). Bila ibu
nifas mampu melakukan perawatan luka perineum dengan benar selama di rumah,
ditunjang dengan status gizi yang baik maka proses penyembuhan luka akan
berjalan dengan normal sesuai masa penyembuhan luka. dan resiko terjadinya
infeksi masa nifas dapat dihindari.
Luka jalan lahir yang dialami oleh ibu nifas memerlukan kecermatan dan
sangat membutuhkan perhatian untuk mencegah terjadinya infeksi. Perlukaan
jalan lahir sangat berbeda dengan luka-luka di bagian tubuh lain karena terletak di
bagian yang sulit dilihat oleh ibu itu sendiri, dan terletak di daerah yang rawan
terkena infeksi karena berkaitan dengan eliminasi yaitu berdekatan dengan
pengeluaran urin dan faeses. Di samping itu juga karena terletak di daerah yang
sangat sensitif di antara kedua lipatan anus yang kita pergunakan duduk maka
sangat nyeri apabila pada posisi duduk. Maka dari itu perawatan pada perlukaan
jalan lahir ini perlu mendapat perhatian khusus dari tenaga kesehatan, khususnya
bidan yang memiliki wewenang langsung di bidang asuhan organ reproduksi
untuk memberi rasa nyaman dan mencegah komplikasi yang mungkin bisa terjadi
seperti infeksi pada jahitan perineum. Untuk mencegah infeksi pada luka jalan
lahir, maka virgin coconut oil (VCO) yang memiliki khasiat sebagai antiseptik,
antiinfeksi dan dapat mengurangi rasa nyeri serta memberi kenyamanan.
Pada penelitian eksperimental sungguhan yang dilakukan oleh Jaya, Fidi
Bhawana, (2015) mengenai efek Virgin Coconut Oil dalam mempercepat
penyembuhan luka pada 30 ekor mencit galur Swiss Webster jantan dengan luka
insisi yang dibagi secara acak dalam 3 kelompok perlakuan (n=10) yaitu
kelompok kontrol uji VCO, kelompok kontrol positif Povidone Iodine 10% dan
kelompok kontrol negative NaCl 0,9%. Hasil Penelitian didapatkan kecepatan
penyembuhan luka yang paling cepat adalah pada kelompok VCO. Simpulan VCO
mempercepat penyembuhan luka secara makroskopis dan potensinya setara
dengan Povidone Iodine 10% secara mikroskopis.3 Pada penelitian tentang
pemanfaatan Virgin Coconut Oil, dengan teknik massage diharapkan dapat
meminimalisir terjadinya infeksi dan dapat menjadi terapi penyembuhan luka
dekubitus derajat II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian massage dengan VCO dalam penyembuhan luka dekubitus derajat II.
Minyak kelapa murni (virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang
dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan tanpa pemanasan sama
sekali dan tanpa bahan kimia. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama
asam laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti bakteri , anti fungi, dan anti virus.
Tubuh mengolah asam laurat menjadi monolaurin yang bertanggung jawab
sebagai penghancur virus, dan bakteri, seperti bakteri Streptococcus,
Staphylococcus Aureus yang sangat berbahaya, dan jamur Candida Albicans yang
sangat umum membuat infeksi pada manusia.
Efek kayumanis juga dapat berkhasiat pada penanganan nyeri perineum
dan proses kesembuhan luka episiotomi. Penelitian eksperimen untuk mengetahui
efek kayumanis terhadap nyeri dan luka episiotomi pernah dilakukan oleh
Mohammadi, A., Mohammad-Alizadeh-Charandabi, S., Mirghafourvand, M.,
Javadzadeh, Y., Fardiazar, Z., Effati- Daryani, F. (2014) dengan metode double
blind randomized placebo control trial. Jumlah responden pada penelitian ini
berjumlah 114 ibu pospartum yang dibagi menjadi 2 group . Intervensi dilakukan
1 jam setelah proses episiotomi selesai dilakukan. Responden mendapatkan
perawatan salep kayumanis dan salep plasebo sejumlah 2 ml yang di gunakan
setiap 12 jam selama 10 hari. Nyeri perineum diukur dengan menggunakan VAS
(Visual Analog Scale) dengan skala 1-10, sedangkan untuk proses kesembuhan
luka episiotomi di ukur dengan REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis,
Discharge, Approximation) dengan skala 0-15. Hasil penelitian ini menunjukan
skore pada kelompok salep kayumanis secara signifikan lebih rendah dibanding
kelompok plasebo, baik untuk nyeri maupun proses kesembuhan luka.
Tanaman andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) merupakan salah
satu tumbuhan rempah dengan kandungan minyak atsiri yang banyak terdapat di
daerah Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada
daerah berketinggian 1,500 m dpl, ditemukan tumbuh liar di daerah Tapanuli
Utara dan digunakan sebagai rempah pada masakan adat Batak Angkola dan
Batak Mandailing (Wongso, 2012). pada penelitian Tarigan (1999), membuktikan
bahwa kandungan terpenoid dari buah andaliman mempunyai aktivitas
antioksidan dan antimikroba.
Andaliman mengandung senyawa flavonoid. senyawa flavonoid pada
andaliman juga dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba. Hal ini memberikan
peluang bagi andaliman sebagai bahan baku senyawa antioksidan dan antimikroba
bagi industri pangan dan farmasi (Wijaya, 1999).
Tanaman Andaliman Sebagai Penghasil Minyak Atsiri. Minyak atsiri
didefinisikan sebagai suatu kelompok dari senyawa berbau (odorus), larut dalam
alcohol, terdiri dari campuran eter, aldehida, keton, dan terpen (Nychas dan
Tassou, 2000).
Minyak atsiri digunakan secara luas pada parfum, kosmetik, perasa dan
pengawet makanan dan minuman, dan juga pada produk pembersih rumah tangga.
Beberapa minyak atsiri telah lama digunakan secara medis, dari perawatan kulit
hingga pengobatan kanker. Namun penggunaan minyak atsiri yang paling utama
saat ini adalah untuk keperluan aromaterapi, yaitu salah satu jenis pengobatan
alternatif yang menyatakan bahwa aroma tertentu yang berasal dari tanaman
memiliki efek penyembuhan (Anonim, 2012).
Solusi dari masalah tersebut adalah mengimplementasikan pemanfaatan
campuran antara minyak VCO ( Virgin Coconut Oil ) dengan Ekstrak Andaliman
( Zanthoxylum acanthopodium DC) beserta Ekstrak Kayumanis Tiongkok
( Cinnamomum cassia) sebagai anti nyeri dengan terapi komplementer dan juga
dalam terapi luka Perineum sehingga membantu mempercepat proses
penyembuhan luka dari perenium, dan mencegah infeksi pada luka perenium.

Tujuan dan Manfaat


Tujuan yang ingin dicapai dari gagasan tertulis ini adalah mendeskripsikan
pemberdayaan tanaman lokal sehingga dapat di gunakan sebagai alternatif
pengobatan pada luka perenium dikalangan ibu nifas. Selain itu, gagasan ini dapat
membantu tenaga kesehatan dalam penerapan asuhan perawatan luka pada
perenium.
GAGASAN

Akibat masih tingginya angka infeksi ibu nifas yang terjadi, menjadi salah
satu penyebab kematian pada ibu melahirkan dinegara berkambang salah satunya
Indonesia, yang membuat perlunya upaya alternatif dalam dapat menanggulangi
infeksi tersebut. Salah satu infeksi yang disebabkan dari perawatan ibu nifas yang
kurang baik adalah infeksi pada luka perinium. Luka perineum didefinisikan
sebagai adanya robekan pada jalan rahim maupun karena tindakan episiotomi
pada saat melahirkan janin. Robekan perineum terjadi pada hampir semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya
(Wiknjosastro, 2008). Dan Ibu nifas yang dilakukan tindakan episiotomi perlu
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perawatan luka perineum, karena
faktor ini sangat mempengaruhi proses penyembuhan luka perineum. Pengetahuan
adalah salah satu dari hal yang terpenting setelah orang melakukan penginderaan
terhadap obyek tertentu (Notoatmodjo 2007). Oleh sebab itu pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (Overt Behaviour). Sehingga hal ini mendorong terbentuknya salah satu
upaya alternatif yang begitu juga penting dalam tindakan penanganan luka
perinium pada ibu nifas, salah satu upaya penggobatan alternatif yang banyak
dingunakan pada negara berkembang khususnya indonesia adalah berupa obat
tradisional yang mana obat-obatan tradisional merupakan bahan atau ramuan
bahan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran dari bahan yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. Tidak hanya pengalaman, penelitian lebih
lanjut mengenai obat-obat tersebut juga sangat diperlukan, berdasarkan penelitian
pada Minyak kelapa murni (virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang dibuat
dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan tanpa pemanasan sama sekali dan
tanpa bahan kimia. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat ini
memiliki sifat antibiotik, anti bakteri,jamur, dan anti virus.Tubuh mengolah asam
laurat menjadi monolaurin yang bertanggung jawab sebagai penghancur virus, dan
bakteri, seperti bakteri Streptococcus, Staphylococcus Aureus yang sangat
berbahaya, dan jamur Candida Albicans yang sangat umum membuat infeksi pada
manusia.
Pada penelitian eksperimental sungguhan yang dilakukan oleh Jaya, Fidi
Bhawana, (2015) mengenai Efek Virgin Coconut Oil dalam Mempercepat
Penyembuhan Luka pada 30 ekor mencit galur Swiss Webster jantan dengan luka
insisi yang dibag secara acak dalam 3 kelompok perlakuan (n=10) yaitu kelompok
VCO, kelompok kontrol positif PovidoneIodine 10% dan kelompok kontrol
negative NaCl 0,9%. Hasil Penelitian didapatkan kecepatan penyembuhan luka
yang paling cepat adalah pada kelompok VCO. Simpulan VCO mempercepat
penyembuhan luka secara-makroskopis dan potensinya setara dengan Povidone
Iodine 10% secara mikroskopis.3 Pada penelitian tentang pemanfaatan virgin
coconut oil, dengan teknik massage diharapkan dapat meminimalisir terjadinya
infeksi dan dapat menjadi terapi penyembuhan luka dekubitus derajat II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian massage dengan
VCO dalam penyembuhan luka dekubitus derajat II. Dan kemudian pada kayu
manis berdasarkan penelitian mengenai kayu manis tertanya kayu manis meliki
efek terhadap nyeri perinium dan proses kesembuhan luka episiotomi.
Penelitian eksperimen untuk mengetahui efek kayu manis terhadap nyeri dan luka
episiotomi pernah dilakukan oleh Mohammadi, A., Mohammad-Alizadeh-
Charandabi, S., Mirghafourvand, M., Javadzadeh, Y., Fardiazar, Z., Effati-
Daryani, F. (2014) dengan metode double blind randomized placebo control trial.
Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 114 ibu pospartum yang dibagi
menjadi 2 group . Intervensi dilakukan 1 jam setelah proses episiotomi selesai
dilakukan. Responden mendapatkan perawatan salep kayumanis dan salep plasebo
sejumlah 2 ml yang di gunakan setiap 12 jam selama 10 hari. Nyeri perineum
diukur dengan menggunakan VAS (Visual Analog Scale) dengan skala 1- 10,
sedangkan untuk proses kesembuhan luka episiotomi di ukur dengan REEDA
( Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation) dengan skala 0-15.
Hasil penelitian ini menunjukan skore pada kelompok salep kayumanis secara
signifikan lebih rendah dibanding kelompok plasebo, baik untuk nyeri maupun
proses kesembuhan luka. Kemudian didapati pada Tanaman andaliman
(Zanthoxylum acanthopodium DC) merupakan salah satu tumbuhan rempah yang
banyak terdapat di daerah Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara, Sumatera
Utara, pada daerah berketinggian 1,500 m dpl, ditemukan tumbuh liar di daerah
Tapanuli dan digunakan sebagai rempah pada masakan adat Batak Angkola dan
Batak Mandailing (Wongso, 2012). penelitian Tarigan (1999), membuktikan
bahwa kandungan terpenoid dari buah andaliman mempunyai aktivitas
antioksidan dan antimikroba. Andaliman mengandung senyawa flavonoid.
senyawa flavonoid pada andaliman juga dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba.
Hal ini memberikan peluang bagi andaliman sebagai bahan baku senyawa
antioksidan dan antimikroba bagi industri pangan dan farmasi (Wijaya, 1999).
Tanaman Andaliman Sebagai Penghasil Minyak Atsiri. Minyak atsiri
didefinisikan sebagai suatu kelompok dari senyawa berbau (odorus), larut dalam
alcohol, terdiri dari campuran eter, aldehida, keton, dan terpen (Nychas dan
Tassou, 2000). Minyak atsiri digunakan secara luas pada parfum, kosmetik,
perasa dan pengawet makanan dan minuman, dan juga pada produk pembersih
rumah tangga. Beberapa minyak atsiri telah lama digunakan secara medis, dari
perawatan kulit hingga pengobatan kanker. Namun penggunaan minyak atsiri
yang paling utama saat ini adalah untuk keperluan aromaterapi, yaitu salah satu
jenis pengobatan alternatif yang menyatakan bahwa aroma tertentu yang berasal
dari tanaman memiliki efek penyembuhan (Anonim, 2012).
Kemudian didapati ternyata Pemanfaatan campuran antar minyak VCO
( Virgin Coconut Oil ) dengan Ekstrak Andaliman ( Zanthoxylum acanthopodium
DC) beserta Ekstrak Kayumanis Tiongkok ( Cinnamomum cassia) sebagai Anti
Radang serta Anti Nyeri dalam terapi Luka Episiotomi, Nyeri Perineum, Nyeri
Otot (Myalgia) dan Nyeri Punggung (Lumbal Strain) pada Ibu Hamil Trimester
III dengan Praktik Komplementer Kebidanan. Karena itu pemanfaatan minyak
andaliman yang dicampur dengan minyak kelapa dan kayu manis bisa dijadikan
salah satu obat herbal yang dapat membantu penyembuhan luka perinium pada ibu
nifas, hal ini sangat banyak memberikan manfaat tidak hanya untuk terapi
penyembuhan luka perinium nama juga bermanfaat untuk membudidayakan
tanaman lokal yang memiliki banyak khasiat.
Berbeda halnya dengan terapi pengobatan sediaan sintetik pada dunia
kefarmasian. Sedian herbal ini, merupakan tindakan dalam penagulangan
komplementer yang dapat di tujukan pada peredaan nyeri di luka perineum
terkhususnya pada gejala nyeri yang dirasakan. Dengan guna pemanfaatan
tanaman liar yang tidak hanya digunakan sebagai rempah masakan di dapur,
namun dapat berguna sebagai efek farmakoterapi non-farmakologi.
Pihal-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu dan menunjang dalam
pengimplementasian gagasan diantaranya:
1. Dosen sebagai pembimbing
Dosen pebimbuing sebagai sarana untuk berkonsultasi mengenai
perancangan, pembuatan dan dalam mensosialisasikan sedian terhadap tenaga
kesehatan terkhusus Bidan dalam memenuhi kebutuhan Ibu hamil di masa
nifasnya dengan tindakan terapi komplementer
2. Masyarakat
Masyarakat sebagai sasaran penerimaan manfaat dari pemanfaatan
tanaman liar yang dapat dialokasikan sebagai obat-obatan tradisional terapi
komplementer.
3. Lembaga lingkungan
Seperti pemerintah setempat yang dapat mengadakan edukasi terhadap
masyarakat, dalam mengedepankan tanaman lokal dalam pembudidayaan
4. Sponsor

Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk


pengimplementasian gagasan, sehingga tujuan dari judul karya tulis ilmiah ini
dapat terealisasikan dengan baik di daerah target agar tidak mengalami hambatan.
1. Penelitian dan percobaan alat dan bahan
Tahap ini agar memastikan perpandingan uji efektifitas sediaan terhadapap
gejala permasalahan.
2. Merancang tim penyuluhan edukasi
Agar masyarakat dapat memahami secara baik terhadap penggunaan
khasiat obat tradisional lokal yang bisa didayakan dalam penyembuhan luka.
3. Pengontrolan yang dilakukan secara berkala
4. Evaluasi dan revisi, yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan
saat pengedukasian terhadap masayarakat serta tindakan kebidanan
pada terapi komplementer

KESIMPULAN

Pendiskripsian dalam pemberdayaan tanaman lokal sehingga dapat di


gunakan sebagai alternatif pengobatan pada luka perenium dikalangan ibu nifas.
Selain itu, gagasan ini dapat membantu tenaga kesehatan dalam penerapan asuhan
perawatan luka pada perenium. Karena itu pemanfaatan minyak andaliman yang
dicampur dengan minyak kelapa dan kayu manis bisa dijadikan salah satu obat
herbal yang dapat membantu penyembuhan luka perinium pada ibu nifas, hal ini
sangat banyak memberikan manfaat tidak hanya untuk terapi penyembuhan luka
perinium nama juga bermanfaat untuk membudidayakan tanaman lokal yang
memiliki banyak khasiat.

Anda mungkin juga menyukai